2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk. Meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk menimbulkan persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin bertambah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia sampai 31 Desember 2013, tercatat 141 perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Kemudian dari perusahaan-perusahan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok/sektor yang terdiri dari sektor industri dasar dan kimia (58 emiten), sektor industri barang konsumsi (38 emiten), dan sektor aneka industri (45 emiten). ( Industri manufaktur memiliki prospek yang menguntungkan, karena menghasilkan devisa yang menjadi sumber dana bagi pembangunan perekonomian di Indonesia. Industri manufaktur diproyeksikan tumbuh mencapai 7,1% pada 2013 meskipun kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian. Berbagai faktor negatif di Indonesia seperti kenaikan harga gas, tarif dasar listrik, upah minimum pekerja, infrastruktur yang belum dapat diandalkan, serta melemahnya nilai tukar, tetap tidak mengganggu pertumbuhan sektor ini. Menurut MS Hidayat, Menteri Perindustrian kinerja sektor industri manufaktur pada 2013 tumbuh akibat meningkatnya investasi disektor otomotif, industri pupuk, industri kimia dan semen. ( Daya tahan sektor manufaktur terutama ditopang sektor konsumsi yang tumbuh 28% dan kontribusi industri dasar terhadap indeks manufaktur tergolong kecil yakni hanya sebesar 20%. Sementara itu, perusahaan dari aneka industri justru berperan sebagai penekan kinerja indeks karena mencatat penurunan 11% sejak awal tahun. ( Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa sektor yang mengalami penurunan yang di akibatkan belum stabilnya perekonomian dalam

2 2 bidang industri manufaktur yaitu aneka industri. Ini dapat dilihat pada pergerakan indeks saham aneka industri pada tahun 2013 berada di posisi -2,37%. Berbeda dengan indeks saham industri dasar yang berada di posisi 12,08% dan indeks saham industri barang konsumsi di posisi 18,76% ( Sehingga dalam penelitian ini yang diangkat adalah sektor aneka industri, karena sektor aneka industri mengalami penurunan pergerakan indeks saham lebih besar dibandingkan sektor industri dasar dan sektor barang konsumsi. Pendanaan menjadi salah satu faktor penting untuk menghadapi persaingan ini. Salah satu sumber pendanaan yang bisa digunakan yaitu, memasuki pasar modal dengan menerbitkan saham. Saham merupakan surat berharga atas kepemilikan suatu perusahaan atau disebut pemegang saham dan memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Adanya penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan dan tingginya permintaan saham oleh investor mengakibatkan munculnya kesepakatan harga yaitu harga saham. Harga saham dapat mencerminkan kinerja suatu perushaan baik atau sedang mengalami masalah. Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan baik maka akan telihat pada tingginya pemintaan investor akan saham yang mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan. Maupun sebaliknya apabila kinerja perusahaan sedang mengalami masalah dan keuntungan yang diperoleh menurun maka para investor akan menjual sahamnya yang berakibat pada menurunnya harga saham.bagi investor naik atau turunnya harga saham menjadi informasi dimana saatnya untuk membeli dan menjual sahamnya. Ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan memiliki saham yaitu dividen dan capital gain. Dalam sektor aneka industri terdapat lima subsektor yaitu subsektor otomotif dan komponen, subsektor textile dan garmen, subsektor alas kaki, subsektor kabel, dan subsektor elektronik. Terdapat 45 perusahaan yang menerbitkan sahamnya. Namun pada tahun 2013, 27 perusahaan mengalami penuruan harga saham yang diakibatkan dari belum stabilnya perekonomian dan berdampak pada perusahaan-perusahaan yang berada pada sektor ini. Adapun

3 3 rata-rata penurunan harga saham 27 perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: No Tabel 1.1 Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEI Periode (dalam rupiah) Periode Nama Perusahaan Astra Internasional Tbk Astra Otoparts Tbk Gajah Tunggal Tbk Indo Kordsa Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indospring Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk Nipress Tbk Prima Alloy Steel Tbk Apac Citra Centertex Tbk Asia Pacific Fibers Tbk Eratex Djaja Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Pan Brother Tbk Panasia Indo Resource Tbk Polychem Indonesia Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Sunson Textile Manufacture Tbk Tifico Fiber Indonesia Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Sepatu Bata Tbk KMI Wire and Cable Tbk Sumi Indo Kabel Tbk

