Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT OLEH :

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

TUGAS AKHIR RP

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

PERENCANAAN TRANSPORTASI PERSAMPAHAN DI KOTA RANTEPAO KABUPATEN TORAJA UTARA Suharman Hamzah 1, M.Asad Nur Abdurahman 2, Ishak Salempang 3

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

PENGELOLAAN SAMPAH PASAR DI KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Optimasi Kendaraan Pengangkut Sampah di Kecamatan Kertapati Menggunakan Pemrograman Bilangan Bulat Biner 0 dan 1

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR )

PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI

PEMILIHAN RUTE PERJALANAN

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

MANAJEMEN PENGANGKUTAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH DI DESA PENARUNGAN KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGURANGAN SAMPAH DI TPS GADANG KOTA MALANG UNTUK MENGURANGI BEBAN VOLUME SAMPAH DI TPA SUPIT URANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENJADWALAN TRUK SAMPAH KOTA PONTIANAK DENGAN MODEL ROLL ON ROLL OFF VEHICLE ROUTING PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efisiensi Rute Truk Pengangkutan Sampah Sistem Stationary Container di Kota Padang dengan Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

2 Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10 Bandung

PEMILIHAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POM QM FOR WINDOWS 3 (STUDI KASUS JALAN SANGGA BUANA 2- UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA)

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI)

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL

Simulasi Pemodelan Transportasi pada Jaringan Jalan Menggunakan Aplikasi Saturn

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

1. Pendahuluan MODEL PENENTUAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN KOTA YANG OPTIMAL DI KOTA BANDUNG

ANALISIS OPERASIONAL WAKTU SINYAL LAMPU LALULINTAS PADA TEMPAT PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI DI RUAS JALAN PAHLAWAN KOTA MADIUN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **)

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

COST ANALYSIS OPERATE FOR VEHICLE IN DETERMINATION OF CAR TARIFF CAR OF PUBLIC PASSENGER ROUTE CICAHEUM-LEDENG ABSTRACT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KINERJA OPERASI TRANS METRO BANDUNG KORIDOR III CICAHEUM-SARIJADI DITINJAU DARI WAKTU PERJALANAN DAN FAKTOR MUAT

STUDI KINERJA RUAS DAN PERSIMPANGAN DI KAWASAN LAPANGAN KAREBOSI PADA JLN. JEND. SUDIRMAN DI KOTA MAKASSAR

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

Nurani et al. Jurnal Sumberdaya Alam & Lingkungan 46

ANALISA PRODUKTIVITAS TRUK PENGANGKUT SAMPAH KOTA PROBOLINGGO

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

KAJIAN PENGANGKUTAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN GRAFIK PENGENDALI KECEPATAN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

EVALUASI KINERJA PARKIR DI GRAHA AMERTA RSUD DR.SOETOMO SURABAYA : Muhammad Usman NIM : Dosen Pembimbing : Dr. H. Sri Wiwoho M., ST., MT.

SIMULASI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS MENGGUNAKAN PTV VISTRO (STUDI KASUS : KOMPLEK RUKO BERJAYA BATAM)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB III STUDI LITERATUR

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

Transkripsi:

