Angka Kejadian dan Karakteristik Tinea Versikolor di Rs Al Islam Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Angka Kejadian, Karakteristik dan Pengobatan Impetigo di RS Al-Islam Bandung

KULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB II LAPORAN KASUS. Status Maritas : Belum Menikah : Perum Landungsari Indah, Malang. Tanggal Pemeriksaan : 29 Januari 2014

Profil pitiriasis versikolor di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang rendah menyebabkan keadaan yang menguntungkan bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kebersihan terutama pada kehidupan sehari hari. Dalam aktivitas yang relatif

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Kandidiasis adalah sekelompok infeksi yang disebabkan oleh Candida

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial kronik ringan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. yang berbatas pada bagian superfisial kulit berupa bintul (wheal) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

LAPORAN KASUS PITIRIASIS VERSIKOLOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan suatu kondisi kekambuhan pada kulit kepala dan berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. usia anak. Anak menjadi kelompok yang rentan disebabkan masih. berpengaruh pada tumbuh kembang dari segi kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

PTIRIASIS VERSIKOLOR

BAB I PENDAHULUAN. hidung dan sinus paranasal ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah

PROFIL KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2013

PERBEDAAN SKIN CAPACITANCE DAN TRANSEPIDERMAL WATER LOSS PADA KULIT NON- LESI PASIEN PITIRIASIS VERSIKOLOR DENGAN NON-PITIRIASIS VERSIKOLOR

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, dimana telah mengenai 20-25% populasi dunia. Penyebab utama

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. gambaran dermatitis atopik pada anak usia 0 7 tahun yang terpapar. diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

PROFIL KANDIDIASIS KUTIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kulit dan ini sama seriusnya dengan penyakit hati dan ginjal. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melaksanakan pembangunan nasional telah berhasil. meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan. peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga

VISI (2015) 23 (3)

BAB I PENDAHULUAN. pleomorfik, komedo, papul, pustul, dan nodul. (Zaenglein dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

PROFIL KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Akne vulgaris (AV) atau jerawat merupakan suatu penyakit. keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan

Profil Pasien Baru Infeksi Kandida pada Kulit dan Kuku (Profile of New Patients with Candida Infection in Skin and Nail)

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi

BAB I PENDAHULUAN. dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey

Universitas Sumatera Utara

UJI BANDING EFEKTIVITAS MENGKUDU 2% DENGAN KETOKONAZOL 2% SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN Malassezia furfur PADA PITIRIASIS VERSIKOLOR

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai, memiliki karakteristik kemerahan dan skuama, terjadi di. daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti di wajah, kulit

Profil dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat ditemukan hampir di semua tempat. Menurut Adiguna (2004),

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

TEAM BASED LEARNING MODUL BINTIL PADA KULIT

BAB I PENDAHULUAN. dan diperkirakan lebih dari 300 juta orang setiap tahunnya terinfeksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel

PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA PITYRIASIS VERSICOLOR PADA POLISI LALU LINTAS KOTA SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh berbagai faktor dengan gambaran klinis yang khas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dermatitis berasal dari kata derm atau o- (kulit) dan itis (radang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan

Angka Kejadian Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Agustus 2008 Juni 2012

PROFIL SKABIES DIPOLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

Naskah Publikasi. Diajukan Oleh: AGUNG SATRIA RADISU NIM I Kepada: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

Perancangan Sistem Pakar Medis Untuk Kasus Dermatomikosis Superfisialis

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rinosinusitis menyebabkan beban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

All about Tinea pedis

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

PENDAHULUAN LAPORAN KASUS

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

PROFIL PSORIASIS DI POLIKLNIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. menurun, maka sifat komensal candida ini dapat berubah menjadi. disebabkan oleh Candida albicans, sisanya disebabkan oleh Candida

MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis Kontak Alergika (DKA) merupakan suatu penyakit keradangan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Otomikosis atau otitis eksterna jamur sering melibatkan pinna dan meatus

Kata kunci : Air perasan, lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum), lengkuas putih (Alpinia galnga L. Wild), Malassezia furfur

