BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wongkaditi

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variable bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Puskesmas IV Denpasar Selatan, lokasinya berada di Kelurahan Pedungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian case control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan 4 Juni Lokasi penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas Moutong

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal april tahun Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik ( menggambarkan

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali 2) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3) Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya Universitas Udayana *)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB 4 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian observasional, karena di dalam penelitian ini dilakukan observasi berupa pengamatan, wawancara dan pengisian kuesioner dilanjutkan dengan pengukuran beberapa variabel yang diteliti. Berdasarkan waktu penelitian, rancang bangun penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu penelitian di mana variabel-variabel yang termasuk variabel bebas (kualitas sanitasi rumah) dan variabel terikat (kejadian ISPA) diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Kalau dilihat dari segi analisis data, maka penelitian ini merupakan penelitian analitik, karena data yang dihasilkan disajikan dalam tabulasi silang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik untuk mengetahui kuat hubungan maupun arah hubungan antar variabel. Adapun rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. 38

39 Persiapan Alat-alat/bahan pengukur instrument penelitian Pendataan jumlah dan kualitas rumah Penilaian kondisi dan kualitas sanitasi rumah Melakukan rekapitulasi data Pembahasan Simpulan dan saran Gambar 4.1. Rancangan Penelitian 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan Kota Denpasar dan dilaksanakan dari bulan Juli 2014 - Maret 2015. 4.3. Penentuan Sumber Data 4.3.1. Jenis data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun prosedur dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

40 a. Data primer Data primer yang berkaitan dengan jumlah rumah, kualitas rumah, kondisi sanitasi rumah dan kualitas sanitasi rumah yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA dikumpulkan melalui kegiatan pendataan, kunjungan rumah, melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner serta melakukan observasi dan pengukuran. b. Data sekunder Data sekunder yang dikumpulkan berupa data penyakit ISPA yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Puskesmas IV Denpasar Selatan. Untuk data demografi Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan diperoleh dari kantor Lurah Pedungan. 4.3.2. Cara pengumpulan data Data yang berkaitan dengan jumlah dan kualitas rumah dikumpulkan melalui pendataan langsung ke lokasi penelitian. Data yang berkaitan dengan kondisi sanitasi rumah dan kualitas sanitasi rumah yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA dikumpulkan melalui kunjungan rumah, dengan melakukan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner, lembar observasi dan pengukuran. 4.3.3. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang dihuni oleh Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar

41 Selatan (Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar). 4.3.4. Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah rumah yang dihuni oleh Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan (Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar) yang dinilai kualitas sanitasi rumahnya. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus penelitian ini, maka peneliti menentukan responden penelitian dengan kriteria sebagai berikut : a. Kepala Keluarga (KK) yang mendiami rumah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan, dengan ketentuan : - Setiap 1 (satu) unit bangunan (satu atap) dihitung sebagai 1 KK. - Apabila dalam 1 unit bangunan (satu atap) ditemukan lebih dari 1 KK (seperti rumah kost) dihitung sebagai 1 KK. - Apabila dalam 1 KK menempati rumah lebih dari1 unit bangunan (lebih dari satu atap) dalam satu pekarangan, tetap dihitung sebagai 1 KK - Apabila setiap 1 unit bangunan (satu atap) dalam satu pekarangan ditempati oleh KK yang berbeda, maka masing-masing dihitung sebagai 1 KK. b. Bangunan rumah yang diteliti bukan merupakan rumah kosong (tidak berpenghuni) dan bukan bangunan selain untuk tempat tinggal.

42 4.3.5. Jumlah dan Besar Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi yang memenuhi kriteria sampel yang diambil dari hasil pendataan jumlah dan kualitas rumah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan (Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan). Menurut Lemeshow et al. (1997), besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut: Z 2 1-α/2 P(1-P) n = d 2 Keterangan : n = Besar sampel Z 2 1-α/ 2 = 1,96 pada α 0,05 P = Proporsi kejadian (0,5) d = Presisi ditetapkan (0,1) (1,96) 2 (0,5)(1-0,5) n = = 96,04 orang, dibulatkan menjadi 97 orang (0,1) 2 Jumlah sampel di atas ditambahkan dengan 10% cadangan, sehingga total sampel yang digunakan adalah 107 rumah. Sampel cadangan digunakan apabila terdapat sampel yang tidak memenuhi kriteria atau sampel tidak berhasil ditemukan.

