AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Mirni Lamid, Retno Sri Wahjuni, Tri Nurhajati Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Abstrak

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG

Potensi Complete Feed untuk Penggemukan Sapi Potong di Kabupaten Bangkalan. Potential Complete Feed for Fattening Beef Cattle in Bangkalan

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

MATERI DAN METODE. Materi

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Transkripsi:

74 IbM PENGOLAHAN SILASE DARI HAY (HAYLASE) SEBAGAI BANK PAKAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN AROSBAYA KABUPATEN BANGKALAN-MADURA Mirni Lamid, Retno Sri Wahjuni, Tri Nurhajati Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK IbM Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan bertujuan pemenuhan swasembada daging melalui pengenalan, penyebarluasan, alih teknologi pakan dengan cara aplikasi pengolahan silase dari hay (haylase) dengan bahan baku berasal dari rumput, limbah pertanian (jerami jagung, jerami padi, daun jagung, tebon jagung) dengan konsentrat berkualitas sebagai feed suplemen dalam upaya optimalisasi penggemukan sapi potong. Permasalahan yang dihadapi Kelompok Tani Karang Tani adalah setiap musim penghujan produksi rumput dan limbah pertanian melimpah yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani peternak dalam melakukan pengolahan hijauan kering (haylage), yang dapat digunakan sebagai Bank Pakan Hijauan. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut dengan sosialisasi pengolahan pengolahan hijauan kering (haylage) sebagai bahan baku pakan dan pembuatan konsentrat. Kesimpulan yang diperoleh : 1. Pembuatan pakan haylase dan konsentrat dapat memberi hasil yang positif dalam peningkatan sumber daya petani peternak di Desa Karang Duwak dan Glagga Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, 2. Pengukuran pertambahan berat badan sapi potong 0,4-0,5 kg/hr, 3. Teknologi tepat guna haylase dapat meningkatkan kualitas Hijauan Makanan Ternak, (HMT) dan limbah pertanian sebagai pakan sapi potong. Kata kunci: Haylage, Konsentrat, Penggemukan, Sapi potong, Swasembada daging Pendahuluan Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai jumlah sapi potong cukup banyak yaitu 23.087 ekor (Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan, 2012), dengan pola pemeliharaan semi intensif dan intensif. Kecamatan Arosbaya mempunyai Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak. Jumlah anggota Kelompok Tani Ternak Adil Makmur sebanyak 90 orang dan Kelompok Tani Karang Tani sebanyak 70 orang dengan populasi ternak total di kedua kelompok ternak tersebut yaitu kambing 980 ekor, sapi potong 845 ekor, domba 435 ekor, yang mempunyai prospek

75 dikembangkan sebagai pemasok kebutuhan daging nasional. Kendala pengembangan peternakan di wilayah tersebut dapat digambarkan bahwa kondisi musim sangat berpengaruh terhadap pola pemberian pakan ternak. Pada musim kemarau yang panjang pakan ternak hanya berasal dari jerami kering tanpa pengolahan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, disisi lain pada musim penghujan hijauan dan limbah pertanian sangat berlimpah. Kurangnya ketersediaan pakan ternak yang berkualitas akan berpengaruh terhadap usaha pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak, hal tersebut akan berdampak terhadap produktivitas ternak. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas dan jumlah ternak adalah dengan memperhatikan kontinyuitas ketersediaan pakan hijauan ternak yang berkualitas baik. Dilihat dari tersedianya lahan rumput dan produksi limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu) yang ada di dua lokasi tersebut kualitasnya sudah cukup baik dan pada musim penghujan serta musim panen produksi rumput dan limbah pertanian melimpah. Pakan merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan yaitu sekitar 60 80% dari biaya produksi (Hardianto dkk., 2002), sehingga penyusunan ransum tidak hanya harus mencukupi kebutuhan nutrisi tetapi juga harus secara ekonomis menguntungkan. Permasalahan yang dihadapi peternak adalah dengan peningkatan jumlah populasi sapi potong tentunya membutuhkan ketersediaan hijauan sepanjang tahun terutama dimusim kemarau. Kebutuhan nutrisi tidak hanya dipenuhi dari hijauan tetapi harus dilengkapi dengan pakan tambahan (konsentrat) yang berkualitas, yang mengandung protein dan energi yang tinggi. Konsentrat (dedak padi, tepung jagung, bungkil kopra, bungkil kedelai dll) adalah campuran bahan pakan yang mengandung nilai gizi tinggi. Fungsi konsentrat adalah untuk melengkapi kekurangan gizi dari pakan hijauan. Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein ( protein kasar 20%) dan konsentrat sumber energi (protein kasar 20% dan serat kasar 18%) (Tillman et al.,1999). Untuk meningkatkan penyediaan pakan ternak secara kontinyu maka di introduksikan dilakukan pengawetan hijauan kering (haylage) melalui pembuatan silase yang merupakan metode untuk penyimpanan pakan ternak dengan kadar air yang rendah yaitu antara 55% sampai 65%. Beberapa bahan yang dapat dipakai sebagai bahan dasar silase adalah bahan dari rumput kering, jerami padi, batang jagung, daun jagung dan sebagainya. Hasil penelitian Lamid dan Lokapirnasari (2005) melaporkan silase rumput raja dengan penambahan isolate bakteri Lactobacillus sp. dapat meningkatkan