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Angka Kejadian dan Karakteristik Tinea Versikolor di Rs Al Islam Bandung 1 Ridha Diastari, 2 Tony S. Djajakusumah, 3 Arief Budi Yulianti 1,2,3 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 email: 1 ridhadhiastari@gmail.com, 2 tonydjajakusumah@yahoo.com, 3 budi.yulifk@gmail.com Abstrak. Tinea versikolor (TV) adalah infeksi jamur superfisial kronis yang berulang pada lapisan stratum korneum. Prevalensi TV di dunia masih sangat tinggi, 3 sering terjadi pada daerah lembab dan lingkungan yang panas sedangkan pada suhu dingin prevalensi TV menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik pasien TV di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan bahan penelitian berupa data rekam medis pasien TV di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung periode 1 Januari 2013 31 Desember 2013. Hasil penelitian menunjukan angka kejadian TV sebesar 1,89 %. Karakteristik TV berdasarkan usia paling banyak terjadi pada kelompok usia dewasa (18-50 tahun) yaitu sebanyak 40 pasien (44,4%). Berdasarkan jenis kelamin lebih banyak terjadi pada pria yaitu sebanyak 58 pasien (64,4%), berdasarkan pekerjaan pelajar yaitu sebanyak 29 pasien (32,2%) paling sering mengalami TV, dan lokasi lesi tersering terjadi pada wajah sebanyak 38 pasien (42,2%). Kesimpulan dari penelitian, angka kejadian TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al- Islam Bandung adalah sebesar 1,89% dengan karakteristik pasien lebih sering terjadi pada kelompok usia dewasa, pada jenis kelamin pria, pada pelajar dan sering mengenai wajah. Kata kunci : Angka kejadian, karakteristik pasien TV, TV A. Pendahuluan. Tinea versikolor (TV) adalah penyakit infeksi superfisial kronis pada kulit, yang disebabkan oleh jamur M. furfur. 1 Massezia furfur adalah jamur dimorfik dan bersifat lipofilik yang tumbuh in vitro hanya dengan penambahan seperti minyak zaitun dan lanolin. Jamur ini termasuk flora normal kulit. Massezia furfur adalah jamur yang sering menginvasi daerah stratum korneum kulit di bagian dada, punggung, perut, wajah, ketiak dan ekstremitas proksimal. TV merupakan penyakit kulit yang menyebabkan makula bersisik pada kulit. Tinea versikolor (TV) seperti namanya (versi berarti beberapa), yang menggambarkan manifestasi klinis yang menunjukkan perubahan warna kulit, mulai dari hipopigmentasi, kekuning-kuningan, kemerahan sampai kecoklatan atau hiperpigmentasi tergantung dari warna normal kulit penderita. 2,3 Sinonim dari TV adalah pitiriasis versikolor, dermatomikosis furfurasea, kromofitosis, liver spots, Tinea flava dan panu. Prevalensi TV di dunia sangat tinggi, dilaporkan sebanyak 50% prevalensi terutama pada daerah lembab dan lingkungan yang panas di Kepulauan Samoa Barat sedangkan 1,1% dengan suhu yang lebih dingin di Swedia. 3,4 Angka kejadian di Amerika Serikat paling sering terjadi pada usia 15 24 tahun, ketika kelenjar sebaseus lebih aktif bekerja, sedangkan pada usia sebelum pubertas atau setelah 65 tahun TV jarang terjadi. 2,4 725

