BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan
|
|
- Sukarno Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng. Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng merupakan kawasan hutan yang masih terjaga tingkat alamiahnya dikarenakan hutan tersebut dikondisikan sebagai salah satu hutan lindung serta sebagai kawasan konservasi alami hutan, sehingga tingkat keanekaragaman varietas tumbuhan tergolong tinggi. Kawasan Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng terletak di sebelah Timur jalan raya Tjilik Riwut Km 28 dari Palangka Raya menuju Kabupaten Katingan. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kotamadya Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Secara geografis terletak pada BT dan LS. Keadaan topografi bervariasi mulai dari dataran rendah yang landai, bergelombang hingga berbukit dengan kelerengan 2% - 45%, dengan ketinggian tempat meter dari permukaan laut. Jenis tanah terdiri dari jenis organosol, humus alluvial dan regosol dari batuan induk alluvial dengan fisiografi daratan serta kondisi drainase tergenang sehingga masuk dalam kategori tanah berawa dan bergambut dengan ketebalan gambut 1-2 m. Kondisi air tanah memiliki tingkat keasaman 3,3 s/d 5,8. Secara 63
2 64 geologi kawasan ini dideskripsikan tersusun atas Batuan, iklim dalam kawasan ini termasuk ke dalam tipe A yang memiliki curah hujan tahunan sebesar mm/tahun, dengan kelembaban 70 80% dan suhu antara 21 C - 33 C. 61 B. Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan menggunakan metode trapping diketahui bahwa jumlah famili serangga malam secara keseluruhan di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Kota Palangka Raya adalah sebanyak 16 famili ditemukan pada waktu jam berbeda yaitu pukul WIB dan pukul WIB dengan jumlah keseluruhan individu yang terdiri dari famili Gryllidae, Arcididae, Tettigoniidae, Pyralidae, Chyrsomelidae, Carabidae, Elateridae, Culicidae, Cecidomyiidae, Tipulidae, Reduviidae, Sphecidae, Formicidae, Ichneumonidae, Cercopidae, dan Termitidae 1. Identifikasi Serangga Deskripsi dan pecandraan dari masing masing famili serangga malam yang ditemukan di Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya dengan menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Borror et al (1997), dan Lilies (1991) adalah sebagai berikut: 61 BKSDA KALTENG Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah dalam Itemid=54 (online 25 September 2014)
3 65 a. Spesimen 1 a a Gambar 4.1 Gryllidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; kepala berwarna hitam dengan antenna panjang di dekat matanya, kepala dan perut berwarna hitam, memiliki 3 pasang kaki, kaki belakang lebih besar dan kuat dari kaki lainnya. kaki ini digunakan untuk melompat, memiliki sepasang sayap, pangkal sayap berwarna kuning, sayap luar memiliki lekukan-lekukan dengan pola tertentu, sayap dalam tipis dan lebar. sayap ini digunakn untu terbang, Pada ujung perut, terdapat 2 ekor yang berbentuk seperti jarum. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Gryllidae
4 66 b. Spesimen 2 b b Gambar 4.2 Acrididae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; kepala berwarna hitam dengan antenna pandek di dekat matanya, kepala dan perut berwarna hitam kecoklatan, memiliki 3 pasang kaki, kaki belakang lebih besar dan kuat dari kaki lainnya. kaki ini digunakan untuk melompat, memiliki sepasang sayap, sayap ini digunakn untu terbang. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Acrididae
5 67 c. Spesimen 3 c Gambar 4.3 Tettigoniidae I c Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh besar, posisi muka miring. Antenna seperti rambut dengan panjang sama atau lebih panjang dari tubuhnya, memiliki 3 pasang kaki.. Warna sayap hijau tetapi ada yang dapat menyamar dengan warna coklat atau seperti karat. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Tettigoniidae I
