BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI HEALING GARDEN (STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL) RACHMA KANIA

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

Evaluasi Nilai Fungsional dan Estetika Taman Maccini Sombala Kota Makassar sebagai Taman Hortikultura

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK

STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK STUDI KASUS: TAMAN CILAKI ATAS, KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE Jalur Interpretasi

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org)

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

METODOLOGI Waktu dan Tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

MEDICAL SPA (DESTINATION SPA)

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

Gambar 12. Lokasi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum

Gambar 2 Peta lokasi studi

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua bagian tersebut mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.

Bab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Gambar 1 Lokasi penelitian.

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Judul : Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik Di Jakarta Selatan

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB VI HASIL RANCANGAN. natural dan therapist, sehingga sangat berbeda dengan Rumah Sakit Kanker pada

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan

Teknik sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan contoh atau sampel kasus

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture

BAB VI KONSEP RANCANGAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Gambar 3.1 Peta Kota Cirebon Sumber: Hasil Penelitian, 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan pusat kota atau Central Business District (CBD) Bandung, Jawaa Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital. Tapak berupa healing garden pada lantai empat dan sembilan. Waktu persiapan, pengumpulan, dan pengolahan data dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2009 dan penyusunan skripsi dilakukan dari November 2009. Peta U Tanpa Skala Sumber gambar: Situs Indotravelers dan situs SBIH, April (2009) Jl. Pasir Kaliki Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

17 3.2. Alat dan Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini merupakan literatur dari studi pustaka dan data dari lokasi studi. Alat yang digunakan adalah kuesioner untuk survei, tabel kriteria standar untuk penilaian terhadap healing garden, alat tulis, alat gambar, kamera, dan perangkat komputer dengan program yang mendukung. 3.3. Metode dan Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi persiapan, inventarisasi data, analisis, evaluasi, dan sintesis untuk memformulasikan hasil analisis. 3.3.1. Persiapan Pada tahap pertama ini, dilakukan desk study untuk menyusun konsep dan kriteria evaluasi berdasarkan studi pustaka seperti artikel, paper, skripsi, tesis, jurnal, atau makalah yang terkait dengan permasalahan. Hasil studi yang diperoleh kemudian dianalisis. Melalui berbagai sumber-sumber tersebut, dicari berbagai pendapat baik yang sama maupun berbeda mengenai definisi dan konsep healing garden, perumusan kriteria desain fungsional healing garden menurut beberapa ahli yang dianggap mewakili, dan data lainnya yang terkait. Studi pustaka ini berperan dalam mengumpulkan dan memilah berbagai sumber informasi yang didapatkan sebelum memulai penelitian. Selanjutnya, dilakukan pengenalan terhadap tapak dengan mendatangi langsung lokasi penelitian, serta mengenai data apa saja yang akan diambil. Selain itu, mempersiapkan masalah administrasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian, seperti surat perizinan penelitian, proposal dan lain-lain. 3.3.2. Inventarisasi Tahap ini merupakan tahap pengambilan data di lapangan, yaitu peneliti pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian. Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui keadaan tapak sebenarnya sebagai acuan untuk dianalisis. Data yang dibutuhkan berupa data mengenai desain aktual, keadaan sosial dari pengguna taman, dan data dari aspek terapi (lihat Tabel 3.1).

