TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL EMISI GAS N2ODI LAPANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR

PENDUGAAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI LAHAN PADI GAMBUT SERTA ANALISIS SERAPAN KARBON OLEH TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan dramatis paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang terjadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

III. BAHAN DAN METODE

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Iklim Perubahan iklim

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

KEMENTERIAN PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Pendapat selama ini mengatakan bahwa lahan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi NO3- pada air lindi sampah organik Pada simulasi pembentukan air lindi, dekomposisi sampah organik

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Karbondioksida (CO2)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibicarakan karena mengancam masa depan dari kehidupan di bumi

Bab V Hasil dan Pembahasan

PENELITIAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA LAHAN BAKAL WADUK DAN WADUK BALAI HITA. 2010: Bagian dari kegiatan Experimental Basin 2011: kegiatan tersendiri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Mitigasi Gas Rumah Kaca (Grk) Dari Lahan Sawah

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

Teknologi Mitigasi Gas Rumah Kaca (GRK) Dari Lahan Sawah

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK N PADA BAHAN GAMBUT DENGAN TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA TERHADAP FLUKS CO 2. Rasional

BAB 111 BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 musim ke 43 sampai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA Produksi dan Emisi Metan dari Lahan Sawah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tersebut (Ladha et al., 1997). Indonesia merupakan negara agraris, dengan sektor

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

TINJAUAN PUSTAKA. Padi IP 400. Padi IP 400 merupakan salah satu jenis program penanam padi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Klasifikasi Bakteri Metanotrof Metanotrof sebagai Bakteri Pengoksidasi Metan

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat,

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI SIMPANAN KARBON TANAH (SOIL CARBON STOCK) PADA AREAL REHABILITASI TOSO COMPANY Ltd. DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT NAELI FAIZAH

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

PENDAHULUAN. Latar Belakang. bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan kebutuhan

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

Teknologi Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dari Lahan Sawah

For optimum plant growth

Perlu Inovasi Teknologi Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dari Lahan Pertanian

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PEMBAHASAN UMUM. Sedangkan kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan kedelai 25 sampai 30 c

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

BAB I PENDAHULUAN 1-1

PENGAMBILAN CONTOH GAS RUMAH KACA DENGAN MOTODE SUNGKUP TERTUTUP (CLOSED CHAMBER)

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

PENGARUH PROSES PEMANASAN PADA ASPAL. M.T. Gunawan Mahasiswa Doktor Teknik Sipil Undip Semarang. Abstrak 2.

BAB III METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

III. METODE PENELITIAN

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

PENDUGAAN EMISI GAS METAN (CH 4 ) PADA BERBAGAI SISTEM PENGELOLAAN TANAMAN PADI

INSTRUKSI KERJA ADMINISTRASI PRAKTIKUM LABORATORIUM HIDROLOGI

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

Transkripsi:

TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL EMISI GAS N2ODI LAPANGAN Noeriwan B.S. Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian, Jakenan Pati Gas N 20 merupakan salah satu gas rumah kaca. Pada kondisi kering, sawah berpotensi sebagai sumber gas N20. Gas N20 timbul karena adanya proses nitrifikasi dan denitrifikasi oleh bakteri Nitrosomonas. Setiap peningkatan konsentrasi gas N 20 akan mempengaruhi suhu pennukaan bumi. Meskipun dalam jumlah sedikit tetapi karena sifatnya yang stabil gas ini mampu bertahan sampai 150 tahun di atmosfir. Pengukuran keberadaan gas N20 sangat penting untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya adalah dengan cara menangkap gas yang tertampung dalam ruangan box. Makalah ini ini bertujuan untuk mengetahui tehnik pengambilan emisi gas N ZO di lapang dan manfaatnya bagi pertanian. Tingkat keberhasilan pengamatan ditentukan oleh ketelitian pelaksana lapang, banyaknya jumlah plot yangdiamati, interval pengambilan sampel gas, cuaca, dan tingkat kebugaran pelaksana. Kata kunct : Pengambilan sample, gas N20. RINGKASAN PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dengan areal persawahan sekitar 8.97 juta/ha. Dengan persawahan yang luas akan mempunyai potensi besar dalam pemenuhan produksi pangan, tetapi juga membawa dampak sebagai penghasil gas rumah kaca seperti C02, CH, atau N20. Pada lahan sawah pupuk nitrogen berperan dalam pertumbuhan tanaman dan mendukung upaya peningkatan produktifitas tanah. namun efisiensi serapan pupuk N oleh tanaman padi dibawah 50% walaupun dengan pengelolaan yang baik (De Datta,1981). Oleh sebab itu Nitrogen sering menjadi faktor pembatas dalam meningkatkan produksi padi. Beberapa penyebab hilangnya pupuk N dalam tanah bisa diakibatkan tervolatilisasi dalam bentuk amonia, pencucian, dan pengairan. Pada lapisan reduksi, pupuk N hilang karena menguap dalam bentuk gas N 20 yang merupakan hasil dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi (Setyanto, et al, 1997). Gas N20 merupakan salah satu dari gas rumah kaca (GRK). Tingkat emisi gas N20 di Indonesia terutama di lahan kering diperkirakan 12.7 Gg/th (ALGAS, 1998). Gas N 20 dapat terbentuk melalui proses oksidasi biologi NH,' menjadi N02 - oleh bakteri Nitrosomonas dalam tanah kondisi aerob (Bremner& Blackmer,1978 ; Blackmer etal, 1980). Walaupun konsentrasi gas N 20 terhadap efek gas rumahkaca lebih kecil, tetapi lamanya di atmosfir dapat mencapai 150 tahun karena sifatnya yang sangat stabil (Cicerone, 1989). Emisi gas rumah kaca seperti CO2, CH, dan N 20 masing-masing menyumbang 55%, 15% dan 6% terhadap gas rumah kaca (Mosier, 1994). Jika konsentrasi gas rumah kaca meningkat maka penyerapan radiasi gelombang panjang di atmosfir meningkat pula sehingga energi yang dihasilkan akan dipancarkan kembali ke bumi, yang akan meningkatkan suhu permukaan bumi (Mulyadi, et al, 1999). 96 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Tujuan Penulisan adalah untuk mengetahui tehnik pengambilan sampel emisi gas N 20 di lapangan dan manfaatnya bagi pertanian. Materi MATERI DAN METODE Sebelum pengamatan dan pengambilan sampel gas perlu dibuat plot-plot yang akan diamati. Setiap plot telah ditanami padi umur minimal 1 minggu dari tanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm juga telah diberi perlakuan masing-masing plot. Perlakuan bisa menggunakan pupuk organik, an organik, varietas, olah tanah maupun kontrol. Bangku pengamatan. Bangku pengamatan dibuat dengan ukuran 1.5 m - 2 m. Bangku kemudian diletakan kira-kira 4-5 baris dari tepi. Kegunaan bangku ini agar pelaksana tidak menginjak tanah selain juga untuk memudahkan saat pengambilan sampel gas. Penampang dan box. Penampang dan box terbuat dari bahan pleksiglas. Ukuran box dan penampang kecil adalah 17 cm x 20 cm x 40 cm dan 5 cm x 22 cm x 45 cm. Penampang diletakan diantara baris tanaman dan 4-5 baris dari tepi plot dan sejajar dengan tanah. Ukuran box dan penampang bisa besar atau kecil sesuai kebutuhan. Pada saat pengamatan box diletakan diatas penampang. Kegunaan penampang agar pada saat box diletakan diatas penampang, posisi box bisa rata dan yang lebih penting lagi untuk menjaga agar gas yang tertampung didalam box tidak bocor. Hal ini perlu dilakukan pemberian air pada lubangan tempat menaruh box saat kondisi lahan kering. Pada saat pengamatan peletakan box diletakan pada waktu yang bersamaan. Jarum suntik polypropilen 5 ml dan septum. Jarum suntik yang digunakan berukuran 5 ml. Jumlah jarum suntik yang dibutuhkan setiap box/plotnya adalah 4 buah. Hal ini dimaksudkan pengambilan sampel gas pada setiap box/plotnya adalah 4 kali berdasarkan tenggang waktu dari mulai peletakan box. Semakin banyak jumlah plot yang diamati semakin banyak pulajarum suntik yang dibutuhkan. Sebelum digunakan jarum suntik dibungkus menggunakan kertas perak dan diberi kode sampel. Kegunaan septum adalah untuk menutup jarum suntik agar tidak bocor. Septum ini biasanya diambil dari bahan karet. Termometer. Termometer merupakan alat bantu untuk mengukur suhu dan dipasang pada semua box yang digunakan untuk pengamatan. Setiap perubahan suhu dalam ruangan box diukur. Pengukuran suhu akan berpengaruh terhadap besarnya emisi gas N20 dan mendukung kegiatan ini. Pemasangan kipas. Pemasangan kipas pada setiap box yang digunakan untuk pengamatan dengan tujuan agar udara didalam box dapat menyebar secara merata sebelum pengambilan sampel gas.pemakaian kipas menyesuaikan besar dan kecilnyabox. Box yang kecil otomatis tidak memerlukan kipas karena luasannya yang kecil. Kipas dinyalakan setelah peletakan box dan jumlah kipas untuk masing-masing box cukup satu. Blangko pengamatan. Setiap data yang diamati atau diukur dicatat dalam blangko pengamatan. Blangko pengamatan ini terdiri dari parameter-parameter seperti jumlah area per menit, perubahan suhu per menit, dan tinggi air (head space) ( Tabel 1.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 97

Tabel 1. Contoh blangko pengamatan kegiatan Perlakuan Head Space Area pada menit ke.. Suhu pada menit ke.. 5' 10' 15' 20' F-5'1 10' 15' 20' Tehnik Pengambilan Gas METODA Sampel gas diambil setiap 1(satu) minggu sekali bisa lebih sering atau kurang dari interval waktu tersebut setelah tanaman berumur satu minggu, dan dilaksanakan pada pagi hari pukul 06.00-07.00. Interval pengambilan gas adalah 5, 10, 15, 20 menit. Pengambilan sampel dilakukan tanaa menginjak tanah yaitu dengan menggunakan bangku pengamatan. Setiap tekanan pada tanah saat pengamatan akan mempengaruhi datayang diterima. Keluarangas ditampung dalam box kemudian diambil dengan menggunakan jarum suntik yang telah dibungkus kertas perak. Cara pengambilan gas melalui jarum suntik dipasang pada posisi tegak lurus (tidak miring) dan setelah itu jarum ditutup dengan septum yang terbuatdari karet. Suhu ruangan dalam box dan tinggi air diamati untuk mengurang kelengkapan data. Setelah pengambilan sampel gas, jarum suntik segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisa dengan menggunakan Gas Chromatografi (GC). PEMBAHASAN Pada awal pengambilan sampel gas, agar pengamatan dapat betjalan dengan baik maka pelaksana diharuskan lebih dahulu mengontrol kerapatan box dan penampang untuk menghindari kebocoran gas pada saat pengamatan. Pada saat pengamatan pengambilan sampel gas dilakukan dengan naik bangku pengamatan agar mengurangi tekanan pada tanah yang pada kondisi tertentu dapat menimbulkan terjadinya gelembung udara yang pada akhirnya mempengaruhi hasil akhir. Posisi jarum suntik saat pengambilan sampel gas adalah tegak lurus. Posisi tegak akan mengurangi kebocoran gas. Pengambilan dengan posisi miring akan menyebabkan jarum menekan tutup box untuk membuka yangmengakibatkan keluarnya udara dari dalam box. Interval pengambilan sampel emisi gas N ZO dilakukan setiap interval 5 menit sekali. Interval ini untuk mengetahui seberapa besar emisi yang dilepaskan tanah setiap 5 menitnya. Datayang diharapkan adalah emisi gas NZO akan cenderung mengalami peningkatan mulai dari menit 5, 10, 15, dan 20. Namun penurunan gas jugs sering tampak terjadi terutama jika terjadi kebocoran box (Tabel 2). Pada tabel 2 dilihat ada kecenderungan kenaikan sampel gas pada perlakuan 1 dan 4 setiap intervalnya. Namun pada perlakuan 2 dan 3 terjadi penurunan pada interval menit 10 dan 20 (huruf miring). Penurunan sampel gas dapat disebabkan ada kebocoran gas pada box. 98 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Tabel 2. Contoh hasil pengambilan sampel emisi gas N20 setelah di analisa menggunakan Gas Chromatografi. Perlakuan Area pada Suhu pad& enit ke Space menit ke (c m) 5' 10' 15' 20' 5' 10' 15' 20' 1 17 1010 1131 1145 1167 25 25 27 2 18 1123 1020 1135 1145 25 25 26.5 3 18.5 1335 1369 1383 1209 24 25h26 27 4 17.5 1256 1300 1313 1324 25 27 28 Kebocoran tersebut bisa terjadi karena kerapatan box yang berkurang, goncangan-goncangan atau kurangnya ketelitian pelaksana dalam pengambilan sampel gas. Pengirimanjarum suntik langsung ke laboratorium untuk di analisa paling tepat karena sifat gas itu sendiri yang mudah berubah. Sampel gas yang terlalu lama disimpan pada saat penyuntikan di laboratorium akan cenderung menurun hasilnya. Suhu, headspace, ph dan Eh diamati saat pengambilan sampel emisi gas N20. Parameterparameter tersebut merupakan pendukung dari pengamatan ini. Faktor cuaca, banyaknya plot, lamanya interval pengambilan gas clan tingkat kebugaran pelaksana cukup berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan. Kondisi cuaca yang terlalu panas maupun hujan yang terus menerus mengakibatkan kebugaran berkurang yang menyebabkan kelelahan pada pelaksana lapang. Semakin banyak plot akan menyebabkan lamanyapelaksanaan pengambilan sampel emisi gas N20 di lapang. Untukmenyiasati clan mengurangi waktu yang teralu lama maka perlu dibuat box dalam jumlah banyak agar pengambilan sampel gas N20 di lapang dapat dilakukan secara cepat clan tidak mengakibatkan keletihan para pelaksana di lapang yang dapat mengurangi ketelitian saat pengamatan. Manfaat dalam mengetahui besar kecilnya emisi gas N20 di lahan pertanian, yakni agar dapat ditentukan alternatifteknologi mitigasi yang tepat untuk menurunkan emisi gas N20. Teknologi mitigasi itu antara lain 1) Pemakaian pupuk yang tepat seperti perbaikan waktu, cara, clan takaran pemeberian pupuk N, 2) Cara tanam seperti tanam benih langsung atau tanam pindah, 3) Pengelolaan air yang sesuai, 4) Mengganti varitas unggul yang mempunyai hasil tinggi clan tanggap terhadap pemupukan N, 5) Penggunaan pupuk N lambat urai. KESIMPULAN Ada beberapa tahap persiapan dalam pelaksanaan pengambilan sampel emisi gas N20 yaitu penentuan/pembuatan plot percobaan, pemasangan bangku, pembuatan penampang dan box, menyiapkan jarum suntik, termometer, kipas, dan blangko pengamatan. Keberhasilan pengamatan ditentukan oleh ketelitian pelaksana lapang, banyaknyajumlah plot yang diamati, interval pengambilan sampel gas, cuaca clan tingkat kebugaran pelaksana lapang. Untuk menyiasati dan mengurangi lamanya waktu pengamatan, maka perlu dibuat box dan penampang dalam jumlah banyak agar pengambilan sampel gas dapat dilakukan secara cepat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 99