726 Ridha Diastari, et al. Di Indonesia, angka kejadian TV belum akurat dan sulit karena banyak penderita yang tidak berobat ke petugas medis namun di perkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini. Di Jakarta golongan penyakit ini sepanjang masa selalu menempati urutan kedua setelah dermatitis. Di daerah lain, seperti Padang, Bandung, Semarang, Surabaya dan Manado keadaannya kurang lebih sama, yakni menepati urutan ke-2 samoai ke-4 terbanyak dibandingkan golongan penyakit kulit lainnya. 20 Pada kalangan tenaga kerja industry Plywood di Kalimantan Selatan ditemukan TV sebesar 3,3% dari 2000 pekerja. Pada tahun 2003 di Poliklinik Divisi Dermatologi Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), ditemukan sebesar 2000 dari 260 (20,8%) kasus T. versikolor. 5 Berdasarkan penyebab TV yang habitatnya adalah daerah tropis dan lembab seperti di Indonesia, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat angka kejadian dan karakteristik TV di RS Al-Islam kota Bandung, karena penyakit TV menempati peringkat kedua setelah tinea kruris di bagian Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam kota Bandung. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan metode deskriptif dengan bahan penelitian berupa data rekam medis pasien TV di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung periode 1 Januari 2013 31 Desember 2013. Pengambilan data penelitian diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medis rawat jalan pasien yang didiagnosis TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013. Waktu pengambilan data di lakukan pada bulan februari Mei 2015. C. Kajian Pustaka Perubahan M. furfur dari bentuk blastospore ke bentuk miselium dipengaruhi oleh faktor predisposisi. Asam dikarboksilat yang dibentuk melalui oksidasi enzimatis oleh asam lemak pada permukaan lipid kulit dan menghambat tirosinase pada melanosit epidermis sehingga terjadi hipomelanosis. Gejala kulit biasanya tidak muncul namun terkadang terjadi pruritus ringan. Pada individu dengan TV biasanya hadir karena kekhawatiran kosmetik tentang pigmentasi. D. Hasil Penelitian Jumlah pasien yang didiagnosis TV adalah 123 pasien, sementara jumlah pasien yang memiliki rekam medis yang lengkap dan yang dapat dinilai karakteristiknya adalah pasien. Bersasarkan data penelitian diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medis rawat jalan pasien yang didiagnosis TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 maka diperoleh data berdasarkan variable sebagai berikut: Tabel 1. Karakteristik Usia Pasien TV Karakteristik Usia n % Anak ( 0-9 tahun) 22 24,4 Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Angka Kejadian dan Karakteristik Tinea Versikolor di Rs Al Islam Bandung 727 Remaja (10-17 tahun) Dewasa (18-50 tahun) Usia Lanjut (>50 tahun) 20 40 8 22,2 44,4 8,9 Distribusi kasus TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 didapatkan jumlah terbanyak pada usia dewasa (18 50 tahun) sebanyak 40 pasien (44,4%), sedangkan kasus dengan jumlah paling sedikit ditemukan pada lanjut usia (>55 tahun) yaitu sebanyak 8 pasien (8,9%). Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Tinea Versikolor Karakteristik jenis kelamin pasien TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 dapat dijelaskan pada table pie berikut ini: Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin Pria Wanita Karakteristik Jenis Kelamin Pasien TV n % 58 32 64,4 35,6 Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa pasien TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 memiliki distribusi lebih besar yaitu berjenis kelamin pria sebanyak 58 pasien (64,4%) dan pasien dengan jenis kelamin wanita sebanyak 32 pasien (35,6%). Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Pasien Tinea Versikolor Karakteristik pekerjaan pasien TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 dapat dijelaskan pada tabel berikut ini; Tabel 3 Karakteristik Pekerjaan TV di Rumah Sakit Al Islam Periode Januari Desember 2013 Karakteristik Pekerjaan n % Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa PNS Swasta Wiraswasta Pensiunan Belum Ada Pekerjaan 4 37 11 10 10 4 14 4,4 41,1 12,2 11,1 11,1 4,4 15,6 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

