Pertumbuhan Tanaman Sawit Pada Berbagai Tipologi Lahan

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

Pengelolaan lahan gambut

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

The Effect of Lands Use Change From Peat Bog Forest to Industrial Forest Acacia Crassicarpa on Physical and Chemical Properties of Peat Soil

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ketiga di dunia setelah Brasil dan Kongo (Zaire) (FWI, 2001) 1. Luas

*

PENGARUH PENURUNAN MUKA AIR TANAH TERHADAP KARAKTERISTIK GAMBUT. Teguh Nugroho dan Budi Mulyanto Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

CADANGAN, EMISI, DAN KONSERVASI KARBON PADA LAHAN GAMBUT

ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT PADA TIGA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI DESA PANGKALAN PANDUK KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. di antara dua sungai besar. Ekosistem tersebut mempunyai peran yang besar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

SEBARAN KEBUN KELAPA SAWIT AKTUAL DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA DI LAHAN BERGAMBUT DI PULAU SUMATERA

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

T E C H N I C A L R E V I E W

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

The Lands Use Change from Natural Forest to Plantation Forest Acacia crassicarpa on Some Chemical Properties in Peat Soil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Konduktivitas Listrik Tanah Gambut Berdasarkan Variasi Pupuk KCl Friescha Septiyani-1 a, Nurhasanah-2 a, Okto Ivansyah-3 b*

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI AREAL HUTAN RAWA GAMBUT TRIPA PROVINSI ACEH : KENDALA DAN SOLUSI

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

ANALISIS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT USIA 28 TAHUN DI PT. ASAM JAWA KECAMATAN TORGAMBA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tanah Gambut

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tanah Gambut

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

PERAN KUALITAS LAHAN DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS DAN DAYA SAING PRODUK HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Tanah marginal adalah tanah sub-optimum yang potensial untuk pertanian baik untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rendah namun masih dapat dimanfaatkan. Salah satu lahan marjinal yang ada dan

PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DAN KADAR HARA N, P, K KELAPA SAWIT BELUM MENGHASILKAN PADA PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK HAYATI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

I. PENDAHULUAN. - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT YANG DIKONVERSI MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATAN KAMPAR

LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI SRI NURYANI HIDAYAH UTAMI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini

Topik A1 - Lahan gambut di Indonesia di Indonesia (istilah/definisi, klasifikasi, luasan, penyebaran dan pemutakhiran data spasial lahan gambut

III. BAHAN DAN METODE

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Media Gambut Pada Berbagai Tinggi Muka Air

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

De Foresta H, K. A. (2000). Agroforest khas Indonesia - Sebuah Sumbangan Masyarakat. In Ketika Kebun Berupa Hutan (p. 249). Bogor: ICRAF.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Increasing P Retention in the Peat Column Amended with Mineral Soil and Some Rock Phosphates

BAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH

Pendugaan Emisi CO 2 sebagai Gas Rumah Kaca akibat Kebakaran Hutan dan Lahan pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan di Kalimantan Tengah, Tahun

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

ANALISIS KARAKTERISTIK LAHAN GAMBUT DI BAWAH TEGAKAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Medan (*Penulis korespondensi, b Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (19):