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.A.M. Faqi, Ir. Johari Sasa, MS, Ir. Prihasto Setyanto, Ir. Mulyadi dan Bapak Kemis yang telah memberikan dukungannya selama ini. DAFTAR BACAAN Bremner,J.M. and A.M. Blackmer.1978. Nitrou s oxide : Emision From Soil During Nitrification offertilizer Nitrogen. Science 199: 295-296. Blackmer, A.M, J.M. Bremner, and E.L. Schmidt, 1980. Production ofnitrous oxide by Ammonium Oxidizing Chemoau Totropic Microorganisms in Soil. Appl. Environ: Microbial. 40:1060-1066. Cicerone.R.J. 1989. Analysis ofsources and Sites ofatmospheric Nitrous oxide (N20). J. Geophys. Res. 94:18265-18271. De Datta, S.K. 1981. Principles and Practices ofrice Production. John Wiley and Sons. New York. Mulyadi, Noeriwan, I.J. Sasadan S. Partohardjono.1999. Emisi gas N20 dari Lahan Sawah Irigasi dan Hubungannya dengan varietas dan Takaran Pupuk Nitrogen. Menuju Sistem Produksi Padi Berwawasan Lingkungan ; Risalah Seminar Hasil Penelitian Emisi Gas Rumah Kaca dan Peningkatan Produktifitas PadiLahan Sawah. Bogor, 24 April 1999.P 12-19 Setyanto,P Mulyadi dan Z.Zaini.1997. Emisi Gas N20 dari Beberapa Sumber Pupuk Nitrogen dilahan Sawah Tadah Hujan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan.16(l ) : 14-18. 100 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan