BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi literatur. Pengujian daya optik pada sensor serat optik

dokumen-dokumen yang mirip
UJI COBA DAN ANALISIS SENSOR SERAT OPTIK UNTUK WEIGHT IN MOTION (WIM) PADA REPLIKA KENDARAAN STATIS DAN DINAMIS

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III METODE PENELITIAN

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

Rancangan Alat Timbang Berbasis Serat Optik Mikrobending Menggunakan Mikrokontroler ATmega32

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian

2015 UJI COBA DAN ANALISIS SENSOR SERAT OPTIK UNTUK WEIGHT IN MOTION (WIM) PADA REPLIKA KENDARAAN STATIS DAN DINAMIS

BAB II LANDASAN TEORI

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Alat Ukur Beban Berbasis Fiber Optik Dengan Pelapisan Karet Pada Serat Optik Polimer

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan

TEKNIK KOMUNIKASI SERAT OPTIK SI STEM KOMUNIKASI O P TIK V S KO NVENSIONAL O LEH : H ASANAH P UTRI

BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN. adalah Link Medan-Tebing Tinggi dengan dengan dua daerah jalur ukur, yaitu

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

KAJIAN RUGI-RUGI AKIBAT MAKROBENDING PADA SERAT OPTIK PLASTIK BERBASIS PC

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

DAN KONSENTRASI SAMPEL

Investigasi Sensor Serat Optik untuk Aplikasi Sistem Pengukuran Berat Beban Berjalan (Weight in Motion System)

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

KARAKTERISASI SISTEM SENSOR SERAT OPTIK BERDASARKAN EFEK GELOMBANG EVANESCENT

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SENSOR TEMPERATUR MENGGUNAKAN SERAT OPTIK PLASTIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA PADA PLANT BOILER

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA

Kajian Rugi-Rugi Akibat Macrobending pada Serat Optik Plastik Berbasis PC

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

PERANCANGAN PENYEBARAN DAYA PADA SINGLE-MODE FIBER DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN LITHIUM NIOBATE (LiNbO 3 ) DAN PARAFIN (C 20 H 42 )

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser

SISTEM TRANSMISI DIGITAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL Oleh : Darmansyah Deva Sani of 6 ABSTRAK

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

Overview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

ROMARIA NIM :

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi dari penelitian ini diskemakan dalam bentuk flowchart seperti tampak

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

Desain Sensor Serat Optik pada Uji Aspal dengan Marshall Stability Testing untuk Pengukuran Stabilitas

BABI PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan penelitian dan pembuatan

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE

Analisis Pengaruh Tekanan Pada Serat Optik Terhadap Sistem Transmisi Data BerbasisMikrokontroler ATMega32 Dengan Akuisisi Data Menggunakan Matlab

Analisis Penguat EDFA dan SOA pada Sistem Transmisi DWDM dengan Optisystem 14

FIBER NETWORK CABLING. By: Abdul Hak Bin Mahat (ILPS)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

KARAKTERISASI RUGI LENGKUNGAN SERAT OPTIK DENGAN OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER UNTUK PENGGUNAANNYA SEBAGAI SENSOR PERGESERAN TANAH

Pemanfaatan Sifat Rugi Lengkungan Serat Optik Ragam Tunggal dan Ragam Jamak sebagai Sensor

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

PEMBAGIAN SERAT OPTIK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

ANALISIS PERGESERAN ¼ λ DISTRIBUTED FEEDBACK LASER DIODA (DFB LD) PADA SERAT OPTIK

PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON

BAB III METODE ANALISIS

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

KARAKTERISASI FIBER BRAG GRATING TERHADAP SUHU MENGGUNAKAN TEKNIK SAPUAN PANJANG GELOMBANG LASER

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL FREKUENSI GETARAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK

PENGARUH DISPERSI TERHADAP KECEPATAN DATA KOMUNIKASI OPTIK MENGGUNAKAN PENGKODEAN RETURN TO ZERO (RZ) DAN NON RETURN TO ZERO (NRZ)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

BAB III PERANCANGAN MODEL JARINGAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

FORMULASI MATEMATIS UNTUK PERANCANGAN SISTEM ALAT UKUR BEBAN KENDARAAN BERJALAN (WIM DEVICE) Rini Khamimatul Ula, Thomas Budi Waluyo, Dwi Hanto

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SUMBER DAN DETEKTOR CAHAYA UNTUK EKSTENSOMETER SERAT OPTIK

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian sensor serat optik untuk Weight In Motion (WIM) pada replika kendaraan statis dan dinamis adalah dengan melakukan studi literatur dan melakukan percobaan di Laboratorium. Adapun tahapan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Studi literatur Pengukuran berat miniatur truk dengan menggunakan timbangan Pengujian daya optik pada sensor serat optik Pengujian tegangan keluaran pada sensor serat optik Pengukuran tegangan keluaran pada roda miniatur truk dengan menggunakan sensor serat optik Karakterisasi sensor serat optik Pengujian tegangan keluaran pada roda miniatur truk dengan menggunakan sensor serat optik B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada : Waktu Pelaksanaan : Maret Juni 2015 Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Fiber Optik Pusat Penelitian Fisika -

21 LIPI, Kawasan PUSPIPTEK Serpong Kota Tangerang Selatan, Banten 15314 No telepon (021) 7560570. C. Alat dan Bahan Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat dan bahan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Light Emitting Diode (LED) Light Emitting Diode (LED) yang ditunjukkan pada gambar 3.1. digunakan sebagai sumber cahaya yang dilewatkan pada kabel serat optik. Pada penelitian ini LED menggunakan stabilized light source MG9001A jenis MG0917D. Cahaya dari stabilized light source MG9001A memiliki wavelength 1310 nm, output power -35 dbm (GI) / -50 dbm (SM), attenuation setting range 0-6 db, 0,01 db steps. Gambar 3.1. Stabilized Light Source MG9001A 2. Photodetector Photodetector digunakan sebagai penguat operasional sinyal dari sumber cahaya LED. Pada penelitian ini photodetector yang digunakan adalah ThorLabs PDA50B-EC seperti yang terlihat pada gambar 3.2. ThorLabs PDA50B-EC mempunyai panjang gelombang 800-1800 nm, bandwidth range 460 khz BW, active area 19,6 mm2, Output ±12 VDC, 0,25 A. Gambar 3.2. ThorLabs PDA50B-EC 3. Data Acquisition (DAQ) Data Acquisition (DAQ) digunakan sebagai akuisisi data sinyal yang telah dikuatkan oleh photodetector untuk ditampilkan pada komputer. Pada penelitian

22 ini akuisisi data menggunakan DT9816 seperti yang terlihat pada gambar 3.3. DT9816 mempunyai sampling rate hingga 750 ks/s per channel dan resolusi ADC 16 bit. Gambar 3.3. DT9816 4. Komputer Komputer yang digunakan telah dilengkapi dengan softwere weight in motion sensor buatan Pusat Penelitian Fisika LIPI. Komputer seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4. digunakan sebagai penampil hasil pengukuran dimana besaran yang ditampilkan pada komputer tersebut berupa nilai kecepatan dan nilai tegangan keluaran. Selain itu komputer juga digunakan sebagai penampil hasil pengukuran berat axle load roda miniatur truk pada timbangan digital. Gambar 3.4. Komputer 5. Sensor Serat Optik Rancangan serat optik berbasis mikrobending yang digunakan sebagai sensor berat kendaraan ditunjukkan pada gambar 3.5. Pada pembuatannya menggunakan beberapa alat dan dan bahan diantaranya karet dengan panjang 30 cm, lebar 5 cm, dan tebal 1 cm, serat optik jenis multi mode dengan diameter core 50 μm dan diameter cladding 125 μm, tusuk gigi bahan bambu dengan panjang 4 cm sebanyak 64 buah, niser silicone rubber produk RTV-586 sebanyak 0,78 liter, hardener sebanyak 5 ml, dan double tip. Mula-mula menempelkan double tip pada karet, mengupas jaket pada serat optik kira-kira sepanjang 40 cm kemudian meletakkan bagian serat optik yang terkupas tersebut di tengah karet dengan posisi horizontal