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Pertumbuhan Tanaman Sawit Pada Berbagai The Growth Oil Of Palm On Various Of Land Typology Etty Safriyani 1,2)*, Holidi 1, Bakat 3 1 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas 2 Mahasiswa Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya 3 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas Lubuklinggau *Coressponding Athor: Ettysafriyani72@yahoo.co.id Telp: 08153556398 ABSTRACT Limitations of mineral land for oil palm cultivation, then the marginal land such as peatland would be optoin. This study aimed to evaluate the growth of oil palm plantations in various typologies of land. Research conducted in the oil palm plantations located Karang Anyar District of Musi Rawas Rupit North, with a survey method. The survey was conducted in the peat swamp, non peat swamp land, slop dry land and flat dry land. Analysis of data using analysis of variance and a further test Significant Difference (LSD) at the variable plant height, crown diameter, number of fronds, stem diameter and chlorophyll content. The results showed that the land typology significant effect on the growth of oil palm plantations. Oil growth is highest on dry land dry land followed slope land, non-peat wetlands and peatlands. Key words: oil palm, typology of land, peatland ABSTRAK Keterbatasan lahan mineral untuk budidaya kelapa sawit, maka lahan marjinal seperti lahan gambut menjadi pilihan. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan tanaman kelapa sawit pada berbagai tipologi lahan. Penelitian dilaksanakan diperkebunan kelapa sawit berlokasi di Desa Karang Anyar Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara, dengan metode survey. Survey dilakukan pada pada lahan rawa gambut, lahan rawa non gambut, lahan kering dan lahan kering datar. Analisis data menggunakan analisis keragaman dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada peubah tinggi tanaman, diameter tajuk, jumlah pelepah, diameter batang dan kadar klorofil. Hasil penelitian menujukkan bahwa tipologi lahan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pertumbuhan sawit tertinggi terdapat pada lahan kering datar diikuti lahan kering, lahan rawa non gambut dan lahan rawa gambut. Kata kunci : Kelapa sawit, tipologi lahan, rawa gambut 142

PENDAHULUAN Perkebunan kelapasawit merupakan salah satu perkebunan penting di Indosenesia. Luas kebun kelapa sawit Indonesia tahun 2010 mencapai 8,43 juta dan pada tahun 2015 mencapi 11,3 juta hektar (Kementrian Pertanian, 2016), karena lahan mineral untuk pembukaan perkebunan sawit sudah terbatas maka lahan gambut menjadi salah satu alternatif pilihan. Luas lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta hektar yang tersebar dominan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua. Khusus untuk Provinsi Sumatera Selatan lahan gambut termasuk tanah mineral bergambut seluas 1,48 juta hektardan 8,31 persen atau 120.400 ha dimanfaatkan untuk perkebunan sawit(wahyunto et al., 2005 dan Miettinen etal., 2012) Berbagai tipologi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit memiliki beberapa kendala terkait dengan tingkat kesesuaian lahan.lahan dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu kelas S1 Sangat Sesuai,lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan. Kelas S2 Cukup Sesuai,lahan mempunyai faktor pembatas yangakan berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Kelas S3 Sesuai Marginal, lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya. Kelas N Tidak Sesuai karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi (Ritunget al., 2007). Lahan gambut termasuk dalam kelas S3 yang memiliki faktor pembatas untuk dijadikan lahan budidaya, factor pembatas tersebut meliputi sifat fisik tanah diantaranya subsiden, daya hantar air pertikal rendah. Faktor pembatas dari sifat kimia antara lain ph rendah, daya tukar kation tinggi, kejenuhan basa rendah dan ketersedian unsure hara makro serta mikro yang rendah (Corler and Tinker, 2016). Kondisi ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit.penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan tanaman kelapa sawit umur tiga tahun pada perbedaan tipologi lahan. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit berlokasi di Desa Karang Anyar Kecamatan Rupit KabupatenMusi Rawas Utara,dari Bulan Mei sampai Juni 2015. Penelitian mengunakan metode survei. Survei dilakukan pada 4 tipe lahan meliputi Lahan rawa gambut, dengan ketebalan gambut 10 m dan ketebalan dangkal kurang dari 2 m, Lahan rawa non gambut, Lahan kering dan Lahan kering datar.populasi tanaman berupa blok-blok yang berukuran 300 m x 1000 m untuk masing-masing tipe lahan. Pada tiap blok diambil 20 tanaman sampel secara acak sederhana. Analisis data menggunakan analisis keragaman dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter tajuk, jumlah pelepah, diameter batang dan kadar klorofil. HASIL Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan tipologi lahan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit.hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman pada rawa gambut, rawa non gambut, kering dan kering datar masing-masing adalah 354.5 cm, 380 cm, 392 cm dan 393.75 cm (Gambar 1). 143

