MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

dokumen-dokumen yang mirip
MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers


Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

ASPEK BIOLOGI MAKANAN DAN MORFOMETRIK SALURAN PENCERNAAN IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

Meristik, morphometric, FISH GROWTH PATTERNS AND PEARL Sepat (Trichogaster leeri). Abstract

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

BAB III METODE PENELITIAN

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN PARANG- PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

3. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

Analisis Morfologi Ikan Puntius binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di Sumatera Barat

ASPEK BIOLOGI MAKANAN DAN MORFOMETRIK SALURAN PENCERNAAN IKAN BUNTAL MAS (Tetraodon fluviatilis) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, RIAU

By Siti Muryati 1, Ridwan Manda Putra 2, Deni Efizon 2 Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

STUDI VARIASI MORFOMETRI IKAN BELANAK (Mugil cephalus) DI PERAIRAN MUARA ALOO SIDOARJO DAN MUARA WONOREJO SURABAYA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

3. METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. notopterus, Sungai Sail, morfometrik, meristik, pola. Abstract

UKURAN MORFOMETRIK KEKERANGAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b)

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

STUDI MORFOMETRI IKAN WADER GOA (Puntius microps Gunther, 1868) YANG UNIK DAN DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG

oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

KAJIAN POLA PERTUMBUHAN DAN CIRI MORFOMETRIK-MERISTIK BEBERAPA SPESIES IKAN LAYUR

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

ANALISIS POPULASI PERTUMBUHAN ALLOMETRI DAN INDEKS KONDISI Harpiosquilla Raphidea WAKTU TANGKAPAN SIANG HARI DI PERAIRAN JUATA KOTA TARAKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

PERTUMBUHAN IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis Bleeker) DI PERAIRAN SUNGAI AEK ALIAN KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan) Vol.25 (1) April 2015: ISSN:

Keragaman jenis dan struktur morfometrik Kryptopterus spp. di Sungai Batang Hari

VARIASI MORFOLOGI DAN KEKERABATAN IKAN NOMEI PERAIRAN KALIMANTAN SEBAGAI UPAYA KONSERVASI IKAN LAUT LOKAL DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA

Keragaman Jenis dan Struktur Morfometrik Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari (Diversity and morphometric structure of Kryptopterus

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI WADER PARI (Rasbora lateristriata) DI SUNGAI NGRANCAH, KABUPATEN KULONPROGO

Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

3. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

STUDI MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG ANITA RAHMAN

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

Transkripsi:

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS Syahrozi 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi 3 Bidang Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia syahrozir@yahoo.com ABSTRACT There are two kinds of morfologi, morfometrics and meristic. Morfometrics is characteristics which are associated with part size of fish body such as the total and standart length. Meristics is characteristics which are connected to the number of body part of fish such as the number of scales on the lateral line, the number of hard and sof dorsal fins. Morfometrics and meristic study of puffer fish (Tetraodon lunaris) was conducted at Bengkalis and Sungai Pakning waters. The aim of this study is to know the differentes between of morfometrics and meristics of puffer fish in waters with different salinity condition. This study was conducted from September to November 2012. Fish sampling was carried was at Bengkalis and Sungai Pakning waters which has 50 samples for each location. Research data was analyzed using excel and SPSS program. The total length of puffer fish in Bengkalis and Sungai Pakning ranges 45-160 mm and 45-151 mm. Puffer fish growth status in the both locations of research is positive allometrik, negative allometrik and isometric. There are no differences in shown puffer fish morfometrics character ratio between Bengkalis and Sungai Pakning waters.the T- test result shows character growth JSAPSE / PT significantly different between both locations of this research. There are no differences in puffer fish meristics for both locations, Bengkalis and Sungai Pakning waters keywords: Pufferfish (Tetraodon Lunaris), Morphometrics, meristic.. PENDAHULUAN Ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris) merupakan jenis ikan perenang lambat yang bersifat karnivora. Ikan ini dapat hidup di laut, muara sungai dan perairan air tawar. Ikan ini menyebar hampir di seluruh perairan Indonesia termasuk di perairan Bengkalis. Di Asia ikan ini menyebar di India, Birma, Thailand, Singapura dan Philipina (Weber de Beufort 1962). Ikan buntal pisang merupakan salah satu jenis ikan Teleostei yang dikenal beracun. Tetrodotoxin (TTX) adalah racun pada ikan buntal yang terdapat pada hati, empedu dan saluran pencernaan. Walaupun demikian sebagian masyarakat telah memanfaatkanya karena daging ikan buntal yang enak, bahkan di Taiwan ikan buntal pisang merupakan komoditi dengan harga yang tinggi (Chen et al. 2002). 1

