BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGGUNAKAN HANDPHONE DENGAN KONTROL DIRI SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG. Dina Nadifa Andriani

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali) Jawa Tengah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Grobogan dengan jumlah populasi 185 siswa. Sebagai responden penelitian

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. telah disebarkan di lingkungan SMK Telkom Sandy Putra Jakarta dan telah

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tingkat Adversity Quotient Peserta Didik MTs Darul Karomah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengalih fungsian PGAN 6 Tahun Puteri menjadi dua madrasah, yaitu MTsN Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP REGULASI DIRI SISWI KELAS VIII MTS RAUDLATUL ULUM PUTRI GONDANGLEGI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dalam rangka menampung minat siswa-siswi dan santriwansantriwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing data variabel

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV PEMBAHASAN. demikian, ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis, karena. perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN MALIKI Malang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

rxy = } } BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah semua data yang berasal dari instrument penelitian telah terkumpul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV PEMBAHASAN. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di UIN Maliki Malang yang terletak di Jalan Gajayana No. 50, Dinoyo Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. negeri yang bercirikan agama islam yang secara umum berada dibawah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. CV. Duta Malang merupakan usaha yang bergerak di bidang industry pangan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS DATA. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase. Laki-Laki % Perempuan % Total %

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu dari 3 SMK Negeri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Diri Responden Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden siswa laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %. Sedangkan siswi perempuan sebanyak 25 siswi atau 40%. Berikut tabelnya: Tabel 4.1 Data Diri Responden berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Jumlah Responden Persentasi (%) 1 Laki-laki 37 60 % 2 Perempuan 25 40 % Total 62 B. Hasil Penelitian Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Data yang telah dikumpulkan itu belum dapat memberikan gambaran tentang variabel-variabel secara ringkas. Dalam proses analisis data, sebelumnya perlu dilakukan pemaparan data hasil penelitian. 1. Kategori Hasil Skala Persepsi Menggunakan Handphone Untuk mengetahui tingkat Persepsi Menggunakan Handphone siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang, peneliti membagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Penentuan norma penilaian dapat 56

dilakukan setelah diketahui nilai mean (M) dan nilai standar deviasi (SD). Nilai Mean dan SD dari skala persepsi menggunakan handphone sebagai berikut: Tabel 4.2 Nilai Mean dan SD dari Variabel Persepsi Menggunakan Handphone Persepsi Menggunakan Handphone Mean Standar Deviasi 76,3 10,2 Setelah mengetahui Nilai Mean dan SD, kemudian proses pengkategorian dengan menggunakan norma penggolongan sebagai berikut : Tabel 4.3 Norma Pengkategorian No Tingkatan/ Katagori Skor 1 Rendah X < (M-1.SD) 2 Sedang (M-1.SD) X< (M+1.SD) 3 Tinggi (M+1.SD) X Dari hasil diatas, berdasarkan norma standar pada tabel, maka diketahui untuk skor masing-masing kategori sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Deskripsi Variabel Perspsi Menggunakan Handphone No Kategori Interval Frekuensi % 1 Rendah X > 66 6 10 % 2 Sedang 66 < X > 86 42 68 % 3 Tinggi 86 < X 14 22 % Total 62 100 % Hasil perhitungan pengkategorian pada skala Persepsi Menggunakan Handphone di atas diketahui frekuensi dan prosentase dari jumlah total 62 siswa. Pada masing-masing kategori yaitu kategori rendah diperoleh 6 orang dengan 57

prosentase (10%), kategori sedang diperoleh 42 orang dengan prosentase (68%), sedangkan kategori tinggi diperoleh 14 orang dengan prosentase (22%). Tabel 4.5 Histogram Tingkat Persepsi Menggunaan Handphone Persepsi Menggunakan handphone MTs Sunan Kalijogo Rendah Sedang Tinggi 22% 10% 68% Hasil dari histogram diatas terlihat jelas bahwasannya persepsi menggunakan handphone pada siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang berada pada kategori sedang dengan prosentase (68%), kategori ini lebih banyak dari kategori rendah dan tinggi. Sedangkan tingkat persepsi menggunakan handphone yang berada pada kategori tinggi memperoleh prosentase 22% berada pada tingkat sedang, dan kategori rendah memperoleh prosentase 10% berada pada tingkat paling rendah. 58

2. Kategori Hasil Skala Kontrol Diri Sama halnya dengan persepsi menggunakan handphone, untuk mengetahui tingkat kontrol diri siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang, peneliti membagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkatan tinggi, sedang dan rendah. Deskripsi data diperoleh dari nilai mean (M) dan nilai standar deviasi (SD). Nilai Mean dan SD dari variabel kontrol diri antara lain sebagai berikut: Tabel 4.6 Nilai Mean dan SD dari Variabel Kontrol Diri Kontrol Diri Mean Standar Deviasi 65 13 Setelah mengetahui Nilai Mean dan SD, kemudian proses pengkategorian dengan menggunakan norma penggolongan sebagai berikut: Tabel 4.7 Norma Pengkategorian No Tingkatan/ Katagori Skor 1 Rendah X < (M-1.SD) 2 Sedang (M-1.SD) X< (M+1.SD) 3 Tinggi (M+1.SD) X Dari hasil diatas, berdasarkan norma standar pada tabel, maka diketahui untuk skor masing-masing kategori sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Deskripsi Variabel Kontrol Diri No Kategori Interval Frekuensi % 1 Rendah X > 52 0 0 % 2 Sedang 52 < X > 78 46 74% 3 Tinggi 78 < X 16 26% Total 62 100 % 59