23 atau sejajar dengan panjang karet. Setelah itu meletakkan bending modulatotor berupa tusuk gigi melintang di atas serat optik dengan jarak antar tusuk giginya 1 mm. Tahap berikutnya yaitu melakukan pengecoran menggunakan Silicon rubber yang telah dicampur dengan menggunakan hardener. Setelah pengecoran selesai, sensor dibiarkan hingga mengeras dan siap digunakan. bending modulator 1 mm karet serat optik... Gambar 3.5. Skema serat optik berbasis mikrobending Skema sensor serat optik yang digunakan sebagai sensor berat kendaraan seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.6. LED 1310 nm Serat optik berbasis mikrobending Photodetector Gambar 3.6. Skema sensor serat optik Seberkas cahaya yang datang dari sebuah LED dengan panjang gelombang 1310 nm dilewatkan pada sebuah serat optik berbasis mikrobending. Serat optik tersebut akan menerima beban sehingga terjadi mikrobending yang menyebabkan intensitas cahaya setelah melalui serat optik tersebut menjadi berkurang. Intensitas cahaya LED ini dideteksi dan dikuatkan oleh photodetector. Output dari photodetector ini berupa tegangan keluaran. 6. Power Meter Power meter digunakan sebagai alat pengukur daya optik dari sumber cahaya LED yang merambat melalui serat optik. Pada penelitian ini power meter yang digunakan adalah jenis Optical Handy Power Meter ML9002A seperti yang terlihat pada gambar 3.7.

24 Gambar 3.7. Optical Handy Power Meter ML9002A 7. Miniatur truk Miniatur truk seperti pada gambnar 3.8. digunakan sebagai objek pengukuran berat replika kendaraan statis dan dinamis. Miniatur truk yang digunakan pada penelitian ini memiliki panjang 84 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 45 cm. Jarak antara roda depan dan roda belakang miniatur truk adalah 38 cm. Gambar 3.8. Miniatur truk 8. Timbangan Digital Timbangan digital digunakan sebagai pembanding hasil pengukuran berat miniatur truk statis dan dinamis menggunakan sensor serat optik. Timbangan digital pada gambar 3.9. merupakan produk PT. Kenko Elektric Indonesia yang memiliki kapasitas beban sebesar 200 kg. Berdasarkan permukaannya timbangan digital mempunyai panjang 51 cm, lebar 39 cm, tinggi 10 cm. Dengan menggunakan softwere smartscale desktop, berat suatu beban dapat ditampilkan pada komputer. Gambar 3.9 Timbangan Digital 9. Beban Statis Beban statis ditunjukkan pada gambar 3.10. Beban statis digunakan untuk menguji respon daya optik dan tegangan keluaran pada sensor serat optik dengan cara meletakkan beban statis di atas sensor serat optik dengan berat beban statis

