BAB II KAJIAN TEORI. menurut bahasa berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

Lesson Sheet Kelas : Mars

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN

Perbaikan atas Shalat

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. SITI JUMIAH, Nim: dengan judul Penerapan Metode. pembelajaran PAI SDN 3 Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkemampuan, memiliki pengatahuan dan keterampilan untuk memecahkan. masalah-masalah kehidupan yang dihadapi.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

Soal Instrumen Tes. Objektive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB SHALAT JUM'AT. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk Shalat Jum'at

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

Hukum-Hukum Shalat. Disusun Oleh: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

Lampiran I Soal Pra Siklus Fikih Materi Shalat Berjamaah

KISI-KISI PENULISAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

Kisi-kisi Soal Ujian Akhir Diniyah Takmiliyah (UADT)

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SILABUS PEMBELAJARAN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 3 MASALAH PEMBELAJARAN

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan permasalahan peserta didik pada proses

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Shalat

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

SILABUS MATA PELAJARAN: FIKIH. Mata Pelajaran: Fikih Islam Satuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah Kelas/Smt : VII(Tujuh)/ Ganjil

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik secara

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Mata Pelajaran Fikih 1. Pengertian Mata Pelajaran Fikih Dalam pengertiannya mata pelajaran fikih berasal dari dua pengertian yaitu mata pelajaran dan fikih. Mata pelajaran dalam bahasa Indonesia diartikan dengan pelajaran yang harus diajarkan, dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan. 5 Kata yang kedua adalah fikih. Pengertian fikih menurut bahasa berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti mengerti atau faham. Dari sinilah ditarik pendekatan fiqh, yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syari at yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi ilmu fiqh ialah suatu ilmu yang mempelajari syari at yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut. 6 Sedangkan menurut Muhammad Abu Zahra, Fikih menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum syara yang bersifat amaliah yang dikaji dari dalil-dalilnya yang terinci. 7 Adapun menurut kurikulum Madrasah Ibtida iyah, mata pelajaran Fikih merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang 5 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cet 11, 2002), hal 722. 6 A. Syafi I Karim, Fikih Ushul Fikih, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal 11. 7 Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal 4. 9

10 fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun islam dan pembiasaanya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjammeminjam. Serta substansial mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempratikkan dan menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. 8 2. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fikih Dasar mata pelajaran Fikih adalah bahan-bahan yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membuat materi dalam pelajaran Fikih tersebut atau dapat dikatakan juga sebagai hukum Fikih. Adapun yang menjadi dasar atau bahannya ialah sebagai berikut : a. Al-Qur an, menurut para ulama Al-Qur an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah. 9 8 Permenag No. 2 tahun 2008 (BAB IV) 9 Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2011) hal 17

11 b. Sunnah Nabi Muhammad SAW (Hadits), hadits menurut istilah ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik barupa perkataan, perbuatan, persetujuan atau sifat Nabi. 10 c. Rasio (Ra yu) atau akal, seperti qias dan ijma adalah alat yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membentuk hukum tersebut, akan tetapi dalam perkembangan kemudian, hasil daripada pemikiran rasio (akal) berupa qias dan ijma itu diakui sebagai dasar ke-3 dan ke-4 dalam membentuk hukum. 11 Tujuan pembelajaran Fikih di MI Mufidah adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan mengamalkan ibadah maupun ajaran muamalah dalam rangka membentuk manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. 3. Mata Pelajaran Fikih Materi Tata Cara Berjamaah Salat Berjamaah a. Hakikat Salat Menurut ajaran Al-Qur an surat Al-Ankabut ayat 45 adalah sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar 10 Ibid, hal 23 11 Idris Ramulyo, Asas-Asas Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995) hal 22