6 68 d. Spesimen 4 d d Gambar 4.4 Tettigoniidae II Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; Memiliki ciri-ciri diantaranya tubuh besar dengan muka miring. Antenna seperti rambut dengan panjang sama atau lebih panjang dari tubuhnya, memiliki 3 pasang kaki. Mempunyai sayap. Warna sayap hijau. Tettigonidae ini memiliki ovipositor panjang dan ramping berbentuk seperti pedang. Jenis yang dapat menyanyi memiliki tympana di pangkal tibia kaki depan. Nimpha berwarna hijau. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Tettigoniidae II
7 69 e. Spesimen 5 e e Gambar 4.5 Pyralidae I Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh berukuran sedang, berwarna putih kecoklatan. Memiliki mata, sayap depan sempit, memanjang segitiga, sayap belakang lebar dan bulat terdapat bintik hitam seperti mata pada sayap. Memiliki antenna, memiliki 2 pasang kaki. Palpus labialis biasanya mencuat (menjorok) kedepan seperti moncong, bervariasi dalam kenampakan. Adapun taksonomi serangga ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae I
8 70 f. Spesimen 6 f f Gambar 4.6 Pyralidae II Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berukuran sedang, berwarna kuning kusam. Memiliki mata,sayap depan sempit, memanjang segitiga, sayap belakang lebar dan bulat terdapat garis gelombang pada sayap, memiliki antenna, memiliki 2 pasang kaki. Palpus labialis biasanya mencuat (menjorok) kedepan seperti moncong, bervariasi dalam kenampakan. Adapun taksonomi serangga ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae II
9 71 g. Spesimen 7 g g Gambar 4.7 Pyralidae III Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berukuran sedang, berwarna coklat tua dan kusam. Memiliki mata, sayap depan sempit, memanjang segitiga, sayap belakang lebar dan bulat terdapat bintik pada sayap. Memiliki 2 pasang kaki. Palpus labialis biasanya mencuat (menjorok) kedepan seperti moncong, bervariasi dalam kenampakan. Adapun taksonomi serangga ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae III
10 72 h. Spesimen 8 h h Gambar 4.8 Chyrsomelidae I Adapun ciri-ciri serangga ini yaitu; tubuh gemuk dan bulat telur berwarna coklat tua kehitaman mengkilap, antenna pendek dan Memiliki sepasang sayap lembut yang terlipat dan dilindungi oleh penutup luar (cangkang) yang keras, memiliki kaki berjumlah 3 pasang, mempunyai bentuk kepala oval, mata oval dan terletak agak kesamping dengan tipe mulut menggigit, dasar abdomen kelihatan menyempit. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : Subklass : Insekta : Coleoptera : Chyrsomelidae I
11 73 i. Spesimen 9 i i Gambar 4.9 Chyrsomelidae II Adapun ciri-ciri serangga ini yaitu; memiliki tubuh relatif kecil, pendek, agak pendek, gemuk dan berbentuk bulat telur. berwarna merah dan mengkilap. Kepala tidak memanjang menjadi suatu moncong, ujung abdomen tertutup elytra. Antenna pendek, kurang dari setengah panjang tubuh. Memiliki sepasang sayap lembut yang terlipat dan dilindungi oleh penutup luar (cangkang) yang keras, memiliki kaki berjumlah 3 pasang. Tubuhnya yang agak gemuk memiliki tonjolantonjolan di bagian luar (permukaan) tubuhnya menyerupai duri-duri. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : Subklass : Insekta : Coleoptera : Chyrsomelidae II
12 74 j. Spesimen 10 j j Gambar 4.10 Carabidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; kepala berwarna hitam dengan antenna seperti benang di dekat matanya, kepala dan perut berwarna hitam, memiliki 3 pasang kaki panjang dan ramping, Tubuh pipih dengan alur-alur membujur pada sayap depan, memiliki 2 pasang sayap. Kepala dan mata hampir selalu lebih sempit Antenna seperti benang. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Coleoptera : Carabidae