Perairan Bengkalis dan Sungai Pakning memiliki tipe perairan yang berbeda. Perairan Sungai Pakning merupakan daerah estuari, selain itu kedua perairan tersebut memiliki salinitas yang berbeda. Perairan Sungai Pakning memiliki salinitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perairan Bengkalis. Perbedaan salinitas dan tipe perairan akan mempengaruhi ketersediaan makanan di perairan. Ketersediaan makananan di perairan diduga akan berpengaruh terhadap morfologi ikan buntal pisang, sehingga perlu dilakukan penelitian morfometrik dan meristik di kedua perairan tersebut. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di perairan Bengkalis dan Sungai Pakning sebanyak 50 ekor di setiap lokasi penelitian. Ikan buntal pisang yang digunakan sebagai sampel adalah ikan buntal pisang yang sudah diawetkan dengan alkohol 70% dengan ukuran yang bervariasi. Ikan dalam keadaan awetan selanjutnya difoto dan dilakukan pengamatan morfometrik dan perhitungan meristik di laboratorium Zoologi FMIPA UR. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan di analisis dengan uji t (Independen Sampel t Test SPSS). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakter Morfometrik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Nilai rata-rata nisbah morfometrik (N1-N21) ikan buntal di Bengkalis dan Sungai Pakning relatif sama (Tabel 1). Nilai rata-rata nisbah morfometrik N4 dan N7 ikan buntal pisang di Bengkalis yaitu masing-masing 0.63 dan 0.55, sedangkan di Sungai Pakning 0.65 dan 0.57. Nilai rata-rata kedua nisbah morfometrik (N4 dan N7) relatif sama, hal ini menunjukan bentuk badan ikan buntal pisang adalah bulat. Hal ini sesuai dengan Weber dan De Beaufort (1962) yang menyatakan ikan buntal pisang dicirikan dengan bentuk badan yang membulat, tidak mempunyai jari-jari keras pada sirip punggung, tidak bersirip perut, moncongnya tumpul, mulutnya kecil terletak di ujung. Dari hasi uji t nisbah karakter morfometrik di Perairan Bengkalis dan Sungai Pakning didapatkan bahwa morfometrik ikan buntal pisang tidak ada perbedaan, hanya karakter JSAPSE yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa morfometrik ikan buntal di kedua perairan tersebut tidak memiliki perbedaan. Hal ini diduga karena ikan buntal pisang termasuk jenis ikan euryhaline, karena mampu beradaptasi pada lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang luas yakni 3-30 Promil (Triwahyuni 2004). 2

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Nisbah Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di Bengkalis dan Sungai Pakning Bengkalis Sungai Pakning Simbol Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata Karakter Nisbah Nisbah Nisbah N1 PS/PT 0,95 0,95 N2 PK/PT 0,61 0,60 N3 TK/PT 0,61 0,62 N4 TB/PT 0,63 0,65 N5 TBE/PT 0,32 0,35 N6 LK/PT 0,57 0,57 N7 LB/PT 0,55 0,57 N8 DM/PT 0,41 0,41 N9 JMM/PT 0,50 0,50 N10 JMTI/PT 0,39 0,39 N11 JMPSPg/PT 0,85 0,86 N12 JMPSD/PT 0,68 0,69 N13 JSAPSE/PT 0,57 0,55 N14 PDSP/PT 0.40 0,41 N15 TSP/PT 0,54 0,54 N16 PDSD/PT 0,39 0,40 N17 TSD/PT 0,55 0,54 N18 PDSA/PT 0,36 0,37 N19 TSA/PT 0,53 0,54 N20 PDSE/PT 0,58 0,57 N21 TSE/PT 0,43 0,42 b. Status Hubungan Karakter Morfometrik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Berdasarkan pengukuran terhadap morfometrik ikan buntal pisang di Bengkalis yang memiliki status allometrik positif yaitu hubungan PT dengan TB dan LB. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dari pada pertambahan tinggi badan dan lebar badan. Pada ikan buntal pisang di Sungai Pakning yang memiliki status allometrik positif yaitu hubungan PT dengan LB, PDSP, PDSD, dan TSE. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dibandingkan dengan panjang karakter morfometrik pembandingnya. Status allometrik negatif ikan buntal pisang di Bengkalis dapat dilihat pada PT dengan DM, JMTI dan PDSP. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Sementara itu pada ikan buntal 3

