BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada

I. PENDAHULUAN. Fokus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public dan terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat

DAFTAR PUSTAKA. Anthony, Robert N. Govindarajan Management Control System, 11

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

No Nama Perusahaan Kode Saham. 1 PT Astra International tbk ASII 2 PT Astra Otoparts Tbk. AUTO. 3 PT Garuda Metalindo Tbk. BOLT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. Setelah diterpa krisis ekonomi dan secara perlahan-lahan keadaan mulai

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan surat utang, sedangkan investor sebagi pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

Daftar Populasi Perusahaan Otomotif dan Komponen Periode

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam financial term

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

PENGARUH RASIO RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali berbagai macam produk terjual di Indonesia. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. Produk-produk yang diluncurkan juga semakin canggih mengikuti perkembangan teknologi guna memenuhi kepuasan para konsumen. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya banyak melakukan upaya guna mengikuti perkembangan teknologi. Upaya tersebut tidak terlepas dari biaya atau modal yang digunakan untuk melakukan pengembangan produk dan biaya promosinya. Perusahaan-perusahaan otomotif dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing dan memperoleh laba. Laba yang diperoleh tentunya merupakan salah satu tujuan perusahaan sebagai institusi bisnis. Sehingga setiap perusahaan memberikan kinerja yang memuaskan karena berproduksi secara efisien agar terus menciptakan daya saing yang memiliki keunggulan. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya lebih mengoptimalkan kinerjanya agar dapat mencapai tujuan perusahaan serta mempertahankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu jenis perusahaan yang menerbitkan sahamnya di bursa efek Indonesia, untuk mendapatkan dana adalah industri manufaktur khususnya sub-sektor otomotif, seiring dengan berkembangnya zaman maka semakin tinggi pula tingkat gaya hidup dan kebutuhan manusia yang semakin 1

2 kompleks salah satunya seperti kebutuhan akan alat transportasi, dengan semakin tingginya kebutuhan akan alat transportasi hal itu akan diikuti pula oleh tingginya permintaan masyarakat akan produk otomotif, dari sini bisa dilihat bahwa produk otomotif sangatlah penting dan dibutuhkan untuk masyarakat luas, sehingga kecendrungan perusahaan otomotif untuk survive sangat besar meskipun terkena dampak krisis moneter. Dipilihnya perusahaan otomotif oleh peneliti dikarenakan industry otomotif mempunyai prospek yang cerah dan menguntungkan, karena pada saat ini sedang menghadapi persaingan yang cukup tinggi serta selalu mengikuti perkembangan teknologi yang cepat. Selain itu seiring bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat volume kendaraan di indonesia, secara otomatis akan meningkatkan jumlah permintaan terhadap produk otomotif. Produk otomotif juga sudah menjadi kebutuhan sehari hari bagi setiap individu atau perusahaan. dalam kondisi ini, perusahaan otomotif tentu akan mengambil langkah langkah tertentu untuk memenuhi peningkatan permintaan terhadap produk otomotif tersebut, yaitu dengan cara meningkatkan kapasitas produksi, mengadakan ekspansi perusahaan, perluasan jaringan distribusi serta usaha usaha lain yang semuanya itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Salah satu bentuk informasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan investasi mereka adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang paling penting untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan

3 hasil-hasil yang dicapai perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berguna jika kemudian diperbandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang diambil. Salah satu cara untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan masih dipercaya dapat memberikan gambaran kepada para pengguna laporan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Walaupun isinya merupakan data-data keuangan dimasa lalu, tetapi para pengguna laporan keuangan percaya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dapat memprediksi masa depan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara diantaranya dengan analisis fundamental dan teknikal. Faktor-faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja perusahaan itu sendiri. Indikator yang digunakan dalam analisis kinerja perusahaan adalah likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan solvabilitas. Nilai perusahaan merupakan hal yang harus terus diperhatikan oleh perusahaan. Manajemen akan selalu berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaannya karena dengan nilai perusahaan yang semakin meningkat maka perusahaan juga akan meningkatkan kemakmuran para pemegang sahamnya dan perusahaan akan lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan pendanaan. Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Dengan begitu

4 maka perusahaan akan dapat terus bersaing dan dapat terus bertahan di dalam persaingan pasar global yang seiring berjalannya waktu persaingan dirasa semakin ketat. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor adalah perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan (Brigham dan Houston, 2010:151). Ada berbagai macam perhitungan dalam ratio solvabilitas diantaranya adalah rasio hutang terhadap aktiva (Debt to Assets Ratio), Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi total debt semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Syamsudin, 2007) dan Rasio hutang terhadap modal (Debt to Equity Ratio), Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang diambil dari luar.

