Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Katingan

dokumen-dokumen yang mirip
Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

PAPARAN BUPATI KATINGAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II)

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Seuntai Kata. Kasongan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Agie, M.Hum.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Tanah laut 9, ,770 25, ,735 6, ,355 42,

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 26 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Tanah laut , , , ,

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

UPAYA PETANI MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI DESA TABIHI KECAMATAN PADANG BATUNG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

Transkripsi:

Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Katingan Oleh : Arnold Setiawan Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

Pendahuluan Latar Belakang Lahan pertanian memiliki arti yang sangat penting dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan Kabupaten Katingan merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang terkena dampak perluasan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Pemerintah kabupa ten mengkhawatirkan tindakan itu akan sangat memengaruhi ketahanan pangan daerah. Luas lahan pertanian di Katingan dari tahun ke tahun terus menyusut. Jika tidak segera diantisipasi, kondisi ini akan mengancam ketahanan pangan

Pendahuluan Rumusan Masalah Alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan semakin meningkat setiap tahunnya. Menurunnya luas pertanian padi mengancam ketahanan pangan daerah. Dengan adanya kondisi ini, maka identifikasi mengenai pengendalian alih fungsi lahan pertanian padi sangat diperlukan. Berkaitan dengan hal tersebut, timbul pertanyaan penelitian,yaitu : Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka sasaran yang dilakukan antara lain : 1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit 2. Merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit

Pendahuluan Ruang Lingkup Wilayah Wilayah penelitian dalam penelitian ini meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan KatinganTengah, Kecamatan Pulau Malan, dan KecamatanTewang Sangalang Garing.

Tinjauan Pustaka Ketahanan Pangan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Pertanian

Tinjauan Pustaka Sintesa Tinjauan Pustaka No Sintesafaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Faktor Wicaksono (2007) Iwan (2004) 1 Nilai sewa tanah Nilai sewa tanah 2 Fungsi Penegakan kontrol hukum peraturan 3 Biaya produksi Isa Lilis Fauziah (2005) Sumber Teori Nur Peraturan perundangundangan Biaya produksi - Biaya pupuk - Biaya tenaga kerja Dedi Kurdianto (2011) Biaya produksi - Biaya pupuk - Biaya tenaga kerja 4 Nilai jual/agunan 5 Harga hasil Harga hasil Pendapatan panen panen usaha pertanian 6 Resiko usaha tani Umi Pudji Astuti (2011) Biaya pemeliharaan tanaman Harga jual hasil panen Rusastra (1997) Harga jual hasil panen Nilai sewa tanah Peraturan Biaya Produksi - Biaya pupuk - Biaya tenaga kerja Nilai jual/agunan Harga jual hasil panen Resiko usaha tani

Sintesa Tinjauan Pustaka No Sintesafaktor-Faktor Yang MempengaruhiAlih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Faktor Sumber Teori Wicaksono Iwan Isa Lilis Nur Dedi (2007) (2004) Fauziah (2005) Kurdianto (2011) 7 Ketersediaan air 8 Teknik budidaya - Teknik bertani Umi Pudji Astuti (2011) Keadaan irigasi Teknik budidaya - Usia tanama n - Proses pascap anen Rusastra (1997) Ketersediaan air Teknik budidaya - Teknik bertani - Usia tanamn - Proses pascap anen 9 Kecocokan lahan Kecocokan lahan 10 Harga lahan Harga lahan 11 Produktivitas Produktivitas

Tinjauan Pustaka No Faktor Variabel 1 Nilai sewa tanah Nilai sewa tanah 2 Peraturan Peraturan pengendalian lahan 3 Biaya Produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja 4 Nilai Jual/Agunan Nilai jual/agunan 5 Harga jual hasil panen Harga jual hasil panen 6 Resiko usaha tani Resiko serangan hama 7 Ketersediaan air Kualitas irigasi 8 Teknik budidaya Teknik bertani Usia tanaman Proses pascapanen 9 Kecocokan lahan Kesesuaian lahan 10 Harga lahan Harga jual lahan 11 Produktivitas Produktivitas lahan

Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme. Pendekatan ini menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik dan dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian (Muhadjir dalam Dewi,2007) Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan model penelitian studi kasus (case study)

Metode Penelitian Teknik Analisa Data No Sasaran Tujuan Input Data Alat analisa 1 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit 2 Merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian menajdi perkebunan kelapa sawit Mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit Mendapatkan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian menajdi perkebunan kelapa sawit Sintesa Kajian Pustaka Hasil dari sasaran 1 Analisa Deskriptif Kualitatif Expert judgement Analisa Deskriptif Kualitatif Expert judgement

Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Sasaran Faktor Variabel Definisi Operasional 1 2 3 Menganalisa faktor-faktor yang Nilai sewa lahan Nilai sewa lahan Penerimaan bersih yang diterima dari pemanfaatan sumberdaya lahan Peraturan Peraturan pengendalian lahan Kelengkapan peraturan pengendalian lahan Biaya Produksi Biaya pupuk Biaya pupuk per hektar 4 Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja pertanian 5 6 7 8 9 Nilai jual/agunan Nilai jual/agunan Perbandingan kemudahan mendapatkan kredit petani tanaman pangan dengan perkebunan kelapa sawit Harga jual hasil panen Harga jual hasil panen Perbandingan nilai jual hasil panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Resiko usaha tani Resiko serangan hama Perbandingan ketahanan tanaman pangan dan kelapa sawit terhadap serangan hama Ketersediaan air Kualitas irigasi Tingkat ketersediaan air pada lahan pertanian (jenis irigasi) Teknik budidaya Teknik bertani Berapa macam tanaman yang dibudidayakan dalam satu tahun

Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Sasaran Faktor Variabel Definisi Operasional 10 Menganalisa faktorfaktor yang Usia tanaman Perbandingan waktu yang dibutuhkan dari awal masa tanam sampai masa panen tanaman pangan dengan kelapa sawit 11 Proses pascapanen Perbandingan panjangnya proses kegiatan pascapanen hingga penjualan hasil panen tanaman pangan dengan kelapa sawit 12 Kecocokan lahan Kesesuaian lahan Tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. 13 Harga lahan Harga jual lahan Tingginya harga jual lahan per hektar 14 Produktivitas Produktivitas lahan Perbandingan hasil panen tanaman pangan dan kelapa sawit per hektar (ton)

Metode Penelitian Tahapan Penelitian PERUMUSAN MASALAH Alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit mengakibatkan berkurangnya luas lahan pertanian pangan STUDI LITERATUR Landasan teori tentang : 1.faktor alih fungsi lahan 2. pengendalian pemanfaatan lahan Metode Analisa PENGUMPULAN DATA Data-data yang diperlukan ANALISA Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan Analisa pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan PENUTUP Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum Batas-batas administratif wilayah penelitian Batas Utara : Kecamatan Katungan Hulu, Kecamatan Markit Batas Selatan :Kecamatan Katingan Hilir Batas Timur :Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas Batas Barat : Kabupaten KotawaringinTimur Secara garis besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut: 1. Podsolik Merah Kuning: tanah ini sering dijumpai terletak menyebar di tengah sampai hulu sungai seperti KecamatanKatingan Hulu dan Kecamatan Marikit. 2. Kompleks Podsolik: tanah ini tersebar di tengah, seperti Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sg Garing dan KatinganHilir. 3. Kompleks Regosol: dijumpai menyebar di bagian timur Kecamatan Tasik Payawan. 4. Alluvial: banyak terdapat di sekitar daerah aliran sungai katingan serta di daerah pantai sampai kebagian tengah kecamatan kamipang. 5. Organosol: terdapat di Kecamatan Mendawai dan sedikit di Kecamatan Katingan Kuala 6. Oksisol (lateritik): terdapat di bagian hulu Kecamatan Sanaman Mantikei.