4 4 26 Voksel Elektric Tbk Sat Nusapersada Tbk Rata-Rata 3.291, , , , ,48 Sumber: (data diolah) Dari Tabel 1.1 rata-rata perusahaan sektor aneka industri mengalami penurunan harga saham selama tiga tahun. Pada tahun 2009 rata-rata harga saham perusahaan sekator aneka industri adalah Rp Kemudian naik ditahun 2010 menjadi Rp Kenaikan harga itu tidak bertahan lama, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi Rp Penurunan kembali terjadi di tahun 2012 menjadi Rp 3.985, dan di tahun 2013 merupakan harga rata-rata saham paling rendah selama periode yaitu, Rp Menurunnya harga saham dapat memperlihatkan turunya kinerja perusahaan sektor aneka industri, ini mengakibatkan investor melakukan evaluasi kembali untuk menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan menjadi tolak ukur para investor untuk melakukan investasi. Suad Husnan (2005: 54), sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganlisis laporan keuangan, dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat diukur dengan banyak indikator, salah satunya analisis laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan profitabilitas. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010: 282), Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka beban tetap yang harus ditanggung perusahaan akan semakin besar pula.

5 5 Struktur modal dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modal dengan membandingkan total utang dan total modal. Beberapa perusahaan dalam sektor aneka industri melakukan banyak pinjaman untuk menunjang kegiatan operasionalnya yang memang membutuhkan banyak dana. Hal ini berdampak pada nilai DER yang semakin tinggi karena perusahaan mengguankan lebih banyak dalam operasionalnya. Adapun data nilai Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode adalah sebagai berikut: No Tabel 1.2 Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI Periode (dalam %) Nama Perusahaan Periode Astra Internasional Tbk 81, Astra Otoparts Tbk Gajah Tunggal Tbk Indo Kordsa Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indospring Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk Nipress Tbk Prima Alloy Steel Tbk Apac Citra Centertex Tbk 756,1 270,6 279, ,6 12 Asia Pacific Fibers Tbk Eratex Djaja Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Pan Brother Tbk Panasia Indo Resource Tbk Polychem Indonesia Tbk

6 6 19 Ricky Putra Globalindo Tbk Sunson Textile Manufacture Tbk Tifico Fiber Indonesia Tbk -121, Primarindo Asia Infrastructure Tbk Sepatu Bata Tbk KMI Wire and Cable Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Voksel Elektric Tbk Sat Nusapersada Tbk Rata-Rata 160,29 114,39 76,25 73,15 81,76 Sumber: (data diolah) Dari Tabel 1.2 rata-rata nilai DER perusahaan sektor aneka industri pada tahun 2012 menjadi yang terendah yaitu 73,15% Dan tahun 2009 menjadi yang nilai tertinggi yaitu 160,29%. Namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan nilai kembali menjadi 81,76% Dari data diatas terlihat nilai DER perusahaan sektor aneka industri mengalami peningkatan pemakaian total hutang dibandingkan total modal. DER merupakan kemampuan perusahaan untuk menjamin utang dengan modal yang dimiliki. Semakin rendah rasio DER maka akan semakin baik dan nilai perusahaan akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya semakin tinggi rasio DER nilai perusahaan semakin rendah karena kinerja perusahaan dalam membiayai kegiatan oprasionalnya lebih banyak menggunakan utang atau pinjaman. Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham. Semakin tinggi rasio ini berarti kemampuan perusahaan dalam menjamin utang tidak dapat ditutupi oleh modal yang membuat resiko perusahaan tinggi, ini diakibatkan dari tingginya bunga yang dikeluarkan. Mengakibatkan pula para investor menjual sahamnya yang berdampka pada penurunan harga saham. Struktur modal yang optimal yaitu perusahaan tidak boleh memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri atau dengan kata lain debt

7 7 ratio tidak boleh lebih dari 50% sehingga hutang tidak lebih besar dari modal sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah profitabilitas. Meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan, menggambarkan perusahaan melaksanakan kegiatan industrinya dengan baik. Profitabilitas bagi para investor sebagai tolak ukur untuk berinvestasi. Menurut Gitman (2009) rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Dapat dilihat profitabilitas perusahaan menjadi suatu acuan bagi investor untuk menanamkan modalnya dan dapat melihat gambaran perusahaan dari rasio tersebut. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA. Return on asset adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva, atau dapat dikatakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Semakin besar nilai ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Begitu juga sebaliknya bila nilai ROA kecil maka tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan akan kecil dan posisi perusahaan akan kurang baik. Menurut Suad Husnan (2006) Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian jika rasio profitabilitas yang diperoleh perusahaan meningkat, maka kepercayaan investor pada perusahaan akan meningkat dengan menyertakan modalnya untuk diinvestasikan pada perusahaan yang berdampak pada naiknya harga saham. Terdapat beberapa perusahaan dalam sektor aneka industri mengalami kerugian. Kerugian yang dialami perusahaan sektor aneka industri terjadi karena adanya penurunan pendapatan yang disebabkan merosotnya permintaan global dan melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini berdampak pada nilai ROA yang menurun dilihat pada periode tahun pengamatan. Berikut tabel Return on asset pada sektor aneka industri periode :

