PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TEHADAP DAYA INGAT PADA LANJUT USIA DEMENSIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LOMPAT TALI (ROPE JUMP) TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DI SDN LOSARI 153 SURAKARTA

PENGARUH LATIHAN SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI BERKEMIH PADA LANSIA

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19" '53"

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

PENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LANJUT USIA

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

AGUS ADHI PUJI SANTOSO J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB 4 METODE PENELITIAN

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK USIA 8-12 TAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN LANSIA DI PANTI WREDHA PACITAN DAN DI MASYARAKAT DESA MBALONG SIDOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Proses menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan komplementer beberapa penyakit. 1 Selain itu, beberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

PENGARUH PEMBERIAN ISOMETRIC EXERCISE DAN PROGRESSIVE RESISTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 1-9

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

PENGARUH TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DAN AROMATHERAPY LAVENDER EYEMASK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA FISIOTERAPI D3 ANGKATAN 2011

PENGARUH SENAM OTAK DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DEMENSIA DI PANTI WREDHA DARMA BAKTI KASIH SURAKARTA

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN SNOWBALLING DAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Transkripsi:

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TEHADAP DAYA INGAT PADA LANJUT USIA DEMENSIA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh : Nama : Roisatun Nisa Failasufah Tiara NIM : J110100010 PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI Naskah Publikasi Ilmiah Dengan Judul Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Daya Ingat Pada Lanjut Usia Demensia Naskah Publikasi Ilmiah Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Skripsi Untuk Di Publikasikan Di Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan Oleh: NAMA : ROISATUN NISA FAILASUFAH TIARA NIM : J110100010 Pembimbing I Pembimbing II Isnaini Herawati, S.Fis, M.Sc Yulisna Mutia Sari, SSt.FT, M.Sc(GRS) Mengetahui, Ka. Prodi Fisioterapi FIK UMS Isnaini Herawati, S.Fis, M.Sc

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP DAYA INGAT PADA LANJUT USIA DEMENSIA Roisatun Nisa Failasufah Tiara Program Studi Diploma IV Fisioterapi Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Email: Pusybronly@Rocketmail.Com ABSTRAK Latar Belakang: Lanjut usia adalah orang yang sistem biologisnya mengalami perubahan struktur dan fungsi, salah satu organ yang mengalami perubahan adalah otak. Gangguan pada otak dapat menyebabkan terjadinya demensia sehingga terjadi penurunan daya ingat. Senam vitalisasi otak merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya ingat. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh senam vitalisasi otak terhadap daya ingat pada lansia dememnsia. Metode: Quasi Eksperimental dengan pendekatan Pre and Post Test Design With Control Group dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Pantai Penyantunan Lansia Aisiyah da Panti Wredha Darma Bakti Surakarta. Sampel yang diambil adalah total populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 21 orang. Alat ukur untuk mengetahui demensia dengan Clock Drawing Test dan untuk daya ingat menggunakan short portable mental status quisioner (SPMSQ), kemudian total sampel dibagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan diberikan senam vitalisasi otak sebanyak 3 kali seminggu, dan selama 4 minggu. Hasil: Dari hasil uji paired sample T-Test mendapatkan hasil p <0,005 yang berarti menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian senam vitalisasi otak. Sedangkan dari hasil uji independen sampel T-test juga diapatkan hasil p>0,05 yang berarti menunjukkan tidak adanya pengaruh daya ingat dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulan: Senam vitalisasi otak dapat memberikan pengaruh terhadap daya ingat pada lanjut usia demensia. Kata Kunci: Senam Vitalisasi Otak, Daya Ingat, Lanjut Usia, Demensia.

PENDAHULUAN Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi sehingga mempengaruhi status kesehatan (Aswin, 2003). Otak merupakan salah satu organ yang mengalami perubahan struktur dan fungsinya. Dengan menurunnya fungsi otak maka dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan neurologis, psikologis, deliribrium dan demensia (Sarwono, 2010). Menurut Alzaimer s Desease International (2009), demensia merupakan suatu sundroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deterinrasi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Gangguan yang sering diderita oleh penderita demensia adalah gangguan daya ingat atau memori. Memori adalah kemampuan mengingat kembali pengalaman yang telah lampau (Rostikawati, 2009). Beberapa studi melaporkan bahawa dengan melakukan akttivitas fisik berupa latihan yang bersifat aerobik mengalami penurunan gejala demensia dan peningkatan fungsi kognitiy dimana dapat meningkatkan daya ingat (Yaffe et al; 2001). Salah satu model aktivitas fisik yang didesain untuk lansia adalah senam vitalisasi otak. Senam ini mampu untuk mempertahankan kebugaran otak dan kebugaran fisik. Gerakan dari senam vitalisasi otak dapat merangsang pusat-pusat otak (brain learning stimlation) yang mengatur fungsi tubuh (Markam, 2005).

