BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA MEUBEL ROTAN CAHAYA BERSATU KOTA GORONTALO. Oleh : Ronald Ishak

PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA SESI: V HRM COMPENSATION. Kompensasi Insentif Bagi Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia merupakan unsur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan. Dan salah satu upaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (output) bagi pelanggan. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB II LANDASAN TEORI. dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya tidak terlepas dengan adanya proses manajemen. Tanpa adanya manajemen maka proses aktivitas-aktivitas perusahaan tidak akan berjalan dengan baik dan optimal. Manajemen merupakan proses yang khas yang dilakukan dalam perusahaan, dalam proses manajemen terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan dan mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lain. Manajemen pada saat ini telah berkembang menjadi ilmu yang perkembangannya sangat pesat. Untuk lebih memahami apa itu manajemen sumber daya manusia. Sebaiknya kita terlebih dahulu meninjau pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Dengan kata lain manajemen adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Ada banyak pendapat tentang definisi manajemen, meski definisi itu berbeda bunyinya, tetapi pada pokoknya unsur-unsur yang ada didalamnya pada dasarnya sama, diantaranya adalah: Menurut Malayu Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber daya Manusia (2007:7) mengemukakan sebagai berikut : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu Sedangkan menurut Mary Parker yang dikutip oleh Ernie Tisnawati Sule dan Kurnia Saefullah dalam buku Pengantar Manajemen (2006;5) mengemukakan bahwa : 4

Management is the art of getting things done through people. Artinya : Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu masalah melalui orang lain Sadono Sukirno yang dikutip oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng dalam bukunya Pengantar Bisnis (2006:60) mendefinisikan bahwa manajemen sebagai berikut : Manajemen merupakan kegiatan pimpinan perusahaan dan manajer lain untuk melakukan perencanaan, mengorganisasikan sumber daya manusia untuk melaksanakan tindakan, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaannya. Secara ringkas manajemen berarti keterampilan/seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien dengan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.1.2 Fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukan oleh para penulis tidak sama, tergantung pada sudut pandang mereka sebagai perbandingan, Berikut adalah pembagian fungsi-fungsi Manajemen antara lain : 1. Perencanaan (Planning) Adalah menentukan sasaran organisasi dan sarana untuk mencapainya 2. Pengorganisasian (Organizing) Adalah menetapkan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa. 5

3. Kepemimpinan (Leading) Adalah memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi. 4. Pengendalian (Controlling) Adalah mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan mengambil tindakan koreksi bilamana dibutuhkan. 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia didalam organisasi dapat digunakan secara efektif supaya mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Ide pencapaian tujuan merupakan hal utama dari setiap bentuk manajemen. Jika tujuan tidak tercapai secara berkesinambungan, maka keberadaan organisasi akan berakhir. Dengan kata lain manajemen sumber daya manusia mempunyai fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan) yang diterapkan dalam bidang sumber daya manusia (terhadap fungsi-fungsi operasional sumber daya manusia meliputi pengadaan, pengembangan, pengaturan balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan) terhadap tenaga kerja untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Enam fungsi operasional sumber daya manusia antara lain : 1. Pengadaan tenaga kerja (Procurement) Adalah fungsi yang merupakan suatu usaha manajemen sumber daya manusia untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga kerja tepat agar tercapai tujuan organisasi 2. Pengembangan (Development) Fungsi ini dilakukan untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan karyawan dalam operasional, melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam perusahaan maupun luar perusahaan. 6

3. Kompensasi (Compensation) Fungsi ini dirumuskan untuk dapat memberikan balas jasa yang memadai dan layak terhadap karyawan atas prestasi yang disumbangkan untuk mencapai tujuan perusahaan 4. Integrasi (Integration) Fungsi integrasi merupakan usaha untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan kepentingan perusahaan dengan karyawan, kepentingan masyarakat dengan kepentingan perusahaan. 5. Pemeliharaan (Maintenance) Fungsi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan melalui pemeliharaan komunikasi yang baik, pelayanan karyawan untuk kesehatan, kesejahtraan serta jaminan sosial (asuransi tenaga kerja) 6. Pemutusan Hubungan Kerja (Separation) Fungsi ini dijalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku (peraturan pemerintah) untuk pemutusan hubungan kerja, sehingga tidak akan merugikan perusahaan maupun karyawan berdasarkan perundang-undangan. Supaya pengertian Sumber Daya Manusia itu lebih jelas. Maka penulis akan mengemukakan beberapa definisi mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia. Umumnya perusahaan menyebut Sumber Daya Manusia ini dengan sebutan HRD (human resources management), diantaranya menurut T. Hani Handoko yang dikutip oleh Ike Kusdyah Rachmawati dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2008;3) pengertian Sumber Daya Manusia sebagai berikut : Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. 7