Gambar 1. Tinggi tanaman pada berbagai tipologi lahan Tinggi Tanaman (cm) 400 390 380 370 360 350 340 330 354.5A 380B Rawa gambut Rawa non gambut Kering 392B 393.75B Dari Gambar 1, terlihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman terbaik pada lahan kering datar 393.75 cm dan pertumbuhan terendah pada lahan rawa gambut 354.5 cm. Hasil pengamatan diameter tajuk pada rawa gambut, rawa non gambut, kering dan kering datar masing-masing adalah 459.25 cm, 463 cm, 463 cm dan 483.5 cm. Gambar 2. Diameter tajuk pada berbagai tipologi lahan Diamater tajuk (cm) 490 485 480 475 470 465 460 455 450 445 459.25A Rawa gambut 463A Rawa non gambut 463A Kering 483.5B Dari Gambar 2 terlihat bahwa diameter tajuk tertinggi pada lahan kering datar 483.58 cm dan terendah pada lahan rawa gambut 459.25 cm. Hasil pengamatan jumlah pelepah pada rawa gambut, rawa non gambut, kering dan kering datar masing-masing adalah 4.15 helai, 4.5 helai, 4,6 helai dan 4.7 helai. 144

Gambar 3. Jumlah pelepah pada berbagai tipologi lahan jumlah pelepah (helai) 4.8 4.6 4.4 4.2 4 4.15A 4.5AB 4.6B 4.7B 3.8 Rawa gambut Rawa non gambut Kering Dari Gambar 3 terlihat bahwa jumlah pelepah tertinggi pada lahan kering datar 4.7 helai dan terendah pada lahan rawa gambut 4.15 helai. Hasil pengamatan diameter batang pada rawa gambut, rawa non gambut, kering dan kering datar masing-masing adalah 52.25 cm, 55 cm, 57.5 cm dan 61.3 cm. Diameter batang (cm) Gambar 4. Diameter batang pada berbagai tipologi lahan 62 60 58 56 54 52 50 48 46 52.25A Rawa Gambut 55 B Rawa non gambut 57.5C Kering 61.3D Dari Gambar 4 terlihat bahwa diameter batang tertinggi pada lahan kering datar 61.3 cm dan pertumbuhan terendah pada lahan rawa gambut 52.25 cm. Hasil pengamatan kadar klorofil pada rawa gambut, rawa non gambut, kering dan kering datar masing-masing adalah 27.79 mg/l, 28.02 mg/l, 28,03 mg/l dan 30.06 mg/l. 145

(mg/l) 30.5 30 29.5 29 28.5 28 27.5 27 26.5 Gambar 5. Kadar klorofil pada berbagai tipologi lahan 27.79A 28.02B 28.03B Rawa gambut Rawa non gambut Kering 30.06C Dari Gambar 5 terlihat bahwa kadar klorofil tertinggi pada lahan kering datar 30.06 mg/l dan terendah pada lahan rawa gambut 27.79 mg/l. PEMBAHASAN Pertumbuhan tanaman kelapa sawit terbaik sampai terendah terdapat pada lahan kering datar, kering, rawa non gambut dan rawa gambut. Data hasil penelitian menunjukkanterjadi perbedaan pertumbuhan tanaman kelapa sawit pada berbagai tipologi lahan, hal ini terkaitdengan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit. Menurut Djaenudin (1995) kelas kesesuaian lahan akan menentukan kualitas dan atau karakteristik lahan yang merupakan factor pembatas (sifat-sifat tanah dan lingkungan fisik tanah) bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit di lahan rawa gambut memiliki pertumbuhan terendah dibandingkan dengan tipologi lahan lainya.hal ini terjadi karena banyak faktor penghambat pertumbuhan tanaman di lahan rawa gambut.sifat kimia rawa gambut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi ph rendah, KTK tinggi, kejenuhan basa rendah, dan ketersediaan unsur hara rendah (Najiati, 2005). Pengelolaan air rawa gambut harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kekeringan dimusim kemarau dan banjir dimusim hujan.pengeringan yangberlebihan pada lahan gambut mengakibatkan terjadinya kekeringan yangtidak dapat balik (irreversible drying) dan pembasahanyang berlebihan mengakibatkan terbentuknya asam-asam organik (Andriesse, 1988 dan Riwandi, 2001).Asam-asam organik pada lahan gambut akan mengakibatkan tanah menjadi masam,kondisi ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Lahan gambutdi lokasi penelitian terkatagori tanah gambut hemik yaitu tingkat pelapukan sedang, kondisi ini menyebabkan kandungan bahan organic masih tinggi dan belum terurai, sehingga unsure hara yang tersedia bagi tanaman menjadi terbatas. Kebutuhan unsur hara tanaman tergantung pada pemupukan (Lim et al, 2012) Pertumbuhan tanaman pada rawa non gambut mengalami hambatan karena lahan sering tergenang. Menurut Taiz and Zeiger (2002) kondisi tergenang menyebabkan terganggunya proses penyerapan unsur hara dan tanaman kekurangan oksigen sehingga metabolism tanaman terganggu. Selain itu lahan rawa non gambut memiliki kandungan unsur hara yang rendah. Pada lokasi lahan, pertumbuhan tanaman lebih rendah dari lahan datar. Hal ini terjadi karena pada lahan kemampuan tanah menahan air rendah sehingga mudah terjadi pencucian hara karena aliran air dan terjadi penumpukan 146

