BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karateristik Tanah di Lokasi Penelitian (Karakteristik Tanah Awal) Pada Ustic Endoaquers.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL OLEH SADLI MOHAMAD NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-kelemahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

Zulham Husein 1, Nurdin 2 dan Fauzan Zakaria 3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Sawah. cukup baik di daerah datar maupun perbukitan yang diteraskan. Umumnya tanah

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

TINJAUAN PUSTAKA. Taman Nasional Gunung Leuser. Bentang Alam Kawasan Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Lestari Alamku, Produktif Lahanku

Mikrobia dan Tanah KULIAH 1 PENDAHULUAN 9/5/2013 BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH TANAH. Tanah merupakan habitat yang sangat heterogen. Penghuninya beragam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Anorganik Peranan Pupuk N, P dan K pada Padi Sawah

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat

TINJAUAN PUSTAKA. akibat reduksi besi-feri (Fe-III) menjadi besi-fero (Fe-II). Akan tetapi pada tanah

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan permukaan bumi yang dimanfaatkan sebagai media

TINJAUAN PUSTAKA. baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

BAB I. PENDAHULUAN A.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

Evaluasi Sifat Tanah Vertisol Sub Grup Ustic Epiaquerts dengan Pemberian Pasir, Sabut Kelapa, dan Sabut Batang Pisang 1

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Sawah. sawah yang menentukan keberlanjutan sistem budidaya padi sawah adalah sebagai

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama Presipitasi (hujan), dan oleh mikrobia baik lewat tanaman inangnya maupun setelah mati. Sel-sel mati ini bersama dengan sisa-sisa tanaman/hewan akan menjadi bahan organik yang siap didekomposisikan dan melalui serangkaian proses mineralisasi (aminisasi, amonifikasi dan nitrifikasi) akan melepaskan N-mineral (NH + 4 dan NO - 3 ) yang kemudian diimobilisasikan oleh tanaman atau mikroba. Gas amoniak hasil proses aminisasi apabila tidak segera mengalami amonifikasi akan segera tervolatisasi (menguap) ke udara, begitu pula dengan gas N 2 hasil denitrifikasi nitrat, keduanya merupakan sumber utama N 2 -atmosfir. Kehilangan nitrat dan amonium melalui mekanisme pelindian ( leaching) merupakan salah satu penyebab penurunan kadar N dalam tanah. Selengkapnya siklus dan neraca N disajikan pada Gamber 1. Gambar 1. Siklus dan Neraca Nitrogen (Sumber: Hanafiah 2005:275) 2.2 Nitrogen di dalam Tanah Sawah Irigasi Nitrogen mengalami beberapa transformasi fisikokimia dan biologi dalam tanah. Transformasi fisikokimia meliputi terperangkapnya (fiksasi) NH + 4 dalam kisi-kisi mineral liat dan volatilisasi NH 3. Transformasi N secara biologi meliputi

5 mineralisasi-imobilisasi, fiksasi N 2 atmosfer secara biologi, nitrifikasidenitrifikasi, dan serapan tanaman (Indriyati 2006 :11). Perubahan Bentuk N- Organik menjadi bentuk N-mineral disebut mineralisasi, sebaliknya bentuk N mineral menjadi bentuk N-Organik disebut immobilisasi. Menurut Ismunadji dan Roechan (1988) dalam Lesniawati (1999 :9) menyatakan bahwa ketersediaan Nitrogen dalam keadaan tergenang lebih tinggi daripada keadaan tidak tergenang. Ketersediaan ini meningkat dengan makin meningkatnya kadar Nitrogen, ph, dan suhu tanah. Tambahan Nitrogen untuk padi sawah terutama berasal dari Nitrogen amonium dan nitrat yang telah ada waktu tanah tergenangi, mineralisasi bahan organik dalam keadaan tergenang, Nitrogen yang difiksasi oleh ganggang dan bakteri heterortropik dan berasal dari pupuk. Lesniawati (1999 :11) menyatakan bahwa hasil nitrat dari lapisan tanah bagian atas yang teroksidasi pada tanah yang tergenang lebih mudah bergerak dengan difusi dan perkolasi ke dalam lapisan bagian bawah yang tereduksi, yang secara cepat pada nitrat terjadi denitrifikasi dan gas N 2 yang dihasilkan hilang ke udara. Amonium lebih sedikit tercuci dari tanah daripada nitrat karena adanya adsorpsi pada kompleks pertukaran kation. Lebih lanjut De Datta (1981) dalam Lesniawati (1999 :12) menyatakan kehilangan amonium karena pencucian lebih hebat pada tanah yang tergenang dibandingkan pada tanah yang tidak tergenang. Hal ini disebabkan: a. Amonium pada tanah yang tergenang tidak terakumulasi secara baik seperti pada tanah yang berdrainase baik. b. Reaksi reduksi pada tanah yang tergenang menghasilkan ion ferro (Fe 2+ ) dan mangan (Mn 2+ ), yang mana melepaskan amonium dari kompleks pertukaran ke dalam larutan tanah dan kemudian tercuci. c. Pada tanah yang tergenang secara terus menerus menghasilkan perkolasi larutan tanah ke bawah yang lebih besar daripada terjadi pada tanah yang tidak tergenangi.