76 protein kasar dan menurunkan serat kasar dengan waktu fermentasi anaerobic selama 3 minggu. Yahya (2006) juga melaporkan silase campuran rumput gajah dan jerami padi dengan penambahan bakteri Lactobacillus sp. dan jamur Saccharomyces cervisiaev dapat meningkatkan nilai nutrisi dan memberikan kondisi ammonia nitrogen serta derajat keasaman cairan rumen yang normal pada ternak sapi potong. Hay merupakan hijauan yang diawetkan dalam bentuk kering, bertujuan untuk menurunkan kandungan air sehingga menyebabkan jamur, bakteri dan enzim, aktivitasnya menjadi berkurang. Selanjutnya menurut Rstephenson (2003), pembuatan hay bertujuan meminimalkan kehilangan bahan kering untuk menyediakan pakan ternak dengan kandungan nutrien yang baik. Teknologi pengolahan haylase merupakan produk olahan hay yang mengalami proses fermentasi anaerob yang disimpan dalam silo dan proses pembuatan silase tersebut disebut dengan ensilase bertujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan kandungan nutrien pakan (Mc Donald, 1981). Cara pengawetan ini menghasilkan bahan pakan yang mempunyai nilai nutrisi tinggi yang kandungan nutrien dan kecernaannya hampir sama dengan bahan bakunya. Kandungan bahan kering untuk pembuatan haylase antara 50-55%. Proses ensilase memerlukan waktu dua sampai tiga minggu. Aplikasi inovasi haylage hijauan dan konsentrat berbasis sumberdaya lokal masih sangat terbatas (belum banyak dilakukan oleh petani peternak). Oleh karena itu diperlukan alih teknologi tepat guna kepada para peternak sapi potong di Kecamatan Arosbaya sebagai mitra dalam pelaksaanaan Iptek bagi Masyarakat untuk dapat membuat pengolahan haylase sebagai Bank Pakan Hijauan, yang dapat meningkatkan produktivitas sapi potong sepanjang tahun sebagai usaha komersial menuju swasembada daging di Kabupaten Bangkalan Madura serta dapat menekan biaya pakan. Melalui aplikasi inovasi haylage dan konsentrat berbasis pemanfaatan limbah pertanian dapat diubah menjadi produk (daging) bernilai dan berdaya jual tinggi. Metode Solusi yang ditawarkan kepada mitra Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat bersama Tim Universitas Airlangga untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan pakan ternak secara kontinyu dan peningkatan pemanfaatan rumput serta limbah pertanian (jerami padi,

77 jerami jagung, daun jagung) yang melimpah di Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak dalam penyediaaan kebutuhan nutrisi, untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi potong sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak di wilayah tersebut. Atas dasar asumsi diatas maka solusi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan ditawarkan sebagai berikut : Metode pendekatan yang dilakukan pada kegiatan terdiri dari tiga tahap : A. Tahap Pembinaan B. Tahap Pelatihan C. Tahap Aplikasi D. Tahap Evaluasi Penyuluhan cara pengolahan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas dengan teknologi tepat guna sebagai solusi untuk pakan basal dan pakan pelengkap sapi potong dan kambing. Adapun materi pembinaan yang akan disampaikan meliputi : Berbagai jenis bahan pakan hijauan, limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung dll), bahan pakan konsentrat, pemix mineral, komposisi gizi hijauan, limbah pertanian dan bahan konsentrat yang digunakan, cara pembuatan formula konsentrat dengan penambahan premix mineral dan teknik penyusunan ransum sapi potong dan kambing. Penyuluhan reproduksi dan produksi, cara pencatatan data (recording) dan diskusi penangan kesehatan sapi potong dan kambing. Tim Medis Pengabdian Kepada Masyarakat akan melakukan transfer teknologi tepat guna dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dalam mendeteksi birahi, menangani gangguan reproduksi dan kasus-kasus penyakit yang sering terjadi di kelompok ternak tersebut. Penyuluhan tentang sistem manajemen perkandangan sederhana yang memenuhi persyaratan kesehatan ternak. Hasil Dan Pembahasan Dilihat dari tersedianya lahan Hijauan Makanan ternak (HMT), limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu) dan bahan baku pakan konsentrat yang ada di dua lokasi tersebut kualitasnya sudah cukup baik dan pada musim penghujan serta musim panen produksi rumput dan limbah pertanian melimpah. Haylage merupakan proses lanjutan dari hay untuk dijadikan silase, dengan kata lain Haylage adalah hay yang dijadikan silase. Sehingga bahan - bahan yang digunakan dalam pembuatan haylage sama dengan bahan bahan pembuatan silase. Perbedaannya hanya terdapat pada bahan utamanya, jika silase menggunakan hijauan segar hylage

