BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
MUSUH ALAMI PREDATOR TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) PADA AGROEKOSISTEM BERBEDA ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama Edamame pada Fase Vegetatif dan Generatif

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

SERANGGA-SERANGGA YANG BERASOSIASI PADA PERSEMAIAN PADI SAWAH DI KECAMATAN KOTAMOBAGU TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan

PREDATOR PADA TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea mays sacchrata Sturt ) DENGAN SISTEM POLA TANAM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan

Inventarisasi Predator Serangga Hama Tanaman Padi Sawah di Desa Paya Rahat Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang

Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

I. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA Kacang Panjang ( Vigna sinensis L.)

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

KERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

Sumber : Nurman S.P. (

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa oratorius F) DI TINGKAT PETANI LAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma

TINGKAT SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BEBERAPA VARIETAS INPARI DI BEBERAPA WILAYAH PENGEMBANGAN PADI DI SULAWESI UTARA

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

KELIMPAHAN POPULASI ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI TAJUK PERTANAMAN KEDELAI. Luice A. Taulu dan A. L. Polakitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

commit to users I. PENDAHULUAN

I. KEBERADAAN OPT PADI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas

- System Tanam Jajar Legowo & S R I - Berbagai Ramuan Pestisida Nabati dan Aplikasinya - Kandungan Pangan Lokal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

Tabel 4.1. Kondisi Rata-Rata Cuaca Selama Penelitian Di Dataran Rendah Suhu Udara Minimum ( o C)

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota, berupa kawasan

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

Erlinda Damayanti, Gatot Mudjiono, Sri Karindah

TINJAUAN PUSTAKA Keragaman Iklim

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TATA CARA PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

Inventarisasi Jenis Capung (Odonata) Pada Areal Persawahan Di Desa Pundenarum Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAMAN JENIS MUSUH ALAMI PADA SERANGGA HAMA PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. (1964) menyatakan bahwa pada tahun 1863 penggerek batang padi kuning dikenal

Transkripsi:

20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae Famili : Tetragnathidae Gambar 1. Tetragnatha sp. Ciri-ciri spesies Tetragnatha memiliki tubuh panjang, tungkai tungkainya panjang, dan mata terdapat dalam dua baris. Menyukai tempat yang basah, pada daun daun diatas permukaan air. 2. Oxyopidae sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae Famili : Oxyopidae

21 Gambar 2. Oxyopes sp. Predator spesies Oxyopes sp mudah dikenal dengan melihat mata dan kakinya yang seperti berduri duri panjang, Abdomen meruncing ke belakang, susunan mata berpola bundar. Perilaku spesis ini melompat dan memanjat dengan cepat diantara batang dan daun daun untuk mendapatkan mangsa dengan cara mengejar dan menyambarnya. Spesis Oxyopes sp menyukai tempat yang kering dan mulai membuat koloni di lahan padi yang telah berbentuk tajuk daun padinya. 3. Paederus sp. Klas : Insekta Ordo : Coleoptera Famili : Staphylinidae Gambar 3. Paederus sp.

22 Spesis Paederus sp berbentuk memanjang berwarna coklat dan hitam, tubuhnya berbentuk meruncing, panjang sayap separuh tubuh dan tipe mulut menggigit dan mengunyah. 4. Conocephalus sp. Klas : Insekta Subklas : Pterygota Ordo : Orthoptera Famili : Tettigoniidae Gambar 4. Conocephalus sp. Ciri ciri spesis Conocephalus sp ukuran tubuh besar, muka spesis Conocephalus sp berbentuk miring dan antenanya melebihi tubuhnya atau antena panjang dua kali lipat dari belalang biasa. spesies Conocephalus sp sangat aktif dan siap terbang apabila terganggu, spesies Conocephalus sp aktif pada malam hari, banyak terdapat di pertanaman padi yang sudah siap panen. Conocephalus sp tidak mempunyai sayap dan ovipositor menyerupai pedang panjang. 5. Agriocnemis sp Klas : Insekta Ordo : Odonata Famili : Coenagrionidae

23 Gambar 5. Agriocnemis sp. Ciri-ciri spesies Agriocnemis sp tubuhnya ramping dan panjang, mempunyai sayap yang sempit, sedangkan pangkal sayap berbentuk seperti batang, kemampuan spesies Agriocnemis sp terbang lemah tidak seperti capung yang lainnya. 6. Capung Bermata Besar Klas : Insekta Ordo : Odonata Famili : Aeshnidae Gambar 6. Capung Bermata Besar

24 Ciri ciri kedua mata faset sangat berdekatan dilihat dari arah atas, pangkal sayap belakang lebih besar daripada pangkal sayap depan, pada betina ovipositor berkembang dengan baik, vena melitang pada sayap belakang, predator ini beda dengan family Libellulidae dan Gomphidae. 7. Menochilus sp. Klas : Insekta Sub klas : Pterygota Ordo : Coleoptera Famili : Coccinelidae Gambar 7. Menochilus sp. Ciri-ciri spesis Menochilus sp tubuh lebar mendekati bulat, kepala sebagian atau seluruhnya tersembunyi dibawah pronotum, antena pendek, warna spesies Menochilus sp oranye dengan berbintik bintik hitam dan Menochilus sp aktif sepanjang hari pada habitat padi kering maupun padi basah. Sedangkan Menochilus sp alat mulut tipe penggigit dan mengunyah. 4.2 Populasi Predator 4.2.1 Rata-Rata Populasi Predator pada Agroekosistem Berbeda Dari hasil pengamatan jumlah individu predator yang terkoleksi pada tanaman padi dengan agroekosistem yang berbeda menunjukan jumlah yang berbeda, dapat di lihat pada Gambar 8.