6 2.3 Amelioran Pasir Pasir merupakan salah satu bahan amelioran pada tanah yang berliat tinggi. Semakin tinggi presentase pasir di dalam tanah, semakin banyak pori-pori diantara partikel tanah dan memperlancar gerakan udara dan air (Zulhaida 2002:13). Hasil penelitian Narka dan Wiyanti (1999 :11) di daerah Bali yang mencapurkan pasir ke dalam tanah Vertisol dengan taraf 0%+12,5%+25%+37,5%+50% dari berat tanah Vertisol menyimpulkan bahwa pada taraf pencampuran pasir 50% ke dalam tanah menurunkan nilai Cole, permeabilitas, indeks plastisitas, dan kadar air tersedia yang terbaik. Sebagai pembanding, Muchtar dan Soeleman (2010:141) melaporkan bahwa liat Vertisol yang ditambahkan ke tanah pasiran pesisir memberikan pengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah seperti bulk density, porositas, kemantapan agregat dan permeabilitas tanah. 2.4 Amelioran Sabut Kelapa Putri dan Nurhasybi (2010 :5) menjelaskan bahwa serbuk sabut kelapa memiliki kapasitas memegang air yang tinggi (66,61%) serta kerapatan lindak yang rendah, kondisi fisik media tersebut memungkinkan akar tanaman untuk berkembang dengan baik dan memiliki pasokan air yang cukup memadai. Menurut Wuryaningsing et al. (2008:37) yang melakukan penelitian pertumbuhan tanaman hias pot Anthurium andraeanum pada media curah sabut kelapa melaporkan bahwa sifat fisiknya antara lain: mempunyai kadar air yang sangat tinggi (1.314,41%), nilai kerapatan lindak rendah (0,089%), porositas to tal tinggi (120,31%), dan nilai pori memegang air tinggi (116.6%). Sifat kimia sabut kelapa, yaitu: ph rata-rata agak masam (6,33), nilai C/N rasio sangat tinggi (98.42), nilai KTK sangat tinggi (84.28 me 100 g -1 ), dan unsur-unsur hara makro (C, N, P, K, Ca dan Mg) dalam kelas yang sangat tinggi dan cukup bervariasi. Sabut kelapa merupakan bahan organik yang mengandung K 78%, N 23%, Ca 5%, dan P 4% (Prihatin 2000:15).

7 2.5 Amelioran Sabut Batang Pisang Pelepah pisang merupakan bagian dari batang pisang yang memiliki struktur batang yang berbeda dengan tanaman berkayu, karena merupakan batang palsu yang tersusun dari pelepah-pelepah yang terbungkus dan berimpitan (Indrawati 2009:3). Hidayat (2008 :32) menyatakan bahwa rata-rata ketebalan dinding cell dari serat batang pisang setebal 1,2 µm. Lebih lanjut Indrawati (2009:3) menyatakan bahwa serat pelepah batang pisang adalah serat yang kuat dan tahan terhadap air dan pelepah pisang juga memiliki pori-pori yang saling berhubungan serta apabila kering akan menjadi bahan yang memiliki daya serap dan daya simpan tinggi. Selain itu, batang pisang mengandung unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) (Wulandari et al. 2011:79) 2.6 Pengaruh Amelioran Pasir, Sabut Kelapa, dan Sabut Batang Pisang terhadap Hasil Padi Hasil penelitian Nurdin dan Zakaria (2012:35) tentang teknologi perbaikan tanah Vertisol melalui pemberian pasir, sabut kelapa, dan sabut batang pisang serta pengaruhnya terhadap hasil padi yang dilakukan di rumah kaca menunjukan bahwa tanah Vertisol dengan great group Epiaquerts Ustic bertekstur lempung liat berdebu, permeabilitas tanahnya lambat dan mengembang mengkerutnya nyata. Selanjutnya bahan organik, N total, P tersedia dan K dapat ditukar masing-masing sangat rendah, ph tanah tergolong netral, kapasitas tukar kation sedang dan kejenuhan basa sangat tinggi. Dengan demikian, status kesuburan tanah setempat tergolong rendah. Selanjutnya, pemberian pasir sungai, dan sabut batang pisang berpengaruh nyata terhadap jumlah malai dan jumlah butir, tetapi tidak nyata pada perlakuan sabut kelapa. Pemberian pasir sungai juga berpengaruh nyata terhadap panjang malai tanaman padi, tetapi tidak nyata pada perlakuan sabut kelapa dan sabut batang pisang. Pemberian pasir pantai dan sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah malai, kecuali sabut batang pisang yang nyata terhadap jumlah malai. Selanjutnya, pemberian pasir pantai, sabut kelapa dan sabut batang pisang berpengaruh nyata terhadap panjang malai dan jumlah butir.

8 Paket teknologi perbaikan tanah Vertisol dengan Great Group Epiaquerts Ustic dengan introduksi pasir sungai untuk jumlah malai, yaitu pasir sungai 25%+20 ton ha -1 sabut kelapa+20 ton ha -1 sabut batang pisang ( S 1 C 2 B 2 ). Untuk panjang malai, yaitu pasir sungai 50%+10 ton ha -1 sabut kelapa+20 ton ha -1 sabut batang pisang (S 2 C 1 B 2 ). Sedangkan untuk jumlah butir, yaitu pasir sungai 50%+20 ton ha -1 sabut kelapa+20 ton ha -1 sabut batang pisang (S 2 C 2 B 2 ). Sementara dengan introduksi pasir pantai untuk jumlah malai, yaitu pasir sungai 25%+20 ton ha -1 sabut kelapa+20 ton ha -1 sabut batang pisang (P 1 C 2 B 2 ). Untuk panjang malai dan jumlah butir relatif sama, yaitu pasir sungai 50%+10 ton ha -1 sabut kelapa+20 ton ha -1 sabut batang pisang (P 2 C 1 B 2 ).