TUJUAN Mengetahui pengaruh senam vitalisasi otak terhadap daya ingat pada lansia demensia. METODE Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan pada bulan Juli 2014 di Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta dan Panti Penyantunan Lansia Aisiyah Surakarta. Jenis penelitian ini Quasi Eksperimental dengan desain Pre and Post Test With Control Group Desaign yaitu membandingkan pengaruh kelompok yang diberikan perlakuan senam vitalisasi otak dan kelompok kontrol yag tidak diberikan senam vitalisasi otak untuk mengetahi daya ingat responden sebelum dan sesudah perlakuan. Sebelum dilakukannya responden di lakuan pengecekan gangguan demensia dengan Clock Drawing Test, kemudian di tes dengan Short Portable Mental Status quisionnaire (SPMSQ). Lalu diberikan perlakuan senam vitalisasi otak selama 3 kali dalam 1 minggu selama 4 minggu dengan durasi 20-30 menit. KERANGKA TEORI Lanjut usia adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan maupun karena suatu hal tidak mampu lagi berperan aktif dalam pembangunan (Depkes RI,2001). Menurut World Health Prganisation (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-70 tahun, lanjut usia tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008).

Dengan semakin bertambahnya usia maka menyebabkan berbagai masalah terhadap otak salah satunya penyakit demensia. Demensia adalah berkurangnya kognisi pada tingkat kesadaran yang stabil. Fungsi kognisi yang terserang demensia meliputi integrasi umun, bahasa, pemecahan masalah orientasi, persepsi, atensi konsentrasi, pengetahuan dan memori (Kaplan & Sadock, 2010). Beberapa faktor penyebab dari demensia adalah mengkonsumsi jenis obat tertentu, gangguan nutrisi, genetik dan metabolik. Dalam penyakit ini terdapat beberapa gejala dan stadium, yaitu: stadium awal terjadi pada 1-2 tahun pertama dan gejala-gejala yang dirasakan masih dianggaap normal oleh penderita sehingga sering kali diabaikan. Stadium terjadi 2-5 tahun setelahnya dimana sudah tampak muncul gejala seperti: gangguaan mengingat, sering tersesat dan membutuhkan bantuan untuk perawatan sehari-hari. Stadium akhir terjadi setelah 5 tahun kemudian dimana sudah tidak mampu mengenal orang-orang sekitarnya, membutuhkan bantuan untuk melakukan semua aktivitas, mengalmami gangguan mobilisasi dan perubahan perilaku (America Academi Family Physicians, 2001) Salah satu skala pengukuran yang didapat digunakan untuk mengukur demensia adalah mennggunakan Clock Drawing Test (CDT). Alat ini berfungsi untuk sekrining cepat fungsi kognitif sekunder untuk demensia, deliribrium atau kisaran penyakit neurologis dan psikiatrik. Cara melakukannya responden diberikan form penilaian CDT kemudian responden diminta untuk menggambar angka seperti dalam jam dan membuat jarum jam yang menunjukkan jam 11 lewat 10 menit (Henderson dkk; 2007 dan Enjar, 2012).

Gangguan yang sering dialami oleh penderita demensia adalah gangguan memori. Daya ingat atau memori adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali pengalaman yang telah lampau. Adapun beberpa klasifikasi daya ingat ada memori sensori, memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory). Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi memori adalah faktor usia, kondisi fisik, aktifitas sehari-hari, ekonomi, emosi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Untuk penggukuran memori dapat menggunakan Short Portable Mental Status Questionnsire (SPMSQ) yang diciptakan oleh Dr. Pfeiffer pada tahun 1975 untuk mengetahui tingkat memori dan kognitif seseorang (Rostikawati, 2009 dan Teguh, 2011). HASIL Hasil penelitian ini dikelompokkan dalam beberpa karakteristik, yaitu: usia, jenis kelamin, derajat demensia dan daya ingat. Pertama karakteristik responden berdasarkan usia. Usia responden dalam kedua kelompok tersebut minimal 60 tahun dan maksimal 87 tahun. Rata-rata usia responden kelompok perlakuan adalah 69,30 tahun dan kelompok kontrol adalah 73,36 tahun. Kedua karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin kelompok perlakuan semua perempuan dan kelompok kontrol terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan. Ketiga karakteristik responden berdaasrkan derajat demensia. Skor yang minimal yang didapat dikedua kelompok tersebut adalah 2 dan skor maksimal adalah 5. Rata-rata skor kelompok perlakuan adalah 3,30 dn kelompok kontrol adalah 3,55. Keempat karakteristik responden berdasarkan daya ingat. Rata-rata daya ingat yang didapat untuk kelompok perlakuan pre adalah 2,90 dan