Menurut Malayu S.P, Hasibuan dalam bukuya Manajemen Sumber Daya Manusia (2007;10) mengungkapkan pengertian sumber daya manusia sebagai berikut : Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu dan seni mengatur hubungan dan perananan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Mangkunegara yang dikutip oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng dalam bukunya Pengantar Bisnis (2006;94) mengemukakan sebagai berikut : Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu atau pegawai. Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu yang dan seni yang mengkaji masalah tenaga kerja manusia yang diatur sesuai urutan dan fungsinya agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 2.3 Kompensasi Karyawan 2.3.1 Pengertian Kompensasi Karyawan Salah satu fungsi tradisional dari manajemen sumber daya manusia adalah penentuan kompensasi para karyawannya. Didalam organisasi modern, dengan berbagai macam rupa tunjangan karyawan sangat mahal, program insentif gaji, dan skala gaji yang terstruktur. Dengan adanya kebutuhan karyawan akan pendapatan dan keinginan diperlakukan wajar oleh organisasi menjadikan program kompensasi menjadi semakin vital bagi departemen sumber daya manusia. Ada beberapa pendapat yang dikemukan para ahli tentang definisi kompensasi karyawan. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai kompensasi, diantaranya sebagai berikut : 8

Menurut Malayu S.P, Hasibuan (2007:133) definisi kompensasi karyawan ialah sebagai berikut : Kompensasi adalah segala pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Menurut Ike Kusdyah Rachmawati dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2007:144) ialah sebagai berikut : Kompensasi adalah salah satu cara organisasi untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pada karyawan. Sedangkan menurut Mutiara. S panggabean dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2006:75) mengemukakan sebagai berikut : Kompensasi ialah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atau kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan atas apa yang telah dilakukan karyawan kepada organisasi. 2.3.2 Penggolongan Kompensasi Kompensasi menurut bentuknya dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Kompensasi Finansial Kompensasi finansial ialah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk uang atau materi, pada kompensasi ini semuanya berbentuk materi dan mempunyai nilai yang telah ditetapkan perusahaan. Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan prestasi kerja, serta efisiensi dan 9

efektivitas produksi. Oleh karena itu, bila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaransasaran organisasi. Contoh kompensasi finansial : a. Gaji ialah balas jasa yang diberikan kepada pegawai yang bekerja dibagian administrasi, manajerial dan pegawai yang memiliki keahlian tertentu. Gaji ini diberikan secara teratur pada suatu periodik tertentu yang pasti. b. Upah ialah balas jasa yang diberikan kepada pegawai berdasarkan jam kerja, jangka waktu kerja (harian/mingguan) atau berdasarkan pengeluaran yang dihasilkan. c. Insentif ialah kompensasi dari perusahaan kepada karyawan yang bersifat memotivasi, yang dibuat sedemikian rupa agar karyawan mendapatkan penghargaan sesuai kinerja perusahaan dan kinerjanya serta senantiasa meningkatkan prestasi kerjanya. d. Tunjangan adalah sejumlah uang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kebutuhan hidup layak yang nilainya dipengaruhi pangkat karyawan, contoh-contoh tunjangan antara lain : o Tunjangan Keluarga ialah sejumlah uang yang diberikan kepada karyawan sebagai bantuan untuk kehidupan rumah tangga karyawan o Tunjangan Jabatan adalah sejumlah uang yang diberikan berdasarkan Jabatan yang disandang karyawan o Tunjangan Pendidikan adalah sejumlah uang yang diberikan kepada karyawan sebagai bantuan pendidikan untuk menunjang usaha peningkatan pengetahuan, kualitas dan keterampilan karyawan maupun keluarganya. o Tunjangan Hari Raya adalah sejumlah uang yang diberikan Perusahaan kepada Karyawan dalam rangka menjalani hari raya keagamaan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku 10