43 4.3.6. Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional stratified random sampling (Lemeshow et al. 1997). Setiap rumah yang berada di 14 banjar di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan yang ditentukan sebagai sampel diambil secara acak sederhana (simple random sampling). 4.4. Variabel Penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga variable, yaitu: a. Variabel independent/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) yang dalam hal ini adalah kualitas sanitasi rumah yang diukur melalui penilaian : ventilasi, penerangan alami, kelembaban, suhu, kepadatan hunian dan pencemaran udara dalam rumah terhadap variabel dependen ( variabel terikat ) yaitu kejadian penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. b. Variabel dependen/terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas yang dalam hal ini adalah kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. c. Variabel pengganggu adalah variabel yang mungkin mengganggu sehingga perlu dikendalikan. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah iklim dan sosial budaya. Variabel ini dikendalikan dengan cara mengatur ulang jadwal penelitian apabila cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran,

44 seperti : turun hujan dan apabila ada upacara adat atau keagamaan di tempat yang akan dilakukan wewancara, observasi dan pengukuran. Hubungan variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2. VARIABEL BEBAS Kualitas Sanitasi Rumah : ventilasi, suhu, kelembaban, pencahayaan alami, kepadatan hunian dan pencemaran udara dalam rumah VARIABEL TERIKAT Kejadian Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan VARIABEL PENGGANGGU Iklim Sosial Budaya Gambar 4.2 Hubungan Variabel Penelitian Definisi Operasional dari masing-masing variabel yang akan diteliti diberikan batasan sesuai dengan tujuan penelitian tertuang dalam beberapa batasan operasional dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Kriteria, cara pengukuran Skala dan alat ukur data 1 2 3 4 Kejadian Peristiwa terjangkitnya 1. Tidak ISPA Nominal ISPA penyakit ISPA di 2. ISPA wilayah kerja Puskesmas IV Cara Pengukuran: Denpasar Selatan Wawancara/ Kuesioner dengan gejala batuk pilek dan dapat disertai

45 Lanjutan Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel napas cepat dan atau napas sesak kurang dari 14 hari. Ventilasi. Perbandingan antara luas lubang pada dinding rumah yang berfungsi untuk keluar masuknya angin/ udara dengan luas lantai rumah Penerangan Alami Rata-rata intensitas penerangan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah pukul 09.00 14.00 Wita. Kelembaban Rasio rata-rata banyaknya uap air dalam udara pada suatu temperatur terhadap banyaknya uap air pada saat udara telah jenuh dengan uap air pada temperatur ( % ) pada ruang dalam rumah Suhu Keadaan temperatur udara rata-rata dalam rumah 1. Memenuhi syarat : luas ventilasi 10% luas lantai ruangan. 2. Tidak memenuhi syarat : luas ventilasi <10% luas lantai ruangan Cara pengukuran: meteran (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) 1. Memenuhi syarat, bila 60 lux 2.Tidak memenuhi syarat, bila < 60 lux Cara pengkuran: Lux meter (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) 1.Memenuhi syarat, bila kelembaban berkisar antara 40% - 60% 2.Tidak memenuhi syarat, bila kelembaban < 40 % atau >60 % Cara pengkuran: Hygrometer (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) 1.Memenuhi syarat, bila suhu antara 18 o 30 o C 2.Tidak memenuhi syarat, bila suhunya < 18 o C atau > 30 o C Cara pengukuran : Thermometer (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) Nominal Nominal Nominal Nominal

46 Lanjutan Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Kepadatan hunian. Pencemaran Udara. Perbandingan rata-rata antara luas lantai ruang tidur dengan jumlah penghuni yang tidur pada ruangan tersebut Adanya bahan pencemar udara dalam ruang rumah yang dihasilkan dari kebiasaan aktifitas anggota keluarga berupa asap dapur, asap obat nyamuk bakar/semprot dan asap rokok. 1. Tidak padat : luas lantai minimal 8m²/2 orang + 1 orang Balita. 2. Padat : luas lantai kurang dari 8m²/2 orang + 1 orang Balita. Cara pengukuran : Observasi,Wawancara, meteran (Kepmenkes RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999) 1. Tidak ada pencemaran : bila tidak ada variabel pencemaran. 2. Ada Pencemaran : bila ada 1 atau lebih variabel pencemaran. Cara pengukuran : Observasi Wawancara (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) Nominal Nominal 4.5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa : a. Blangko pendataan jenis rumah, untuk mengetahui jumlah dan kualitas rumah yang terdata. b. Daftar pertanyaan (kuesioner), untuk mendapatkan data responden dan perilaku responden terhadap kebersihan rumahnya. c. Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang kualitas sanitasi rumah yang meliputi : ventilasi, kelembaban, suhu, pencahayaan alami, kepadatan hunian dan pencemaran udara ruang dalam rumah d. Alat thermo hygrometer : digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban ruangan

