BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

dokumen-dokumen yang mirip
Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

PENERAPAN TEKNIK KOREKSI BERANTAI DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

Tanti Kurnia Sari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum memiliki peranan yang penting yaitu sebagai penilai dan pengatur dalam proses pendidikan, sedangkan bentuk aplikasi dari kurikulum adalah pembelajaran. Pembelajaran meliputi proses belajar dan mengajar. Dalam situs internet http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/ disebutkan bahwa: Belajar merupakan proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Ruhimat (2009:116) bahwa belajar adalah aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan perilaku pada individu-individu yang belajar. Sementara dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/lernen dijelaskan bahwa Lernen ist nicht unbedingt ein bewusster oder absichtsvoller Vorgang, sondern häufig beiläufig und ungeplant. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu kejadian yang tidak harus dilakukan secara sadar atau terencana, melainkan sering dilakukan secara kebetulan dan tidak direncanakan. Berkenaan dengan pengertian mengajar, Joyce dan Shower dalam Mahfuddin (2008:61) menjelaskan bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seorang guru untuk membantu siswa memperoleh informasi, ide,

9 keterampilan untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Wijaya dalam Krisna (2009:1) bahwa mengajar merupakan upaya guru untuk membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. Di bawah ini akan dijelaskan tentang pengertian pembelajaran, komponen, ciri-ciri dan tujuan pembelajaran. 1. Pengertian Pembelajaran Konsep pembelajaran dan pengajaran sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Gagne dan Briggs (Mahfuddin, 2008:14) yang menyebutkan bahwa pembelajaran meliputi semua peristiwa yang secara langsung berpengaruh pada belajar tentang human being, sedangkan pengajaran hanya dianggap sebagai satu bentuk pembelajaran. Akan tetapi, Ruhimat (2009:136) berpendapat kata pembelajaran dan pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembelajaran selalu tidak lepas dari peran seorang guru karena guru yang selalu memberikan motivasi dan membantu siswa untuk belajar. Hal tersebut dijelaskan oleh Gagne dkk, dalam Mahfuddin (2008:63) bahwa pembelajaran diartikan sebagai suatu rangkaian (kejadian, peristiwa) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa belajar sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan baik dan mudah. Pendapat tersebut senada dengan yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:225) bahwa

10 pembelajaran merupakan proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Sementara Hamalik (2010:57) beranggapan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara sistematis untuk mempengaruhi siswa belajar. Sehubungan dengan berbagai teori yang telah dijelaskan di atas maka dalam penelitian ini dibahas tentang pembelajaran bahasa khususnya pada pembelajaran menulis berbahasa Jerman. 2. Komponen Pembelajaran Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Fathoni dan Riyana (Ruhimat, 2009:136) yang menjelaskan bahwa komponen pembelajaran terdiri dari: 1) Siswa Siswa berperan sebagai pencari, penerima, dan penyimpan materi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Guru Guru berperan sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

11 3) Tujuan Tujuan pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang ingin dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4) Materi Pelajaran Materi pelajaran mencakup segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5) Metode Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar agar materi pelajaran dapat tersampaikan secara baik kepada siswa. 6) Media Media merupakan alat bantu pengajaran yang dapat digunakan untuk mempermudah pengajar dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa. 7) Evaluasi Evaluasi merupakan suatu cara tertentu yang dapat digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Pendapat di atas senada dengan teori yang terdapat dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/lernen bahwa komponen pembelajaran mencakup beberapa aspek yaitu soziokulturelle Bedingungen, Methoden, Medien, Lerninhalte und im Zentrum die Lernziele. Teori tersebut berarti bahwa komponen pembelajaran mencakup beberapa aspek yaitu persyaratan

12 sosiokultural, metode, media, materi pelajaran dan pada intinya adalah tujuan pembelajaran. Beberapa pendapat di atas mempunyai suatu kesamaan, yakni komponen pembelajaran mencakup hubungan antara guru dan siswa, metode dan media yang digunakan, materi pelajaran serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena melalui komponenkomponen tersebut dapat tercapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, komponen pembelajaran berperan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. 3. Ciri-ciri Pembelajaran Banyak ahli pendidikan yang menyebutkan tentang ciri-ciri pembelajaran, salah satunya adalah Eggen dan Kauchak (Krisna, 2009:3) yang mengungkapkan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: 1) Siswa berperan secara aktif untuk mengkaji ilmu terhadap lingkungannya yaitu dengan cara mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaankesamaan dan perbedaan-perbedaan. 2) Guru berperan sebagai penyedia materi, pendidik dan berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran. 3) Segala aktivitas siswa harus berdasarkan pengkajian. 4) Guru berperan dalam pemberian arahan kepada siswa dalam menganalisis informasi.

13 5) Orientasi pembelajaran terdiri atas penguasaan materi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 6) Guru sebaiknya menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru. Sementara menurut Siregar (2010:7), ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja yang dilakukan guru untuk melakukan suatu proses perubahan perilaku siswa. 2) Dalam pembelajaran guru berperan mendorong siswa untuk belajar. 3) Tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. 4) Pelaksanaan pembelajaran harus terkendali baik dari isinya, waktu, proses maupun hasilnya. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kedua pendapat tersebut memiliki ciriciri pembelajaran yang hampir sama, yaitu guru berperan sebagai pendidik dan mendorong siswa untuk belajar. Berkaitan dengan berbagai teori di atas maka dalam penelitian ini dibahas tentang penggunaan teknik pengajaran dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut senada dengan pendapat yang telah disebutkan oleh Eggen dan Kauchak (Krisna, 2009:3) bahwa dalam pembelajaran guru sebaiknya menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