post adalah 1,60. Sedangkan kelompok kontrol pre adalah 2,82 dan post adalh 2,82. Hasil uji analisa data yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil sebagai berikut. Untuk uji normalitas data peneliti menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila nilai p>0,05 maka data berdistribusi normal. Tabel 1.1 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Variabel Nilai p Kesimpulan Daya ingat pre kelompok perlakuan 0,587 Normal Daya ingat post kelompok perlakuan 0,329 Normal Daya ingat pre kelompok kontrol 0,739 Normal Daya ingat post kelompok kontrol 0,331 Normal Untuk uji pengaruh peneliti menggunakan uji Paired Sample T-Test. Hipotesis peneliti diterima jika nilai probabilitas aktual lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Berdasarkan tabel 1.2 diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara senam vitalisasi otak dengan daya ingat pada lanjut usia demensia. Tabel 1.2 Uji Paired Sample T-Test variabel Nilai p Kesimpulan Daya ingat kelompok perlakuan 0,013 Ha diterima Daya ingat kelompok kontrol 1,000 Ha ditolak Untuk uji beda pengaruh peneliti menggunakan uji Independent Sample T- Test. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas aktual lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Dari tabel 1.3 nilai rata-rata kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok perlakuan (1,60<2,28) dan nilai p-value 0,230>0,05 sehingga tidak terdapat beda pengaruh yang signifikan antara daya ingat kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 1.3 Uji Independent Sample T-Test Variabel Mean Nilai p Kesimpulan Kelompok Perlakuan 1,60 0,230 Ha ditolak Kelompok Kontrol 2,28 PEMBAHASAN Penurunan daya ingat pada lansia terjadi karena beberapa faktor yaitu: Pertama faktor usia. Penurunan daya ingat dimulai sejak usia 40-50 tahun dan akan terjadi penurunan daya ingat yang signifikan semenjak usia 60 tahun. Kedua jenis kelamin. Beberapa ahli menyebautkan bahwa daya ingat dipengaruhi juga dengan jenis kelamin, akn tetapi belum ada kepastian apakan jenis kelamin lakilaki lebih baik daya ingatnya dengan perempuan. Ketiga dari derajat demensia. Semakin besar derajat demensia yang diderita seseorang maka akan semakin cepat pula penurunan kognitifnya (Teguh, 2011 dan Hartati, 2009). Senam vitalisasi otak berpengaruh terhadap peningkatan daya ingat pada lansia demensia. Hal ini dikarenakan dalam senam ini merupakan penyelarasan fungsi gerak, pernafasan dan pusat berfikir dan pula gerakan dalam senam ini dapat merangsang kerjasama belahan otak dan antar bagian-bagian otak yang diikuti dengan bertambahnya aliran darah ke dalam otak, gerakan yang dilakukan juga lambat sehingga tidak akan membebani kerja jantung dan dapat disesuaikan dengan pernapasan dimana dengan napas yang lebih dalam oksigen dari udara akan terserap lebih banyak dan akan memperbaiki fungsi otak (Markam,2005).

KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: senam vitalisasi otak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap daya ingat pada lansia demensia. SARAN Agar penelitian ini dilanjutkan dengan subjek variabel yang beragam, waktu penelitian lebih lama dan lebih disempurnakan lagi. DAFTAR PUSTAKA Aswin, S. 2003. Pengaruh Menua Terhadap Sistem Muskuloskeletal. Dalam W. Rochmah (Ed) : Naskah Lengkap Simposium Gangguan Muskuloskeletal. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Alzhaimer s disease internasional, 2009. http://www.alz.co.uk/research/worldrepot diunduh pada tanggal 28 januari 2014 Depertemen Kesehatan RI. 2013. Buletin Kesehatan Dengan Topik Gambran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Enjar, A. K., Lise, L., Flemming, M. N., Annette, L And Peder, C. 2012. Simple Scoring Of The Clock-Drawing Test For Demensia Screening. Singapura: Den Med J Henderson, M., Scot, S. & Hotopf, M. 2007. Use Of Clock-Drawing Test In A Hospce Population, Palliative Medicine; 21 Kaplan and Sadock s. 2010. Buku Ajar Psikiatri, Ed 2. Terjemahan oleh Profitasari dan TM Nisa. Jakarta: EGC Markam, S. Mayza, A. Pujiastuti, H. Erdat, M.S., Suwardhana, Solichien, A. 2005. Latihan Vitalisasi Otak. Jakarta: Grasindo Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi Ke 3. Jakarta: EGC Rostikawati, r.t. 2009. Mind mapping. Metode quantum learning. Article. http://etalaseimu.word press.com/2009/10/02 diunduh pada tanggal 2 april 2014. Sarwono, P. 2010. Pelayanan Kesehatan Mental Dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Teguh, S. 2011. Jenis-Jenis Ingatan atau Memori. Article. http://jalurilmu.blogspot.com/2011/11/11jenis-jenis-ingatan-memori.html diunduh pada tanggal 2 april 2014 Yaffe, K., Bames, D., Nevitt, M., Lui, Y. And Covinsky, K. 2001. A Prospective Study Of Physical Activity And Cognitive Deline In Elderly Women. Acr Intem Med.