25 70 60 50 si 40 p u la o30 P 20 10 0 I II III IV V VI VII VIII IX Agroekosistem Menochilus Paederus Tetragnatha Oxyopes Conocephalus Agriocnemis Capung bermata Besar Gambar 8. Rata Rata Populasi Predator pada Agroekosistem Berbeda. Dari Gambar 8 menunjukkan bahwa rata-rata individu tertinggi pada semua Agroekosistem adalah spesis Menochilus sp, yakni 10 ekor/petak. Rata rata ini terdapat pada agroekosistem VIII (Urea 100 kg/ha + Phonska 300 Kg/ha + pupuk organik 2 ton/ha dan menggunakan jarak tanam jajar legowo 4:1), tingginya Menochilus sp pada agroekosistem VIII di sebabkan kondisi tanaman padi subur, karena dalam pemupukan ditambah dengan pupuk organik 2 ton/ha sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman. Disamping itu sistem tanam jajar legowo 4:1 berselang seling empat baris dan mempunyai lorong-lorong yang kosong sehingga tanaman tersebut sangat rapat, sehingga meningkatkan populasi hama, peningkatan populasi hama mengakibatkan spesis Menochilus sp ini hadir. Dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 tanamannya hanya sedikit berselang seling dua baris tanaman dan mempunyai lorong-lorong kosong, sedangkan sistem tanam tegel atau cara petani tidak mempunyai lorong-lorong. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata individu tertinggi sepanjang pengamatan hadir selalu di semua agroekosistem adalah spesies Menochilus sp. Hal ini diduga sepanjang pertumbuhan tanaman padi dari fase vegetatif sampai fase generatif banyak ditemukan mangsa dari Menochilus sp, sehingga populasi dari Menochilus sp meningkat dalam jumlah yang banyak untuk memangsa. Spesies Menochilus sp ini sangat aktif mencari makanannya, sehingga pada seluruh agroekosistem spesies tersebut ada. Dixon (2000) dalam

26 Salanti (2008), mengatakan bahwa kumbang kubah termasuk salah satu predator yang aktif mencari mangsa dan dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Rata rata populasi predator per minggu pada tanaman padi dengan menggunakan agroekosistem yang berbeda dapat dilihat Gambar 9. 30 25 r) k o 20 (E si 15 10 o p u la P 5 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Minggu Ke- Menochilus Paederus Tetragnatha Oxyopes Conocephalus Agriocnemis Capung bermata besar Gambar 9. Rata Rata Populasi Predator Per Minggu Pada Agroekosistem Berbeda. Gambar diatas menunjukkan bahwa kehadiran predator berbeda pada setiap fase. Kehadiran predator tertinggi pada fase vegetatif adalah spesis Menochilus sp. Predator ini muncul paling banyak pada minggu ke-6. Tingginya Menochilus sp pada minggu ke 6 di duga karena keberadaan mangsa sehingga memikat pedator untuk datang ke tanaman padi, sedangkan pada fase generatif predator yang tertinggi adalah spesies Conocephalus sp. Dari pengamatan minggu ke 2 sampai minggu ke 4 hanya ada Menochilus sp, dan di duga pada minggu tersebut fase pertumbuhan serangga hama ada dan bertelur di tanaman tersebut, sedangkan spesies Menochilus sp diketahui sangat menyukai berupa telur, nimfa, larva sampai dewasa. Menurut Gerling et al. (2001) dalam Hendrival (2011) bahwa spesies predator Coccinelidae merupakan predator oligofag yang banyak pada tanaman kapas dan Dialeurodes citri pada tanaman jeruk. Pada minggu ke 5 sampai minggu ke 8 semua predator ada, di duga pada ekosistem fase pertumbuhan padi sangat subur dan mempunyai jumlah anakan