14 4. Tujuan pembelajaran Berkenaan dengan tujuan pembelajaran, Mahfuddin (2008:64) mengemukakan bahwa pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan perkembangannya secara optimal. Sementara itu, Djiwandono dalam http://miftachr.blog.uns.ac.id/2009/10/tujuan-dan-unsurdinamis-belajar/ mengungkapkan bahwa: Tujuan pembelajaran ada dua yaitu tujuan instrumental umum yang menggariskan hasil di bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa dan tujuan instruksi khusus merupakan penjabaran yang lebih kongkrit yang menyangkut satu pokok bahasan tertentu. Dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/lernziel disebutkan bahwa Lernziele beschreiben den angestrebten Lerngewinn der Schüler bezogen auf einen bestimmten Inhalt. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa tujuan pembelajaran menggambarkan hasil belajar siswa pada materi tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya tujuan pembelajaran adalah segala usaha yang dilakukan oleh guru untuk mendorong siswanya agar belajar. Selain itu, tujuan pembelajaran dapat tercapai setelah siswa mampu menguasai materi pelajaran tertentu. B. Hakikat Menulis Ahira (2010:1) berpendapat bahwa menulis itu bukan ditentukan oleh bakat. Namun, sebenarnya menulis merupakan suatu keterampilan atau kecakapan yang dapat dilatih secara terus menerus. Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai pengertian menulis, tujuan dan manfaat menulis, jenis-jenis tulisan, keterampilan dasar menulis serta komponen menulis.

15 1. Pengertian Menulis Menurut Ahira (2010:2) menulis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga setiap orang dapat melatih kemampuan tersebut. Senada dengan pendapat tersebut, Bohn (Kast, 1999:6) menyebutkan bahwa Schreiben kann weitgehend selbständig erlernt werden. Maksud dari pendapat tersebut adalah menulis dapat dipelajari secara mandiri dan terus-menerus. Sementara itu, menurut Nurjamal (2010:1) menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan atau menghibur dan hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Suparno dan Yunus (2004:13) bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan. Berbagai pendapat mengemukakan bahwa menulis dan mengarang merupakan dua hal yang memiliki pengertian yang berbeda. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Satata (2011:7) yang menjelaskan bahwa istilah menulis merupakan mengekspresikan pikiran melalui media tulisan yang bersifat ilmiah, sedangkan istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang bersifat fiktif imajinatif. Akan tetapi, Nurjamal (2010:2) berpendapat pada dasarnya mengarang dan menulis merupakan dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang kata menjadi kalimat atau paragraf dan menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks. Sebuah tulisan yang kompleks mencakup berbagai pokok persoalan. Pokok persoalan dalam tulisan dapat disebut juga dengan

16 gagasan. Gagasan tersebut berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan suatu tulisan. Gagasan yang terdapat dalam tulisan bermacam-macam, tergantung dari apa yang diinginkan penulis. Jadi melalui sebuah tulisan, penulis dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak dan pengalaman. Pengertian lain tentang menulis diungkapkan oleh Tarigan (2008:12) sebagai berikut: Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang atau grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selain itu, dalam situs internet http://www.g-daf-es.net/salamanca auf deutsch/projekt/db2.pdf dijelaskan bahwa Schreiben ist eine sehr komplexe Aktivität, die ein Planen, Formulieren und Überarbeiten umschließt. Konsep tersebut dapat diartikan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang sangat kompleks yang meliputi sebuah perencanaan, perumusan dan perbaikan, sedangkan dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/schreiben disebutkan bahwa das Schreiben ist eine elementare Kulturtechnik. Die Geschichte des Schreibens ist untrennbar verknüpft mit der Geschichte der Schrift. Maksud dari kutipan tersebut bahwa menulis merupakan suatu teknik kebudayaan dasar. Sejarah menulis selalu berkaitan dengan sejarah tulisan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya merangkai satu kalimat atau beberapa hal yang tidak berhubungan, melainkan harus menghasilkan serangkaian hal yang teratur dan berhubungan satu dengan yang lain. Rangkaian kalimat itu terkadang ada yang panjang dan ada juga yang pendek, yaitu mungkin

17 hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara teratur dan berhubungan satu sama lain serta berbentuk satu kesatuan yang masuk akal. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya menulis memiliki berbagai bentuk yang dapat diterapkan seperti membuat karangan, surat atau catatan harian. Bentuk tulisan tersebut dapat ditulis dalam berbagai bahasa, seperti dalam bahasa Indonesia, bahasa Jerman atau bahasa Inggris. Namun, dalam penelitian ini hanya dibahas tentang bentuk tulisan yang berupa karangan berbahasa Jerman. 2. Tujuan Menulis Pada umumnya menulis mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Di bawah ini akan dibahas tentang berbagai tujuan menulis yang diungkapkan oleh Tarigan (2008:22) sebagai berikut: 1) Memberikan informasi, yakni menyampaikan fakta-fakta mengenai peristiwa, masalah, atau fenomena. 2) Menjelaskan, menguraikan/ memaparkan tulisan tentang suatu peristiwa, masalah atau fenomena agar pembaca dapat memahaminya. 3) Mengarahkan tulisan kepada pembaca. 4) Membujuk/meyakinkan pembaca. 5) Meringkas/membuat suatu rangkuman dari suatu karya (buku, dsb.), sebuah kegiatan, rapat, atau seminar menjadi lebih ringkas dan bisa dibaca dengan cepat tanpa kehilangan intisarinya.