78 menggunakan hijauan kering (hay). Probiotik yang digunakan dalam kegiatan ini salah satunya merupakan hasil produk penelitian Tim Pelaksana IbM. Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Pakan Haylase dan konsentrat Komposisi Nutrisi Kelp. Tani Karang Tani Haylase Kelp. Tani Ternak Adil Makmur Kelp. Tani Karang Tani Konsentrat Kelp. Tani Ternak Adil Makmur Bahan kering 65,98 55,07 89,89 89,91 Abu(%) 12,70 9,78 9,08 8,92 Protein Kasar (%) 9,85 9,32 8,97 9,74 Lemak Kasar (%) 5,81 3,44 8,70 6,87 Serat Kasar (%) 20,1928 19,43 21,20 24,53 Ca (%) 0,93 0,82 0,78 1,26 BETN (%) 17,94 14,03 41,94 39,85 BO(%) 56,28 45,29 82,33 83,55 DE (Kcal/kg) 2088,95 1594,64 3147,13 3027,83 TDN (%) 65,48 62,24 75,81 71,53 Sapi Madura termasuk sapi potong yang memiliki kemampuan daya adaptasi yang baik terhadap stress pada lingkungan tropis, keadaan pakan yang kurang baik mampu hidup, tumbuh dan berkembang namun dengan pertambahan berat badan yang rendah. Sapi Madura sebagai sapi potong tipe kecil memiliki variasi berat badan sekitar 250 kg dan pemeliharaan yang baik dengan pemenuhan kebutuhan pakan yang baik mampu mencapai berat badan yang optimal (Hariyono, 2010). Pemeliharaan sapi Madura di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya umumnya bersifat semi intensif dengan cara dikandangkan terus menerus dan pemberian makan dan minum jika dimasukkan dalam kandang. Jenis pakan berupa hijauan pakan ternak berupa rumput lapangan, alang-alang, rumput gajah bila musim penghujan. Pada musim kemarau jerami padi merupakan pakan utama bagi sapi madura. Pengenalan teknologi pembuatan haylase dan pembuatan konsentrat melalui penyuluhan dan pelatihan telah memberi hasil positif dan meningkatkan ketrampilan peternak. Hal ini dimungkinkan karena proses pembuatan haylase dan pembuatan konsentrat dapat dikerjakan peternak dengan mudah dan dengan biaya yang murah. Ciriciri haylase yang baik : 1.Tidak berbau asam 2.Tidak berjamur, tidak berlendir 3.Mempunyai warna yang seragam (warna aslinya atau kecoklatan) 4. Tekstur masih jelas

79 5. Haylase tahan sampai dua tahun apabila penyimpanan baik dan benar. Konsentrat merupakan salah satu media pakan yang bisa dibilang wajib bagi para peternak semua jenis sapi yang mengejar penggemukan sapi terutama bagi sapi potong. Konsentrat juga dikenal sebagai bahan pakan yang kadar nutrisi protein tinggi dan karbohidrat serta kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%). Untuk membuat konsentrat ada beberapa kombinasi bahan alami/organik yang dapat kita gunakan sebagai komposisi pembuatan konsentrat yang baik. Bahan-bahan komposisi konsentrat yang digunakan dalam kegiatan pengmas IbM ini terdiri dari : dedak padi, tp jagung, bungkil kedelai, jerami kangkung, tp ikan, premix mineral. Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang yang belum sesuai dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang yang tidak leluasa, tidak nyaman dan tidak sehat akan menghambat produktivitas ternak. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisien pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya. Perbaikan kandang juga dilakukan pada kandang peternak peserta pengmas IbM, yang nantinya dapat digunakan sebagai percontohan perkandangan semi intensif. Pertambahan berat badan yang dicapai memberikan keuntungan yang diperoleh peternak. Pertambahan berat badan selama 1 bulan diperoleh 15 kg (30 hari x 0,5 kg), dengan rasio efisiensi pakan 70%. Hasil kegiatan IbM ini menunjukkan bahwa bahan pakan limbah pertanian dan diolah menjadi produk haylage sebagai strategi penggemukan sapi potong terutama pada musim kemarau. Disisi lain limbah agroindustri antara lain : dedak padi, tp jagung, bungkil kedelai, jerami kangkung, tetes, tp ikan, premix mineral mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan konsentrat, hal ini memberi indikasi bahwa biodiversity bahan-bahan limbah pertanian dan agroindustri yang keberadaannya di pedesaan cukup banyak dapat dimanfaatkan secara optimal dengan harga yang relatif murah sehingga memberikan keuntungan bagi peternak. Hasil kegiatan pengmas pembuatan haylage dan konsentrat diapikasikan pada 16 orang peternak, yang selanjutnya diikuti oleh hampir semua peternak diwilayah tersebut.

80 Manfaat dari kegiatan pengmas ini peternak dapat membuat sendiri haylage dan konsentrat, selanjutnya daerah Kecamatan Arosbaya akan menjadi daerah binaan dengan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa haylase dengan bahan baku sebagai bank pakan ternak memberikan keuntungan ganda bagi masyarakat Desa Karang Duwak dan Glagga. Rumput yang melimpah pad musim hujan sekarang oleh peternak dapat diolah dengan teknologi tepat guna sebagai bank pakan sapi potong yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. Dengan adanya penerapan teknologi tepat guna pembuatan haylage maka kualitas rumput masih dapat dipertahankan tetap baik. Hal ini menyebabkan pertambahan berat badan sapi potong bisa meningkat dari sebelumnya, sehingga keuntungan peternak meningkat. Disisi lain meningkatnya pengetahuan peternak tentang pembuatan haylage dan konsentrat mandiri meningkatkan ketampilan peternak dan kesadaran untuk memanfaatkan rumput dan agroindustri melimpah untuk menjadi bahan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak sepanjang waktu. Hasil kegiatan pengmas yang telah dicapai setelah dievaluasi ternyata optimalisasi produksi sapi potong dapat tercapai. Kesimpulan 1. Pembuatan pakan haylase dan konsentrat dapat memberi hasil yang positif dalam peningkatan sumber daya petani peternak di Desa Karang Duwak dan Glagga Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan 2. Pengukuran pertambahan berat badan sapi potong 0,4-0,5 kg/hr 3. Teknologi tepat guna haylase dapat meningkatkan kualitas Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan limbah pertanian (jerami padi) sebagai pakan sapi potong Daftar Pustaka Amalia, R. N. 2010. Kajian silase daun ubi kayu (Manihot esculenta) dengan berbagai zat aditif terhadap kecernaan in vitro. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. (Skripsi). Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Universitas Sumatera Utara. Hardianto, R., D.E. Wahyono, C. Anam, Suryanto, G. Kartono dan S.R.Soemarsono. 2002. Kajian Teknologi Pakan Lengkap (Complete feed) sebagai peluang agribisnis bernilai komersial di pedesaan. Makalah Seminar dan Ekspose Teknologi Spesifik Lokasi. Agustus 2002. Badan Litbang

81 Pertanian, JakartaHoward, R.L; Abotsi, E; Jansen van Rensburg El and Howard, S. 2003. African Journal of Biotecnology. Vol. 2 (12). Pp. 602-619 Lamid Mirni, Widya Paramita L. 2005. Biofermentasi dengan Inokulum Isolat Bakteri Asam Laktat pada Proses Silase Rumput Raja. Laporan Penelitian DIPA. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga. Mc. Donald, P. 1981. The Biochemistry of Silage. John Wiley and Sons Ltd, Chichester, New York. Disemprot Suspensi Lactobacllus sp dan Saccharomyses cervisiae Terhadap Kadar Amonia Nitrogen dan ph Cairan Rumen Domba. Skripsi. Fakultas KedokteranN Hewan Universitas Airlangga Yusandi. 2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit berbasis sampah organik primer pada kambing Peranakan Etawah. Program Pascasarjana Institut pertanian Bogor. (Tesis) Nurgiatiningsih VMA. 2011. Peta Potensi Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten Madura. J. Ternak Tropika. Vol. VII, No 67(3): 17-22. Rahmat dan B. Harianto. 2012. 3 Jurus Sukses Menggemukkan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta. Rukmana, R. 2005. Budidaya Rumput Unggul Hijauan Makanan ternak. Kanisius, Yogyakarta. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1999. Ilmu Makanan. Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 422. Yahya Arif Andi. 2006. Pengaruh Pemberian Silase Rumput Gajah dan Jerami Padi yang