13 75 k. Spesimen 11 k k Gambar 4.11 Elateridae Adapun ciri-ciri serangga ini yaitu; muka kepala tidak mampat, membulat, kenampaknya tidak metalik. Tubuh memanjang, memiliki antena biasanya serrate (kadang-kadang filiform/pectinate), ukuran tubuh sekitar mm, memiliki 3 pasang kaki dan memiliki sepasang mata. Ujung belakang pronotum memanjang/runcing ke belakang berbentuk seperti duri. bertubuh keras, bercahaya/mengkilap dan umum dinamakan sebagai ulat kawat/ulat api. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Coleoptera : Elaterida
14 76 l. Spesimen 12 l l Gambar 4.12 Cucilidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki, memiliki sepasang mata, dan sepasang antena. Satu pasang sayap dan halter menempatkan nyamuk dalam ordo Diptera. Sisik pada sayap dan adanya alat mulut yang panjang seperti jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia Culicidae. warna tubuh coklat kehitaman, sayap panjang, sempit dengan sisik sepanjang vena/ tepi sayap, sedikit rambut-rambut pada antenna. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Diptera : Culicidae
15 77 m. Spesimen 13 m m Gambar 4.13 Cecidomyiidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki, memiliki sepasang mata, dan sepasang antena. memiliki tubuh ramping dan sangat kecil, mempunyai sayap, vena-vena sayap dan bagian tepi sayap tidak berbulu-bulu. Umumnya berwarna kuning, orange atau merah. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Diptera : Cecidomyiidae
16 78 n. Spesimen 14 n n Gambar 4.14 Tipulidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki, memiliki sepasang mata, dan sepasang antena. kaki sangat panjang dan ramping, mesonotum dengan celah yang jelas seperti bentuk V. Sebagian besar berukuran mm, kecoklatan atau abu-abu, beberapa dengan spotspot yang gelap disayap, seperti nyamuk. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Diptera : Tipulidae
17 79 o. Spesimen 15 o o Gambar 4.15 Reduviidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh oval, kuat, berwarna hitam atau coklat kepala memanjang dengan bagian belakang mata seperti leher, beberapa jenis abdomen melebar ke arah samping. paruh pendek, kuat, sering dilengkukkan dibawah kepala saat istirahat, memiliki antenna, kaki berjumalah 3 pasang, femur kaki depan tebal. Adapun taksonomi dari fauna ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Hemiptera : Reduviidae
18 80 p. Spesimen 16 q q Gambar 4.16 Sphecidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berwarna biasanya merah, coklat gelap dan bermata lebar. Ukuran tubuh besar, tidak berambut banyak. Pronotum pendek seperti leher baju, sudut belakangnya tidak dekat dengan tegula. Memiliki antenna. Rahang kuat dan runcing untuk menggigit, kaki depan mempunyai rambut-rambut seperti bentuk sapu. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Sphecidae
19 81 q. Spesimen 17 r r Gambar 4.17 Formicidae I Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; mempunyai tubuh yang berwarna merah terang dengan bentuk tubuhnya yang agak kecilsedang dan mempunyai sayap. Mata oval dan terdapat disamping, abdomen oval, mempunyai kaki dan antenna. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Formicidae I
20 82 r. Spesimen 18 s s Gambar 4.18 Formicidae II Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berwarna hitam dengan bentuk tubuhnya sedang dan mempunyai sayap. Mempunyai bentuk kepala oval,antenna sama panjang, mata oval dan terletak agak kesamping dengan tipe mulut menggigit, dasar abdomen kelihatan menyempit. Taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Formicidae II
21 83 s. Spesimen 19 t t Gambar 4.19 Ichneumonidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berwarna orange, kecoklatan. Mempunyai sayap, panjang tubuh 2-15 mm, antenna sama panjang. memiliki tubuh ramping seperti tetabuhan. Panjang antennanya sama atau melebihi panjang tubuhnya, memiliki kaki yang panjang. Memiliki ovipositor yang panjang dan dapat mencapai 15 mm. bervariasi dalam warna dan bentuk, tetapi umumnya berwarna hitam atau kekuningan. Adapun taksonomi dari fauna ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Ichneumonidae