EVALUASI SISTEM PERANGKUTAN SAMPAH KOTA JEMBER F.X. Dwi Susanto Nunung Nuring Hayati, ST., MT. Jojok Widodo S., ST., MT. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68 e-mail: nunung.nh@gmail.com Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68 e-mail: sofiwis@yahoo.co.id ABSTRAK Amount of garbage volumes proportional to level consumptionn every individual to used goods. DPU Cipta Karya Kabupaten Jember can be reserve garbage transportation for Kecamatan Kaliwates equal to 39% from amount arise garbages 4,37 m3 / day, for Kecamatan Patrang 26.6% from amount arise garbages 30,57 m3 / day, and for Kecamatan Sumbersari 44.2% from amount arise garbages 54,9 m3 / day, less than goal achievement of service coverage 60% resident. Intention of this research analyzes garbage transportation system in Town of Jember. Method which used in analyze is transportation model and tree network analysis. Result of research indicate that average of garbage transported in Kecamatan Kaliwates 55,28 m3/ day, pursuant to amount arise yielded garbages can be compared to DPU Cipta Karya and city Planning of Jember only can transport 39,% from amount arise garbages in Kecamatan Kaliwates. Average of garbage volume transported by Kecamatan Patrang equal 34,73 m3. Base on amount of arise yielded garbages, garbage volume able to be transported in Kecamatan Patrang only 26,6% from arise garbage that happened. Average of garbage volume transported in Kecamatan of Sumbersari equal to 68,3 m3. Amount of arise garbages that happened, DPU Cipta Karya and City Planning of Jember only can transport 44,8% arising garbage. According to target of RPJMN. For the service of Town of Jember not yet reached target equal to 60% resident. Therefore, to be earning target of RPJMN, need the existence of improvement garbage service. in this case is rising the performance of garbages transportation in Jember city. Keyword: transportation system, transportation model, tree network analysis.. PENDAHULUAN Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Menurut Hadnyanawati (2003:), sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Jumlah atau volume sampah adalah sebanding dengan tingkat konsumsi setiap individu terhadap barang yang digunakan. Wilayah Kota Kabupaten Jember terdiri dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Kaliwates, Patrang, dan Sumbersari. Saat ini penanganan sampah kota Jember dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember. Kecamatan Kaliwates memiliki luas wilayah 24,94 km 2 dengan kepadatan penduduk 3.779,50 jiwa/km 2, kecamatan Sumbersari memiliki luas 37,05 km 2 dengan kepadatan penduduk 2.774,64 jiwa/km 2, kecamatan Patrang 36,99 km 2 dengan kepadatan penduduk 2.353,06 jiwa/km 2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2008). Sampah dari tiga kecamatan tersebut seluruhnya dibuang di TPA Kertosari, desa Kertosari Kecamatan Pakusari. Data Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember Tahun 2008 menyebutkan jumlah armada pengangkutan sampah yang beroperasi yaitu 2 unit dump truck dengan total ritasi adalah 8 ritasi/hari. Laju timbulan sampah per kecamatan adalah,5 liter/jiwa/hari, dengan jumlah timbulan sampah untuk kecamatan Kaliwates adalah 4,37 m 3 /hari, kecamatan Patrang 30,57 m 3 /hari dan kecamatan Sumbersari 54,9 m 3 /hari. Sedangkan volume sampah terangkut untuk kecamatan Kaliwates adalah 55,27 m 3 /hari (39%), kecamatan patrang 34.73 m 3 /hari (26.6%) dan untuk kecamatan Sumbersari 68,3 m 3 /hari (44.2%). Angka tersebut masih jauh dari sasaran utama kebijakan persampahan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 2009 yaitu pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk (Menteri Pekerjaan Umum, 2006). Mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku tentang sasaran utama kebijakan persampahan guna meningkatkan volume sampah terangkut dengan mengoptimalkan fasilitas yang telah ada, maka diperlukan suatu studi guna mengevaluasi sistem pengangkutan sampah 392

di Kota Jember sebagai langkah awal optimalisasi kebersihan lingkungan di Kabupaten Jember. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota (Departemen Pekerjaan Umum, 2002). 2.. Volume/Produksi Sampah Produksi sampah domestik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: QsampahD = qsampahx P........................ () Dimana : Q sampahd = volume/produksi sampah domestik suatu kota (m 3 /hari) q sampah = laju timbunan sampah (m 3 /hari) P = jumlah populasi terlayani di area pelayanan (jiwa) Menurut Tchobanoglous (977:25) waktu yang dibutuhkan tiap trip adalah sama dengan penjumlahan waktu pick up, at site, dan haul, dengan persamaan sebagai berikut: T HCS = P HCS + s + h........................ (2) Dimana : T HCS = waktu tiap trip untuk HCS P HCS = waktu pick up tiap trip untuk HCS s = waktu at site tiap trip h = waktu haul tiap trip Jumlah trip yang dibutuhkan tiap hari dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut: N = d (V v. r)........................ (3) Dimana : N d = jumlah trip pengumpulan tiap hari, trip/hari V d = tingkat penimbulan sampah harian, m 3 /hari v = volume kendaraan pengumpul, m 3 /trip r = rasio pemadatan 2.2. Model Transportasi Ada sejumlah jenis persoalan linier yang dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur perhitungan lain yang lebih efisien daripada metode simpleks. Salah satu diantaranya adalah metode transportasi. Metode ini lebih efisien dalam memecahkan persoalan transportasi dan persoalan penugasan, yang merupakan bentuk khusus dari persoalan transportasi (Levin, et al. 995). a C ;x b a 2 2 2 b 2 a m m n Sumber C mn ;x mn Tujuan Gambar. Model Transportasi (Marpaung, 2006) b m 393