hara pada daerah lembah. Selain itu juga dipengaruhi oleh tidak meratanya sinar matahari karena pada daerah miring jumlah sinar matahari yang diterima berkurang. Kondisi ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tanaman kekurangan unsure hara dan sinar matahari.unsur hara diperlukan untuk proses metabolisme tanaman dan sinar matahari merupakan sumber energi untuk proses fotosintesa ( Corler and Tinker, 2016). KESIMPULAN Pertumbuhan tanaman kelapa sawit pada lahan-lahan marjinal lebih rendah dibandingkan lahan optimal, usaha untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit dilahan marjinal perlu dilakukan pengelolaan air, pengelolaan lahan dan pengelolaan tanaman. DAFTAR PUSTAKA Andriesse, J.P. 1988. Nature and Management of Tropical Peat Soils.FAO Soils Bulletin 59.Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome, Italy.169 p. Corley, R.H.V. and P.B. Tinker. 2016. The Oil Palm. Fifth edition. Blackwell Science Ltd. Djaenudin.DF.1995. Evaluasi Lahan untuk Arahan Pengembangan Komoditas Alternatif dalam Mendukung Kajian Agribisnis.Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi. Gomes AK dan Gomes AA.1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Jakarta: UI Press. Lim, K.H., Lim,S.S. Parish, F. and Suharto, R. (EDS). 2012. RSPO Manual on Best Management Practices (BMPs) for Existing Oil Palm Cultivation on Peat. RSPO, Kuala Lumpur. Kementerian Pertanian. 2016. Database Pertanian. www.pertanian.go.id (diakses pada 2 Mei 1016). Miettinen, J. And S.C. Liew. 2010. Status of Peatland Degradation and Development in Sumatra and Kalimantan. Ambio 39:394-401. Najiyati S, Muslihat L., Suryadiputra INN. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan.Wetland Internasional-Indonesia Programme. Riwandi. 2001. Kajian Stabilitas Gambut Tropika Indonesia Berdasarkan Analisis Kehilangan Karbon Organik, Sifat Fisiko Kimia dan Komposisi BahanGambut. Disertasi.Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Ritung S, Wahyunto, Fahmuddin Agus dan Hapid Hidayat. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan. dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia. Taiz, L dan Eduardo Zeiger. 2002. Plant Physiolopy (Third Edition). Sinauer Associates. Sunderland, MA U.S.A. Wahyunto, S. Ritung, Suparto dan H. Subagjo. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatera dan Kalimantan. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Bogor: Wetlands International-Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada. 147