pisang yang terdapat di Sungai Pakning yang memiliki status allometrik negatif yaitu hubungan PT dengan TBE, DM, JSAPSE dan PDSE. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Status isometrik ikan buntal pisang di Bengkalis dapat dilihat pada PT dengan PK, TK, LK, JMM, TBE, JMPSD, JMPSPg, JSAPSE, TSP, TSD, PDSA, TSA, PDSD, PDSE dan TSE. Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding seimbang dengan pertambahan panjang total. Sedangkan pada ikan buntal pisang di Sungai Pakning yang memiliki status isometrik yaitu hubungan PT dengan PS, PK, TK, TB, LK, JMM, JMTI, JMPSPg, JMPSD, TSP, TSD, PDSA dan TSA. Hubungan ini menyatakan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembandingnya seimbang dengan pertambahan panjang total. Tabel 2. Persamaan Regresi dan Status Pertumbuhan Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di Bengkalis dan Sungai Pakning Bengkalis Sungai Pakning Karakter Log Persamaan Regresi Status Pertumbuhan Karakter Log Persamaan Regresi Status Pertumbuhan PS = - 0.124+1.021PT I PS = - 0.024+0.966PT I PK = - 0.711+0.999PT I PK = - 0.622+0.939PT I TK = - 0.677+0.988PT I TK = - 0.715+1.012PT I TB = - 0.862+1.116PT AP TB = - 0.652+1.009PT I TBE = - 1.231+1.005PT I TBE = - 0.904+0.848PT AN LK =- 0.711+ 0.968PT I LK = - 0.792+1.003PT I LB = - 1.061+1.136PT AP LB = - 1.107+1.180PT AP DM = - 0.871+0.891PT AN DM = - 0.890+0.899PT AN JMM = - 1.025+1.072PT I JMM = - 0.809+0.949PT I JMTI = - 0.736+0.796PT AN JMTI = - 1+0.943PT I JMPSPg = - 0.330+1.034PT I JMPSPg = - 0.228+0.981PT I JMPSD = - 0.584+1.002PT I JMPSD = - 0.587+1.012PT I JSAPSE = - 0.915+1.078PT I JSAPSE = - 0.601+0.880PT AN PDSP = - 0.903+0.899PT AN PDSP = - 1.279+1.109PT AP TSP = - 0.822+0.991PT I TSP = - 0.854+1.006PT I PDSD = - 1.128+1.016PT I PDSD = - 1.311+1.117PT AP TSD = - 0.685+0.929PT I TSD = - 0.908+1.040PT I PDSA = - 1.128+0.989PT I PDSA = - 1.074+0.962PT I TSA = - 0.855+1.006PT I TSA = - 0.789+0.974PT I PDSE = - 0.712+0.976PT I PDSE = - 0.563+0.884PT AN TSE = - 0.879+0.912PT I TSE = - 1.536+1.267PT AP Keterangan : Status pertumbuhan morfologi ikan buntal pisang yang berasal dari Bengkalis dan Sungai Pakning berdasarkan nilai b, AP (b>1) = allometrik positif, AN (b<1) = allometrik negatif dan I (b=1) = isometrik. 4

c. Hubungan Panjang Total (PT) Dengan Karakter Morfometrik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Hubungan panjang total dengan karakter PS, TK, PK, LK, PDSD dan TSD ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Pada hubungan panjang total dengan panjang standar memiliki nilai persamaan regresi linier ikan T. lunaris di Bengkalis yaitu PS = - 0.124+1.021 PT. Persamaan tersebut berarti setiap penambahan 1.021 log panjang total, maka panjang standar bertambah sebesar 0.124 log, sedangkan ikan yang di Sungai Pakning memiliki nilai persamaan regresi linear PS = - 0.024+0.966 PT. Persamaan tersebut menunjukan bahwa setiap pertambahan 0.966 log panjang total, maka panjang standar bertambah sebesar 0.024 log. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Grafik hubungan panjang total dengan bagian kepala (a). PS, (b), PK, (c). TK, (d). LK, ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning 5