18 Tabel 3.1 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data No Jenis Data Bentuk Data Sumber Data 1. Desain aktual a. Kondisi fisik tapak (letak, aksesibilitas, luas, dan batas tapak) Observasi lapang dan lokasi studi healing garden b. Konsep dan denah rancangan awal healing garden Observasi lapang dan lokasi studi c. Zonasi ruang dan area yang ada Observasi lapang d. Kualitas pada tapak Observasi lapang, dan studi pustaka e. Elemen taman (cahaya, tanaman, warna, wangi, suara) Observasi lapang dan studi pustaka 2. Aspek pengguna a. Pengetahuan dan pendapat pengguna mengenai healing garden Wawancara dan survei sederhana b. Identitas pengguna (nama, umur, pekerjaan) Wawancara dan survei sederhana c. Jumlah, jenis, dan kriteria pengguna Wawancara dan survei sederhana d. Bentuk aktivitas dan tujuan pengguna yang datang ke healing garden Wawancara dan survei sederhana e. Pengaruh adanya healing garden menurut pengguna Wawancara dan survei sederhana f. Pola perilaku pengguna Observasi lapang 3. Aspek a. Program/aktivitas terapi yang telah ada Wawancara terapi b. Kriteria kondisi pasien dalam Wawancara melaksanakan terapi c. Kriteria kegiatan terapi yang dapat Wawancara dilakukan di ruang luar d. Fasilitas yang dibutuhkan dalam terapi Wawancara e. Kriteria desain taman terapi Studi pustaka berikut. Penjelasan mengenai data yang dikumpulkan dideskripsikan sebagai 1. Data mengenai denah rancangan fisik dan konsep awal healing garden seperti lokasi, aksesibilitas, luas, dan batas tapak diperoleh dari lokasi studi. Selanjutnya, dianalisis kesesuaiannya berdasarkan kriteria desain fungsional modifikasi dari McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan Grahn (2002) yang dapat dilihat pada Tabel 3.2. 2. Konsep dan denah rancangan awal dari healing garden diperoleh untuk mengetahui kesesuian konsep taman dengan konsep dari healing garden yang memiliki kriterianya tersendiri. Denah rancangan awal diperoleh untuk membandingkan perubahan yang terjadi antara rancangan awal dengan rancangan yang terdapat pada saat ini (aktual).

19 Tabel 3.2 Kriteria Desain Fungsional Berdasarkan Para Ahli No Kriteria Healing Garden Aspek yang Dinilai di Tapak Aktual Menurut McDowwel dan McDowwel (1998) 1. Pintu masuk khusus yang mengundang Fisik (aksesibilitas) dan mengajak pengunjung ke taman 2. Elemen air untuk efek psikologi, Elemen taman (elemen pendukung) spiritual, dan fisik 3. Penggunaan warna dan pencahayaan Kualitas tapak (pencahayaan dan warna) yang kreatif 4. Penekanan (emphasis) terhadap aspek Fisik (area), kualitas tapak (pemandangan) alami 5. Penggabungan dengan seni Elemen taman (elemen pendukung) Menurut Marcus (1999, 2000) 1. Keragaman ruang Ruang-ruang taman (jenis/macam ) 2. Meratanya material hijau Fisik (area) 3. Mendukung aktivitas Sosial dan aktivitas (jenis aktivitas) 4. Menyediakan pengalihan yang positif Kualitas tapak (pemandangan, penciuman, pendengaran, perabaan) 5. Meminimalisasi gangguan Kualitas tapak (keamanan) 6. Meminimalisasi ketidakjelasan(ambigu) Kualitas tapak (kenyamanan) 7. Kesempatan untuk membuat pilihan dan Ruang-ruang taman (jenis/macam) mencari ruang privasi 8. Kesempatan yang mendukung untuk Ruang-ruang taman (jenis/macam) bersosialisasi 9. Kesempatan untuk pergerakan fisik dan Ruang-ruang taman (jenis/macam) gerak tubuh 10. Bersentuhan dengan alam Fisik (area) 11. Jarak penglihatan taman Fisik (luasan) 12. Aksesibilitas Fisik (aksesibilitas) 13. Rasa aman Kualitas tapak (keamanan) 14. Kenyamanan fisiologis Kualitas tapak (kenyamanan, keamanan) 15. Ketenangan Kualitas tapak (kenyamanan) 16. Keakraban Kualitas tapak (kenyamanan) 17. Desain yang jelas dan tidak abstrak Ruang taman (desain area dan ruang) Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002) 1. Mempertimbangkan siapa pengguna Sosial dan aktivitas (Jenis pengunjung) utama dan tingkat kekuatan mentalnya 2. Menstimulasi kelima panca indra Kualitas tapak (pemandangan, penciuman, pendengaran, perabaan) 3. Mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif Ruang-ruang taman (jenis/macam) 4. Berkomunikasi dengan pengguna melalui Ruang-ruang taman (desain area dan cara yang suportif dan positif ruang), kualitas tapak (pemandangan, penciuman, pendengaran, warna, keamanan, kenyamanan) 5. Akses yang mudah dicapai Fisik (aksesibilitas) Sumber: McDowwel dan McDowwel (1998), Marcus (1999, 2000), Stigsdotter dan Grahn (2002) 3. Data zonasi, ruang, kualitas, dan elemen pada tapak diamati dari observasi lapang. Data tersebut memberi gambaran mengenai aspek desain tapak secara keseluruhan agar dapat dievaluasi kesesuaiannya dengan konsep dari healing garden.