47 e. Lux meter : untuk mengukur penerangan alami ruangan f. Meteran, untuk menghitung luas lantai dan luas lubang ventilasi rumah 4.6. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian ini diawali dengan melaksanakan pendataan rumah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. Pendataan dilakukan merujuk pada peta wilayah kerja Puskesmas. Dalam pendataan ini menggunakan tim surveyor yang berjumlah 14 orang. Tim ini diambil dari petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Puskesmas IV Denpasar Selatan. Sebelum melakukan pendataan, tim surveyor ini diberikan pembekalan/pelatihan untuk menyamakan persepsi tentang kriteria rumah yang didata. Dari hasil pendataan rumah tersebut diperoleh data jumlah rumah. Data tersebut selanjutnya dipakai untuk menentukan besarnya sampel yang diambil untuk melakukan penilaian terhadap kualitas sanitasi rumah yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. 4.7. Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan data Menurut Budiarto (2001), kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry dan tabulating data. a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

48 b. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data. Adapun kode yang diberikan untuk masing-masing variabel, sebagai berikut : 1) Variabel ISPA Alat ukur : Kuisioner Kode 0 Kode 1 = Sakit ISPA = Tidak sakit ISPA 2) Variabel Ventilasi Alat ukur : Meteran Kode 0 = Tidak memenuhi syarat (<10% dari luas lantai) Kode 1 = Memenuhi syarat ( 10% dari luas lantai) 3) Variabel Pencahayaan alami Alat ukur : Luxmeter Kode 0 Kode 1 = Tidak memenuhi syarat (<60 lux atau >120 lux) = Memenuhi syarat (60-120 lux) 4) Variabel Kelembaban Alat ukur : Hygrometer Kode 0 = Tidak memenuhi syarat (<40% atau >60%) Kode 1 = memenuhi syarat (40-60%) 5) Variabel Suhu Alat ukur : Hygrometer Kode 0 = Tidak memenuhi syarat (< 18 o C atau > 30 o C) Kode 1 = Memenuhi syarat (18 o 30 o C)

49 6) Variabel Kepadatan hunian Alat ukur : Meteran Kode 0 Kode 1 = Padat = tidak padat 7) Pencemaran udara Alat ukur : Kuisioner Kode 0 Kode 1 = Ada pencemaran = Tidak ada pencemaran c. Entry, yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer. d. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti guna memudahkan analisis data. 4.7.2. Analisis data Analisis data yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Fokus analisisnya lebih tertuju pada data primer yang menjawab permasalahan penelitian ini. Tahaptahapan analisis tersebut dapat dijelaskan sebagati berikut: Cara penilaian kondisi sanitasi rumah yaitu dengan melihat kesesuaian antara obyek yang dinilai dengan kolom indikator penilaian yaitu meliputi : ventilasi, pencahayaan alami rumah, kelembaban, suhu, kepadatan hunian, dan pencemaranudara dalam rumah. Apabila obyek yang diamati sesuai/memenuhi syarat maka nilai observasinya = 1, sedangkan kalau tidak sesuai/memenuhi syarat nilai observasinya = 0. Selanjutnya dilakukan penghitungan skor pada tiap rumah

50 dengan membagi nilai observasi dengan nilai maksimal observasi dikalikan 100%, yang secara sistematis dirumuskan (Aspuah, 2013), sebagai berikut : Nilai observasi Skor = x 100% Nilai maksimal Skor yang diperoleh akan dibandingkan dengan skor standar untuk menarik kesimpulan kategori kondisi sanitasi rumah yang diobservasi dan kondisi sanitasi rumah secara keseluruhan. Kategori kualitas sanitasi rumah dibedakan menjadi 3, yaitu: >75% dari total skor : termasuk katagori baik 51-74% dari total skor : termasuk katagori cukup < 50% : termasuk katagori kurang Secara sistematis, penilaian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Masing-masing indikator dinilai lalu di jumlah. b. Menghitung skor tiap penilaian dengan cara mengalikan total indikator dengan bobot 100%. c. Membandingkan hasilnya dengan klasifikasi kondisi sanitasi rumah, apakah termasuk kategori baik, cukup, atau kurang. Penilaian kualitas sanitasi rumah yang meliputi kualitas ventilasi, suhu, kelembaban, pencahayaan alami, kepadatan hunian, dan pencemaran udara dalam rumah datanya dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS. Analisis data (Dahlan, 2010), meliputi :

51 1) Analisis univariat Analisis univariat (analisis persentase) dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing, baik variabel bebas (independen) maupun variabel terikat (dependen). 2) Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) dengan tingkat kemaknaan 5% (dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% : a) Jika nilai sig P > 0,05 maka hasilnya tidak bermakna secara statistik atau tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. b) Jika nilai sig P 0,05 maka hasilnya bermakna secara statistik atau terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. 3) Analisis Multivariat Analisis multivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara beberapa variabel independen dengan suatu variable dependen. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk mendapatkan model yang paling baik (fit) dan sederhana (parsinomy) yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Yasril dan Kasjono, 2009).