728 Ridha Diastari, et al. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 mayoritas pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 37 pasien (41,1%), sedangkan kasus dengan jumlah paling sedikit ditemukan pada ibu rumah tangga dan pensiunan sebanyak 4 pasien (4,4%). Karakteristik Berdasarkan Distribusi Lesi Pasien Tinea Versikolor Karakteristik distribusi lesi pada pasien TV di Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 dapat dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 4. Karakteristik Distribusi Lesi Pasien TV di Rumah Sakit Al Islam Periode Januari Desember 2013 Karakteristik Distribusi Lesi Badan (dada,punggung,perut) Dada Ekstremitas Proximal Punggung Wajah Wajah dan Badan Wajah dan Punggung n % 5 5 3 36 38 1 2 5,6 5,6 3,3 40 42,2 1,1 2,2 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode 1 Januari 31 Desember 2013 mayoritas lesi terdapat pada wajah yaitu sebanyak 38 pasien (42,2%), sedangkan kasus dengan jumlah paling sedikit ditemukan pada pasien dengan distribusi lesi di area wajah dan badan sebanyak 1 pasien (1,1%). E. Pembahasan Pada Penelitian ini, sampel yang diambil ialah seluruh kasus baru TV yang berobat di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung dalam kurun waktu 1 tahun terhitung tanggal 1 Januari 31 Desember 2013. Angka kejadian TV yaitu sebesar 1,88%, namun angka kejadian TV di RS Al-Islam pada periode tersebut lebih kecil dibandingkan dengan angka kejadian TV di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada kalangan tenaga kerja Industry Plywood di Kalimantan Selatan, karena suhu udara rata-rata di Kalimantan cenderung lebih tinggi dan udara yang lembab sehingga pada penelitian di rumah sakit tersebut ditemukan 260 (20,8%) pasien dari 2000 kasus penyajit kulit 5 Bersadarkan data pada Tabel 1 terdapat tiga kelompok usia yang paling banyak mengalami TV yaitu pada usia dewasa (18-50 tahun) dengan jumlah pasien sebanyak 40 pasien (44,4%), kemudian diikuti kelompok usia anak (0-9 tahun) yaitu sebanyak 22 pasien (24,4%), dan kelompok usia remaja (10-17 tahun) yaitu sebanyak 20 pasien (22,2%), hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Setyarini, dkk. yang dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado periode Januari Desember 2012 bahwa didapatkan jumlah terbanyak pada golongan usia 25-44 tahun Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Angka Kejadian dan Karakteristik Tinea Versikolor di Rs Al Islam Bandung 729 (28,0%), namun berbeda dengan penelitian di Amerika Serikat angka kejadian paling sering terjadi pada usia 15 24 tahun, ketika kelenjar sebaseus lebih aktif bekerja, sedangkan pada usia sebelum pubertas atau setelah 65 tahun TV jarang terjadi. 3,4 Pada penelitian yang dilakukan di RS Al-Islam terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, hasil pada penelitian yang dilakukan di Al-Islam ini menunjukan bahwa usia dewasa (18-50 tahun) merupakan usia yang paling banyak menderita TV dibandingkan kelompok usia yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena usia dewasa (18-50 tahun) yang memungkinkan untuk lebih sering beraktivitas yang menyebabkan lebih banyak memproduksi keringat bertambah. 4 Dari kasus TV, jumlah pasien dengan jenis kelamin pria ditemukan lebih banyak yaitu 58 pasien (64,4%) lebih besar dibandingkan pasien dengan jenis kelamin wanita yaitu sebanyak 32 pasien (35,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian Setyarini yang melakukan penelitian di Poliklinik Divisi Dermatologi Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahwa pada kalangan tenaga kerja Industry Plywood di Kalimantan Selatan ditemukan TV sebesar 3,3% dari 2000 pekerja TV lebih sering terjadi pada pria, dengan ditemukan pada tahun 2003 terjadi 260 kasus yang terdiri dari 131 pria dan 129 wanita. 4 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Satria, dkk. Mendapatkan hasil bahwa pasien TV lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan pada wanita. Hal ini diduga karena pria mempunyai aktivitas fisik diluar rumah lebih banyak dibandingkan wanita sehingga lebih sering berada disuhu tinggi. Dan juga mungkin berkaitan dengan jenis pekerjaan. 15 Kelompok yang paling banyak didiagnosis TV adalah kelompok dengan pekerjaan pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 29 pasien (32,2%). Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali, dkk. yang mendapatkan hasil bahwa kelompok yang paling banyak di diagnosis TV adalah pelajar. Hubungan antara pekerjaan dengan timbulnya TV mungkin dipengaruhi oleh aktivitas dan lingkungan kerja yang panas dan lembab serta pakaian pelindung yang menyebabkan banyak bekeringat. 15 Pada penderita TV biasanya datang ke rumah sakit dengan keluhan kosmetik tentang perubahan warna kulit yang dapat mengganggu penampilan. 10 Berdasarkan pada penelitian dapat disimpulkan bahwa lokasi distribusi lesi tersering pada pasien TV mayoritas pada wajah yaitu sebanyak 38 pasien (42,2%), kemudian diikuti punggung sebanyak 36 pasien (40%) dan dada yaitu sebanyak 5 pasien (5,6%), hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nathalia, dkk di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado periode Januari- Desember 2012 yang paling banyak terjadi menyerang lokasi lesi kombinasi (terdapat di beberapa tempat seperti wajah, badan dan ekstremitas sebanyak 30 kasus (60%). 20 Sedangkan menurut Klenk, dkk yang menyatakan bahwa TV paling sering menyerang kulit di bagian dada, punggung, perut, wajah, ketiak dan ekstremitas proksimal. Pada TV, rasa gatal dapat muncul sekitar lesi yang terbentuk. 3 Lesi berupa seperti makula oval berbatas tegas dengan skuama halus di atasnya, lesi sering menyatu membentuk bercak besar. 12 Lesi ini juga dapat menghilang ketika suhu turun drastis dan lesi muncul kembali pada musim semi atau musim panas ketika udara hangat dan lembab. 11 F. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai angka kejadian pasien TV di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung selama periode tersebut adalah pasien dari 6567 kasus baru, dengan usia jumlah terbanyak pada usia Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