12 (keutamaannya dari ibdat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Salat memiliki hikmah dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial salat dapat membina jiwa dan sikap sosial. Salat mampu membukakan jalan bagi jiwa dan mempersiapkannya dengan persiapan khusus supaya menjadi mampu membebaskan diri dari egonya, sifat kikir dan rakus. Orang-orang yang salat dapat memiliki kedisiplinan yang tinggi baik disiplin waktu maupun disiplin taat peraturan. Dalam hadist Nabi disebutkan, bahwa salat itu tiang agama, maka barang siapa melaksanakannya sungguh orang itu telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkannya, maka berarti dia telah meruntuhkan agama. Karena amat pentingnya nilai salat, maka bagi siswa harus mampu untuk mengerjakan shalat dengan melalui praktek salat berjama ah. b. Pengertian Salat Berjamaah Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersamasama. Salat berjamaah paling sedikit dikerjakan oleh dua orang. Satu orang menjadi imam dan lainnya menjadi makmum. c. Syarat-Syarat Salat Berjamaah Syarat-syarat salat berjamaah terbagi menjadi dua, yaitu syarat untuk menjadi imam dan syarat untuk menjadi makmum.

13 1) Syarat Sahnya Menjadi Imam Imam adalah orang yang mempimpin salat berjamaah. Sebagai pemimpin salat, imam harus memiliki kemampuan dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Seseorang yang sah menjadi imam adalah: a) Memiliki kemampuan membaca Al-qur an lebih bagus daripada jamaahnya. b) Mumayyiz. Mumayyiz adalah anak yang belum baligh, tetapi sudah mampu melakukan pekerjaan ringan sendiri, misalnya mandi sendiri, memakai baju sendiri dan makan sendiri. c) Berakal sehat. d) Lak-laki. Syarat ini berlaku pada salat berjamaah yang terdiri dari makmum laki-laki dan perempuan. Apabila makmum hanya perempuan, maka perempuan boleh menjadi imam. e) Bacaannya benar. Bacaan yang benar artinya, bacaannya lancar dan fasih sesuai dengan tuntutan ilmu tajwid. f) Imam bukan orang yang dibenci jamaah. 2) Syarat Sahnya Menjadi Makmum

14 Seorang yang menjadi makmum dalam salat berjamaah harus memperhatikan tata cara melaksanakan salat jamaah dan harus memperhatikan syarat-syarat menjadi makmum, yaitu: a) Makmum hendaknya berniat mengikuti imam b) Makmum hendaknya mengikuti gerakan imam. c) Makmum dapat melihat atau mendengar bacaan imam. d) Makmum dan imam berada satu tempat. e) Tempat berdiri makmum tidak boleh berada di depan imam atau sejajar dengan imam. f) Salat makmum harus sama tata caranya dengan salat imam. g) Laki-laki tidak sah mengikuti imam perempuan. h) Kalau makmum mengetahui imam batal salatnya, maka salah seorang makmum maju ke depan menggantikan imam. i) Apabila imam melakukan kesalahan atau lupa, makmum berkewajiban mengingatkan imam dengan mengucap subhanallah (bagi makmum laki-laki). Bagi makmum perempuan cara mengingatkan imam dengan menepuk punggung tangan kanan ke telapak bagian dalam tangan kiri. d. Makmum Masbuk dan Makmum Muwafik 1) Makmum Masbuk Makmum masbuka adalah makmum yang terlambat dalam salat berjamaah, sehingga ia tidak sempat membaca Surah al-

15 Fatihah pada rakaat pertama dengan sempurna. Tata cara makmum masbuk dalam melaksanakan salat berjamaah hendaknya memperhatikan sebagai berikut: a) Makmum masbuk harus segera masuk dalam jamaah salat, takbiratul ihram dan mengikuti gerkan yang sedang dilakukan imam. b) Makmum masbuk yang masih sempat membaca Syrah al- Fatihah walaupun tidak sempurna, maka makmum tersebut harus mengikuti apa yang dilakukan imam (rukuk) sehingga terhitung mendapatkan satu rakaat, sebab Fatihahnya makmum tercukupi dengan Fatihahnya imam. c) Jika makmum ketinggalan, sedang imam dalam keadaan iktidal, sujud atau tasyahud akhir, maka hendaknya makmum masbuk melakukan takbiratul ihram dan langsung mengikuti gerakan yang dilakukan imam. Itu tidak terhitung satu rakaat. d) Jika makmum mendapat rukuknya imam, sempat rukuk bersama imam, maka terhitung satu rakaat. e) Jika diperkirakan makmum tidak mendapat tumakninah rukuknya imam maka makmum hendaknya mengikuti gerakan setelah rukuk dan tidak terhidung satu rakaat.