18 Pendapat di atas senada dengan teori yang terdapat dalam situs internet http://www1.uni-hamburg.de/fremdsprachenlernen/b scr c02.htm yaitu: Wenn Sie einen Text planen, sollten Sie zunächst überlegen, welchem Ziel die Abfassung Ihres Textes dient. Sie wollen beispielsweise: 1) Jemandem über sich selber berichten. 2) Über Personen oder Sachverhalte informieren. 3) Ihren Leser von Ihrer Meinung überzeugen. 4) Handlungsanweisungen geben. 5) Eine Geschichte erzählen. 6) Mit der Sprache spielen, einen poetischen Text erstellen. 7) Wortschatz, Ausdruck, Grammatik und Schreibtechniken üben. Maksud dari teori di atas adalah jika ingin merencanakan sebuah teks, hal pertama yang seharusnya dipertimbangkan adalah tujuan menulis yang ingin dicapai. Misalnya penulis ingin memberitakan tentang diri sendiri kepada orang lain, menginformasikan tentang orang atau fakta-fakta suatu kejadian, meyakinkan pembaca terhadap pendapat penulis, memberikan petunjuk tentang suatu tindakan, menceritakan suatu peristiwa, bermain dengan bahasa, menyusun sebuah teks yang puitis, berlatih dengan kosakata, ungkapan, tata bahasa dan teknik menulis. Pendapat yang berbeda mengenai tujuan menulis diungkapkan oleh Kast (1999:8) yaitu Es gibt Schreibaktivitäten, bei denen das Schreiben das Ziel ist: z. B. wenn ich einen Brief schreibe, ist das Ziel meiner Handlung ein Brief, den ich jemandem schicken möchte. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa terdapat berbagai kegiatan menulis yang tujuan dari kegiatan tersebut adalah menulis, contohnya jika penulis menulis surat maka tujuan dari kegiatan penulis adalah surat yang ingin penulis kirim kepada seseorang.

19 Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis akan tercermin dari sesuatu yang ditulis oleh penulis. Tujuan menulis dalam penelitian ini adalah menceritakan tentang suatu peristiwa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disebutkan di dalam situs internet http://www1.uni-hamburg.de/fremdsprachenlernen/b scr c02.htm yaitu eine Geschichte erzählen (menceritakan suatu peristiwa). 3. Manfaat Menulis Banyak ahli yang mengungkapkan tentang manfaat menulis, salah satunya adalah teori yang diungkapkan oleh Bolton (1996:67) sebagai berikut: Es kann das Ziel der Übung sein, den neuen Wortschatzt zu üben oder abzufragen, grammatische Strukturen über das Schreiben zu festigen und zu wiederholen, oder das Erkennen von dialogischen Mustern zu üben. Teori tersebut dapat diartikan bahwa tujuan dari latihan menulis yaitu untuk melatih atau menguji kosakata yang baru, untuk memperkuat dan mengulang struktur tata bahasa melalui menulis, atau untuk melatih pengenalan pola-pola dialogis. Jadi secara tidak langsung tujuan latihan menulis tersebut dapat mencerminkan manfaat menulis yaitu dapat menambah kosakata baru dan pengetahuan tentang bentuk-bentuk tulisan serta dapat melatih penguasaan struktur dan tata bahasa. Teori lain tentang manfaat menulis disebutkan dalam situs internet http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=18374s sebagai berikut: 1) Orang yang rajin menulis akan semakin mudah dan cepat dalam mentransfer gagasan ke dalam bentuk simbol-simbol.

20 2) Dengan menulis menjadikan orang mampu berpikir lebih runtut dan logis. Bagi yang terbiasa menulis akan mampu menuangkan gagasannya secara lebih teratur. 3) Orang yang terbiasa menulis akan lebih menyukai cara sederhana agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi tulisan. 4) Dengan menulis orang mampu untuk menggali ilmu yang lebih dalam. 5) Dengan menulis orang dapat mengamati sesuatu secara lebih luas. 6) Dengan menulis orang mampu menggali makna dari sebuah peristiwa. Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah dapat melatih penguasaan kosakata dan tata bahasa. Selain itu, bagi yang terbiasa menulis akan mampu untuk menuangkan gagasannya secara lebih teratur. 4. Jenis-jenis Tulisan Menurut Nurjamal (2010:3) tulisan memiliki jenis yang beraneka ragam salah satunya adalah jenis tulisan dalam bentuk karangan, sebagai berikut: 1) Narasi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai suatu tempat, peristiwa atau situasi. 2) Deskripsi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan, gambaran atau suatu hal. Jenis karangan ini biasanya menjelaskan secara detail setiap topik yang dibahas. 3) Preskripsi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan anjuran, saran, jalan keluar atas suatu masalah.

21 4) Eksposisi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang suatu teori, pemahaman dan pengetahuan umum dengan tujuan agar pembaca lebih memahaminya. Dalam karangan eksposisi yang diutamakan adalah informasi yang lengkap dan akurat. 5) Argumentasi merupakan jenis tulisan yang selalu memiliki ciri menunjukkan hubungan sebab akibat dari suatu hal yang timbul oleh karena hal lain. Karangan argumentasi berusaha untuk meyakinkan pembaca, cara meyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran. Berikut ini jenis-jenis tulisan yang diungkapkan oleh Bolton (1996:68) yaitu: 1) Personales Schreiben Schreiben, um sich und anderen über sich selbst Auskunft zu geben, z. B. in Form von Erlebnisbericht, Lebenslauf, Tagebuch, Festhalten von Gedankensplittern. Hal tersebut berarti bahwa menulis yang bersifat pribadi yaitu menulis untuk mencari informasi dan menginformasikan kepada orang lain tentang diri sendiri, misalnya dalam bentuk laporan pengalaman, daftar riwayat hidup, buku catatan harian, catatan dari aforisme. 2) Freies Schreiben Assoziatives Schreiben, z. B. Gedichte, Phantasiegeschichten. Maksud dari teori ini adalah menulis yang bersifat bebas meliputi juga menulis yang bersifat asosiasi contohnya puisi, cerita khayalan.