5 Tabel 1.1 Daftar hutang perusahaan otomotif tahun 2010-2015 (dalam jutaan rupiah ) No Perusahaan Total Hutang 2012 2013 2014 2015 Rata-rata hutang 1 ASII 92.460 107.806 115.705 118.902 108.718 2 AUTO 3.396.543 3.058.924 4.244.369 1,895,777 3.148.903 3 BRAM 583,198 934.571 1.612.295 1.089.008 1.054.768 4 GDYR 688.359 672.669 840.682 638,337 710.011 5 GJTL 7.391 9.626 10.059 42.990 17.516 6 IMAS 11.869.218 15.655.152 16,744,375 13.035.531 14.326.069 7 INDS 528 443 454 634 514 8 LPIN 37.413 52.980 46,316 32.405 42.278 9 MASA 2,441,703 3,113,961 3,113,091 2.529.777 2.799.633 10 NIPS 310,716 562,462 630,960 938.718 610.714 11 PRAS 297.056 389.182 601,006 631.003 479.561 12 SMSM 594.468 619.707 602,558 779.860 649.148 13 BOLT 594.644 743,985 386,754 158,088 470.867 Rata-rata Tahun Per 1.608.745.92 1.993.959.07 2.226.817.23 1.683.925.38 1.878.361.53 Sumber : Data hutang (Laporan keuangan tahunan perusahaan otomotif ww.idx.co.id) Tabel 1.1 adalah tabel total hutang perusahaan otomotif dari tahun 2012-2015. Tercatat pada tahun 2012 rata-rata hutang Astra International Tbk sebesar 108.718, Astra Otoparts Tbk sebesar 3.148.903, Indo Kordsa Tbk sebesar 1.054.768, Goodyear Indonesia Tbk sebesar 710.011, Gajah Tunggal

6 Tbk sebesar 17.516, Indomobil Seukses International Tbk sebesar 14.326.069, Indospring Tbk sebesar 514, Multi Prima Sejahtera Tbk sebesar 42.278, Multi Arah Sarana Tbk sebesar 2.799.633, Nipress Tbk sebesar 610.714, Prima Alloy Steel Universal Tbk sebesar 479.561, Selamat Sempurna Tbk sebesar 649.148. Garuda Metalindo Tbk sebesar 470.867 masing-masing perusahaan mempunyai rata-rata hutang yang berbeda, hal ini dikarenakan perbedaan dari produk yang dihasilkan. Tabel 1.1 juga menunjukan adanya kenaikan dan penurunan yang fluktuatif dari total hutang perusahaan disetiap tahunnya. Contohnya saja perusahaan Multi Prima Sejahtera Tbk, pada tahun 2012 total hutangnya turun dan pada tahun berikutnya total hutangnya naik kembali. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa seharusnya kenaikan total hutang yang fluktuatif juga diikuti dengan kenaikan profit dari masing-masing perusahaan. Tabel 1.1 dapat menunjukan seberapa besar nilai ratio solvabilitas dari perusahaan otomotif, salah satu rasio yang efektif untu digunakan adalah debt to equity ratio (DER). Debt to euqity ratio (DER) yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar.

7 Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas) merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan. Dengan demikian investor akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas. Karena pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Salah satu cara dalam mengukur rasio profitabilitas dengan menggunakan rasio earning per share (EPS). Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan, yang seringkali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Dengan demikian earning per share (EPS) akan sangat berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Selain melihat kinerja perusahaan, investor juga harus memperhatikan harga saham perusahaan. Penilaian terhadap harga saham dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur efisiensi perusahaan. Jika harga saham merefleksikan seluruh informasi mengenai perusahaan di masa lalu, masa sekarang dan di masa mendatang, maka kenaikan harga saham dapat dianggap sebagai indikasi perusahaan yang efisien. Menurut Jogiyanto (2003:88) harga saham adalah harga yang terbentuk dari kesepakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu. Andy (2013:6) menjelaskan bahwa ketika perusahaan sedang makmur dan berhasil meraih laba secara umum permintaan saham pasti akan naik. Sebaliknya, ketika laba perusahaan sedang turun, permintaan saham

8 jugaakan turun. Turunnya permintaan saham tersebut akan mengakibatkan harga saham bergerak turun menuju ke harga saham baru yang dinilai wajar oleh pasar, harga saham yang baru tersebut kemungkinan besar akan menarik kembali minat investor untuk membeli. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan aktiva lancar yang mereka miliki, yaitu menggunakan current ratio (CR). Menurut Agus (2008:61), current ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi hutang terhadap aktiva lancar. Semakin besar CR semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban-kewajiban lancarnya terhadap aktiva lancar yang mereka miliki sendiri. Sebaliknya, jika CR semakin kecil maka kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban-kewajiban lancarnya dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam menekan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dianggap kurang baik sehingga investor pun enggan untuk menanamkan dananya. Hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut mengalami penurunan (Ardin, 2005:37). Semakin tinggi CR semakin tinggi pula harga sahamnya dan sebaliknya, semakin tinggi DER maka akan semakin rendah perusahaan memberikan return bagi pemegang saham, maka untuk mengetahui besarnya nilai CR, DER, EPS terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor otomotif yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2015. Dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini :

9 Tabel 1.2 Perusahan manufaktur subsektor otomotif No Nama Perusahaan Tahun CR DER EPS PBV 2012 139.91 1.03 479.73 3.43 1 PT Astra International Tbk. 2013 124.20 1.02 479.63 2.59 2014 132.26 0.96 473.80 2.60 2015 137.93 0.94 357.51 1.92 2012 116.49 0.38 294.60 2.60 2 PT Astra Otoparts Tbk. 2013 188.99 0.24 208.78 1.84 2014 133.19 0.42 180.85 2.08 2015 133.33 0.05 482.67 1.15 2012 212.76 0.36 484.50 0.82 3 PT Indo Kordsa Tbk. 2013 157.14 0.47 131.63 0.51 2014 141.56 0.73 381.28 1.04 2015 180.65 0.59 210.60 0.90 Berdasarkan tabel diatas, PT Astra International, Tbk dan PT Astra Otoparts, Tbk untuk variabel Current Ratio mengalami pergerakan secara fluktuatif terhadap nilai perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas perusahaan yang berarti semakin besar kemampuan dalam membiayai kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat likuiditas,

10 maka semakin rendah pula kemampuan perusahaan dalam membiayai kewajiban jangka pendeknya. Untuk variabel DER (Debt to Equity Ratio), mengalami peningkatan pada PT Astra Otoparts, Tbk (tahun 2012) dan PT Indo Kordsa, Tbk (tahun 2013) tetapi nilai perusahaan yang diproksikan PBV mengalami penurunan yang menunjukkan ketidaksesuaian antara konsep dengan fakta yang ada. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat hutang, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan karena semakin tinggi Leverage tentu semakin tinggi pula modal pinjaman yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan semakin rendah tingkat hutang, maka semakin rendah pula nilai perusahaan karena semakin rendah Leverage tentu semakin rendah pula modal pinjaman yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Pada PT Astra International, Tbk, PT Astra Otoparts, Tbk, dan PT Indo Kordsa, Tbk untuk variabel Earning Per Share mengalami pergerakan secara fluktuatif pada periode 2012-2015. EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (mature) (Harahap, 2007). Dapat disimpulkan bahwa semakin besar EPS, semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat dan calon investor tertarik untuk melakukan penanaman modal dalam perusahaan

11 tersebut dan semakin rendah EPS maka semakin rendah pula laba yang di peroleh perusahaan. Hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan inilah yang menarik untuk diperhatikan. Maka dalam penelitian ini akan membahas pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan earning per share sebagai proksi dari kinerja keuangan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Pemilihan ketiga rasio di atas didasari oleh pemikiran bahwa rasio likuiditas, hutang dan nilai pasar merupakan cara sederhana untuk memprediksi nilai perusahaan dimana rasio likuiditas akan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, rasio hutang dapat menggambarkan tingkat resiko yang kemungkinan dimiliki oleh perusahaan dan rasio nilai pasar dapat memberikan gambaran mengenai persepsi pasar terhadap perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menjadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian dan penulis tertarik untuk membahas serta mengambil judul Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Pada Industri Manufaktur Sub Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2015

12 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1.Indentifikasi Masalah Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, adapun masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain: a. Harga saham di Bursa Efek Indonesia yang cenderung fluktuatif. b. Perkembangan dan persaingan bisnis perusahaan di indonesia semakin lama semakin ketat dan dapat mengakibatkan perubahan terhadap nilai perusahaan. c. Rasio keuangan seperti Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share yang fluktuatif dari tahun 2012-2015. 1.2.2.Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu: a. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2012 2015. b. Variable yang diteliti dalam penelitian ini mencakup Current Ratio, Debt To Equity, Earning Per Share terhadap nilai perusahaan. 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat pengaruh antara Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Nilai Perusahaan secara bersama-sama di

13 Bursa Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif tahun 2012-2015? b. Apakah Current Ratio mempengaruhi Nilai Perusahaan secara parsial pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif tahun 2012-2015? c. Apakah Debt to Equity Ratio mempengaruhi Nilai Perusahaan secara parsial pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif tahun 2012-2015? d. Apakah Earning Per Share mempengaruhi Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif tahun 2012-2015? 1.4. Tujuan Penelitian Maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Membuktikan apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan secara bersama-sama. b. Membuktikan apakah Current Ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. c. Membuktikan apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. d. Membuktikan apakah Earning Per Share berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

14 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Untuk membuktikan hipotesis-hipotesis terdahulu serta mendapatkan bukti empiris tentang variabel-variabel yang diuji. 2. Bagi Perusahaan Memberikan informasi tambahan yang mungkin dapat digunakan untuk lebih meningkatkan perbaikan kinerja demi mendapatkan nilai perusahaan yang lebih baik. 3. Bagi Pemerintah selaku Regulator Sebagai salah satu sumber informasi yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh regulator dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pasar modal yang kemudian akan diikuti oleh antusiasme masyarakat dalam berinvestasi. 4. Bagi Akademisi Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan serta memperjelas gambaran tentang analisis kinerja keuangan dan hubungannya dengan nilai perusahaan. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai salah satu sumber referensi dan informasi tambahan untuk kemudian dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.saham juga akan naik dan berdampak baik pula pada meningkatnya nilai perusahaan (Taswan, 2003).