Persamaan matematis model transportasi adalah: m n Maks Min.. z = i= j. / c x ij ij........................ (4) Dimana fungsi kendala: n xij j= m xij i= a b i j i =, 2, 3,..., m........................ (5) j =, 2, 3,..., n........................ (6) x 0........................ (7) ij 2.3. Pemilihan Rute Dalam pemilihan rute ada salah satu tahapan yang cukup penting yaitu pembentukan pohon. Pohon dapat juga digunakan untuk menghasilkan informasi pada saat pasangan Asal-Tujuan sudah pasti memilih rute tertentu. Fasilitas ini sering disebut analisis ruas terpilih, memungkinkan mengenali pengendara yang terpengaruh mengenai jaringan. Analisis jaringan pohon dapat menggunakan metode all-or-nothing. Metode ini mengasumsikan bahwa proporsi pengendara dalam memilih rute yang diinginkan hanya bergantung pada ciri fisik setiap ruas jalan yang dilaluinya, dan tidak bergantung pada tingkat kemacetan (Tamin, 2000:290). 3. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja sistem perangkutan sampah eksisting kota Jember. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah model transportasi metode kuantitatif. Pengambilan data dilakukan pada 4 transfer depo selama satu minggu yang diasumsikan mewakili gambaran sistem pengangkutan sampah di kota Jember. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 2. Data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada sebelumnya yang didapat dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Jember dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. Data-data tersebut antara lain: volume timbulan sampah, jumlah penduduk kota Jember, peta pelayanan pengangkutan sampah, dan lokasi transfer depo. Data primer dilakukan dengan cara mendata secara langsung kondisi yang terjadi di lapangan. Survei yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei volume sampah terangkut kota Jember dan survei waktu pengangkutan sampah mulai dari waktu pengambilan sampah, waktu pengangkutan sampah, dan waktu pembuangan sampah. 394

MULAI Studi kepustakaan dan Observasi lapangan Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer Karakteristik Sampah: Laju timbulan sampah Jumlah penduduk Karakteristik Kendaraan: Ukuran tipe (C) Kecepatan kend. (v) Karakteristik T. Depo: Volume sampah (V) Jarak Depo - TPA (d) Analisis Timbulan Sampah: Timbulan sampah Sasaran sampah terangkut Sampah terangkut Karakteristik Operasional : Waktu Tempuh per Trip Angkut (R ni ) Total Waktu Pengangkutan (R nt ) Analisis Rute Pengangkutan Sampah dengan metode All -or -nothing Karakteristik Operasional Jam Kerja ( R mak ) R nt > R mak Ya Eliminasi R nt menjadi R ni dimana R ni < R mak Tidak Daftar R ni Urutkan nilai R ni, Ambil nilai terbesar (R ni ) Hitung R si Identifikasi R si+n R si - S R si+n Sudah minimal? Tidak Ya R ngab = R ni + S R si+n = R mak Ya R ni habis? Tidak Daftar R ngab TBA =? (Total Biaya Angkut) Nilai SBA C C 2 C 3 C x TBA tot Kondisi optimal SELESAI Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian 395