22 3) Ausprobieren unterschiedlicher Textarten z. B. Leserbrief an eine Zeitung, Protokoll, Hörspiel, Umfrage, Märchen, Artikel für die Schülerzeitung. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa mencoba untuk menulis jenis teks yang berbeda, contohnya surat pembaca pada sebuah koran, notulen, sandiwara radio, angket, dongeng, artikel untuk koran pelajar. Pada dasarnya beberapa pendapat di atas mengemukakan jenis tulisan yang hampir sama yakni beberapa jenis tulisan yang telah dijelaskan oleh Nurjamal seperti tulisan dalam karangan narasi dan deskripsi dapat digolongkan ke dalam jenis Freies Schreiben (tulisan bebas) karena dalam pembuatan jenis tulisan narasi dan deskripsi dapat menggunakan cerita khayalan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tulisan memiliki beraneka ragam jenis dan setiap jenis tulisan tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nurjamal maka dalam penelitian ini dibahas tentang jenis tulisan dalam bentuk karangan narasi. 5. Keterampilan Dasar Menulis Menurut Sikumbang (2010:1) agar dapat menulis dengan baik, seseorang perlu menguasai beberapa keterampilan dasar menulis, sebagai berikut: 1) Curah gagasan (brainstroming) Langkah pertama yang dilakukan dalam menulis adalah menuliskan gagasan utama dari suatu tulisan. Kemudian menuangkan semua asosiasi untuk gagasan utama tersebut. Setelah itu, dengan cara yang sama yaitu menuliskan semua asosiasi kata yang muncul sesudahnya. Jadi kegiatan ini seperti

23 membuat network kata-kata. Jika satu asosiasi memicu satu rantai dari yang lain, maka sebaiknya untuk terus mengembangkan dan menuliskan semua asosiasi yang berhubungan. 2) Kontemplasi Kontemplasi merupakan suatu teknik yang menggunakan pikiran seperti sebuah lampu senter (searchlight) untuk mencari dan menemukan informasi baru. Teknik ini sebaiknya digunakan untuk mengembangkan suatu gagasan atau topik dan menuangkannya ke dalam peta pemikiran. Selain itu, teknik ini menggunakan pikiran untuk melakukan searching informasi atas topik atau gagasan utama yang akan dipilih. 3) Membuat peta pikiran (mind mapping) Kegiatan ini merupakan teknik yang efektif untuk digunakan dalam membaca dan membuat tulisan (artikel atau pun buku). Teknik peta pikiran dapat digunakan dalam membaca dengan tujuan untuk memahami kerangka berpikir penulis. Selain itu, dalam menulis juga dapat digunakan teknik ini untuk mengembangkan kerangka berpikir tulisan. 4) Relaksasi Pada prinsipnya otak atau pikiran dapat lebih mudah menyerap dan mengingat informasi pada saat kondisi pikiran yang relaks. Selain itu, relaksasi merupakan cara yang efektif untuk mengaktifkan otak kanan karena pada gelombang otak yang relaks terjadi pertemuan antara otak kiri dan otak kanan, antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, antara orientasi ke luar dan orientasi ke dalam.

24 Teori di atas senada dengan yang diungkapkan oleh Kast (1999:44) mengenai keterampilan dasar menulis yang meliputi: 1) Brainstroming Das Brainstroming ist ausschlieβlich für den Einsatz in Gruppen bestimmt: Der Gedankensturm wird von allen gemeinsam entfacht. Dabei wird jeder Gedanke und auch noch der entlegenste Einfall zum Thema notiert. Hal tersebut berarti bahwa Brainstroming diperuntukkan dalam kegiatan berkelompok. Gedankensturm dimunculkan dari ide semua anggota kelompok. Dalam proses tersebut setiap pemikiran dan ide yang baru muncul dibahas bersama-sama. 2) Mind-map Die Struktur einer Mind-map erinnert an einem Baum von oben gesehen. Der Stamm bildet den Mittelpunkt, von dem aus die Haupt- und Nebensätze in alle Richtungen abzweigen und Blätter treiben. Maksud dari teori tersebut adalah struktur dari Mind-map mengingatkan pada pohon yang terlihat dari atas. Batang pohon membentuk titik tengah, dari titik tengah tersebut kemudian bercabang ke segala arah yang membentuk induk dan anak kalimat, serta daun-daun saling bergerak ke arah tertentu. 3) Assoziogramm Einfache Assoziogramme kann man schon in einem frühen Lernstadium zur Vorbereitung der fremdsprachigen Textproduktion einsetzen. Konsep tersebut dapat diartikan bahwa asosiogram yang sederhana sudah dapat diterapkan

25 pada pembelajaran tingkat dasar yang berfungsi sebagai bahan persiapan untuk menghasilkan teks berbahasa asing. Terdapat beberapa persamaan dari pendapat-pendapat di atas, yakni keterampilan dasar yang sebaiknya dikuasai oleh penulis adalah keterampilan dasar Brainstroming (curah gagasan) dan Mind mapping (peta pikiran). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebaiknya penulis dapat menguasi beberapa keterampilan dasar seperti yang telah disebutkan di atas sehingga dapat memudahkan penulis dalam pembuatan suatu tulisan seperti karangan, buku atau artikel. Senada dengan teori yang telah diungkapkan oleh Sikumbang maka penelitian ini menggunakan keterampilan dasar brainstroming (curah gagasan) karena dalam penelitian ini siswa (sebagai obyek penelitian) diminta untuk menulis sebuah karangan dengan menggunakan teknik permainan kalimat berantai. Dalam teknik permainan tersebut siswa diminta untuk mencurahkan dan menghubungkan gagasan atau ide-ide dari teman sekelompok dalam bentuk sebuah karangan. 6. Komponen-komponen Menulis Di dalam situs internet http://www.fosee.mmu.edu.my/~maaroff/strategi Menulis Karangan.doc disebutkan bahwa pada umumnya terdapat dua komponen yang tergabung dalam menulis, yaitu komponen bahasa dan isi karangan. Komponen bahasa dapat meliputi penguasaan kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan dan penguasaan dalam merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis yang baik, sehingga dapat membentuk sebuah komposisi yang diinginkan

