MODEL BIMBINGAN PERKEMBANGAN: Alternatif Pelaksanaan Bimbingan di SD *) Oleh Edi Purwanta **)

dokumen-dokumen yang mirip
PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

SILABUS MATA KULIAH. C. Deskripsi Mata Kuliah

SILABUS. A.3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BAHAN PRESENTASI. BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH Oleh: Drs. Iding Tarsidi, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MENGHADAPI PENDIDIKAN INKLUSI

PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling. Kode Mata Kuliah : KD 302

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

LANDASAN HISTORIS BK Diana Septi Purnama

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

PENERAPAN TEORI KONSELING PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Layanan bimbingan konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus adalah agar anak dapat mencapai

GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK

Sigit Sanyata

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

DESKRIPSI MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

DESKRIPSI MATA KULIAH. KD 302 Bimbingan dan Konseling : S 1, 3 sks, semester 2

USULAN PENULISAN BUKU BAGI DOSEN DI LINGKUNGAN FIP UNY BUKU PANDUAN PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR. Aprilia Tina Lidyasari, M.

SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2014

DESKRIPSI MATA KULIAH PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING (KD 311) KD 311 Profesi Bimbingan dan Konseling: S-1, 2 sks, smester 1

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

Membentuk Karakter Cerdas Melalui Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Untuk Menghadapi MEA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

SILABUS. Prasyarat : : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H.

SILABUS. : Lulus Pengantar Bimbingan dan Konseling. : Mamat Supriatna, Amin Budiamin, dan S. A. Lily Nurillah

REVIEW: PHILOSOPHICAL COUNSELING AS A WINDOW ON THE ABSTRACT REALITIES OF EVERYDAY LIFE. Euis Kurniati 1

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENYIAPKAN GENERASI BERPRESTASI INDONESIA. Oleh : Indah Lestari. Abstrak

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

DAFTAR ISI HAL Bahan Belajar Mandiri 1 : Bahan Belajar Mandiri 2 Teknik-Teknik Memahami Perkembangan Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang berkisar antara tahun. Hurlock (1980: 206) mengemukakan

Modul ke: Psikologi Konseling. Pengantar. Fakultas Psikologi. Tazkia Edelia Sumedi, M.Psi. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang

SIKAP GURU MATA PELAJARAN TERHADAP PERAN GURU BK DI SMPN 261 PENJARINGAN JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

Sigit Sanyata

Rancang Bangun Sistem Informasi Rapor dan Konseling TK Mujahidin 1 Pontianak Berbasis Web

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP DI SEKOLAH

IMPLEMENTASI MODEL BIMBINGAN BERBASIS PERMAINAN DI SEKOLAH DASAR

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Belkin, G.S. (1981). Practical Counseling in The Schools. Dubuque, Iowa: Wm.C. Brown.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

S I L A B I BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (KD 500)

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

LAYANAN BIMBINGAN KARIR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR (Career Guidance Services On Children With Special Needs In Elementary School)

PERSPEKTIF POLITIK PENDIDIKAN LUAR BIASA*) Oleh Edi Purwanta **)

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

LAYANAN KONSELING DAN

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam

Perspektif Historis Konseling

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA

PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA (Tantangan bagi Guru SLB )*) Oleh. Edi Purwanta (Staf Pengajar pada PLB FIP UNY)

: Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY

ANALISIS KUALITAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR. Fikriyah Universitas Muhammadiyah Cirebon

a. Pengertian Bimbingan Mengenai pengertian bimbingan telah banyak dikemukakan oleh para ahli, yaitu diantaranya sebagai berikut:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 2 SKS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan semakin. menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin canggih.

Intervensi bimbingan dan konseling untuk Membantu Perkembangan Kompetensi Sosial Anak Tunanetra

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

PERKEMBANGAN DAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK PGSD/ SEMESTER 2

Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Konselor (APKK) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling. Elisabeth Christiana 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

MODIFIKASI PERILAKU BAGI ANAK AUTIS *)

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. analisis data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA

PENGERTIAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003).

BIMBINGAN DAN KONSELING MENJAWAB TANTANGAN ABAD XXI

DAFTAR PUSTAKA. Allen, F. (2002), Cybercounseling & Cyberlearning. Tersedia: uncg.edu.

BAB I PENDAHULUAN. dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. prosentase sebesar 58,1%. Sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi oleh. pengaruh antara kompetensi guru tersertifikasi melalui portofolio

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA. ABKIN. (2005). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: Pengurus Besar ABKIN.

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL BERDASARKAN ANALISIS LATIHAN KETERAMPILAN KONSELING MAHASISWA 0leh : Anne Hafina

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN EMPATI SISWA. Oleh: Haryani (Dosen PGSD FIP UNY)

Transkripsi:

Pendahuluan MODEL BIMBINGAN PERKEMBANGAN: Alternatif Pelaksanaan Bimbingan di SD *) Oleh Edi Purwanta **) Dua puluh lima tahun yang lalu bimbingan dan konseling hadir secara resmi di tengah-tengah pendidikan di Indonesia, demikian pula bersamaan waktu kelahirnan IPBI sebagai organisasi profesi bimbingan dan konseling. Dari waktu ke waktu peranan bimbingan memperoleh pengakuan masyarakat, khususnya dalam masyarakat pendidikan. Bahkan sekarang keberadaan bimbingan dalam usaha pengembangan sistem pendidikan secara mikro merupakan kekuatan ketuiga setelah pembelajaran dan tata-laksana pengelolaan pendidikan. Perkembangan sejarah bimbingan di Indonesia, kehadiran bimbingan di awal berada pada jenjang sekolah menengah, merupakan tantangan tersendiri untuk mendukung perkembangan pendidikan secara keseluruhan. Kenyataan yang ada jenjang pendidikan berada pada tingkat dasar sampai dengan pendidikan tinggi, mereka juga memerlukan bimbingan sebagai pendukung pelaksanaan pendidikan di masing-masing tingkatan tersebut. Khusus pada tingkat pendidikan dasar (baca Sekolah Dasar) sampai saat ini pelaksanaan bimbingan dilakukan oleh guru, sehingga guru sebagai pendidik sekaligus sebagai pembimbing (dalam pengertian yang mengarah ke pembimbing professional). Peran guru yang menyatu tersebut memerlukan dukungan kajian tersendiri untuk mendudukan perannya dalam pelaksanaan bimbingan. ------------- *) Makalah disampaikan di Konggres IX dan Konvensi Nasional XII IPBI di Bandarlampung, 15 17 Maret 2001 **) Staf Pengajar pada Jurusan PLB FIP UNY 1

Makalah ini merupakan makalah penyerta untuk memberikan sumbangan dalam rangka mencari kajian model pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar. Model Bimbingan Perkembangan Konsep model bimbingan perkembangan menekankan bahwa bimbingan sebagai proses perkembangan, yaitu bantuan diberikan kepada individu dalam seluruh aspek perkembangan, baik pada bidang karir, pendidikan, maupun pengalaman-pengalaman social-pribadi pada seluruh tahap perkembangan individu. Perhatian utama bimbingan perkembangan ini adalah pertumbuhan positif dari semua aspek perkembangan siswa, sehingga ia mencapai kematangan pada tahap perkembangannya. Kematangan tersebut ditandai dengan terkuasainya tugas perkembangan mereka. Mathewson, dalam Shertzer dan Stone (1981), mengemukakan bahwa bimbingan perkembangan berkaitan dengan empat bidang proses yang berhubungan dengan kebutuhan bimbingan, yaitu (a) kebutuhan penilaian dan pemahaman diri; (b) kebutuhan penyesuaian terhadap kebutuhan diri dan lingkungan; (c) kebutuhan orientasi terhadap kondisi saat ini dan yang akan dating, dan (d) kebutuhan untuk pengembangan potensi pribadi. Bimbingan perkembangan berusaha untuk masuk ke dalam segi-segi perkembangan siswa untuk membangun konsep diri mereka. Bimbingan perkembangan bersifat kumulatif dan berurusan dengan pertumbuhan jangka panjang ketimbang jangka pendek; komprehensif ketimbang terbatas pada bidang karir dan pendidikan, dan integrative ketimbang bersifat partial. Secara philosifis, bimbingan pekerjaan diarahkan pada pencapaian kesempurnaan dan keefektifan diri melalui pemahaman diri, kesadaran lingkungan, 2

penguasaan hubungan yang harmonis antara diri dan lingkungan, dan pemahaman nilainilai pribadi dan social. Secara individual, bimbingan perkembangan menekankan pada kekuatan individu untuk mempertimbangkan, bertindak, dan menilai antara diri pribadi dan situasi lingkungan. Dinamika pribadi dan potensi untuk berubah merupakan dasar berpijak, disamping kebutuhan, minat, dan nilai yang mempengaruhi perkembangan individu. Bimbingan perkembangan melakukan kegiatan minimal dalam tiga hal, yaitu (a) memberi informasi tentang situasi lingkungan, diri mereka sendiri, dan/atau hubungan antar keduanya; (b) membantu siswa berfikir jangka panjang; dan (c) memobilitas kapasitas dan disposisi mereka. Secara organisatoris bimbingan perkembangan merupakan kerja tim (Team work) (Muro, 1970), maksudnya dalam pelaksanaan bimbingan melibatkan berbagai komponen yang saling mendukung satu dengan yang lain. Komponen tersebut adalah guru kelas, kepala sekolah, atau petugas sekolah yang lain, konselor, dan orangtua siswa. Implikasi Bimbingan Perkembangan Sebagai model bimbingan, bimbingan perkembangan dengan berbagai asumsi sebagai berikut: 1. Bimbingan menyediakan landasan di mana siswa bisa membangun pengertian tentang diri, lingkungan, dan saling berhubungan antara keduanya. Perhatian dipusatkan pada apa yang terjadi pada diri siswa (konsep diri) untuk menolong mereka mengontrol motivasi dan arah mereka sendiri. 3