730 Ridha Diastari, et al. dewasa (18 50 tahun) sebanyak 40 pasien (44,4%), pada laki-laki ditemukan lebih banyak dibandingkan wanita, mayoritas pekerjaan adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 29 pasien (32,2%) dan distribusi lesi tersering berada di bagian wajah sebanyak 38 pasien (42,2%). Daftar Pustaka Rai MK, Wankhade S. Tinea versicolor an epidemiology. JMBT 2009;1(1):51 6. Burkhart CG, Tinea versicolor. Medscape Reference [serial on the Internet]. 2014 Jul 21;[diunduh 15 Januari 2015]:[4 halaman]. Tersedia dari: www.medscape.org Klenk AS, Martin AG, Heffernan MP. Yeast Infections: Candidiasis, Pityriasis (Tinea) Versicolor. Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, penyunting. Fitzpatrick s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-6. New York: McGraw-Hill; 2003. hlm.201 18. Setyarini PS, Krisnansari D. Perbandingan efek antifungi Ekstrak Lengkuas (Alpinia galangal Linn) dengan ketokonazol pada isolate malassezia furfur. Mandala of Health. 2011 Mei;5(2):317 23. Berman B, Eckel C.M, Lewis R, Mc Kinley M, Widmaier E. Skin. Dalam: Mascher AL, penyunting. Junqueira s Basic Histology Text&Atlas. Edisi ke-12 Asia: The McGraw-Hill Companies; 2010. hlm. 316 19. Keith L. Moore, Anne M.R. Agur B.Sc. Introduction to clinically oriented anatomy. Dalam: Lippincot Williams & Wilkins, penyunting. Clinically Oriented Anatomy. Edisi ke-6 America; 2005. hlm. 13. Gupta AK, Bluhm R, Summerbell R. Pityriasis versicolor. J Eur Academy Dermatology Venerol. [diunduh 28 Desember 2014]. Tersedia dari: htpp:// www.patient.co.uk/heath/pityriasis-versicolor. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Pityriasis versicolor. Fitzpatrick s, Dalam/; Fitzpatrick s, penyunting. Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-5: The McGraw-Hill Companies, 2007. Uneke C, Ngwu B, Egemba O. Tinea capitis and pityriasis versicolor infections among scholl children in the south-eastern Nigeria: the public health implocation. Journal of Dermatology. 2005;4(2):hlm 1 5. Drake LA. Tinea versicolor: Signs and symptoms. AAD. 19(2);357 8. Harahap M. Pitiriasis versikolor. Ilmu penyakit kulit. 2000. hlm. 73 4. Goodheart HP. Diagnosis fotografik dan penatalaksanaan penyakit kulit. Lippincot Williams & Wilkins. Edisi ke-3. hlm: 364 6. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Angka Kejadian dan Karakteristik Tinea Versikolor di Rs Al Islam Bandung 731 Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. 2013. hlm. 364 6. Arenas R, Estrada R. Pityriasis versicolor. Journal Tropical Dermatology. 2007. hlm.12 13. Lemeshow S, Hosmer Jr DW, Klar J. Adequacy of sample size in health studies. John Wiley & Sons; Silvia Nathhalia, J.N Nurjannah, E.J Pandaleka Herry. Profil pitiriasis versikolor di poliklinik kulit dan kelamin RSUP PROF DR. R.D Kandau manado periode januari-desember 2012. J eci, 2015;3;(1):hlm 1-7 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015