27 yang banyak menjadikan tanaman rimbun sehingga banyak jenis-jenis mangsa yang melimpah sehingga mengundang semua predator untuk memangsa hama tersebut. Sedangkan pada minggu ke 9 sampai minggu ke 10 tersisa hanya predator Menochilus sp, Conocephalus sp, Agriocnemis. Di duga pada pertumbuhan padi malai sudah muncul sedikit, serangga hama walang sangit sangat menyukai keadaan tersebut. sehingga spesies Conocephalus sp sangat banyak pada keadaan tersebut melihat mangsa ada, spesies Conocephalus sp mangsa utamanya adalah telur dari kepinding padi/walang sangit dan telur penggerek batang serta nimfa wereng batang dan wereng daun (Shepard, et al., (2011). Faktor lain penangkapan predator pada agroekosistem berbeda hanya menggunakan jaring serangga dan tidak menangkap secara langsung menggunakan tangan sehingga pada pengamatan minggu ke 9 sampai ke 10 predator yang tersisa hanya tiga spesies. 4.2.2 Persentase Populasi Predator pada Agroekosistem yang Berbeda Berdasarkan hasil perhitungan persentase populasi predator pada agroekosistem berbeda menunjukkan persentase populasi yang berbeda pula lihat Gambar 10. 70 60 50 si 40 p u la o30 P 20 10 0 I II III IV V VI VII VIII IX Agroekosistem Menochilus Paederus Tetragnatha Oxyopes Conocephalus Agriocnemis Capung bermata Besar Gambar 10. Persentase Populasi Predator pada Agroekosistem Berbeda Gambar diatas dapat dilihat pada semua agroekosistem persentase tertinggi adalah Paederus sp pada minggu ke 6 dalam fase vegetatif sebesar 66,6%, di

28 duga tingginya presentase predator Paederus sp disebabkan Paederus sp merupakan predator yang utama kehadirannya dalam satu kali muncul. Paederus sp sangat tinggi serangannya walaupun populasi rendah dan Paederus sp ini bisa menyerang kapan saja selama masih ada mangsanya. Paederus sp menyebar pada agroekosistem II dan VI karena Paederus sp hanya terdapat pada bawah tanah dan tajuk tanaman yang djelaskan oleh Cisneros dan Rosenhim (1998) dalam Wayan et al., (2007) bahwa salah satu ciri predator yang efektif adalah memiliki mampu memencar dalam mencari mangsanya, kumbang Paederus fuscipes biasanya berpindah dengan cara berjalan di permukaan tanah atau berpindah melalui tajuk tanaman (Winasa et al., 1999 dalam Wayan et al., 2007). Pada saat pengambilan sampel di lapangan Paederus sp hanya sedikit yang tertangkap tetapi persentasenya tinggi. 4.3 Kelimpahan Pada Gambar 11 dapat dilihat jumlah masing masing dari predator yang terkoleksi pada agroekosistem berbeda selama 9 kali pengamatan pada tanaman padi. 70 60 50 s i la 40 u p o 30 P 20 10 0 A B C D E F G Famili PISI PIS2 P1S3 P2SI P2S2 P2S3 P3S1 P3S2 P3S3 Gambar 11. Persentase Kelimpahan Predator pada Agroekosistem Berbeda. Keterangan: A. : Coccinelidae E. : Tettigoniidae B. : Staphylinidae F : Libellulidae

29 C. : Tetragnathidae G : Coenagrionidae D. : Oxyopidae Hasil identifikasi dan hasil perhitungan kelimpahan predator yang terdapat pada tanaman padi dengan agroekosistem yang berbeda secara keseluruhan kelimpahan tertinggi pada semua agrekosistem adalah Famili Coccinelidae dimana spesis ini memiliki populasi kehadiran yang sangat tinggi 65.9 %. Hal ini di duga bahwa famili Coccinelidae paling survife dalam kondisi agroekosistem apa saja yaitu bagaimanapun keadaan agroekosistem famili Coccinelidae selalu hadir, Menurut Kasumbogo dan Wirjosuharso (1991) dalam Rahman (2011), tingginya musuh alami predator Coccinelidae dipengaruhi oleh iklim yang mendukung serta ketersediaan inang, seperti wereng hijau, wereng batang coklat, wereng punggung putih, wereng zigzag, aphis, hama putih palsu, penggerek batang padi. Sedangkan kelimpahan yang paling rendah hampir di semua agroekosistem yaitu famili Staphylinidae karena spesies dari famili ini memiliki jenis mangsa tertentu, menurut Kartoharjono (1992) dalam Kartoharjono (2011), predator Paederus lebih menyukai inang dengan urutan wereng batang coklat, wereng punggung putih, wereng zigzag dan wereng hijau. 4.4 Keanekaragaman Hasil pengamatan terhadap keanekaragam predator seluruh family pada agroekosistem berbeda disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Keanekaragaman Predator Seluruh Family pada Agroekosistem Berbeda Agroekosistem Nilai Keanekaragaman (H) I 0,7 II 1,3 III 0,9 IV 0,9 V 1 VI 1,1 VII 0,6 VIII 0,8 IX 0,9

30 Dari hasil analisis data diperoleh nilai keanekaragaman (H ) familia secara umum termasuk dalam kategori sangat rendah rendah yaitu hanya berkisar dari 0,6 1,3 atau kisaran 1<H<2. Di duga bahwa sistem tanam yang dilakukan hanya sistem monokultur atau padi-padi-padi dalam jangka waktu yang lama dan keberadaan predator pada agroekosistem tersebut akan mengalami persaingan, sehingga predator yang lebih unggul akan lebih potensial dari pada yang lain seperti genus Paederus, Tetragnatha, Oxyopes, dan Capung bermata besar.