8 8 No Tabel 1.3 Return on Asset (ROA) Sektor Aneka Industri di BEI Periode (dalam %) Nama Perusahaan Periode Astra Internasional Tbk 14 15,07 13,37 12,48 10,42 2 Astra Otoparts Tbk 17,44 21,94 15,82 12,79 8,39 3 Gajah Tunggal Tbk 10,2 8,01 5,92 8,8 1,41 4 Indo Kordsa Tbk 5,61 9,7 4,28 9,81 1,44 5 Indomobil Sukses Internasional Tbk 3,03 6,58 7,52 5,11 3,17 6 Indospring Tbk 9,46 9,23 10,57 8,05 5,73 7 Multi Prima Sejahtera Tbk 7,4 9,36 7,19 9,64 5,47 8 Multistrada Arah Sarana Tbk 6,89 5,8 3,01 0,05 0,2 9 Nipress Tbk 1,17 3,75 3,99 4,1 4,38 10 Prima Alloy Steel Tbk -8,61 0,07 0,28 2,7 0,88 11 Apac Citra Centertex Tbk -1,27-12,39-6, ,49 12 Asia Pacific Fibers Tbk 25,88 8,4-1,48-7,96-4,76 13 Eratex Djaja Tbk -24,84-41,87 49,23 1,43 0,22 14 Indo-Rama Synthetics Tbk ,57 6,55 0,14 0,17 15 Nusantara Inti Corpora Tbk 0,75 0,52 0,77 0,09 0,1 16 Pan Brother Tbk 4,08 4,02 4,76 4,51 4,47 17 Panasia Indo Resource Tbk 0,05 0,12 1,71 0,23-5,67 18 Polychem Indonesia Tbk 1,45 0,98 5,41 1,4 2,28 19 Ricky Putra Globalindo Tbk 0,62 1,77 1,9 2,02-2,75 20 Sunson Textile Manufacture Tbk 3,55 1,14-2,86-1,74 0,45 21 Tifico Fiber Indonesia Tbk -9,29 5,45 7,68 2,11-1,83 22 Primarindo Asia Infrastructure Tbk 13 14,33 2,66 2,62-9,01 23 Sepatu Bata Tbk 12,71 12, ,14 24 KMI Wire and Cable Tbk 4,22 8,13 5,88 10,78 3,93 25 Sumi Indo Kabel Tbk 5,11 0,77 2,92 4,99 2,28 26 Voksel Elektric Tbk 4,33 0,91 7,03 8,66 1,53

9 9 27 Sat Nusapersada Tbk -4,04-1,53-0,98 1,06 1,05 Rata-Rata 3,89 3,62 6,21 4,03 1,58 SUMBER: (data diolah) Dari Tabel 1.3 terlihat nilai ROA pada sektor aneka industri terjadi fluktuasi. Ditahun 2011 nilai ROA pada sektor aneka industri yang tertinggi yaitu 6,21%. Namun ditahun berikutnya mengalami penurunan yang pada akhirnya 2013 menjadi nilai ROA yang terendah yaitu 1,58%. Hal itu menunjukan kemampuan perusahaan-perusahaan sektor aneka industri dalam mengahasilkan laba atas aktiva rendah ROA merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari produktivitas asset. Menurut David dan Kurniawan (2010, 282) hubungan antara harga saham dengan Return On Assets (ROA) adalah postif artinya, semakin besar hasil yang diperoleh dari aset, maka semakin besar harga dari saham. Semakina baik kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asset, akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan meningkatnya laba perusahaan akan meningkatakan dividen yang diberikan pada investor dengan harapan meningkatkan kemakmuran. Dengan meningkatnya kemakmuran maka investor atau calon investor semakin tertarik untuk membeli saham perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik maka harga saham meningkat karena permintaan terhadap saham perusahaan meningkat. Jika struktur modal dan profitabilitas terjadi penurunan presentase maka akan mengakibatkan penarikan modal oleh para investor yang hasilnya berdampak pada harga saham di pasar modal menjadi turun. Apabila dibiarkan penurunan tersebut akan terus terjadi, maka semakin banyak para investor yang meninggalkan perusahaan alas kaki. Untuk itu perlu adanya perbaikan kondisi keuangan perusahaan agar meminimalisir penurunan tersebut dan kinerja manajemen perusahaan yang baik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti terkait struktur modal dan profitabilitas pada harga saham dengan judul PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHAPA HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