20 4. Data mengenai pengguna adalah tentang pengetahuan dan pendapat pengguna mengenai healing garden identitas pengguna, jumlah dan jenis pengguna, bentuk aktivitas dan tujuan pengguna, serta pendapat mereka dengan keberadaan healing garden dan pengaruh apa yang dirasakan. Data tersebut diperoleh dengan serangkaian pertanyaan sederhana pada survei yang dilakukan pada pengunjung taman. Hasilnya digunakan dalam analisis untuk mengetahui seberapa jauh healing garden ini berpengaruh terhadap penggunanya. 5. Data mengenai pola perilaku pengguna healing garden diperoleh langsung dari observasi ke lapangan dengan mengamati pergerakan dan perilaku pengguna serta pusat aktivitas selama berada di tapak. Pengamatan dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari untuk melihat pada waktu mana pengguna paling banyak mengunjungi tapak. Pengamatan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan data yang sesuai. 6. Data mengenai aspek terapi meliputi program/aktivitas terapi yang telah ada, kriteria kondisi pasien dalam melaksanakan terapi, kriteria kegiatan terapi yang dapat dilakukan di ruang luar, dan fasilitas yang dibutuhkan dalam terapi. Data tersebut diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap dokter spesialis tertentu sebagai bahan rujukan dalam melakukan evaluasi. 7. Data mengenai kriteria desain taman terapi didapatkan dari studi pustaka berdasarkan teori Marcus McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Kriteria ini kemudian dimodifikasi dan dijadikan rujukan sebagai bahan pembanding dalam menentukan desain healing garden yang tepat. Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang berupa data fisik dan non fisik. Data primer diperoleh dengan observasi lapang, teknik wawancara, dan kuesioner sederhana. Data sekunder sebagai data penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang diperoleh melalui kepustakaan atau dokumen seperti profil instansi terkait. a. Observasi lapang dilakukan untuk mengetahui langsung kondisi tapak. Hal ini dilakukan dengan memetakan atau menggambarkan desain dari taman, dan mengamati langsung kondisi fisik lanskap pada tapak, pemotretan

21 untuk mendokumentasikan kegiatan lapang dan gambaran tapak, karakter lanskap dan lingkungan sekitarnya, serta mengamati aktivitas dan perilaku pengguna tapak. Situasi dan kondisi taman dan perilaku pengguna tapak yang diamati yaitu pada pada pagi, siang dan sore hari. b. Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari pengguna tapak yaitu pasien dan pengunjung pasien, serta pihak-pihak yang bersangkutan. Data yang didapatkan berkaitan dengan kondisi desain tapak aktual, kondisi sosial pengguna dan aspek terapi yang berpengaruh. Wawancara dilakukan terhadap dokter spesialis yang bersangkutan dalam menangani terapi yang dapat dilakukan di ruang luar, sedangkan kuesioner ditanyakan kepada pengguna tapak. Pengguna tapak yaitu pasien dan pengunjung pasien yang menggunakan tapak sehari-hari. Kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode sampling yang ditentukan secara sistematik, yaitu pengunjung yang datang ke taman pada urutan nomor ganjil. Jumlah responden yang disurvei berjumlah 42 orang. 3.3.3. Analisis Pada tahap ini dilakukan pengamatan, penilaian, dan pencatatan terhadap desain healing garden aktual yang terdapat di tapak. Hasil tersebut kemudian dibandingkan kesesuaiannya dengan kualitas standar healing garden dan komponennya menurut kriteria McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Analisis yang digunakan dalam penilaian kriteria desain fungsional healing garden ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis kondisi aktual taman dilakukan dengan format yang dimodifikasi dari penilaian Key Performance Index (KPI) menurut Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti (2008). KPI didapatkan berdasarkan perbandingan nilai aktual (lapang) dengan nilai standar. aktual memiliki kisaran nilai dari 1 sampai 3. Sedangkan nilai standar adalah 3. Kisaran nilai dari hasil pembagian tersebut adalah 0,33 hingga 1. Kisaran tersebut memiliki kriteria kesesuaian standar, dimana 0,33 KPI < 0,67 berarti Tidak sesuai kriteria standar, dan kisaran KPI 0,67 berarti Sesuai dengan standar. Cara penilaian adalah dengan membubuhkan angka pada kolom Aktual antara 1 sampai 3, dimana nilai 1 berarti Tidak sesuai menurut