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Analisis Timbulan Sampah Data yang digunakan dalam analisis timbulan sampah menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember dengan laju timbulan sampah tiap jiwa,5 liter/orang/hari dapat dilihat pada tabel. Tabel. Analisis Timbulan Sampah Kota Jember (m 3 ) No. Kecamatan Jumlah penduduk Laju Timbulan Sampah Jumlah timbulan sampah (m 3 ) 2 3 4 5 Kaliwates 94.248 0,005 4,37 2 Sumbersari 02.794 0,005 54,9 3 Patrang 87.049 0,005 30,57 Jumlah 426,3 Sumber : Pengolahan data, 2009 Sesuai dengan sasaran RPJMN 2004-2009, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember wajib melayani 60% dari jumlah timbulan sampah yang terjadi, yaitu untuk kecamatan Kaliwates adalah 85 m 3, kecamatan Sumbersari adalah 92,5 m 3 dan kecamatan Patrang adalah 78,34 m 3. Volume sampah terangkut merupakan data kondisi eksisting yang diperoleh dari pencatatan harian di masing-masing transfer depo. Survei yang dilakukan pada setiap transfer depo selama satu mingggu diasumsikan mewakili gambaran volume sampah yang terangkut setiap harinya. Hasil survei tersebut disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Volume Harian Sampah Terangkut (m 3 ) Nama Depo Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Rata 2 Jml. 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Mangli 0,3,5 9 0,6 0, 0,5 0,43 Mojopahit 5,5 6,2 4,6 6,3 5, 6, 6,6 5,77 Kenanga 5,2 5,5 5,3 3,8 4,8 4,9 4, 4,80 55,28 GOR 5,3 6,8 6,6 6,9 6,8 6, 7,6 6,59 Talangsari* 3,8 29, 28,3 24,6 26,9 25,6 27,5 27,69 Wijaya Kusuma* 3,6 3,3 2,5 4, 2,9 5, 6 3,93 Manggar,8,5 9,8 0,5 9,8 0,3 9,3 0,43 Cendrawasih 3,6 3,8 3,7 3,3 4,2 3,9 3,7 3,74 34,73 Perum Patrang 6,3 6,9 6,2 6,9 5,7 7,3 7, 6,63 Mastrip* 3, 3 3, 4,7,4 2,3 5,8 3,34 Sumbersari 4,8 4,6 4,9 3,3 3,2 3,9 3,9 4,09 Sukorejo 4,8 4,3 5 4,6 4,5 4,5 4,3 4,57 68,3 Kebonsari* 23,5 24 23,4 23,4 22,3 24,3 22,9 23,40 Muktisari 2,3 2,7 2, 2,9 3, 3, 2,9 2,73 * : untuk 2 kali ritasi Sumber : Pengolahan data, 2009 Dari hasil analisis volume sampah terangkut, diketahui bahwa volume rata-rata sampah terangkut kecamatan Kaliwates per harinya adalah 55,28 m 3, berdasarkan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di kecamatan Kaliwates (tabel ) maka dapat dibandingkan bahwa Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember hanya mampu mengangkut 39,% dari jumlah timbulan sampah yang ada di kecamatan Kaliwates. Volume rata-rata sampah terangkut kecamatan Patrang sebesar 34,73 m 3. Berdasarkan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di kecamatan Patrang, maka volume sampah yang dapat terangkut di kecamatan Patrang hanya 26,6% dari timbulan sampah yang terjadi. Volume 396

rata-rata sampah terangkut kecamatan Sumbersari sebesar 68,3 m 3. Dari jumlah timbulan sampah yang terjadi, DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember hanya mampu mengangkut 44,8% timbulan sampah. Sesuai dengan sasaran RPJMN tersebut, kota Jember belum mencapai sasaran cakupan pelayanan sebesar 60% penduduk. Oleh karena itu, agar dapat terwujud sasaran RPJMN tersebut, diperlukan adanya peningkatan pelayanan sampah dalam hal ini adalah peningkatan kinerja pengangkutan sampah kota Jember. 4.2. Analisis Rute Pengangkutan Sampah Metode yang digunakan dalam menganalisis rute pengangkutan sampah adalah metode all-ornothing. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap rute yang dilalui oleh kendaraan memiliki bobot yang sama dan tidak dipengaruhi oleh efek tundaan. Nilai yang digunakan sebagai bobot dalam perhitungan adalah jarak tempuh dan waktu tempuh kendaraan. Sebagai pembanding, digunakan pula alternatif-alternatif rute yang dapat dilalui kendaraan. Rute-rute pengangkutan dibentuk menjadi sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa simpul yang menghubungkan antara tempat asal dan tujuan. Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tidak semua rute eksisting pengangkutan sampah kota Jember yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang kabupaten Jember memiliki lintasan efektif (lintasan terpendek). Dari perbandingan antara rute eksisting dengan rute alternatif yang dibuat, diketahui bahwa kendaraan bernopol P 9982 LM dan P 9976 N memiliki lintasan terpendek pada rute alternatif daripada rute eksisting. Hasil analisis rute pengangkutan sampah menggunakan metode all-or nothing dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Rute Pengangkutan Sampah dengan Metode All-or-nothing No. Kendaraan Rute Pengangkutan Transfer depo Jarak (km) Keterangan 2 3 4 5 6. P 8004 QP Ma 2 3 TPA Mangli 7,5 Eksisting 2. P 9994 LM Mo 2 3 4 TPA Mojopahit 5,3 Eksisting 3. L 9634 CH K G 4 5 3 TPA Kenanga, GOR 7,8 Eksisting 4. P 8020 TP T 2 3 TPA Talangsari 2,4 Eksisting 5. P 802 QP W 2 TPA Wijaya Kusuma,8 Eksisting 6. P 9982 LM M 5 6 3 TPA Manggar 3,0 Alternatif III 7. P 9979 N C P 2 TPA Cendrawasih, Patrang,3 Eksisting 8. P 9978 N M 2 3 TPA Mastrip 0,7 Eksisting 9. P 8003 RP Sbr Skr TPA Sumbersari, Sukorejo 8, Eksisting 0. P 8020 SP K 2 3 TPA Kebonsari 0,6 Eksisting. P 9976 N M 2 3 4 TPA Muktisari,0 Alternatif I Keterangan :, 2, 3,... merupakan titik simpul (lihat lampiran 8) Sumber : pengolahan data, 2009 4.3. Analisis Sistem Pengangkutan Sampah Data yang digunakan dalam analisis pengangkutan sampah adalah data primer yang diperoleh pada waktu survei waktu kendaraan pengangkut sampah melakukan satu kali ritasi. Survei yang dilakukan pada setiap transfer depo selama satu mingggu diasumsikan mewakili gambaran pengangkutan sampah setiap harinya. Hasil survei tersebut disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Total Waktu dalam Satu Ritasi (Jam) No DEPO Jarak (km) Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Rata 2 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Mangli 7,5 3,77 3,82 3,83 3,77 3,64 3,78 3,77 2 Mojopahit 5,3 3,88 3,84 3,88 3,85 3,70 3,86 3,84 3 Kenanga,6 0,94 0,92 0,98 0,93 0,9 0,89 0,93 4 GOR 4,4 2,85 2,78 2,83 2,75 2,7 2,85 2,79 5 Talangsari 2,4 2,68 2,66 2,68 2,68 2,67 2,64 2,67 6 Wijaya Kusuma 2,0 2,95 2,92 2,85 2,96 2,86 2,86 2,90 397