16 2) Makmum Muwafik Makmum muwafik adalah makmum yang tidak terlambat, yaitu makmum yang menjumpai takbiratul ihram imam atau menjumpai rakaat pertama dan ia dapat membaca Surah al- Fatihah dengan sempurna. e. Pengaturan Shaf Salat Berjamaah Cara mengatur shaf (barisan) dalam salat jamaah yaitu, imam sebagai patokan, shaf diisi dari tengah sampai tepi kanan dan kiri dengan menjaga keseimbangan. Adapun ketentuan mengisi shaf bagi makmum adalah sebagai berikut. 1) Makmum Seorang Diri Bagi makmum yang hanya seorang diri maka ia berdiri agak mundur sedikit di belakang imam sebelah kanan. Gambar 1.1 Imam dan makmum seorang diri

17 2) Makmum Lebih dari Satu Orang Jika makmum terdiri dari dua orang, maka yang seorang di sebelah kanan imam dan seorang lagi di sebelah kiri imam. Jika datang orang ketiga, maka ketiganya berada di belakang imam. Gambar 1.2 Imam dan makmum yang lebih dari satu orang 3) Makmum Terdiri dari Laki-Laki Dan Perempuan Makmumyang terdiri dari laki-laki dan perempuan cara menyusun shafnya adalah makmum laki-laki palng depan sedangkan makmum perempuan di belakang. Bagi makmum perempuan yang salat berjamaah bersama laki-laki cara menyusun shafnya adalah: a) Apabila di tempat salat itu ada hijab antar laki-laki dan perempuan, maka shafnya sedikit bergeser di belakang shaf laki-laki.

18 b) Kalau tidak ada hijab maka shaf perempuan di belakang laki-laki dan harus ada jarak untuk memberikan tempat kepada makmum laki-laki yang baru datang. Gambar 1.3 Imam dan makmum yang terdiri dari laki-laki dan perempuan 4) Makmum Terdiri dari Laki-Laki, Perempuan DanAnak-Anak Cara menyusun shaf yang makmumnya terdiri dari lakilaki dewasa, anak laki-laki, perempuan dewasa dan anak perempuan, maka aturan shafnya adalah laki-laki dewasa, baru dibelakangnya shaf anak laki-laki, kemudian shaf anak perempuan, dan di belakang shaf anak perempuan adalah shaf perempuan dewasa. Tetapi kalau anak laiki-laki hanya satu atau dua saja maka tidak perlu membuat shaf sendiri, akan tetapi ke shaf laki-laki dewasa begitu pula anak perempuan, kalau hanya

19 satu atau dua saja maka shafnya masuk ke shaf perempuan dewasa. 12 Gambar 1.4 Imam dan makmum yag terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak 12 Lailatul Mufidah, Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah, (Sidoarjo: Media Ilmu, 2008) hal 43-55

20 B. Metode Role Playing 1. Pengertian metode role playing Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang menyenangkan diantaranya adalah role playing (bermain peran). Role playing adalah sutu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insani. Teknik itu bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku merekaatau interaksi antar intar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamat (observer) bergantung pada tujuantujuan dari penerapan teknik tersebut. 13 Role playing adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa digunakan latihan, dilakukan dua orang atau lebih untuk dipakai bahan analisa kelompok. Tujuan metode ini agar siswa-siswa dengan kebebasan sendiri dapat menggambarkan suatu kejadian. Siswa-siswa dapat tugas aktif memerankan situasi dengan bermain sandiwara. 14 Role playing adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 13 Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) hal 99 14 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1994) hal 78