10 Identifikasi Masalah Kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian dan berbagai faktor negatif di Indonesia membuat kondisi dimana industri manufaktur dapat mempertahankan pertumbuhannya. Namun sektor aneka industri yang berada pada bidang industri manufaktur di Bursa Efek Indoneisa mengalami penurunan di tahun 2013 dibandingkan sektor kedua lainnya. Peristiwa tersebut berdampak juga pada kinerja perusahaan di pasar modal dengan menurunnya harga saham perusahaan tersebut. Harga saham juga dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan baik atau sedang mengalami masalah. Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan baik maka akan telihat pada pemintaan saham tinggi yang mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan. Maupun sebaliknya apabila kinerja perusahaan sedang mengalami masalah dan keuntungan yang diperoleh menurun maka para investor akan menjual sahamnya yang berakibat pada menurunnya harga saham. Adapun analisis kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan profitabilitas. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010: 282), Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri. Indikator yang di pakai untuk mengukur struktur modal adalah Debt to Equity Ratio (DER). Profitabilita bagi para investor sebagai tolak ukur untuk berinvestasi. Menurut Gitman (2009) rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Indikator yang dipakai dalam mengukur profitabilitas yaitu return on assets (ROA).

11 11 Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham. Semakin rendah DER maka investor dan calon investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan, yang pada akhirnya akan mingkatkan harga saham. Menurut David dan Kurniawan (2010, 282) hubungan antara harga saham dengan Return On Assets (ROA) adalah postif artinya, semakin besar hasil yang diperoleh dari aset, maka semakin besar harga dari saham. 1.3 Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang penelitian, terdapat batasan-batasan penelitian yang tertuang pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran struktur modal pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indoneisa periode ? 2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indoneisa periode ? 3. Bagaimana gambaran harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indoneisa periode ? 4. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode ? 5. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode ? 1.4 Tujuan Penelitian Ada pun tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran struktur modal pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode Untuk mengetahui bagaimana gambaran profitabilitas pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode Untuk mengetahui bagaimana gambaran harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode

12 12 4. Unutk mengetahui bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode Unutk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mendapatkan kegunaan secara teoritis maupun praktis, yaitu: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran dan dapat menambah informasi bagi penulis dan menjadi pelengkap kajian-kajian dalam ilmu manajemen keuangan, khususnya yang berkaitan dengan struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber informasi bagi perusahaan terkait untuk mengatasi masalah penurunan harga saham dan bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Moh. Nazir (2011:123), variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Masih menurut Moh. Nazir (2011:124) umumnya variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin berkembang telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Kebutuhan akan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap badan usaha di Indonesia mempunyai prospek kinerja yang berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan usaha yang ada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang berjudul, Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. Produk-produk yang diluncurkan juga semakin canggih mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham 136 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini membahas bagaimana suatu perusahaan menetapkan kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham institusional sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nia Kania Nur aeni, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nia Kania Nur aeni, 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang pesat mengakibatkan dunia usaha menghadapi permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis, khususnya dalam hal manajemen keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hutang. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. hutang. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang sangat penting. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Efek Indonsia. Penelitian ini di lakukan pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar perusahannya dapat memakmurkan para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang. diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang. diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga yang meliputi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang diperlukan oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi saat terjadinya krisis perekonomian global, suatu perusahaan akan dihadapkan pada apakah perusahaan dapat mempertahankan kinerja yang telah dibangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fokus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public dan terdaftar di

I. PENDAHULUAN. Fokus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public dan terdaftar di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini kemajuan ekonomi ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri di berbagai industri. Hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan pun meningkat. Fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi suatu negara karena pasar modal menajalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2016 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu jenis industri primer bagi masyarakat, karena industri tersebut menghasilkan kebutuhan sandang bagi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah industri otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara. Menurut Situmorang (2008) pasar modal merupakan suatu tempat pengalokasian dana secara efisien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Menurut Nazir (2011) Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Sehingga variabel adalah objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan alternatif investasi yang semakin memasyarakat namun banyak hal yang harus diketahui oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain, salah satu indikatornya jika bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi merupakan perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas, arus modal yang bebas dan pasar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang berjudul, Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era perkembangan zaman ini setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing agar mampu bertahan dan terus menjalankan usahanya. Kondisi pasar ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian di negeri ini maka perkembangan dan pertumbuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini mengharuskan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang pasti membutuhkan dana yang besar untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini menyebabkan industri- industri