Hasil dan Pembahasan Kependudukan No Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah penduduk (jiwa) 1 Katingan Tengah 1.089 23.768 21.83 2 Pulau Malan 805 8.831 10.97 3 Tawang Sengawang 568 11.718 20.63 Kepadatan penduduk (jiwa/km 2 ) Pertanian Pangan No Komoditas 2005 2007 2009 2011 Luas (ha) Panen Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas (ha) Panen Produksi (ton) Luas (ha) Panen Produksi (ton) 1 Padi 64200 143166 61029 134874 55579 144505 49230 113721 2 Jagung 249 521 148 259 101 198 80 162 3 Kedelai 10 10 43 52 72 82 35 42 4 Kacang tanah 61 65 81 92 122 136 164 186

Hasil dan Pembahasan No Komoditas 2005 2007 2009 2011 Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton) 5 Kacang hiaju 42 33 15 12 14 11 21 18 6 Ubi kayu 336 3871 325 3632 331 3843 390 4268 7 Ubi Jalar 115 789 89 897 108 733 292 987 8 Buahbuahan - 43921-58355 - 27936-65680 9 Sayuran - 829-2934 - - - 31680

Hasil dan Pembahasan Luas Lahan Pertanian Pangan Berdasarkan Jenis Irigasi Lahan Pertanian Pangan (Ha) Kecamatan Katingan Tengah Pulau Malan Irigasi setengah teknis Irigasi sederhana Tadah hujan Lebak Ladang 876 2263 2024 2672 1631 8246 Tawang Sengawang 1950 1175 415 Luas Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit 2005-2012 No Kecamatan Luas Alih Fungsi (ha) Perkembangan luas lahan pertanian pangan (Ha) Perkembangan luas lahan perkebunan kelapa sawit (Ha) 1 Katingan Tengah 1112-2083 30562 2 Pulau Malan 2004-2159 4854 3 Tewang Sangalang 1169-191 3785

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Analisa Deskriptif Kualitatif No Variabel Kesimpulan 1 Nilai sewa lahan Nilai sewa lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 2 Peraturan peraturan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 3 Biaya pupuk Biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 4 Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit. 5 Nilai jual/agunan Nilai jual/agunan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit 6 Harga jual hasil panen Harga jual hasil panen mempengaruhi allih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit 7 Resiko serangan hama Resiko serangan hama mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit. 8 Kualitas irigasi Irigasi mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 9 Teknik bertani Teknik bertani mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 10 Usia tanaman Usia tanaman mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 11 Proses pascapanen Proses pascapanen mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 12 Kesesuaian lahan Kesesuaian lahan mempengaruih alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit 13 Harga lahan harga lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit 14 Produktivitas Produktivitas mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit

Dari 14 variabel dalam sintesa pustaka, pada tahap analisa deskriptif kualitatif 1 variabel yaitu biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan. Dari hasil analisa expert judgement, dari 13 variabel yang diajukan, dua variabel dianggap tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan yaitu variabel usia tanaman dan kesesuaian lahan. Variabel yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah nilai sewa tanah, peraturan, biaya tenaga kerja, nilai jual/agunan, harga jual hasil panen, resiko serangan hama, irigasi, teknik bertani, proses pascapanen, harga lahan dan produktivitas.

Arahan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan No Faktor Arahan Pengendalian 1 Nilai sewa lahan 1. Pajak lahan pertanian pangan yang ringan 2. Retribusi produk perkebunan kelapa sawit. retribusi ini kemudian digunakan sebagai salah satu sumber insentif kepada petani pangan. 2 Peraturan 1. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang diperkuat dengan peraturan daerah. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan didasarkan pada kesesuaian lahan. Lahan pertanian pangan berkelanjutan ditetapkan pada lahan pertanian dengan produktivitas tinggi dan tingkat kesusaian lahan sangat sesuai dan sesuai.lahan cadangan dapat ditetapkan pada lahan semak dengan melihat kesesuaian lahan sesuai dengan peraturan 3 Biaya produksi 1. Bantuan unit produksi pertanian seperti bibit unggul, pupuk, pestisida,dan pengadaan lantai jemur. 2. Pemberdayaan pertanian kolektif dengan sistem bertani kelompok untuk menekan biaya tenaga kerja yang melonjak pada masa panen. 4 Nilai jual/agunan 1. Pembentukan lembaga pembiayaan mikro pertanian 2. Kemudahan persyaratan pengajuan kredit 5 Harga jual hasil panen 1. Penetapan harga dasar produk pertanian pangan 2. Pengutamaan produk lokal dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah 3. Pembelian hasil panen oleh pemerintah daerah. 1. Pemanfaatan predator alami untuk mengatasi hama tikus 2. Pemberantasan hama tikus melaluipengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT) 6 Resiko serangan hama 7 Ketersediaan air 1. Pengembangan dan perawatan saluran irigasi 2. Pengembangan sarana irigasi pada lahan dengan produktivitas tinggi dan sudah memiliki irigasi setengah teknis seperti di Kecamatan Tawang Sawangan 3. Pembangunan area penampung air agar dapat dimanfaatkan pada lahan pertanian pangan nonirigasi. 8 Teknik bertani Diversifikasi pertanian dengan sistem tumpang sari. Pada lahan pertanian ladang dapat diaplikasikan teknik bertani padi gogo-jagung-ubi kayu. Berdasarkan studi di daerah lain, sistem tuumpang sari akan memberikan pendapatan yang lebih baik bagi petani. 9 Proses pascapanen 1. Pemberdayaan kelompok tani untuk mengelola kegiatan pascapanen hingga tahap penggilingan agar tidak ada lagi petani yang menjual gabah hasil panen scara langsung. 10 Harga lahan 1. Memperketat izin perkebunan sawit 2. Penyuluhan pentingnya lahan pertanian pangan terhadap ketahanan pangan daerah 11 Produktivitas 1. Peningkatan kualitas bibit 2. Bantuan alat-alat produksi 3. Penerapan sistem organic farming

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan berpengaruh terhadap kegiatan pertanian pangan. Petani tanaman pangan yang melihat keuntungan dari berkebun kelapa sawit yang lebih tinggi. Dari analisa deskriptif kualitatif dan analisa expert judgement, didapatkan faktor-faktor yang memepengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. Faktor-faktor tersebut adalah nilai sewa lahan, peraturan, biaya produksi, nilai jual/agunan, harga hasil panen, resiko serangan hama, irigasi, teknik budidaya, harga lahan dan produktivitas. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi alih fugnsi lahan, disusun arahan pengendalian yang sesuai dengan faktor-faktor tersebut. Arahan pengendalian lahan mengacu kepada penerapan peraturan, peningkatan hasil pertanian melalui skema insentif, serta menghambat perkembangan perkebunan kelapa sawit melalui perijinan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Dalam studi lebih lanjut sebaiknya melibatkan pihak perusahaan perkebunansebagai stakeholder. 2. Dalam penelitian ini fokus penelitian adalah pada lahan pertnian pangan milik masyarakat. Dalam penelitian lebih lanjut sebaiknya digunakan preferensi petani tanaman pangan.

TERIMA KASIH

2005 2011

Pertanian Pangan Perkebunan Kelapa Sawit

Hasil Analisa Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan No Variabel Kesimpulan 1 Nilai sewa lahan Nilai sewa lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 2 Peraturan Faktor peraturan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 3 Biaya pupuk Biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 4 Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit. 5 Nilai jual/agunan Nilai jual/agunan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit 6 Harga jual hasil panen Harga jual hasil panen mempengaruhi allih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit 7 Resiko serangan hama Resiko serangan hama mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit. 8 Kualitas irigasi Irigasi mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 9 Teknik bertani Teknik bertani mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 10 Usia tanaman Usia tanaman mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 11 Proses pascapanen Proses pascapanen mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 12 Kesesuaian lahan Kesesuaian lahan mempengaruih alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit 13 Harga lahan Faktor harga lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit 14 Produktivitas Produktivitas mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit

Hasil Analisa Dari hasil analisa expert judgement dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah 1. Nilai sewa tanah 2. Peraturan 3. Biaya tenaga kerja 4. Harga jual hasil panen 5. Resiko serangan hama 6. Irigasi 7. Teknik bertani 8. Proses pascapanen 9. Kesesuaian lahan 10. Harga lahan 11. Produktivitas

Hasil Analisa Arahan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan