BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era saat ini khususnya bisnis ritel berkembang dengan pesat. Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. hiburan saat berbelanja (Parwanto, 2006:30). Masyarakat Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI UKM MART KOPERASI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

I. PENDAHULUAN. usaha-usaha yang baru yang menawarkan berbagai keunggulan. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan sendiri adalah perasaan senang atau kecewa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. modern semakin meningkat. "Perkembangan itu sejalan dengan tumbuhnya Mall

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan regresi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan semakin tampak jelas dengan banyak berdiri pusat. perbelanjaan dalam konsep supermarket dan hypermart.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Seiring dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Perubahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel saat ini berkembang begitu pesat. Bisnis ritel adalah salah satu bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Bahkan beberapa pebisnis bermodal besar dari industri yang berbeda sekalipun ikut masuk ke bisnis ritel. Lingkungan bisnis ritel di Indonesia tidak hanya diramaikan oleh para pemain lokal saja tetapi juga oleh para pemain asing. Peritel asing tersebut masuk dan merebut perhatian pasar dengan konsep ritel modern yang mengutamakan kepuasan konsumen. Sebagai contoh, masuknya ritel raksasa seperti Carrefour, Giant, dan Hypermart membuat pasar tradisional semakin ditinggalkan. Pesatnya perkembangan dan persaingan bisnis ini, mengakibatkan peritel menyadari bahwa upaya untuk mempertahankan pelanggan tidak hanya cukup dengan menawarkan produk (barang dan jasa) dengan kualitas yang lebih baik, harga yang kompetitif, tetapi juga berusaha menciptakan rasa puas dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para pelanggan. Hal tersebut disebabkan karena telah menjadi kepercayaan umum, khususnya dalam dunia bisnis bahwa kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha. 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri ritel tidak lepas dari tiga faktor utama yaitu: 1) faktor ekonomi, yaitu pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang semakin tinggi, 2) faktor demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk dalam arti semakin banyaknya golongan menengah, 3) faktor sosial budaya, yaitu terjadi perubahan gaya hidup dan kebiasaan berbelanja, misalnya saat ini konsumen menginginkan tempat belanja yang aman, lokasi yang mudah dicapai, ragam barang yang tinggi, nyaman sekaligus dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi, jadi tidak hanya sebagai tempat untuk menjual barang dagangan (Ma aruf, 2005:24). Ada dua hal yang menyebabkan peritel lokal kalah bersaing dengan peritel asing. Dari sisi internal, faktor rendahnya sumber daya manusia, kualitas manajemen, strategi bisnis, kemampuan menguasai teknologi informasi, kualitas produksi serta gaya dan kepedulian sosial menjadi kendala bagi peritel lokal untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan di sisi eksternal, lemahnya dukungan pemerintah baik dari kebijakan yang terkadang tidak berpihak pada pengusaha maupun penciptaan iklim usaha yang kondusif turut menambah beban bagi perkembangan ritel lokal. Penelitian empiris yang dilakukan oleh Yu-Jiau Hu (2009) dalam The International Journal of Organizational Innovation mengemukakan bahwa berdasarkan literatur yang mendukung teori strategi bauran pemasaran memiliki dampak signifikan pada loyalitas pelanggan. Ikut sertanya para peritel asing dalam pasar nasional, khususnya di bidang bisnis ritel membuat suhu persaingan semakin memanas. Para peritel lokal tidak hanya bersaing dengan sesama pemain lokal, tetapi 2

juga harus bersaing dengan peritel asing yang jauh lebih unggul dalam hal sumber daya manusia, modal, teknologi, dan lain sebagainya. Seperti yang dialami Nirmala Supermarket Jimbaran. Usaha ritel modern ini turut merasakan panasnya suhu persaingan. Selain harus bersaing dengan sesama peritel sejenis, usaha yang berdiri pada tahun 2002 tersebut juga harus bersaing dengan supermarket-supermarket sejenis yang kini mulai merebut perhatian pasar. Kerasnya iklim persaingan tersebut berdampak besar bagi perusahaan, tampak pada omset penjualan yang fluktuatif pada periode 2010. Tabel 1.1 mengenai data penjualan Nirmala Supermarket Jimbaran periode 2010 yang diperoleh langsung dari Nirmala Supermarket pada bulan Mei 2011 dapat dilihat pada halaman 4. Tabel 1.1 menunjukkan fluktuasi penjualan yang dialami oleh Nirmala Supermarket Jimbaran selama tahun 2010. Dari tabel tersebut dapat dilihat terjadi arus penjualan yang naik turun setiap bulanya, penurunan penjualan yang cukup besar pada bulan Oktober hingga Desember 2010. Fluktuasi nilai penjualan tersebut merupakan akibat dari semakin tingginya intensitas persaingan. Tingginya intensitas persingan, menurut pemilik usaha disebabkan oleh beberapa hal, yakni bermunculannya beberapa usaha sejenis di sekitar lokasi usaha, variasi harga produk oleh pemasok, ragam dan jenis produk yang dijual, pelayanan yang diberikan, suasana toko saat berbelanja, dan cara perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan. 3