Lebih terperinci

NUR ANNISA, 2015 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS

NUR ANNISA, 2015 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham (Mardiyanto, 2009:84).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. fundamental terhadap harga saham pada sektor Textile dan Garment yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. fundamental terhadap harga saham pada sektor Textile dan Garment yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis faktor fundamental terhadap harga saham pada sektor Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring banyaknya perusahaan yang telah go public sangat penting bagi mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar kecilnya pergerakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana.tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya industri diikuti dengan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi di indonesia membuat setiap perusahaan yang ada bersaing untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sektor industri otomotif diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. di sektor industri otomotif diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun tahun 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia ternyata menarik perhatian para investor dalam negeri maupun mancanegara. Direktur Industri Alat Transportasi Kementeriaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti saham, misalnya pemegang surat berharga akan menerima dividen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti saham, misalnya pemegang surat berharga akan menerima dividen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal modal merupakan jembatan untuk mendistribusikan kesejahteraan kepada masyarakat khususnya kepada pemegang surat berharga perusahaan seperti saham,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com).

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri otomotif Indonesia telah menjadi sebuah pilar penting dalam sektor manufaktur negara ini karena banyak perusahaan mobil yang terkenal di dunia membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian saat ini, perusahaan manufaktur dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah bagian dari pasar finansial dan tempat bertemunya investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin banyak pula perusahaan yang bermunculan sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Pemerintah Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang terus berkembang memberikan efek positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari pendapatan per kapita yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar keuangan untuk melakukan kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rudianto (2006:7), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Nama Industri Tekstil dan Otomotif. Tabel 3.1 Nama Perusahaan Tekstil

LAMPIRAN I. Nama Industri Tekstil dan Otomotif. Tabel 3.1 Nama Perusahaan Tekstil LAMPIRAN I Nama Industri Tekstil dan Otomotif Tabel 3.1 Nama Perusahaan Tekstil No Nama Perusahaan 1 PT. Argo Pantes Tbk 2 PT. Polychem Indonesia tbk 3 PT. Centex Tbk 4 PT. Eratex Djaya Tbk 5 PT. Ever

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor property menjadi salah satu sektor yang menarik di Indonesia, dimana pasar diproyeksikan akan bergerak menuju arah yang positif. Terlepas dari tantangan-tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup penting karena dapat dijadikan sumber dana alternatif bagi perusahaan. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam situasi perekonomian saat ini semakin lama semakin ketat. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang berkembang cukup pesat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. adalah sebagai berikut: laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca

BAB IV ANALISIS DATA. saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. adalah sebagai berikut: laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca 43 BAB IV ANALISIS DATA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur salah satunya dengan cara mengetahui tingkat perkembangan berbagai jenis industri pada negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat terutama perusahaan go public yang menghadapi persaingan tidak hanya dalam satu sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mengembangkan kegiatan bisnis, perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan dana akan semakin besar juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak perusahaan dari berbagai industri mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Merumuskan desain penelitian merupakan hal yang penting karena dengan merumuskan desain penelitian tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan teknologi dan dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibutuhkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis finansial di Amerika Serikat pada tahun 2008 menimbulkan dampak yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan

Lebih terperinci

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan di dunia sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk meningkatkan peran pasar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Pasar Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai besarnya risiko tingkat pengembalian pada industri otomotif dan komponennya yang go public di Bursa

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi SebagaiPersyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan nilai, atau harga saham perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan keputusan manajemen hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali berbagai macam produk terjual di Indonesia. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali berbagai macam produk terjual di Indonesia. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang menjadi pasar potensial bagi para pengusaha baik dalam negeri maupun luar negeri untuk memasarkan atau menjual produknya. Banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah dengan cara melihat seberapa jauh kondisi pasar modal suatu negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat karena dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Banyak investor yang mengalokasikan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia perbankan dewasa ini semakin pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bank pemerintah maupun swasta yang berdiri di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhnya perekonomian di dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) dari investasi

Lebih terperinci

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Oleh: NATASYA MAY BAADILLA 0712010012

Lebih terperinci