22 84 t. Spesimen 20 u u Gambar 4.20 Cecopidea Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh seperti katak kecil. Panjang tidak lebih dari 13 mm. Biasanya berwarna abu-abu, hijau muda dan coklat, beberapa jenis mempunyai bagain dengan warna tertentu. Antena kaku seperti rambut. Mempunyai sayap. Tibia belakang dengan 1 atau 2 gerigi yang kuat, tarsi 3 ruas. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Homoptera : Cercopidae
23 85 u. Spesimen 21 v v Gambar 4.21 Termitidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh yaitu bertubuh lunak,mempunyai antenna, memiliki dua sayap yaitu sayap depan berupa sayap yang agak mendebal seperti kulit, memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan lansung dengan abdomen yang ukuranya lebih besar. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Isoptera : Termitidae
24 86 2. Distribusi Serangga dalam Perangkap Jebak Pengumpulan serangga menggunakan Perangkap jebak yang disesuaikan dengan serangga yang ingin diperoleh, perangkap jebak yang digunakan yaitu Light Trap (Perangkap cahaya) dengan lima varian warna merah, kuning, hijau, biru, dan putih yang digunakan khusus untuk menjebak seranga-serangga yang aktif pada malam hari. Distribusi serangga malam dalam Perangkap jebak dapat dilihat pada tabel a. Tabel Hasil Pengamatan Seranggan Malam pukul WIB 1) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna merah Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna merah. Tabel 4.1 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Merah No Jumlah 1 Acrididae 8 Orthoptera 2 Tettigonidae 6 3 Lepidoptera Pyralidae 24 4 Chrysomelidae 9 Coleoptera 5 Carabidae 8 6 Culicidae 13 Diptera 7 Tipulidae 7 8 Hemiptera Reduviidae 6 9 Ichneumonidae 9 10 Hymenoptera Sphecidae Formicidae Homoptera Cercopidae Isoptera Termitidae 40 Jumlah 181
25 87 2) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna kuning Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna kuning. Tabel 4.2 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Kuning No Jumlah 1 Orthoptera Acrididae 9 2 Lepidoptera Pyralidae 43 3 Chrysomelidae 10 4 Coleoptera Carabidae 8 5 Elateridae 12 6 Culicidae 12 7 Diptera Cecidomiyiidae 9 8 Tipulidae 9 9 Hemiptera Reduviidae 7 10 Ichneumonidae Hymenoptera Sphecidae 9 12 Formicidae Homoptera Cercopidae 5 14 Isoptera Termitidae 25 Jumlah 204 3) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna hijau Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna hijau.
26 88 Tabel 4.3 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Hijau No Jumlah 1 Orthoptera Tettigoniidae 7 2 Lepidoptera Pyralidae 10 3 Chrysomelidae 8 4 Coleoptera Carabidae 11 5 Elateridae 8 6 Culicidae 9 7 Diptera Cecidomiyiidae 5 8 Tipulidae 7 9 Hemiptera Reduviidae 9 10 Hymenoptera Formicidae 20 Jumlah 94 4) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna biru Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna biru. Tabel 4.4 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Biru No Jumlah 1 Orthoptera Gryllidae 7 2 Chrysomelidae 9 Coleoptera 3 Carabidae 7 4 Culicidae 15 5 Diptera Cecidomiyiidae 12 6 Tipulidae 5 7 Hemiptera Reduviidae 5 8 Ichenumonidae 6 Hymenoptera 9 Formicidae 15 Jumlah 81
27 89 5) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna putih Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna putih. Tabel 4.5 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Putih No Jumlah 1 Acrididae 15 Orthoptera 2 Tettigoniidae 7 3 Lepidoptera Pyralidae 26 4 Chrysomelidae 9 5 Coleoptera Carabidae 9 6 Elateridae 10 7 Culicidae 10 8 Diptera Cecidomiyiidae 5 9 Tipulidae 5 10 Hemiptera Reduviidae 8 11 Hymenoptera Formicidae Homoptera Cercopidae 13 Jumlah 142 b. Tabel Hasil Pengamatan Seranggan Malam pukul WIB 1) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna merah Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna merah.