7 Mastrip 0,7 3,3 3,06 3,3 3,5 3,0 3,08 3,09 8 Sumbersari 8, 0,8 0,83 0,83 0,78 0,79 0,78 0,80 9 Sukorejo 6, 0,92 0,9 0,92 0,87 0,9 0,89 0,9 0 Manggar 3,4 3,2 3,06 3,06 3,02 2,99 3,44 3, Cendrawasih,3,02 0,95 0,97 0,93 0,93 0,97 0,96 2 Patrang 9,2,97,92,95,90,85,90,9 3 Kebonsari 8,48 2,49 2,48 2,48 2,49 2,48 2,49 2,48 4 Muktisari 4,5 3,06 3,05 3,03 3,03 3,05 3,04 3,04 Sumber : Pengolahan data, 2009 Analisis pengangkutan sampah dalam penelitian ini menggunakan model transportasi. Sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting menggunakan tipe transfer depo. Perhitungan jam operasional untuk kondisi eksisting R maks diasumsikan 8 jam operasional. Satuan Biaya Angkut (Rp/km/m3) 500 450 400 350 300 250 200 50 00 50 0 8 0 2 4 6 Ukuran Tipe Kendaraan (C) V = 40 km/jam V = 30 km/jam V = 25 km/jam Gambar. Grafik Hubungan Ukuran Tipe Kendaraan (C) dan Satuan Biaya Angkut (Marpaung, 2006) Tabel 5. Perhitungan Kendaraan Kecamatan Kaliwates (Rmaks = 8 jam operasional) No DEPO Jarak Volume Bak V / Jumlah Waktu tempuh per trip Total Total ( km) Sampah (m 3 ) K Trip Trip Trip 2 Trip 3 waktu Truk 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 Kenanga,6 4,8 8 0,6 0,93 - - 0,93 2 Talangsari 2,4 27,69 8 2,8 2-2,5 2,5 5 3 GOR 4,4 6,59 8 0,8 2,79 - - 2,79 4 Mojopahit 5,3 5,77 8 0,7 3,84 - - 3,84 5 Mangli 7,5 0,43 8,3-3,77-3,77 55,28 6 7,56 6,27 2,5 6,65 5 Sumber: Pengolahan data, 2009 Tabel 5 merupakan hasil perhitungan sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting kecamatan Kaliwates. Kolom 3 menunjukkan nilai jarak dari transfer depo ke TPA. Kolom 4 menunjukkan volume sampah terangkut dari transfer depo. Kolom 5 menunjukkan kapasitas bak truk pengangkut sampah. Kolom 6 merupakan nilai dari perbandingan antara volume sampah dengan kapasitas angkut. Kolom 7 merupakan nilai realisasi dari nilai pada kolom 6. Kolom 8, 9, dan 0 merupakan nilai waktu tempuh per trip dari transfer depo ke TPA yang merupakan nilai dari fungsi kendala dalam model transportasi. Kolom menunjukkan total waktu tempuh dalam sehari. Kolom 2 menunjukkan jumlah kendaraan yang beroperasi. Nilai pada kolom 5 dan 7 akan digunakan untuk menentukan nilai c s, selain nilai pada kolom 5 dan 7, digunakan pula nilai Satuan Biaya Angkut dengan menggunakan pendekatan grafik hubungan ukuran tipe kendaraan dengan satuan biaya angkut. 398