22 kriteria, nilai 2 berarti Kurang sesuai menurut kriteria, dan nilai 3 berarti Sesuai menurut kriteria. Penilaian kriteria standar desain fungsional healing garden menggunakan tabel checklist (Tabel 3.3). Indikator dari komponen-komponen healing garden disusun berdasarkan kualitas standar yang ditetapkan menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Penilaian dilakukan berdasarkan interpretasi penulis terhadap setiap komponen indikator. Interpretasi tersebut dinyatakan berdasarkan acuan standar tersebut. Pada Tabel 3.3 terdapat contoh penilaian dan perhitungannya untuk komponen pertama (Fisik) dengan nilai KPI sebesar 0,6. Tabel 3.3 Kriteria Standar Healing Garden Modifikasi dari McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), Stigsdotter dan Grahn (2002) No Komponen Lapang* Indikator Kualitas Standar 1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai, aksesibilitas 2 3 Pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak 1 3 pengunjung ke taman Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh pengunjung dengan 3 3 keterbatasan fisik Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, bersentuhan dengan alam dan meratanya material 1 3 hijau Luasan Tidak terlalu sempit, jarak penglihatan pada taman 2 3 Jumlah 9 15 2. Kualitas Pemandangan tapak Pencahayaan Warna Penciuman Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Tidak terlalu gelap/terang, bayangan alami dan sinar matahari cukup/tidak berlebihan Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif Tidak monoton, perpaduan yang kreatif dengan kualitas lain Menimbulkan wangi yang menenangkan Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Standar KPI ** 9/15 = 0,6

23 Lanjutan Tabel 3.3 No Komponen 3. Ruangruang taman 4. Elemen taman Indikator Pendengaran Perabaan Keamanan Kenyamanan Desain area dan ruang Jenis/macam Luasan Sirkulasi Soft material Kualitas Standar Tidak gaduh, suara alami Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Tekstur dari material yang beragam, Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Memberi rasa aman, tidak membahayakan Bebas vandalisme Meminimalisasi gangguan Suhu nyaman, kenyamanan fisiologis Desain jelas dan tidak abstrak, meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu) Ketenangan, keakraban Desain yang jelas dan tidak abstrak, tidak disorientasi Jumlah Kesempatan untuk membuat pilihan dan mencari ruang privasi Kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi Keragaman ruang, kesempatan untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif Tidak sempit, nyaman Nyaman, tidak panas Jumlah Jenis tanaman lokal Bentuk ornamental dan tidak abstrak Pertumbuhan sepanjang tahun Aman, tidak toksik, tidak berduri Lokasi sesuai dengan fungsinya Mudah dipelihara Lapang* Standar KPI **

24 Lanjutan Tabel 3.3 No Komponen 4. Elemen taman 5. Sosial dan aktivitas Indikator Hard material Elemen pendukung Jenis pengunjung Jenis aktivitas Kualitas Standar Jenisnya berupa jalur jalan dan site furniture (bangku taman, tempat sampah, dll.) Bentuk ornamental, bertekstur, tidak abstrak Aman, tidak licin, dilengkapi handrails Tidak memantulkan cahaya panas, tidak mudah pecah Adanya fasilitas terapi (jalur refleksi, dll.) Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan fisik Penggabungan dengan seni, benda seni yang tidak abstrak dan ambigu Jumlah Mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya (pasien, pengunjung dan karyawan) Mendukung aktivitas aktif dan pasif Jumlah Jumlah Total Lapang* Standar Keterangan: * 1 : tidak sesuai dengan kriteria standar 2 : kurang sesuai dengan kriteria standar 3 : sesuai dengan kriteria standar **KPI: Key Performance Index *** Format tabel berdasarkan modifikasi dari Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti (2008) KPI ** 3.3.4. Evaluasi Setelah analisis dilakukan, selanjutnya adalah evaluasi desain healing garden dengan kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Evaluasi ini dilakukan untuk mendapatkan nilai KPI yang menggambarkan perbedaan kualitas dari healing garden, bagian atau komponen tamannya antara kondisi aktual dengan kualitas standar bagi setiap indikator. KPI diperoleh dari perhitungan yang dilakukan, yaitu membagi jumlah nilai yang berada di kolom Lapang dengan jumlah nilai yang berada di kolom Standar (Tabel 3.3). lapang, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan nilai yang didapatkan melalui pengamatan kondisi aktual healing garden terhadap semua indikator.