28 90 Tabel 4.6 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Merah No Jumlah 1 Orthoptera Tettigoniidae 10 2 Lepidoptera Pyralidae 15 3 Chrysomelidae 9 4 Coleoptera Carabidae 8 5 Elateridae 6 6 Culicidae 11 Diptera 7 Tipulidae 12 8 Hemiptera Reduviidae 6 9 Hymenoptera Formicidae Homoptera Cercopidae 8 Jumlah 102 2) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna kuning Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna kuning. Tabel 4.7 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Kuning No Jumlah 1 Acrididae 13 Orthoptera 2 Tettigoniidae 6 3 Lepidoptera Pyralidae 20 4 Chrysomelidae 11 5 Coleoptera Carabidae 7 6 Elateridae 13 7 Culicidae 6 Diptera 8 Tipulidae 8 9 Hemiptera Reduviidae 9 10 Sphecidae 4 Hymenoptera 11 Formicidae Homoptera Cercopidae 7 Jumlah 121
29 91 3) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna hijau Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna hijau. Tabel 4.8 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Hijau No Jumlah 1 Orthoptera Grylidae 9 2 Lepidoptera Pyralidae 9 3 Chrysomelidae 5 4 Coleoptera Carabidae 6 5 Elateridae 7 6 Diptera Culicidae 9 7 Cecidomyiidae 8 8 Hemiptera Reduviidae 8 9 Ichneumonidae 9 Hymenoptera 10 Formicidae 18 Jumlah 88 4) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna biru Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna biru.
30 92 Tabel 4.9 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Biru No Jumlah 1 Orthoptera Acridiade 12 3 Coleoptera Elateridae 6 6 Culicidae 10 7 Diptera Cecidomyiidae 4 Tipulidae 6 8 Hemiptera Reduviidae 3 9 Ichneumonidae 4 Hymenoptera 10 Formicidae 15 Homoptera Cercopidae 7 Jumlah 67 5) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna putih Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna putih. Tabel 4.10 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Putih No Jumlah 1 Orthoptera Grylidae 5 2 Lepidoptera Pyralidae 17 3 Carabidae 9 Coleoptera 4 Elateridae 7 5 Culicidae 9 6 Diptera Cecidomyiidae 7 7 Tipulidae 6 8 Hemiptera Reduviidae 8 9 Ichneumonidae 9 Hymenoptera 10 Formicidae 19 Jumlah 96
31 93 3. Kelimpahan Total Individu Serangga Malam pada Setiap Warna Trap Kelimpahan total individu serangga malam pada setiap warna Perangkap dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Kelimpahan individu serangga malam di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya pada penangkapan yang berbeda waktu Jumlah Serang Malam yang Tertangkap Jam Jam M K H B P M K H B P Jumlah Orthoptera Gryllidae Acrididae Tettigoniidae Lepidoptera Pyralidae Coleoptera Chyrsomelidae Carabidae Elateridae Diptera Culicidae Cecidomyiidae Tipulidae Hemiptera Reduviidae Hymenoptera Ichneumonidae Sphecidae Formicidae Homoptera Cercopidae Isoptera Termitidae Total Individu Pengambilan jebakan diwaktu yang berbeda sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh, terlihat jelas pada table 4.11 pada pukul WIB serangga malam yang terperangkap berjumlah 702 individu. Sedangkan pada pukul WIB serangga malam yang
32 94 terperangkap berjumlah 474 individu dan total keseluruhan serangga malam adalah individu. 4. Analisis Komunitas a. Perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) Berikut adalah hasil perhitungan komposisi famili serangga malam yang mendominasi menyukai masing- masing warna cahaya pada waktu pengambilan yang berbeda, yaitu pukul WIB dan pukul WIB : 1) Pada pengambilan pukul WIB serangga malam didominasi oleh famili Formicidae yaitu sebesar 29,5 % yang menyukai warna merah, family Pyarlidae 32,19 % yang menyukai warna kuning, famili Formicidae yaitu sebesar 29,9 % yang menyukai warna hijau, famili Culicidae yaitu sebesar 29,04 % yang menyukai warna biru, famili Pyarlidae yaitu sebesar 31,21 % yang menyukai warna putih. 2) Pada pengambilan pukul WIB serangga malam didominasi famili Formicidae yaitu sebesar 29,71 % yang menyukai warna merah, family Pyarlidae 30,32 % yang menyukai warna kuning, famili Formicidae yaitu sebesar 28,45 % yang menyukai warna hijau, famili Formicidae yaitu sebesar 28,27 % yang menyukai warna biru, famili Pyarlidae yaitu sebesar 30,2 % yang menyukai warna putih.