2. Kompensasi Non Finansial Kompensasi non finansial ialah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan bukan dalam bentuk uang atau materil. Kompensasi non finansial merupakan bentuk perhatiaan perusahaan kepada karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam perusahaan, karena dengan terpenuhinya kompensasi non finansial karyawan akan bekerja dengan nyaman dan menimbulkan semangat kerja yang secara langsung akan berdampak baik kepada perusahaan. Tetapi jika para karyawan memandang kompensasi mereka tidak terpenuhi, maka prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara drastis karena memang kompensasi itu penting bagi karyawan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Appelbaum (2006) menyatakan bahwa kompensasi non finansial secara signifikan berdampak pada motivasi kerja karyawan, dalam penelitiannya perusahaan yang memenuhi kompensasi non finansial kepada karyawannya mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya dalam perusahaan. Contoh Kompensasi Non Finansial : a. Cuti, adalah hak istirahat tidak masuk kerja yang diijinkan dalam waktu tertentu. Contoh-contoh cuti antara lain : o Cuti Hak Penuh adalah cuti dengan tetap mendapatkan seiuruh kompensasi dan hak-hak lainnya sebagai karyawan. Contoh : cuti hak penuh cuti tahunan, cuti sakit dan cuti hamil o Cuti di Luar Tanggungan adalah cuti dengan tidak mendapatkan seluruh kompensasi dan hak-hak lainnya sebagai karyawan kecuali fasilitas kesehatan bagi karyawan yang bersangkutan tidak termasuk keluarganya o Cuti Menunaikan Ibadah Haji, cuti yang diberikan kepada karyawan yang beragama islam untuk menunaikan ibadah haji. 11

b. Dispensasi ialah keringanan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk meninggalkan pekerjaan untuk melaksanakan tugas diluar perusahaan dengan tetap mendapatkan penghasilan secara penuh. Contoh : Menjalankan kewajiban terhadap negara dan membela nama perusahaan diluar bidang kegiatan perusahaan c. Fasilitas adalah kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada seluruh karyawan untuk menunjang kegiatan perusahaan maupun diluar perusahaan. Contoh : Tempat parkir, tempat ibadah, tempat olah raga dan sebagainya. 2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi Didalam pemberian kompensasi harus diperhatikan bahwa kompensasi mempunyai nilai berbeda bagi masing-masing individu yang menerimanya. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu memiliki kebutuhan, keinginan dan pandangan yang berbeda satu sama lainnya. Oleh Karena itu dalam menetapkan suatu kebijakan pemberian imbalan terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan selain faktor jumlahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi menurut Malayu S.P, Hasibuan (2007;144) antara lain sebagai berikut : 1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja 2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan 3. Serikat buruh atau organisasi karyawan 4. Produktivitas karyawan 5. Pemerintah dan undang-undang 6. Biaya hidup 7. Posisi jabatan karyawan 8. Pendidikan dan pengalaman kerja 9. Jenis dan sifat pekerjaan 10. Kondisi perekonomian nasional. 12

2.3.4 Tujuan pemberian kompensasi Tujuan kompensasi antara lain adalah : a. Ikatan Kerja Sama Dengan adanya pemberian kompensasi kepada karyawan maka terjalin ikatan kerjasama formal antara atasan dan bawahan, dimana karyawan harus mengerjakan tugasnya dengan baik, sedangkan pemilik perusahaan harus membayar kompensasi ini sesuai perjanjian yang telah disepakati. b. Kepuasan Kerja Dengan balas jasa karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya, sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya itu c. Pengadaan Efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, maka pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan itu akan lebih mudah. d. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya. e. Stabilitas Karyawan Dengan program kompensasi atau prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn over relatif kecil. f. Disiplin Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik, mereka akan menyadari serta mentaati peraturan yang berlaku. g. Pengaruh Serikat Dengan program kompensasi yang baik maka pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya. 13

h. Pengaruh Pemerintah Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. 2.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi Ada enam faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi, dari faktorfaktor ini berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil kerja. Karena perusahaan yang menentukan tingkat kompensasi dengan mempertimbangkan standar kehidupan sosial, akan memungkinkan karyawan bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan karyawan dan keluarganya, dan keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Pemerintah Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan kompensasi karyawan 2. Penawaran Bersama Antara Perusahaan dan Karyawan Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam merekrut karyawan yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan. 3. Standar dan Biaya Hidup Karyawan Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya hidup minimal karyawan. Hal ini karena kebutuhan dasar karyawan harus terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman karyawan maka memungkinkan karyawan akan dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. 14

4. Ukuran Perbandingan Upah Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan karyawan, masa kerja karyawan. Artinya perbandingan tingkat upah karyawan perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja dan ukuran perusahaan. 5. Permintaan dan Persediaan Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat persedian dan permintaan pasar. Artinya kondisi pasar pada saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah karyawan. 6. Kemampuan Membayar Dalam menentukan kebijakan kompensasi karyawan perlu didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah karyawan. Artinya jangan sampai menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang ada pada perusahaan. 15