25 standar adalah nilai maksimum yang terdapat pada setiap indikator. Hasil penilaian KPI berupa nilai selang antara nilai terendah 0,33 dan nilai tertinggi 1. Konfirmasi atau verifikasi dilakukan terhadap fungsi yang berdasarkan ada atau tidaknya program aktivitas terapi yang dilakukan terhadap proses penyembuhan pasien, tinjauan pustaka terhadap kriteria desain taman yang seharusnya, dan konsultasi dengan dokter spesialis mengenai aspek terapi. Aspek terapi yang dikonfirmasi adalah mengenai jenis terapi yang dapat dibawa ke ruang luar dan fasilitas yang dibutuhkannya. Hasil yang akan didapatkan berupa simpulan apakah healing garden tersebut sesuai atau tidak secara keseluruhan dan apakah terdapat pengaruh terhadap penggunanya dengan keberadaan healing garden tersebut. 3.3.5. Sintesis Tahapan ini dilakukan dengan mengembangkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan mengenai kesesuaian desain taman menurut definisi dari healing garden menurut para ahli dan bagaimana pengaruh healing garden terhadap penggunanya. Simpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap penilaian kriteria standar desain fungsional healing garden, keadaan sosial dari pengguna taman yang diperoleh dari hasil survei dengan kuesioner sederhana serta data dari aspek terapi, serta adanya potensi dan kendala dari healing garden yang mempengaruhi penggunanya. Hasil simpulan tersebut dapat berupa sesuai atau tidaknya healing garden tersebut dengan kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002) dan peran healing garden tersebut dalam keberadaannya di lingkungan rumah sakit. Jika hasil yang didapatkan menyatakan bahwa healing garden tersebut sesuai menurut kriteria desain yang fungsional menurut para ahli dan adanya pengaruh yang positif dari keberadaan taman tersebut di lingkungan rumah sakit, sintesis yang akan dihasilkan adalah upaya mempertahankan konsep tersebut dan dapat menjadikannya acuan bagi pembuatan healing garden serupa di tempat lainnya. Sedangkan, sintesis untuk mencari solusi pemecahan masalah dilakukan jika dari hasil analisis dan evaluasi ditemukan ketidaksesuaian yang diperoleh menurut kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell

26 (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002) serta tidak terdapatnya pengaruh positif yang didapatkan dari keberadaan tapak. Solusi dapat berupa suatu usulan program mengenai pemanfaatan tapak secara maksimal atau berupa usulan rancangan healing garden. 3.4 Alur Penelitian Berikut adalah skema alur penelitian berlangsung yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. Taman Healing garden Desain healing garden aktual A. Aspek fisik B. Denah rancangan C. Konsep dan rancangan awal D. Zonasi ruang yang ada E. Elemen taman (cahaya, tanaman, warna, wangi, suara) F. Kondisi sosial G. Aspek terapi Kriteria desain dan fungsi Kriteria desain fungsional (McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002): - Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif - Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami - Kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi - Meminimalisasi gangguan - Menstimulasi kelima panca indra - dll. Wawancara mengenai aspek terapi Konfirmasi Evaluasi Pengamatan pola dan perilaku pengguna Survei pengguna Verifikasi Konfirmasi Tidak sesuai kriteria desain dan fungsional Sesuai kriteria desain dan fungsional Pemecahan masalah Dipertahankan Gambar 3.2 Skema Tahapan Penelitian