33 95 Hasil perhitungan nilai dominasi INP serangga malam dapat di lihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.12 serangga malam dengan INP paling tinggi pukul WIB dan pukul WIB INP Serangga Malam pada Trap Warna Pukul Pukul M K H B P M K H B P Orthoptera Gryllidae Acrididae Tettigoniidae Lepidoptera Pyralidae Coleoptera Chyrsomelidae Carabidae Elateridae Diptera Culicidae Cecidomyiidae Tipulidae Hemiptera Reduviidae Hymenoptera Ichneumonidae Sphecidae Formicidae Homoptera Cercopidae Isoptera Termitidae b. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan dan dengan demikian
34 96 berhubungan dengan sentral pemikiran ekologi, yaitu tentang keseimbangan suatu sistem. 62 Besaran H < 1.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong rendah, H = menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong sedang dan H > 3.5 menunjukkan keanekaragaman tergolong tinggi. Indeks keanekaragaman serangga malam pada waktu pengambilan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Indeks Keanekaragaman serangga malam pada waktu pengambilan yang berbeda Indeks Keanekaragaman Pukul WIB Pukul WIB Keseluruhan C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran, dan sarana menunjang materi praktikum yang disusun dan dikembangkan sebagai materi praktikum pada mata kuliah ekologi hewan, khususnya pada materi ekologi serangga. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, karena dengan menggunakan pendekatan ini, mahasiswa mampu memperoleh pendidikan kecakapan hidup. 62 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga. Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 132.
BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas
50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Mentaya Hilir Selatan secara geografis terletak pada 111 0 0 50-113 0 0 46 Bujur Timur dan 0 0 23 14-3 0 32 54 Lintang Selatan mempunyai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Famili serangga malam yang ditemukan di Kawasan Pinggiran Hutan. Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya
97 BAB V PEMBAHASAN A. Famili serangga malam yang ditemukan di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya Jenis - jenis serangga malam yang ditemukan pada setiap wilayah sampling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insekta atau serangga yang termasuk dalam filum Arthropoda merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, serangga melebihi semua hewan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITAN
49 BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian,
Lebih terperinciKERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN
Florea Volume 1 No. 1, April 2014 (54-58) KERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN Eni Nur Fadilah 1, Cicilia Novi Primiani 2 1,2) Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kawasan Arboretum Nyaru Menteng. Adapun deskripsinya sebagai berikut:
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penangkapan serangga tanah dilakukan pada dua lokasi yang berbeda, di kawasan Arboretum Nyaru Menteng. Adapun deskripsinya sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk juga keanekaragaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Serangga Hama pada Tanaman Cabai Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Cabai di Tiga Varietas Berbeda selama 10 minggu terdapat 5 famili yakni Famili Aphididae, Famili
Lebih terperinciKLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI
KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Classis : Insecta KLASIFIKASI Subclassis : Apterygota dan Pterygota Subclassis Apterygota terdiri dari 4 Ordo: 1. Ordo Protura 2. Ordo Collembola
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Identifikasi Serangga Pada Perkebunan Apel Semiorganik dan Anorganik Desa Poncokusumo Kabupaten Malang.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Serangga Pada Perkebunan Apel Semiorganik dan Anorganik Desa Poncokusumo Kabupaten Malang. Hasil identifikasi serangga pada Perkebunan Apel Desa Poncokusumo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu
Lebih terperinciTabel 3 Bobot badan, bobot lambung, dan beberapa ukuran tubuh dan diameter lambung cicak
Analisis Isi Lambung Lambung cicak dikeluarkan dan ditampung ke dalam botol penampung yang berisi etanol 7 % kemudian dibedah dalam cawan petri dibawah mikroskop. Makanan dalam lambung kemudian dipilah
Lebih terperinciLampiran 1 FOTO LAHAN PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 FOTO LAHAN PENELITIAN Lampiran 2 FOTO PERANGKAP Perankap kuning (yellow trap) Perangkap jatuh (pit fall trap) Lampiran 3 FOTO SERANGGA No. Gambar Pengamatan No. Gambar Pengamatan 1. 2. (Coleoptera:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identifikasi Serangga Pada Perkebunan Teh Wonosari Lawang Pada Area Aplikasi Pestisida (AAP) Dan Area Bebas Pestisida (ABP) Hasil identifikasi serangga pada Perkebunan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan
90 BAB V PEMBAHASAN A. Persebaran Serangga Pada Lahan Padi Jenis - jenis serangga yang ditemukan pada setiap wilayah sampling telah diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 71-77 KEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAMILI SERANGGA DAN DOMINANSINYA PADA TANAMAN TEBU TOLERAN KEKERINGAN DI PG DJATIROTO
IDENTIFIKASI FAMILI SERANGGA DAN DOMINANSINYA PADA TANAMAN TEBU TOLERAN KEKERINGAN DI PG DJATIROTO SKRIPSI Oleh Devia Istikoma NIM 091810401029 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 Septemer
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan alam semesta salah satunya adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan. Baik itu tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Semuanya hidup saling ketergantungan.
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian
17 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng yaitu Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya (Gambar 1).
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi dan Deskripsi Burung Walet Terdapat beberapa jenis Burung Walet yang ditemukan di Indonesia diantaranya Burung Walet Sarang Putih, Burung Walet Sarang Hitam, Burung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum
TINJAUAN PUSTAKA Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur diletakkan pada permukaan daun, berbentuk oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif - eksploratif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Ketinggian wilayah di Atas Permukaan Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 215 Kecamatan Jumantono memiliki ketinggian terendah 3 m dpl
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Burung jalak bali oleh masyarakat Bali disebut dinamakan dengan curik putih atau curik bali, sedangkan dalam istilah asing disebut dengan white starling, white mynah,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api 1. Biologi Setothosea asigna Klasifikasi S. asigna menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Phylum Class Ordo Family Genus Species : Arthropoda : Insekta : Lepidoptera
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di desa Candi Rejo dan desa Sidomulyo, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang pada ketinggian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan bahan pangan bergizi tinggi yaitu susu. Jenis sapi perah yang paling
Lebih terperincibiologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi
23 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri SET 23 ANIMALIA 3 1. Bersegmen metameri 2. Peredaran darah terbuka 3. Tidak punya Hb, tetapi memiliki haemocyanin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia
Lebih terperinciPerhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram
SP-011-00 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 5-57), Vol 1(1) 016: 5-60 Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu
Lebih terperinciGambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)
HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Identfikasi Arthropoda Tanah Pada Hutan Cagar Alam Manggis Gadungan dan Perkebunan Kopi Mangli Hasil identifikasi Arthropoda tanah yang ditemukan di hutan Cagar Alam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gadungan dan perkebunan kopi Mangli Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identifikasi Serangga Hasil identifikasi Serangga yang ditemukan pada Cagar alam manggis Gadungan dan perkebunan kopi Mangli Kecamatan Puncu Kabupaten
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciBALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK
IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. semi organik dan anorganik di Desa Bumiaji Kota Batu didapatkan hasil:
67 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Spesimen Fauna Tanah yang Ditemukan pada Perkebunan Jambu Biji Semi Organik dan Anorganik di Desa Bumiaji Kota Batu. Berdasarkan pengamatan terhadap fauna tanah pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna
Lebih terperinciKeanekaragaman Arthropoda Tanah di Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar. Mariatul Qiptiyah ( )
Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar Mariatul Qiptiyah (10620075) Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hama Symphilid Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil, berwarna putih dan pergerakannya cepat. Dalam siklus hidupnya, symphylid bertelur dan telurnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinci6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun
LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa lokasi penelitian di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri adalah sebagai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identifikasi Arthropoda Permukaan Tanah Hasil identifikasi arthropoda permukaan tanah yang ditemukan pada beberapa lokasi penelitian di Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perkebunan apel semi organik dan anorganik di Desa Poncokusumo Kabupaten
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Identifikasi Makrofauna Tanah Berdasarkan pengamatan terhadap makrofauna tanah pada lahan perkebunan apel semi organik dan anorganik di Desa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Gejala dan Kerusakan akibat Serangan Hama Oleh : Nama : Arif Hermanto NIM : 0910480021 Kelompok : Selasa, 15.00 WIB Asisten : Mbak Mia JURUSAN ILMU HAMA DAN PENYAKIT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis dan Topografi 1 Gambar 4.1 Peta TWA Bkit Tangkiling 2 Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling merupakan salah satu kawasan pelestarian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Iklim Kabupaten Rokan Hilir
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir terletak pada garis 00 25' 20 o LU - 010 25' 41 o LU dan 1000 02' 56 o BT - 1000 56' 59 o BT dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciPengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea)
Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia Kima Lubang (Tridacna crosea) Kima ini juga dinamakan kima pembor atau kima lubang karena hidup menancap dalam substrat batu karang. Ukuran cangkang paling kecil
Lebih terperinciLepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI
Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Lepidoptera Serangga dewasa mudah dikenal karena seluruh badan dan sayapnya ditutupi oleh sisik. Sayap berupa membran yang ditutupi oleh sisik. Imago Lepidoptera
Lebih terperinciSTUDI KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN JERUK ORGANIK DAN ANORGANIK DI KOTA BATU SKRIPSI. Oleh: ABU NAIM NIM
STUDI KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN JERUK ORGANIK DAN ANORGANIK DI KOTA BATU SKRIPSI Oleh: ABU NAIM NIM. 05520011 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur penggerek batang tebu berbentuk oval, pipih dan diletakkan berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan
Lebih terperinciIKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)
IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.
Lebih terperinciPraktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1
CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Sebagai Vektor Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang. Antar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Arthropoda Tanah pada Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar.
IV HSIL DN PEMHSN 4.1. Hasil Identifikasi rthropoda Tanah pada Perkebunan Teh PTPN XII antaran litar. Hasil identifikasi arthropoda di dalam tanah dan permukaan tanah yang ditemukan di perkebunan teh PTPN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITAN
50 BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Orangutan Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Pongidae (Groves, 2001). Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu jenis dari Sumatera
Lebih terperincigeografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA
KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat
Lebih terperinci4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading
4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading yang dilakukan mengambil bagian atas kening dan daerah
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Pencuplikan sampel dilakukan pada tanggal Juli 2014 di empat lokasi
BAB VI PEMBAHASAN Pencuplikan sampel dilakukan pada tanggal 08-11 Juli 2014 di empat lokasi subplot yang telah ditentukan sebelumnya. Secara berurutan, distribusi kelimpahan pada subplot I, II, III dan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: (http://www.google.com/earth/) Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat
LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat sumber: (http://www.google.com/earth/) Lampiran 2. Data spesies dan jumlah Amfibi yang Ditemukan Pada Lokasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,
Lebih terperinciJENIS DAN POPULASI SERANGGA DI AREAL TANAMAN NENAS (Ananas Comosus (L.) Merr.) KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
1 JENIS DAN POPULASI SERANGGA DI AREAL TANAMAN NENAS (Ananas Comosus (L.) Merr.) KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW INSECT TYPES AND POPULATIONS IN THE AREA OF PLANT PINEAPPLE (Ananas comosus
Lebih terperinci