26 seperti esai, artikel, cerita pendek dan makalah. Selain itu, komponen isi karangan harus sesuai dengan topik yang akan ditulis. Komponen menulis yang telah disebutkan di atas harus tetap memenuhi berbagai aspek penilaian agar karangan yang dihasilkan mendapatkan nilai yang baik. Menurut Bolton (1996:132) terdapat tiga aspek yang dinilai dari sebuah karangan. Ketiga aspek tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1 Penilaian Menulis Menurut Bolton sehr gut Gut befriedigend nicht bestanden oder : nicht bestanden Grammatik keine oder nur vereinzelte Fehler einige Fehler, die jedoch das Verständnis nicht stören eine Reihe von Fehlern, die das Verständnis aber nur an einigen wenigen Stellen stören die Fehler stören das Verständnis erheblich Wortschatz Variationsreich der Aufgabe völlig angemessen gelegentlich nicht ganz angemessene Wortwahl häufig nicht angemessene Wortwahl Orthographie/Interpunk tion keine oder nur vereinzelte Fehler einige Fehler, die jedoch das Verständnis nicht stören eine Reihe von Fehlern, die das Verständnis aber nur an einigen wenigen Stellen stören viele und/oder gravierende Fehler wegen Themaverfehlung (dann warden für die sprachliche Leistung keine Noten vergeben) Berikut ini penjelasan dari tabel di atas mengenai tiga aspek yang perlu dinilai dalam suatu karangan, yakni: 1) Beherrschung der Grammatik und Wortschatzkenntnisse (Penguasaan tata bahasa dan pengetahuan kosakata ). Suatu karangan dinilai sangat baik jika tidak terdapat kesalahan atau hanya terdapat sedikit kesalahan dalam

27 penggunaan tata bahasa. Selain itu, karangan harus memiliki kosakata yang bervariasi. 2) Beherrschung der Orthographie (Penguasaan tentang ortografi). Suatu karangan dapat dinilai sangat baik, jika dalam karangan tersebut dilihat dari segi ortografi tidak terdapat kesalahan atau hanya kesalahan yang kecil. 3) Beherrschung der Interpunktion und Textaufbau (Penguasaan dalam penggunaan tanda baca dan susunan teks). Penilaian untuk aspek ini sama dengan penilaian pada aspek penguasaan ortografi. Sementara itu, dalam buku tes Start Deutsch 1 (2010:37) disebutkan bahwa aspek-aspek yang perlu dinilai dalam suatu karangan dengan berdasarkan standar GER (Gemeinsame europäische Referenzrahmen) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Menulis Tingkat A1 Berdasarkan Standar GER Erfüllung der Aufgabenstellung (pro Inhaltspunkt) 1. Aufgabe voll erfüllt und verständlich 3 2. Aufgabe wegen sprachlicher oder inhaltlicher Mängel nur teilweise erfüllt 1,5 3. Aufgabe nicht erfüllt und/oder unverständlich 0 Kommunikative Gestaltung des Textes 1. der Textsorte angemessen 1 2. untypische oder fehlende Wendungen, zum Beispiel keine Anrede 0,5 3. keine textsortenspezifische Wendungen 0 Dari tabel di atas dapat dijelaskan mengenai dua aspek penilaian dalam suatu karangan yaitu: 1) Erfüllung der Aufgabenstellung (pro Inhaltspunkt), yaitu apakah semua tugas isi karangan dapat terpenuhi. Jika tugas tersebut dapat terpenuhi semua dan mudah dimengerti maka akan diberikan tiga poin.

28 2) Kommunikative Gestaltung des Textes, yaitu bagaimana kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata, kata penghubung dan ungkapan. Suatu karangan akan diberikan satu poin jika menggunakan bahasa yang komunikatif dan sesuai dengan jenis teks. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek penilaian merupakan salah satu bagian dari komponen menulis yang saling berkaitan satu sama lainnya. Pendapat yang dikemukakan di atas pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama, yaitu aspek pokok yang perlu dinilai dalam suatu karangan meliputi aspek penggunaan tata bahasa, kosakata dan kesesuaian isi karangan dengan kata bantu yang telah disediakan. Dalam penelitian ini siswa diminta untuk membuat sebuah karangan pada tingkatan A1. Hal ini dikarenakan siswa masih kurang menguasai struktur dan kosakata maka beberapa aspek yang digunakan untuk menilai suatu karangan narasi yaitu Erfüllung der Aufgabenstellung (pro Inhaltspunkt) dan Kommunikative Gestaltung des Textes. Hal tersebut sesuai dengan teori yang telah disebutkan dalam buku tes Start Deutsch 1. 7. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1180) disebutkan bahwa pengertian keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas. Sementara di dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/fertigkeit dijelaskan bahwa: Fertigkeit bezeichnet im Allgemeinen einen erlernten oder erworbenen Anteil des Verhaltens. Der Begriff der Fertigkeit grenzt sich damit vom

29 Begriff der Fähigkeit ab, die als Voraussetzung für die Realisierung einer Fertigkeit betrachtet wird. Kutipan di atas dapat diartikan bahwa pada umumnya keterampilan menggambarkan suatu bagian dari tindakan yang telah dipelajari atau diperoleh. Dengan demikian, pengertian keterampilan berbeda dari konsep kemampuan yang dianggap sebagai persyaratan dalam merealisasikan keterampilan. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis juga termasuk salah satu jenis keterampilan yang aktif karena penulis aktif mengolah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Satata (2011:8) yang menyebutkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui lambang-lambang tulisan untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Mahfuddin (2008:65) bahwa keterampilan menulis adalah kecakapan dalam mengungkapkan pikiran, pandangan, ide atau gagasan, dan pesan dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang sehingga dapat dilatih sedemikian rupa untuk meningkatkan kemampuan tersebut (Ahira, 2010:3). Akan tetapi, pada umumnya pengertian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang biasa karena banyak anggapan bahwa keterampilan menulis ditentukan oleh bakat sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Keterampilan menulis termasuk kategori kemampuan produktif karena dapat menghasilkan suatu tulisan. Berdasarkan konsep di atas, maka dapat

30 disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan segala kemampuan yang dikuasai dalam bidang menulis baik menulis teks maupun menulis karangan. C. Hakikat Teknik Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar di kelas dibutuhkan suatu metode pembelajaran. Di dalam situs internet http://semangatbelajar.com/tag/pengertianmetode/ disebutkan bahwa metode merupakan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran mempunyai peran yang penting yaitu dapat meningkatkan minat dan semangat siswa untuk belajar. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran berfungsi agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh setiap pengajar. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Hamalik (2010:4) bahwa metode pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran mempunyai berbagai macam jenis. Akan tetapi, setiap pengajar harus memilih salah satu jenis metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam penggunaan metode pembelajaran sebaiknya pengajar juga memperhatikan teknik pembelajaran apa yang akan digunakan. Di bawah ini akan dijelaskan tentang pengertian teknik pembelajaran dan teknik-teknik pembelajaran menulis.

31 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran merupakan cara khas yang operasional yang digunakan atau dilalui dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode (Mahfuddin, 2008:70). Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rampillon (1999:156) bahwa Technik ist die Methode, mit den zweckmäβigesten Mittel ein bestimmtes Ziel zu erreichen, ein Werk oder Einleitung zu vollbringen. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa teknik merupakan metode untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu dengan media yang paling sesuai, untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau suatu permulaan. Pendapat serupa juga disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1158) bahwa teknik merupakan suatu metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Menurut Sudrajat (2008:2) definisi teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Salah satu contoh dari penjelasan tersebut adalah penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan penggunaan metode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, pengajar dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

32 Pengertian lain tentang teknik pembelajaran adalah bezeichnen dann eher Fertigkeiten, die Lernende einsetzen können, um etwas zu lernen, z. B. die Fertigkeit, etwas im Wörterbuch oder in einer Grammatikübersicht nachschlagen zu können (Bimmel dan Rampillon, 2000:54). Maksud dari pendapat tersebut adalah teknik pembelajaran menggambarkan setiap keterampilan yang dapat diterapkan pembelajar untuk mempelajari sesuatu, sebagai contoh keterampilan untuk dapat mencari sesuatu yang ada di dalam kamus atau dalam daftar tata bahasa. Dalam proses belajar mengajar pemilihan teknik pembelajaran merupakan hal yang harus mendapat perhatian khusus dari pengajar karena pemilihan teknik pembelajaran akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, namun teknik harus sesuai dengan metode atau pendekatan yang dipilih. Selain itu, pemilihan teknik pembelajaran juga berpengaruh besar terhadap empat keterampilan dalam bahasa Jerman, khususnya keterampilan menulis karena dengan teknik pembelajaran akan lebih memotivasi siswa dalam menulis dan akan membuat kreativitas siswa lebih berkembang. Oleh karena itu, pengajar sebaiknya dapat memberikan suatu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis agar siswa dapat menemukan ide-ide dengan mudah dan siswa juga dapat lebih kreatif dalam menulis. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran merupakan salah satu bagian dari metode pembelajaran yang lebih bersifat praktis. Setiap pengajar sebaiknya dapat memberikan suatu teknik

33 pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas agar para siswa tidak merasa bosan terhadap materi yang disampaikannya. 2. Teknik-teknik Pembelajaran Menulis Pada umumnya teknik pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar di kelas dapat lebih menarik dan dapat menjadikan siswa lebih semangat untuk belajar. Konsep tersebut senada dengan teori yang terdapat dalam situs internet http://garduguru.blogspot.com/2008/05/mengajar-dengan-permainan.html bahwa siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan nalarnya, karena melalui permainan serta alat-alat permainan siswa dapat belajar mengerti dan memahami suatu gejala tertentu. Sementara menurut Kleppin (Dauvillier dan Hillerich, 2004:17) bahwa Spiel muss vor allem ein Spielziel haben, nicht nur ein Lernziel. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa permainan terutama harus mempunyai tujuan permainan, bukan hanya tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran memiliki berbagai jenis cara yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas, khususnya dalam keterampilan menulis. Jenis teknik pembelajaran untuk menulis dapat dibagi berdasarkan cara pengerjaannya yaitu dilakukan secara individu atau berkelompok. Menurut Kast (1999:36) teknik pembelajaran yang dapat dilakukan secara individu yaitu: 1) Wortsätze Aturan permainan ini adalah guru memberikan lembaran fotokopi yang berisikan kata-kata. Kata-kata tersebut sudah dieja ke dalam huruf jadi tugas

34 siswa adalah membuat sebuah kalimat berdasarkan kata-kata yang telah dieja tersebut. Permainan ini dapat digunakan untuk semua jenis tema pembelajaran. 2) Ich buchstabiere mich Jenis permainan ini menggunakan nama-nama siswa. Pelaksanaan permainan ini adalah guru menyuruh siswa untuk mengeja nama masing-masing. Setelah itu, siswa harus menuliskan kata-kata berdasarkan nama yang telah dieja tersebut. Kata-kata yang harus ditulis adalah dapat berupa kata sifat atau kata benda. Kemudian siswa diminta untuk membuat kalimat berdasarkan kata-kata yang telah ditulis. Sementara itu, Dauvillier dan Hillerich (2004:106) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa teknik pembelajaran menulis yang bisa dilakukan secara berkelompok sebagai berikut: 1) Memo-Spiel Teknik permainan ini bertujuan untuk melatih dan mengingat materi pembelajaran. Memo-Spiel memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi. Permainan ini dilakukan di dalam kelompok kecil yaitu antara empat sampai enam siswa. Aturan permainan ini adalah siswa memisahkan Memo-Karten yang masih tercampur, bagian kartu yang terdapat kata-kata diletakkan di bawah. Kemudian setiap siswa membalikkan dua kartu dan mencocokkan kata-kata yang ada di balik kartu. Bagi siswa yang banyak mengumpulkan kartu dengan kata-kata yang sama maka akan menjadi pemenang. Setelah itu,