Dari pengamatan di lapangan tentang karakteristik kendaraan pengangkut sampah dan pemilihan rute yang sebagian besar melewati jalan perkotaan, maka kendaraan pengangkut sampah di kota Jember dengan kapasitas 8 m 3 cenderung beroperasi dengan kecepatan 25 km/jam sehingga satuan biaya angkut diasumsikan Rp 500,00/km/m 3. Nilai pada kolom 5 dan 7 dari tabel 4 disubstitusikan pada persamaan sebagai berikut: c s = SBAxkapasitasxjumlahtrip c = 500x8x = 4000 Sesuai dengan contoh perhitungan persamaan diatas, maka diperoleh nilai c = Rp 4.000,00 /km, c 2 = Rp 8.000,00 /km, c 3 = Rp 4.000,00 /km, c 4 = Rp 4.000,00 /km, dan c 5 = Rp 4.000,00 /km. Nilai c, c 2, c 3, c 4, dan c 5 serta nilai pada kolom 3 sebagai nilai ΣT t kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut: z = c. Tt + c 2. Tt 2 + c3 Tt 3 + c 4 Tt 4 + c 5 Tt 5 z = (4000.,6) + (8000.2,4) + (4000.4,4) + (4000.5,3) + (4000.7,5) z = 46400 + 99200 + 57600 + 6200 + 70000 z = 334400 Nilai persamaan sebesar Rp. 334.400,00 merupakan nilai biaya operasional pengangkutan sampah kondisi eksisting di kecamatan Kaliwates. Biaya tersebut kemudian ditambahkan dengan biaya pengambilan sampah sebesar Rp. 200.000,00 sehingga total biaya operasional di kecamatan Kaliwates adalah Rp. 534.400,00 /hari. Tabel 6. Perhitungan Kendaraan Kecamatan Patrang (Rmaks = 8 jam operasional) No DEPO Jarak Volume Bak V / Jumlah Waktu tempuh per trip Total Total ( km) Sampah ( m3 ) K Trip Trip Trip 2 Trip 3 waktu Truk Perumnas 9,2 6,63 8 0,8,9 - -,9 2 Cendrawasih,3 3,74 8 0,5-0,96-0,96 3 Wijaya K.,8 3,93 8,7 2 2,9 2,9-5,8 4 Manggar 3,4 0,43 8,3 3, - - 3, 34,73 5 7,92 3,86,78 3 Sumber: Pengolahan data, 2009 Tabel 6 merupakan hasil perhitungan sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting kecamatan Patrang. Nilai pada kolom 5 dan 7 disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut: c s = SBAxkapasitasxjumlahtrip c = 500x8x = 4000 Sesuai dengan contoh perhitungan persamaan diatas, maka diperoleh nilai c =Rp 4.000,00/km, c 2 =Rp 4.000,00/km, c 3 =Rp 8.000,00/km, c 4 =Rp 4.000,00/km. Nilai c, c 2, c 3, dan c 4, serta nilai pada kolom 3 sebagai nilai ΣT t kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut: z = c. Tt + c2. Tt 2 + c3 Tt 3 + c 4 Tt 4 z = (4000.9,2) + (4000.,3) + (8000.,8) + (4000.3,4) z = 36800 + 45200 + 94400 + 53600 z = 230000 Nilai persamaan sebesar Rp. 230.000,00 merupakan nilai biaya operasional pengangkutan sampah kondisi eksisting di kecamatan Patrang. Biaya tersebut kemudian ditambahkan dengan biaya pengambilan sampah sebesar Rp. 28.000,00 sehingga total biaya operasional di kecamatan Patrang adalah Rp. 358.000,00 /hari. 399

Tabel 7. Perhitungan Kendaraan Kecamatan Sumbersari (Rmaks = 8 jam operasional) No DEPO Jarak Volume Bak V / Jumlah Waktu tempuh per trip Total Total ( km) Sampah ( m3 ) K Trip Trip Trip 2 Trip 3 waktu Truk Sukorejo 6, 4,57 8 0,6 0,9 - - 0,9 2 Sumbersari 8, 4,09 8,8 0,8 - - 0,8 3 Kebonsari 8,48 23,4 8 2,9 2-2,48 2,48 4,96 4 Mastrip 0,7 3,34 8,7 2 3,09 3,09-6,8 5 Muktisari 4,5 2,73 8,6 3,04 - - 3,04 68,3 7 7,84 5,57 2,48 5,89 4 Sumber: Pengolahan data, 2009 Tabel 7 merupakan hasil perhitungan sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting kecamatan Sumbersari. Nilai pada kolom 5 dan 7 disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut: = SBAxkapasitasxjumlahtrip c s c = 500x8x c = 4000 Sesuai dengan contoh perhitungan persamaan 3. diatas, maka diperoleh nilai c =Rp 4.000,00/km, c 2 =Rp 4.000,00/km, c 3 =Rp 8.000,00/km, c 4 =Rp 8.000,00/km, dan c 5 =Rp 4.000,00/km. Nilai c, c 2, c 3, c 4, dan c 5 serta nilai pada kolom 3 sebagai nilai ΣT t kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut: z = c. Tt + c2. Tt2 + c3 Tt3 + c4 Tt4 + c 5 Tt5 z = (4000.6,) + (4000.8,) + (8000.8,48) + (8000.0,7) + (4000.4,5) z = 24400 + 32400 + 67840 + 85600 + 58000 z = 268240 Nilai persamaan sebesar Rp. 268.240,00 merupakan nilai biaya operasional pengangkutan sampah kondisi eksisting di kecamatan Sumbersari. Biaya tersebut kemudian ditambahkan dengan biaya pengambilan sampah sebesar Rp. 40.000,00 sehingga total biaya operasional di kecamatan Sumbersari adalah Rp. 408.240,00 /hari. Tabel 8. Rekapitulasi Total Biaya Operasional Tipe Transfer Depo No Kecamatan Volume sampah Total Biaya Operasi/hari % (m 3 ) (Rp). Kaliwates 55,27 39, 534.400,- 2. Patrang 34,78 26,6 358.000,- 3. Sumbersari 68,3 44,2 408.240,-.300.640,- Sumber: Pengolahan data, 2009 Tabel 8 menyajikan rekapitulasi hasil perhitungan dari tabel 5 hingga tabel 7. Diketahui bahwa volume sampah terangkut untuk kecamatan Kaliwates memiliki selisih 29.75 m 3 atau 35% dari total sampah yang harus diangkut Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Jember yaitu 85,02 m 3. Volume sampah terangkut untuk kecamatan Patrang memiliki selisih 43,56 m 3 atau sebesar 55,6% dari total sampah yang harus diangkut oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Jember yaitu 78,43 m 3. 400

Berdasarkan tabel 8, volume sampah terangkut untuk kecamatan Sumbersari memiliki selisih 24,38 m 3 atau sebesar 26,35% dari total sampah yang harus diangkut oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Jember yaitu 92,5 m 3. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: a. saat ini, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember hanya melayani timbulan sampah kota Jember masing masing untuk kecamatan Kaliwates, Patrang, dan Sumbersari adalah 55,28 m 3 (39,%), 34,73 m 3 (26,6%), dan 68,3 m 3 (44,8%). b. Kinerja sistem pengangkutan sampah kota Jember saat ini masih belum optimal. c. Tidak semua rute eksisting pengangkutan sampah kota Jember yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang kabupaten Jember memiliki lintasan efektif (lintasan terpendek). Dari perbandingan antara rute eksisting dengan rute alternatif yang dibuat, diketahui bahwa kendaraan bernopol P 9982 LM dan P 9976 N memiliki lintasan terpendek pada rute alternatif daripada rute eksisting. 6. SARAN a. Perlu ditingkatkan optimalisasi kebersihan lingkungan oleh DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember dengan pengoptimalan sistem pengangkutan sampah di kota Jember sehingga sasaran kebijakan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 tercapai. b. Perlunya analisis tambahan mengenai sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga di masa mendatang masyarakat sendiri dapat bertanggung jawab terhadap kebersihan dan pengelolaan sampah di lingkungannya sampai dengan transfer depo, sehingga keterbatasan sumber daya yang ada pada DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember dapat terbantu. 7. UCAPAN TERIMA KASIH a. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember beserta staf, atas dukungan data selama pelaksanaan kegiatan penelitian. b. Terima kasih pula disampaikan kepada Bapak Sonya Sulistyono, ST., MT. atas masukanmasukannya dalam pelaksanaan analisis selama pelaksanaan penelitian. 8. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. 990, SK SNI T-3-990-F tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan,Yayasan LPMB, Bandung. Hadnyanawati, H. 2003, Diktat Mata Kuliah IKGM dan IKGPI Pengelolaan Sampah, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jember. Levin, Rubin, Stinson, Gardner. 995. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif (Quantitative Approaches to Management). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Marpaung, H. S. M. 2006, Model Permasalahan Transportasi Antara Beberapa Sumber dan Satu Tujuan; Studi Kasus Transportasi Angkutan Sampah. Jurnal Natur Indonesia 9(). 20 Juli 2006,Universitas Riau, Riau. Tamin, O. Z. 997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Tchobanoglous, George, Thiessien, Hilary, Eliassen, Rolf. 977, Solid Waste Engginering Principles and Management Issues. Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd, Tokyo. Departemen Pekerjaan Umum. 2002, SNI 9-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan [serial online]. http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/pdf/sni9-2454-2002.pdf [6 Oktober 2008] 40

Menteri Pekerjaan Umum. 2006, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP). [Serial online] http://ciptakarya.pu.go.id [6 Oktober 2008] 402