2. Fokus bimbingan terletak pada proses perkembangan. Bimbingan membantu individu menilai diri dan pengalaman pribadi melalui kontak dengan pembimbing (konselor), dan menyediakan situasi permisif. 3. Bimbingan perkembangan didasarkan pada primis bahwa (Shertzer dan Stone, 1981) bahwa: a. Semua individu memerlukan bimbingan sepanjang hayat. b. Bimbingan hendaknya kumulatif sesuai dengan fase perkembangan siswa dengan penekanan pada penguasaan tugas perkembangan individu. c. Bimbinga diarahkan pada kemampuan individu untuk melihat dirinya sendiri secara akurat sehingga mereka dapat mengembangkan kapasitasnya setinggi mungkin untuk keuntungan pribadi dan masyarakat. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa. Temuan lapangan (Sunarya Kartadinata, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial. Temuan yang lain, ternyata siswa sekolah dasar juga memerlukan layanan bimbingan karier, utamanya pada pengenalan karier (Edi Purwanta, 1993) Masalah-masalah ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar ialah rentang keragaman individu siswa yang amat lebar (Sunarya Kartadinata, dkk. 1998). 4

Rentang keragaman siswa sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan siswa yang kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri. Dari siswa tidak bermasalah sampai dengan siswa yang sarat masalah. Kondisi ini membutuhan bantuan baik untuk menyelesaikan masalahnya maupun untuk menciptakan situasi yang mampu menstimulasi perkembangan siswa. Menurut Myrick dalam Muro & Kottman (1995), pendekatan bimbingan di sekolah dasar ada empat, yaitu (a) krisis, (b) remidiatif, (c) preventif, dan (d) perkembangan. Dari keempat pendekatan tersebut ternyata pendekatan perkembangan dipandang lebih komprehensif. Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di se kolah dan dalam kehidupan. Pendekatan ini memberikan perhatian kepada tahap-rahap perkembangan siswa, kebutuhan dan minat, serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup. Pendekatan perkembangan bertolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara siswa dengan lingkungannya. Pemikiran ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di sekolah, yaitu: 1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; ini berarti bahwa petugas bimbingan atau guru di sekolah perlu memiliki kerangka berfikir dan keterampilan yang 5

memadai untuk memahami perkembangan peserta didik sebagai dasar dan perumusan tujuan dan isi bimbingan di sekolah. 2. Interaksi yang sehat merupakan iklim lingkungan perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru. Ini berarti bahwa guru perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengembangkan lingkungan perkembangan sebagai pendukung sistem pelaksanaan bimbingan di sekolah. Penutup Akhirnya dengan memperhatian kelebihan dan keleluasaan guru sebagai pembimbing di sekolah dasar untuk menerapkan model bimbingan perkembangan di sekolah dasar merupakan tumpuan harapan kecerahan pelaksanaan bimbingan di SD. Guru dituntut membangun iklim yang kondusif agar tugas-tugas perkembangan dari berbagai aspek mendapatkan kesempatan untuk berkembang yang pada gilirannya akan akan memperoleh perkembangan yang optimal. Rujukan: Edi Purwanta, 1992. Penggunaan Gambar sebagai Teknik Bimbingan Karier di Sekolah Dasar. (Tesis). Malang: PPS IKIP Malang Muro, James J. 1970. The Counselor s Work in The Elementary School. Scranton, Pennsylvania: International Textbook Company Muro, James J. and Kottman, terry. 1995. Guidance and Counseling in the Elementary and Middle School, A Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark. Shertzer, Bruce, and Stone, Shelly. 1981. Fundamentals of Guidance. 4-th Ed. Boston: Houghton Mifflin, Co. 6

Sunarya Kartadinata, dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti, Proyek PGSD -------. 1992. Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan Murid Sekolah dasar dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan. (Laporan Penelitian). Bandung: IKIP Bandung 7