35 setiap kelompok dibagikan lembaran kertas kosong dan tugas setiap kelompok adalah menuliskan kembali kata-kata yang terdapat di dalam kartu. 2) Kim-Spiel Tujuan dari permainan ini adalah melatih daya ingat dengan cara pengulangan. Permainan Kim-Spiel dilakukan secara berkelompok. Pelaksanaan permainan ini adalah setiap siswa diberi waktu beberapa menit untuk menghafal gambar beserta kata-katanya, setelah waktu yang diberikan guru selesai maka guru mengambil gambar-gambar tersebut. Setiap kelompok mendapatkan sebuah lembaran fotokopi yang berisikan gambar tetapi kata-kata dalam setiap gambar dihilangkan. Kemudian setiap siswa harus menuliskan kembali katakata yang sesuai dengan gambar tersebut. 3) Wortschlange Pada dasarnya permainan ini sama dengan permainan kata berantai yaitu bertujuan untuk mencurahkan dan mengembangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan. Aturan permainan ini adalah setiap siswa harus menuliskan kata-kata yang mempunyai konsep sama. Cara tersebut dilakukan secara bergiliran. Berkenaan dengan teknik pembelajaran menulis, Ekoati (2008:2) berpendapat salah satu teknik pembelajaran menulis yang dapat diterapkan secara berkelompok yaitu teknik kata atau kalimat berantai, teknik ini bertujuan agar siswa dapat mencurahkan dan mengembangkan ide/gagasan dalam bentuk suatu tulisan. Hal terpenting dalam pelaksanaan permainan tersebut adalah setiap siswa harus melanjutkan kata atau kalimat yang telah ditulis oleh teman

36 sekelompoknya dalam membuat suatu karangan, dengan catatan siswa harus menuliskan kata-kata yang mempunyai konsep yang sama. Selain teknik pembelajaran yang dapat diterapkan secara individu dan berkelompok, berikut ini adalah pendapat Wuryanto (2010:13) mengenai teknik pembelajaran menulis yang dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok yakni: 1) Menulis dari Gambar Teknik pembelajaran menulis dari gambar bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan gambar kebakaran yang melanda sebuah desa. Dari gambar tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar. Media yang dibutuhkan untuk pembelajaran ini adalah gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan kalender besar. Teknik ini dapat dilakukakan secara persorangan maupun secara kelompok. Cara menerapkan teknik ini yaitu guru menyampaikan pengantar materi pembelajaran, guru menempelkan beberapa gambar di depan kelas, setelah siswa melihat gambar tersebut, siswa mulai mengidentifikasi gambar dan dari identifikasi itu siswa membuat tulisan secara runtut dan logis, guru bertanya kepada siswa tentang alasan tulisan yang dibuatnya, dan guru merefleksikan pembelajaran tersebut. Upayakan gambar yang disajikan sesuai dengan tema pembelajaran yang dipelajari pada minggu itu. Guru dapat memilih gambar yang cocok dengan karakteristik kelas. Gambar yang telah digunakan siswa dapat ditarik kembali untuk bahan pembelajaran berikutnya.

37 2) Menulis Objek Langsung Teknik ini bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang dilihat. Guru dapat menunjukkan objek kepada siswa di depan kelas, misalnya boneka, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Berdasarkan objek tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihatnya. Media yang dibutuhkan adalah objek-objek yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun secara berkelompok. Langkah-langkah teknik pembelajaran ini adalah guru menyampaikan pengantar materi pembelajaran, guru memperlihatkan beberapa objek di depan kelas, setelah siswa melihat objek tersebut, siswa mulai mengidentifikasi objek tersebut kemudian siswa membuat tulisan secara runtut dan logis. Setelah itu, guru bertanya kepada siswa tentang alasan tulisan yang dibuatnya dan kemudian guru akan merefleksikan pembelajaran tersebut. 3) Meneruskan Tulisan Teknik pembelajaran meneruskan tulisan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melengkapi ide atau gagasan dalam sebuah tulisan melalui penambahan beberapa paragraf. Dalam proses melengkapi tersebut, siswa berada dalam kondisi senang, ceria, dan penuh dengan tantangan dalam komunitas belajar yang kompetitif. Media yang digunakan adalah lembaran fotokopi tulisan yang belum selesai gagasannya, (tulisan tersebut semestinya sepuluh paragraf tetapi tiga paragraf terakhir dihilangkan) kemudian siswa menambahkan paragraf sesuai dengan idenya. Lembaran tersebut diperbanyak

38 sesuai dengan jumlah siswa. Pelaksanaan teknik ini dapat dilakukan secara persorangan atau kelompok. Sebelum memulai permainan ini sebaiknya guru mengkondisikan siswa melalui kegiatan apersepsi lewat berbagai cara, misalnya nyanyian, puisi, permainan, dan gerakan. Aturan permainan dari teknik ini adalah guru memberikan apersepsi atau pengantar materi pembelajaran, membagi kelompok (jika penerapannya dalam kelompok) kemudian guru membacakan aturan permainan. Setelah itu, guru memberikan lembar fotokopi kepada siswa dan siswa diminta untuk mengerjakan tugas yaitu meneruskan tulisan yang belum selesai dengan idenya sendiri, setelah waktu yang diberikan habis maka siswa dapat melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa mengenai alasan pembuatan tulisan tersebut kemudian guru merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran. Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai macam teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis. Berbagai teknik pembelajaran menulis dapat dilakukan baik secara individu, kelompok maupun keduanya. Selain itu, teknik pembelajaran menulis dapat dikemas dalam bentuk permainan karena permainan dalam pembelajaran berperan sebagai sarana untuk melatih keterampilan menulis dan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis. Dalam penelitian ini dibahas tentang penggunaan teknik pembelajaran menulis yang diterapkan secara berkelompok yakni teknik kalimat berantai.

39 D. Teknik Kalimat Berantai Pada dasarnya penggunaan teknik kalimat berantai sama dengan teknik kata berantai. Jika dalam penerapan teknik kata berantai siswa diminta untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk kata-kata maka dalam teknik kalimat berantai siswa diminta untuk mencurahkan ide atau gagasan dalam bentuk kalimat menjadi sebuah karangan. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Astuti (2008:4) bahwa teknik kalimat berantai merupakan sebuah kegiatan menulis teks atau karangan dengan menghubungkan satu ide ke ide yang lain dalam bentuk kalimat berdasarkan konsep yang sama. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara menghubungkan ide seseorang dengan ide orang lain dalam sebuah kegiatan berpasangan atau kegiatan berkelompok. Teknik kalimat berantai mengacu pada teori pengetahuan tentang kalimat dan organisasi konsep sebuah kalimat. Sebuah kalimat akan terangkai dengan kalimat berikutnya karena siswa telah memiliki organisasi konsep kalimat tersebut. Teknik kalimat berantai ini berbentuk permainan, maka diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis karangan. Teori di atas sesuai dengan pendapat Ekoati (2008:2) bahwa Teknik kalimat berantai dikemas dalam permainan yang dapat membangkitkan kreativitas siswa. Dalam permainan ini, setiap siswa harus melanjutkan kalimat yang ditulis teman kelompoknya dengan menuliskan kalimat-kalimat yang mempunyai konsep sama. Maksud dari pendapat tersebut adalah setiap siswa harus mencari kalimatkalimat yang tidak menyimpang dengan judul atau tema yang telah ditetapkan. Jika siswa menuliskan kata kunci profesi, maka jaringan kata lain yang muncul

40 adalah guru, dokter, pengusaha, dan contoh profesi lainnya bukan kata kucing, ayam atau singa. Santosa dkk (2005:6,19) berpendapat bahwa teknik kalimat berantai dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah lima sampai sepuluh orang per kelompok, siswa pertama bertugas menuliskan sebuah kalimat, kemudian kertas diserahkan kepada siswa kedua yang akan menambahkan sebuah kalimat lagi dan seterusnya sampai semua siswa dalam setiap kelompok sudah menambahkan masing-masing sebuah kalimat. Dalam pembelajaran bahasa Jerman teknik kalimat berantai disebut juga dengan teknik permainan Satzschlange. Pendapat yang telah dijelaskan di atas diperkuat oleh teori Kast (1999:36) yang mengemukakan bahwa pelaksanaan permainan Satzschlange (kalimat berantai) adalah sebagai berikut: Die Übung kann in Partnerarbeit und Kleingruppen gemacht werden (bis etwa fünf/sechs Schüler pro Gruppe). Wichtig ist auch hier, dass jeder Schüler mit einem Blatt beginnt und die Blätter von einem Schüler zum anderen wandern. Jeder schreibt den Anfang einer Geschichte, die ihm oder ihr gerade einfällt. Jeder Schüler schreibt maximal einen Satz und das erste Wort des folgendes Satzes. Maksud dari teori di atas adalah latihan untuk permainan ini dapat dilakukan dengan teman kerja dan dalam kelompok kecil (antara lima sampai enam siswa per kelompok). Hal yang perlu diperhatikan dalam permainan ini adalah setiap siswa memulai dengan satu lembar dan secara bergantian lembaranlembaran tersebut bergilir dari satu siswa ke siswa yang lain. Setiap siswa menuliskan bagian awal dari suatu cerita yang terlintas dalam pikiran mereka. Setiap siswa menuliskan maksimal satu kalimat dan kata pertama untuk kalimat berikutnya.

41 Teori di atas senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Astuti (2008:5) bahwa teknik kalimat berantai dapat dilaksanakan dengan aturan main sebagai berikut: 1) Kelas dibagi menjadi empat sampai enam kelompok. Cara pembagian kelompok dapat dilakukan secara bebas tergantung keinginan guru. Namun dalam penelitian ini siswa dibagi ke dalam kelompok berdasarkan nilai hasil tes awal. Siswa yang mendapatkan nilai yang tertinggi maka mempunyai kesempatan untuk menjadi ketua kelompok dan siswa yang lain dapat memilih masuk ke kelompok yang diinginkan. Hal tersebut bertujuan agar ketua dapat menjadi tutor di dalam kelompok. 2) Seorang pengajar menentukan tema yang akan dijadikan karangan. Tema yang dipilih pengajar dalam permainan ini harus berdasarkan silabus yang ada. Penelitian ini menggunakan tema Reisen und Freizeit (wisata dan waktu luang) karena dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa SMA kelas tiga. 3) Pengajar menuliskan beberapa kata bantu dalam bentuk kalimat tanya. Kata bantu tersebut harus dikembangkan oleh setiap kelompok menjadi sebuah karangan yang utuh. Pengembangan kata bantu merupakan salah satu aspek penilaian karangan. 4) Setelah menentukan judul yang sesuai dengan tema, siswa menuliskan kalimat pertama sebagai kata kunci dalam karangan. Dalam kegiatan ini setiap siswa harus mencurahkan ide-ide dalam bentuk kalimat.

42 5) Berdasarkan kata kunci tersebut setiap anggota kelompok secara berantai melanjutkan dengan kalimat-kalimat berikutnya menjadi sebuah paragraf hingga selesai. Kalimat-kalimat yang dituliskan secara berantai ini tetap harus memperhatikan tema, penempatan pola dan struktur kalimat yang benar. 6) Setelah waktu berakhir, siswa mempresentasikan hasil karangan kelompoknya masing-masing. Dalam penelitian ini hasil karangan dipresentasikan dengan cara guru mengambil salah satu hasil kerja kelompok dan meminta kelompok tersebut menuliskan hasil karangannya di papan tulis. Kemudian kelompok lain mengoreksi hasil karangan tersebut. Setelah itu, setiap kelompok saling menukar hasil kerja untuk dikoreksi silang. 7) Sebagai bahan evaluasi, hasil kerja yang telah dikoreksi oleh kelompok lain dikembalikan lagi ke kelompok masing-masing. Setelah itu, guru meminta setiap kelompok untuk mengecek ulang hasil koreksian dari kelompok lain. Jika masih terdapat kesalahan (misalnya sesuatu yang benar tapi disalahkan) maka kelompok yang mengoreksi akan dikurangi poinnya. Setiap teknik pembelajaran yang dikerjakan baik secara individu maupun berkelompok memiliki kelebihan masing-masing. Menurut Faistauer (Kast, 1999:134) kelebihan dari teknik pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok adalah sebagai berikut: 1) Der Schreibprozeβ in Gruppen erleichtert das Schreiben für jedes einzelne Gruppenmitglied. Maksudnya adalah proses menulis yang dilakukan secara berkelompok dapat memudahkan setiap anggota kelompok untuk menulis.