Tabel 1.1Data Penjualan Nirmala Supermarket Jimbaran Periode 2010 Tahun Bulan Jumlah Penjualan (Rp) 2010 Januari 1.218.478.627 Sumber : Nirmala Supermarket Jimbaran, 2011 Februari 1.103.951.471 Maret 1.320.836.857 April 1.155.058.103 Mei 1.376.848.260 Juni 1.154.688.568 Juli 1.240.083.453 Agustus 1.269.516.716 September 1.253.593.585 Oktober 1.282.395.070 November 1.187.672.381 Desember 1.142.804.756 Tabel 1.2 mengenai daftar Retail Modern di Kecamatan Kuta Selatan radius 2 Km dari Nirmala Supermarket pada September 2011 dapat dilihat pada halaman 5. Selain berdampak pada nilai penjualan perusahaan, tingginya intensitas persaingan juga berdampak pada jumlah kunjungan konsumen ke Nirmala Supermarket Jimbaran. Keunggulan bersaing memiliki peranan dan pengaruh yang besar terhadap eksistensi perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Setiap unit usaha yang berskala kecil maupun besar ditawarkanya. Keunggulan bersaing merupakan 4

upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri dimana persaingan berlangsung. Tabel 1.2 Daftar Retail Modern Di Kecamatan Kuta Selatan No. Nama Retail Modern Alamat 1 SudamaniMini Market Jl. Uluwatu II no.2 Jimbaran 2 CK Jl. Uluwatu II 3 Toms Mart Jl. Uluwatu no.52 4 Alfa Midi Jl. Uluwatu no.46 5 Mini Market Kawan Jl. Uluwatu no.40 6 CK Jl. Raya Uluwatu 7 Alfa Mart jjl. Uluwatu no.33 8 Mini Market Yani Jl. Raya Uluwatu no.666 9 Troley Jl. Uluwatu no.50 Kedonganan 10 Mini Market Mutiara Jl. Raya Uluwatu no. 35 Kedonganan 11 CK Jl. Toyaning no.13 Jimbaran 12 Benoa Square Jl. Bypass Ngurah Rai 13 Srikaya Mart Jl. Kampus UNUD no.19 A Jimbaran 14 Indomaret Jl. Uluwatu Jimbaran 15 Mini Mart Jl. Uluwatu Jimbaran 16 Alfa Mart Jl. Uluwatu Jimbaran 17 Widi Mini Market Jl. Uluwatu no.102 Jimbaran 18 CK Jl. Bypass Ngurah Rai 19 Toko Berkat Jl. Danau Batur C1-C2 20 Pepito Jl. Danau Batur C6 21 CK Jl. Bypass Jimbaran no.10x 5

22 24 Mart Jl. Bypass Ngurah Rai no.981 23 Ithon Mart Jl. Bypass NusaDua 24 Alfa Mart Jl. Bypass Nusa Dua Sumber : Peneliti pendahuluan, 2011 Berikut adalah Tabel 1.3 yang menunjukkan variasi jumlah kunjungan konsumen ke Nirmala Supermarket Jimbaran periode 2010 yang diperoleh dari perhitungan jumlah transaksi yang terjadi setiap hari dalam satu tahun. Tabel 1.3 Data Kunjungan Konsumen Nirmala Supermarket Jimbaran Periode 2010 Tahun Bulan Jumlah Kunjungan (Orang) 2010 Januari 5.500 Februari 4.982 Maret 4.330 April 4.557 Mei 4.652 Juni 4.780 Juli 6.428 Agustus 5.240 September 4.778 Oktober 4.200 November 5.378 Desember 6.467 Sumber : Nirmala Supermarket Jimbaran, 2011 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan konsumen ke Nirmala Supermarket Jimbaran cukup bervariasi. Hal ini lebih disebabkan oleh meningkatnya jumlah usaha sejenis di sekitar lokasi usahanya yang memungkinkan calon pelanggan 6

untuk membandingkan harga dan kualitas produk yang dibutukan. Pihak perusahaan mengakui telah melakukan berbagai upaya dan pembenahan untuk menciptakan kepuasan bagi pelanggannya. Berdasarkan tabel tersebut dapat di gambarkan bahwa kunjungan konsumen lebih di dominasi oleh peningkatan kunjungan. Namun yang menjadi permasalahan ialah target yang di canangkan oleh manajemen Nirmala Supermarket Jimbaran tidak tercapai. Nirmala Supermarket membuat target penjualan dan kunjungan konsumen tiap tahunnya pada bulan November. Pembuatan target penjualan dan kunjungan konsumen menurut pihak Nirmala Supermarket bertujuan untuk mengetahui selisih antara jumlah penjualan dan kunjungan konsumen yang dicanangkan dengan yang terjadi pada periode tersebut. Tabel 1.4 yang menunjukan Target Penjualan dan kunjungan konsumen dari Nirmala Supermarket Jimbaran dapat dilihat pada halaman 8. Pada pabel tersebut dapat diidentifikasi permasalahan yang dialami oleh Manajemen Nirmala Supermarket Jimbaran ialah bagaimana mengoptimalisasi kinerja penjualan terkait pada divisi pemasaran agar mencapai target yang di inginkan dan tercapainya kepuasan seperti yang diharapkan pelanggan. Perhatian pemilik usaha difokuskan pada retail mix (bauran ritel) perusahaan yang meliputi variabel-variabel keputusan pengecer yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Pembenahan tersebut dilakukan di bidang harga, pengadaan produk, layanan, lokasi usaha, promosi dan atmosfer toko. 7

(Kotler dan Amstrong, 2008:345) menyatakan bahwa harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Pengadaan produk adalah di mana seorang pengecer berusaha untuk memberikan marchandise dengan jumlah yang tepat dalam waktu yang tepat pada saat yang tepat dan memenuhi sasaran finansial perusahaan (Levy dan Weitz, 2009:330). Tabel 1.4 Data Target Penjualan dan Kunjungan Konsumen Nirmala Supermarket Jimbaran Periode 2010 Tahun Bulan Penjualan (Rp) Target Kunjungan (Orang) 2010 Januari 1.400.000.000 5.000 Februari 1.500.000.000 5.500 Maret 1.400.000.000 4.000 April 1.200.000.000 4.500 Mei 1.400.000.000 5.000 Juni 1.200.000.000 4.500 Juli 1.400.000.000 5.000 Agustus 1.500.000.000 5.500 September 1.600.000.000 6.000 Oktober 1.400.000.000 5.000 November 1.200.000.000 4.500 Desember 1.650.000.000 7.000 Sumber : Nirmala Supermarket Jimbaran, 2010 Penelitian mengenai kepuasan konsumen menjadi topik sentral dalam dunia riset pasar dan berkembang pesat. Konsep berfikir bahwa kepuasan pelanggan akan mendorong meningkatnya profit dimana pelanggan yang puas akan bersedia 8

membayar lebih untuk produk yang diterima dan lebih bersifat toleran dengan kenaikan harga. Hal ini tentunya akan meningkatkan margin perusahaan dan kesetiaan konsumen pada perusahaan. Pelanggan yang puas akan membeli produk lain yang dijual oleh perusahaan, sekaligus menjadi pemasar yang efektif melelui Word of mouth yang bernada positif. Semua aspek tersebut dianggap penting oleh pemilik usaha mengingat konsumen kini sudah semakin pintar dalam menentukan pilihan berbelanja. Di samping itu, pihaknya pun menyadari bahwa bisnis ritel sebagai suatu bidang usaha yang memiliki karakteristik dan prinsip-prinsip yang unik sehingga penting bagi pihaknya untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar tersebut. (Levy dan Weitz, 2009:21) mengemukakan, bahwa elemen-elemen dalam bauran ritel terdiri atas location, merchandise assortments, pricing, communication mix, store design and display, customer service. Asmai Ishak (2005) dalam Jurnal Siasat Bisnis on Marketing mengemukakan, bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor kunci bagi konsumen untuk melakukan pembelian ulang, sementara pembelian ulang merupakan porsi yang terbesar dari volume penjualan perusahaan. Selanjutnya konsumen yang puas tersebut sangat dimungkinkan untuk mempengaruhi lingkungannya untuk mengonsumsi produk yang telah memuaskannya dan keadaan tersebut akan membantu perusahaan dalam mempromosikan produknya. Bisnis ritel yang berhubungan langsung dengan pelanggan membutuhkan perubahan terus menerus agar dapat memuaskan pelanggannya. Untuk itulah 9

diperlukan variable yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu retail mix. Peritel akan tertinggal apabila tidak dapat memuaskan pelanggan yang bersumber dari retail mix. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh retail mix secara serempak terhadap kepuasan pelanggan pada Nirmala Supermarket Jimbaran? 2) Bagaimanakah pengaruh retail mix secara parsial terhadap kepuasan pelanggan pada Nirmala Supermarket Jimbaran? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh retail mix secara serempak terhadap kepuasan pelanggan pada Nirmala Supermarket Jimbaran. 2) Untuk mengetahhui pengaruh retail mix secara parsial terhadap kepuasan pelanggan pada Nirmala Supermarket Jimbaran. 1.2.2 Kegunaan Penelitian 10

Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh melalui pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan untuk memperkuat teori yang ada yang berhubungan dengan retail mix dan kepuasan pelanggan. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dari pihak manajemen Nirmala Supermarket Jimbaran. dalam merumuskan kebijakan terutama di bidang retail mix. 1.2 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penyajian tentang isi dan susunan dari skripsi ini terdiri dari atas lima bab, dimana kerangka penyajiannya dapat diuraikan sebagai berikut. BAB I Pendahuluan Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka 11

Pada bab ini disajikan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas. BAB III Metode Penelitian Pada bab ini disajikan lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, penentuan responden, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini disajikan gambaran umum/ deskripsi hasil penelitian dan pembahasan tentang permasalahan-permasalahan yang telah dianalisis. BAB V Simpulan dan Saran Pada bab ini disajikan simpulan dan saran dari pembahasan tentang hasil penelitian dan permasalahan-permasalahan yang telah dilakukan. 12