21 melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat. Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif dan kreatif serta diberi bimbingan agar lebih berhasil. 15 Dari beberapa pengertian role playing diatas maka yang dimaksud role playing adalah sebuah metode mengajar yang dilakukan dengan cara pemeranan atau mendramatisasikannsuatu tindakan atau tingkah laku sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa menggunakan latihan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Ada beberapa keuntungan penggunaan metode ini di dalam kelas, yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak mengekspresikan peranan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Mereka dapat pula mengurangi dan mendiskusikan isu-isu yang bersifat manusiawi dan pribadi tanpa ada kecemasan. Bermain peran memungkinkan siswa mengidentifikasikan situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara aman dan kontrol untuk meneliti dan mempertunjukkan masalah-masalah diantara kelompok/individu-individu. 16 15 Sriyoto, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999) hal 77 16 Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal 214

22 2. Langakah-Langkah Metode Role Playing Langkah-langkah metode ini adalah: a. Guru memberi penjelasan singkat mengenai materi hari ini b. Guru berceritadan menceritakan peristiwa yang ada pada materi yang akan dipelajari. c. Guru menjelaskan teknik bermain peran. d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. e. Guru memberikan intruksi khusus kepada siswa yang bermain peran setelah menjelaskan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang dan karakterkarakter dasar melalui tulisan atau penjelasan lisan. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan peran. Apabila siswa pernah mengamati dalam situasi nyata maka situasi bermain peran akan lebih mudah dilakukan. f. Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta memberikan intruksi-intruksi pada para siswa. g. Sebelum pelaksanaan bermain peran, siswa harus mengikuti latihan pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua siswa. Latihan ini dirancang untuk mengembangkan imajinasinya dan untuk membentuk kekompakan kelompok dan interaksi.

23 h. Selama melakukan latihan, guru dapat bekeliling untuk memebantu siswa dalam mempersiapkan demonstrasi peran. Guru juga dapat melakukan pengamatan (observasi) i. Setelah melakukan latihan, guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan bermain peran di depan kelas secara berkelompok. j. Siswa yang tidak mendapat giiran untuk mendoemonstrasikan peran, maka dapat memperhatikan dan memberi komentar jika telah selesai. 3. Syarat-Syarat Supaya Metode Role Playing Efektif Syarat-syarat yang dapat membuat metode role playing berjalan efektif, yaitu: a. Masalah yang akan diperankan menyangkut antar relasi manusia. b. Masalah yang akan diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa. c. Penonton atau pendengar yakni siswa-siswa yang sedang tidak memerankan, tetapi tahu apa kewajibannya. d. Guru melukiskan masalah yang akan diperankan secara jelas. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing Keunggulan dari metode ini antara lain: a. Segera mandapat perhatian,

24 b. Dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil, c. Membantu anggota untuk menganalisa situasi, d. Menambah percaya diri pada peserta didik, e. Membantu peserta didik menyelami orang lain. f. Membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada pikiran orang lain, g. Membangkitkan kreatifitas saat pemecahan masalah. Kekurangannya adalah: a. Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya, b. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu, c. Membutuhkan pimpinan yang terlatih, d. Terbatas pada beberapa situasi saja, e. Ada kesulitan dalam memerankan. 17 17 TIM LAPIS-PGMI, Stretegi Pembelajaran, (Surabaya: Amanah Pustaka) paket 11

25 C. Keterampilan Salat Berjamaah Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cekatan. Jadi keterampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian). 18 Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak kegiatan jasmaniah. Di samping itu, menurut Reber keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. 19 Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Yang termasuk dalam jenis ini adalah semisal pada pelajaran agama, seperti ibadah dan haji. 20 Salat berjamaah adalah salat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan. 21 18 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2000), vol. 3 hal 1180 19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, hal 118 20 Ibid, hal 122 21 Baihai A.K, Fiqih Ibadah, (Bandung: M2S, 1996) hal 66

26 Hukum salat berjamaah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan sangat dianjurkan. Pahala salat berjamaah dilipat gandakan menjadi 27 kalidari pahala salat sendirian. Jadi keterampilan salat berjamaah adalah kecakapan, kemampuan atau kecermatan saat melakukan tata cara salat berjamaah sesuai dengan keadaan untuk mencapai hal tertentu.