25 yang berbeda-beda. Pada pengujian ini digunakan 4 buah beban statis dimana berat tiap bebannya sebesar 20 kg. Gambar 3.10. Beban statis D. Langkah - Langkah Penelitian Pada penelitian ini penulis melakukan beberapa tahapan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Pada tahapan ini penulis mengumpulkan sumber bacaan yang bisa dijadikan sebagai referensi yang dapat mendukung penelitian penulis. Sumber bacaan tersebut berupa media cetak dan media elektronik. 2. Pengukuran Berat Miniatur Truk dengan Menggunakan Timbangan Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui berat total miniatur truk dengan menggunakan timbangan. Pengukuran ini dilakukan pada miniatur truk statis dan dinamis. Pada pengukuran ini penulis membuat rangkaian seperti pada gambar 3.11. Berat Miniatur Truk Timbangan Digital Komputer Gambar 3.11. Pengukuran berat miniatur truk menggunakan timbangan a. Pengukuran Berat Miniatur Truk Statis Pengukuran berat miniatur truk statis dilakukan dengan cara meletakkan roda depan dan roda belakang miniatur truk secara bergantian di atas timbangan digital. Timbangan digital akan mendeteksi berat axle load roda depan dan berat axle load roda belakang miniatur truk. Data dari timbangan digital akan dikirimkan ke komputer dengan menggunakan kabel RS232 sehingga berat axle load roda depan dan roda belakang miniatur truk dapat ditampilkan pada komputer. Untuk mengetahui berat total miniatur truk dapat dilakukan dengan menjumlahkan berat axle load roda depan dan berat axle load roda belakang dari miniatur truk tersebut. Pengukuran berat miniatur truk

26 statis dilakukan dalam 3 keadaan, keadaan pertama yaitu miniatur truk tanpa muatan, keadaan kedua yaitu miniatur truk yang ditambahkan muatan 20 kg, kondisi ketiga yaitu miniatur truk yang ditambahkan muatan 40 kg. b. Pengukuran Berat Miniatur Truk Dinamis Pengukuran berat miniatur truk dinamis dapat dilakukan dengan cara mendorong miniatur truk sehingga melaju di atas lintasan. Di tengah lintasan tersebut diletakkan sebuah timbangan digital. Timbangan digital akan mengukur berat axle load roda depan dan berat axle load roda belakang miniatur truk selama roda tersebut berada di atas timbangan digital. Data dari timbangan digital akan dikirimkan ke komputer dengan menggunakan kabel RS232 sehingga berat roda depan dan roda belakang miniatur truk dapat ditampilkan pada komputer. Untuk mengetahui berat total miniatur truk dalam keadaan dinamis dapat dilakukan dengan menjumlahkan berat roda depan dan berat roda belakang dari miniatur truk tersebut. Pengukuran berat miniatur truk dinamis dilakukan dalam 3 keadaan, keadaan pertama yaitu miniatur truk tanpa muatan, keadaan kedua yaitu miniatur truk ditambahkan muatan 20 kg, kondisi ketiga yaitu miniatur truk ditambahkan muatan 40 kg. Pada masing-masing keadaan tersebut miniatur truk di dorong dengan kecepatan mendekati 0,5 km/jam, 1 km/jam, 1,5 km/jam, 2 km/jam, dan 2,5 km/jam. 3. Pengujian Daya Optik pada Sensor Serat Optik Pengujian ini dilakukan untuk melakukan uji kelayakan sensor serat optik dengan menganalisis kelinieritasan hubungan antara daya optik terhadap variasi beban statisnya. Dalam melakukan pengujian ini penulis membuat rangkaian seperti gambar 3.12. Berat Beban Statis LED Serat Optik Berbasis Mikrobending Power Meter Gambar 3.12. Pengujian daya optik pada serat optik berbasis mikrobending

27 Seberkas cahaya yang datang dari sebuah LED dengan panjang gelombang 1310 nm dilewatkan pada sebuah serat optik berbasis mikrobending. Di atas serat optik tersebut diletakkan sebuah beban statis yang beratnya bervariasi. Akibat variasi beban statis menyebabkan terjadinya mikrobending sehingga besar intensitas cahayanya bervariasi. Besar intensitas cahaya dapat merepresentaikan besar daya optiknya. Besarnya daya optik akan ditampilkan pada power meter. Pada proses pengambilan datanya, mula-mula melakukan pengukuran daya optik ketika di atas sensor serat optik tidak ada beban statis. Selanjutnya melakukan pengukuran daya optik ketika di atas sensor serat optik diletakkan beban statis dengan berat 20 kg, 40 kg, 60 kg, dan 80 kg. Dari data tersebut maka dapat diperoleh grafik antara besarnya daya optik terhadap variasi bebannya. 4. Pengujian Tegangan Keluaran pada Sensor Serat Optik Pengujian ini dilakukan untuk menguji kelayakan sensor serat optik dengan menganalisis respon tegangan keluaran terhadap variasi berat beban statisnya. Dalam pengujian ini penulis membuat rangkaian seperti diagram blok yang ditunjukkan pada gambar 3.13. Berat Beban Statis Sensor Serat Optik Akuisisi Data Komputer Gambar 3.13. Pengujian tegangan keluaran pada sensor serat optik Sensor serat optik akan mendeteksi berat beban yang diletakkan di atasnya. Akibat beban tersebut menyebabkan terjadinya mikrobending sehingga besar intensitas cahayanya berkurang. Sinyal dari sensor serat optik akan dikonversi menjadi sinyal digital dan akan diolah dengan menggunakan akuisisi data (DAQ). Dari hasil akuisisi data, besarnya tegangan keluaran akan ditampilkan pada komputer untuk setiap berat beban statisnya. Pada proses pengambilan datanya, mula-mula melakukan pengukuran tegangan keluaran ketika di atas sensor serat optik tidak ada beban statis. Kemudian melakukan pengukuran tegangan keluaran ketika di atas sensor diletakkan beban statis dengan berat 20 kg, 40 kg, 60 kg, dan 80 kg. Dari data

28 tersebut maka dapat diperoleh grafik antara besarnya tegangan keluaran terhadap variasi bebannya. 5. Pengukuran Tegangan Keluaran pada Roda Miniatur Truk dengan Menggunakan Sensor Serat Optik Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan keluaran miniatur truk baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan dinamis. Dalam melakukan pengukuran ini penulis membuat rangkaian seperti yang telah ditunjukkan pada gambar 3.14. Berat Miniatur Truk Sensor Serat Optik Akuisisi Data Komputer Gambar 3.14. Pengukuran tegangan keluaran pada roda miniatur truk dengan menggunakan sensor serat optik. a. Pengukuran Tegangan keluaran pada roda Miniatur Truk Statis Sensor serat optik akan mendeteksi berat beban yang diletakkan di atasnya. Akibat beban tersebut menyebabkan terjadinya mikrobending sehingga besar intensitas cahayanya berkurang. Sinyal dari sensor serat optik akan dikonversi menjadi sinyal digital dan akan diolah dengan menggunakan DAQ. Besarnya tegangan keluaran untuk axle load roda depan dan axle load roda belakang miniatur truk akan ditampilkan pada komputer. Tegangan keluaran total miniatur truk yaitu jumlah tegangan keluaran untuk axle load roda depan dan axle load roda belakang dari miniatur truk tersebut. Pengukuran berat miniatur truk statis dilakukan dalam 3 keadaan, keadaan pertama yaitu miniatur truk tanpa muatan, keadaan kedua yaitu miniatur truk yang ditambahkan muatan 20 kg, kondisi ketiga yaitu miniatur truk yang ditambahkan muatan 40 kg. b. Pengukuran Tegangan Keluaran pada Roda Miniatur Truk Dinamis Pada pengukuran berat miniatur truk dinamis dapat dilakukan dengan cara mendorong miniatur truk sehingga melaju di atas lintasan. Di tengah lintasan diletakkan sebuah sensor serat optik. Sensor serat optik akan mengukur tegangan keluaran axle load roda depan dan axle load roda belakang selama roda tersebut berada di atas sensor serat optik. Tegangan keluaran total

29 miniatur truk yaitu jumlah tegangan keluaran untuk axle load roda depan dan axle load roda belakang dari miniatur truk. Pengukuran berat miniatur truk dinamis dilakukan dalam 3 keadaan, keadaan pertama yaitu miniatur truk tanpa muatan, keadaan kedua yaitu miniatur truk ditambahkan muatan 20 kg, kondisi ketiga yaitu miniatur truk ditambahkan muatan 40 kg. Pada masing-masing keadaan tersebut miniatur truk didorong dengan kecepatan mendekati 0,5 km/jam, 1 km/jam, 1,5 km/jam, 2 km/jam, dan 2,5 km/jam. Besarnya kecepatan miniatur truk tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan sensor kecepatan yang dipasang di bawah lintasan. 6. Karakterisasi Sensor Serat Optik Karakterisasi dilakukan pada sensor serat optik yang telah dibuat sebelum sensor tersebut digunakan dalam pengukuran. Pada karakterisasi ini dilakukan pembandingan hasil pengukuran berat miniatur truk dengan menggunakan sensor dan hasil pengukuran berat miniatur truk dengan menggunakan timbangan. Mula-mula dilakukan pembandingan hasil pengukuran berat dengan menggunakan sensor dan timbangan untuk miniatur truk dalam keadaan statis, baik miniatur truk tanpa muatan, miniatur truk bermuatan 20 kg, dan miniatur truk bermuatan truk 40 kg. Dari hasil pembandingan tersebut didapatkan konversi nilai tegangan keluaran terhadap besaran berat miniatur truk tersebut untuk setiap keadaannya. Sehingga didapatkan konversi rata-rata nilai tegangan keluaran terhadap rata-rata besaran berat miniatur truk dari tiga keadaan tersebut. Pembandingan berikutnya dilakukan pada miniatur truk dalam keadaan dinamis. Sama halnya dengan pembandingan hasil pengukuran untuk miniatur truk statis, pada miniatur truk dalam keadaan dinamis juga dilakukan pembandingan hasil pengukuran berat dengan menggunakan sensor dan timbangan baik miniatur truk tanpa muatan, miniatur truk bermuatan 20 kg, dan miniatur truk bermuatan truk 40 kg. Pembandingan ini dilakukan untuk satu nilai kecepatan, masing-masing dengan kecepatan mendekati 0,5 km/jam, 1 km/jam, 1,5 km/jam, 2 km/jam, dan 2,5 km/jam dengan beberapa data nilai tegangan keluaran yang telah dikonversi ke dalam kilogram. Dari hasil

30 pembandingan tersebut maka didapatkan hubungan antara berat miniatur truk untuk setiap kecepatannya sehingga didapatkan konversi rata-rata nilai kecepatan terhadap rata-rata besaran berat miniatur truk tersebut. Dari hasil karakterisasi sensor serat optik maka akan didapatkan persamaan untuk menghitung berat miniatur truk dan persamaan yang didapatkan tersebut hanya berlaku untuk pengukuran berat miniatur truk menggunakan sensor ini. 7. Pengujian Tegangan Keluaran pada Roda Miniatur Truk Dinamis dengan Menggunakan Sensor Serat Optik Pengujian ini dilakukan untuk mengukur berat miniatur truk dinamis dengan mengetahui nilai tegangan keluaran total miniatur truk. Pengujian ini dilakukan dalam 3 keadaan, keadaan pertama yaitu miniatur truk tanpa muatan, keadaan kedua yaitu miniatur truk ditambahkan muatan 20 kg, kondisi ketiga yaitu miniatur truk ditambahkan muatan 40 kg. Pada masing-masing keadaan tersebut miniatur truk didorong dengan kecepatan antara 0,5 km/jam dan 1 km/jam. Nilai tegangan keluaran total miniatur truk tersebut kemudian dimasukkan kedalam persamaan yang didapatkan dari hasil karakterisasi sensor. Dengan menggunakan persamaan tersebut maka berat miniatur truk dapat diketahui.