(e) (f) Gambar 2. Grafik hubungan panjang total dengan bagian kepala (e). PDSD, (f). TSD ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning Persamaan regresi linier hubungan antara panjang total dengan karakter pembanding bagian kepala (TK, PK, LK, PDSD dan TSD) ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning memiliki arti yang sama dengan hubungan antara panjang total dengan panjang standar, hanya saja nilai PT dan karakter pembandingnya yang berbeda dengan panjang standar. Setiap penambahan panjang total, maka panjang karakter pembandingnya juga bertambah. Nilai korelasi panjang total dengan panjang standar ikan T. lunaris di Bengkalis (Gambar 1a), yaitu R² = 0.984 r = 0.99. hal ini menunjukan hubungan yang sangat kuat. Sedangkan di Sungai Pakning korelasinya R² = 0.968 r = 0.98 yaitu memiliki hubungan yang sangat kuat. Keeratan hubungan panjang total dengan karakter pembanding bagian kepala di Bengkalis yang memiliki korelasi sangat kuat terdapat pada karakter PK, TK dan LK, korelasi kuat terdapat pada karakter PDSD dan TSD. Di Sungai Pakning korelasi sangat kuat terdapat pada karakter TK, LK dan TSD, korelasi kuat terdapat pada karakter PK dan PDSD. Keeratan hubungan dilihat dari nilai korelasi (r). keeratan hubungan korelasi tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu jika nilai r antara 0-0.20 berarti terdapat hubungan yang sangat lemah, nilai r antara 0.21-0.40 hubungan yang lemah, nilai r antara 0.41-0.70 hubungan yang sedang, nilai r 0.71-0.90 berarti hubungan yang kuat, dan apabila nilai r antara 0.91-1 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat (Razak 2005). Persamaan regresi linier hubungan antara panjang total dengan karakter pembanding pada bagian sirip (PDSP, TSP, PDSA, TSA, PDSE dan TSE) ikan T. lunaris memiliki arti yang sama dengan hubungan antara panjang total dengan panjang standar, hanya saja nilai PT dan karakter pembandingnya yang berbeda dengan panjang standar. Setiap penambahan panjang total, maka panjang karakter pembandingnya juga bertambah. Nilai pertambahan panjang total dengan nilai karakter pembanding pada bagian sirip dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada Gambar 3. 6

(g) (h) (i) (j) (k) (l) Gambar 3. Grafik hubungan panjang total dengan bagian sirip (g). PDSP, (h). TSP, (i). PDSA, (j). TSA,(k). PDSE, (l). TSE ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning. 7

Keeratan hubungan antara PT dengan PDSP, TSP, PDSA, TSA, PDSE dan TSE yang terdapat di Bengkalis dan Sungai Pakning dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada Gambar 3. Keeratan hubungan panjang total dengan karakter pembanding pada bagian sirip di Bengkalis yang memiliki korelasi sangat kuat terdapat pada karakter PDSP, TSP, TSA dan PDSE, korelasi kuat terdapat pada karakter PDSA dan TSE. Di Sungai Pakning korelasi sangat kuat terdapat pada karakter PDSE, korelasi kuat terdapat pada karakter PDSP, TSP, PDSA, TSA dan TSE. Persamaan regresi linier hubungan antara panjang total dengan karakter pembanding pada bagian tubuh (JMPSD, JMPSPg, JSAPSE, LB dan TB) ikan T. lunaris memiliki arti yang sama dengan hubungan antara panjang total dengan panjang standar, hanya saja nilai PT dan karakter pembandingnya yang berbeda dengan panjang standar. Setiap penambahan panjang total individu ikan T. lunaris, maka panjang karakter pembanding yang terdapat pada ikan tersebut juga bertambah sesuai dengan nilai pertumbuhan yang terdapat pada karakter pembanding tersebut.hubungan panjang total dengan karakter pada bagian tubuh yaitu JMPSD, JMPSPg, JSAPSE, LB dan TB ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning disajikan pada Gambar 4 dan 5. Keeratan hubungan panjang total dengan karakter pembanding pada bagian tubuh di Bengkalis yang memiliki korelasi sangat kuat terdapat pada karakter JMPSPg, JSAPSE, LB dan TB, korelasi kuat terdapat pada karakter JMPSD. Di Sungai Pakning korelasi sangat kuat terdapat pada karakter JMPSD dan JMPSPg, korelasi kuat terdapat pada karakter JSAPSE dan LB.Status pertumbuhan dan hubungan keeratan dapat dilihat dari persamaan regresi linier dan nilai korelasi (r) di Bengkalis dan Sungai Pakning. Untuk mengetahui persamaan regresi linier pada karakter morfometrik ikan T. lunaris maka karakter pembanding dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu bagian kepala, bagian sirip dan bagian tubuh. Panjang total memiliki nilai yang paling tinggi dibanding karakter lainnya yang terdapat pada ikan buntal, oleh karena itu karakter pembanding dibandingkan dengan panjang total. Nilai r untuk melihat sejauh mana titik-titik mengumpul disekitar garis lurus dengan kemiringan positif yang tinggi antara dua peubah (Walpole 1995). (m) (n) Gambar 4. Grafik hubungan panjang total dengan bagian tubuh (m). JMPSD, (n). JMPSPg ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning 8

(o) (p) Gambar 5. Grafik hubungan panjang total dengan bagian tubuh (o). JSAPSE, (p). LB, (q). TB ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning (q) d. Meristik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Hasil pengamatan dan perhitungan meristik yang dilakukan, diketahui bahwa ikan T. lunaris yang terdapat di Bengkalis dan Sungai Pakning tidak memiliki perbedaan jumlah jari-jari lunak pada sirip. Hal ini karena karakter meristik merupakan ciri suatu spesies. Hasil perhitungan karakter meristik menunjukan bahwa sirip punggung mempunyai 12 jari-jari lunak, sirip dada 15 jari-jari lunak, sirip anus 10 jari-jari lunak dan sirip ekor 20 jari-jari lunak. Hal ini sesuai dengan Kottelat et al. (1993) yang menyatakan ikan T. lunaris mempunyai 12-13 jari-jari lunak pada sirip punggung, 10-11 jari-jari lunak pada sirip anus, dan 16 jari-jari lunak pada sirip dada. 9

Tabel 3. Karakteristik meristik ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris) di Bengkalis dan Sungai Pakning lokasi Karakter Meristik (( Jari jari lunak) Sirip Punggung Sirip Dada Sirip Anus Sirip Ekor Bengkalis 12 15 10 20 Sungai Pakning 12 15 10 20 KESIMPULAN DAN SARAN Analisis persamaan regresi linier karakter morfometrik ikan buntal pisang (T. lunaris) kedua lokasi penelitian memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat dan kuat, sedangkan status hubungannya allometrik positif, isometrik dan allometrik negatif. Nisbah karakter morfometrik tidak menunjukan adanya perbedaan antara ikan buntal pisang di perairan Bengkalis dan Sungai Pakning. Uji t menunjukan pertumbuhan karakter JSAPSE/PT berbeda nyata antara kedua lokasi penelitian.karakter meristik ikan buntal pisang (T. lunaris) yang terdapat di Bengkalis dan Sungai Pakning tidak memiliki perbedaan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pengukuran morfometrik dan meristik yang membandingkan jenis kelamin dan menganalisis variasi warna antar individu pada masing-masing lokasi penelitian. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Yusfiati dan ibu Roza Elvyra yang telah sabar membimbing saya serta memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran terhadap penulisan karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Chen, T.Y., Hsieh, Y.W., Tsai, Y.H, Shiaun,C.Y., Hwang, D.F. 2002. Identification of Species and Measurement of Tetraodontoxin in Dried Dressed Fillets of the Puffer Fish, Lagocepalus lunaris. J. Fish biol. 65 (10) : 1670-1673. Kotelat, M., Whitten A.J., Kartikasari, S.N. dan Wirjoatmojo, S. 1993. Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. Jakarta. Razak, A. 2005. Statistika Pengolahan Data Sosial Sistem Manual. Penerbit Autografika. Pekanbaru. 10

Triwahyuni. 2004. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di Perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor. Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistik. Edisi Ke 3. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Weber, M dan. de Beufort, L.F. 1962. The Fishes of The Indo-Australians Archipelago. Vol. Leiden E.J. brill. 481p. 11