Tabel 4.9 Histogram Tingkat Kontrol Diri Kontrol Diri MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang Rendah Sedang Tinggi 0% 26% 74% Hasil dari histogram diatas terlihat jelas bahwasannya tingkat kontrol diri pada siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang berada pada kategori sedang dengan prosentase (74%), kategori ini lebih banyak dari kategori rendah dan tinggi. Sedangkan tingkat kontrol diri yang berada pada kategori tinggi memperoleh prosentase 26% berada pada tingkat sedang, dan kategori rendah memperoleh prosentase 0% berada pada tingkat paling rendah. C. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Hubungan variabel bebas (persepsi menggunakan handphone) dengan variabel terikat (kontrol diri) dapat diketahui dari hasil output sebagai berikut: 60

Tabel 4.10 Hasil Korelasi Variabel Persepsi Menggunakan Handphone dengan Kontrol Diri Correlations Pengguna HP Kontrol Diri Persepsi HP Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 62.420.001 62 Kontrol Diri Pearson Correlation.420 1 Sig. (2-tailed).001 N 62 62 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan analisis korelasi Pearson Product Moment dengan perangkat SPSS versi 16. Diperoleh nilai P = 0,001 < 0,005 dan koefisien korelasi sebesar 0,420. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri siswa MTs. Sunan Kalijogo terbukti memiliki hubungan yang negatif. Tujuan diadakan analisis data adalah untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini yaitu melihat ada atau tidaknya hubungan antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang. Berdasarkan data yang ada, karena p = 0,001 (< 0,005) maka dengan demikian hipotesa nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada hubungan antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri ditolak, sedangkan hipotesa kerja (Ha) yang berbunyi Ada hubungan antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri diterima. Dari dua data tabel di atas menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan (rxy = 0,420 ; sig = 0,001 < 0,005 ) antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri. 61

D. Pembahasan 1. Tingkat Kontrol Diri Siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang Sekolah merupakan lingkungan yang kritis untuk individu berkembang. Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu beradaptasi secara positif terhadap berbagai kondisi-kondisi kritis dan menekan. Hal ini dilakukan agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat negatif. Calhoun dan Acocella menyatakan bahwa ada dua alasan yang mengharuskan individu mengontrol perilakunya, pertama bahwa individu merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan orang lain, namun agar individu tidak melanggar hak-hak orang lain serta tidak membahayakan orang lain, maka individu tersebut harus mengontrol perilakunya. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konsisten menyusun standart yang lebih baik bagi dirinya sehingga dalam memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan kontrol diri agar dalam proses pencapaian standart tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang (Calhoun Acocella, 1995:150). Dari analisis data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang memiliki tingkat kontrol diri yang sedang dengan prosentase paling tinggi yakni 74%. Sedangkan tingkat kontrol diri yang berada pada kategori tinggi dengan prosentase 26% berada pada tingkat sedang, dan kategori rendah dengan prosentase 0%. Kategori rendah ini berada pada tingkat yang paling rendah diantara kategori sedang dan tinggi. 62

Hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa siswa MTs. Sunan Kalijogo dengan tingkat kontrol diri yang tinggi merupakan individu yang sangat memerhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Individu cenderung akan mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar interaksi sosial, bersifat hangat, dan terbuka (Nur Gufron & Rini Risnawati, 2011:22-23). Kemampuan mengontrol diri berkembang seiring dengan perkembangan usia. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari dirinya kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus diawasi, dibimbing, didorong, dan diancam (hukuman) seperti yang dialami pada waktu anak-anak (Hurlock, 1980:29) Kemampuan mengontrol diri pada remaja juga berkembang seiring dengan kematangan emosi. Remaja dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain, melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima (Hurlock, 1980:213). Setiap orang membutuhkan pengendalian diri, begitu juga para remaja. Namun kebanyakan dari mereka belum mampu mengontrol dirinya, karena dia belum mempunyai pengalaman yang memadai untuk dirinya. Dia akan sangat peka karena pertumbuhan fisik dan seksual yang berlangsung dengan cepat. Sebagai akibat dari pertumbuhan fisik dan seksual tersebut, terjadi 63

kegoncangan dan kebimbangan dalam dirinya terutama dalam pergaulan terhadap lawan jenis (Panut Panuju & Ida Umami, 1999:39). Salah satu faktor yang mempengaruhi kontrol diri ialah faktor internal, yang mana faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang maka, semakin baik kemampuan mengontrol diri seseorang itu dari diri individu. Selain itu faktor ekternal juga mempengaruhi kontrol diri seseorang. Faktor eksternal ini diantaranya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga terutama orangtua menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Bila orangtua menerapkan disiplin kepada anaknya sikap disiplin secara intens sejak dini, dan orangtua tetap konsisten terhadap semua konsekuensi yang dilakukan anak bila ia menyimpang dari yang sudah ditetapkan, maka sikap konsisten ini akan diinternalisasi oleh anak dan kemudian akan menjadi kontrol diri baginya (Nur Ghufron dan Rini, 2011:32). 2. Tingkat Persepsi Menggunakan Handphone Siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita beriakan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran (Davino,1997:75). Dari hasil penelitian analisis di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang memiliki tingkat persepsi menggunakan handphone sedang dengan prosentase (68%), kategori ini lebih 64

tinggi daripada kategori rendah dan tinggi. Sedangkan kategori tinggi memperoleh prosentase (22%), kategori ini berada pada tingkat sedang. Dan tingkat yang paling rendah diperoleh kategori rendah (10 %). Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip balasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu mereka mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, dan pergaulan bebas. Mereka mengira bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan (Hurlock, 1991:207). Begitu juga pada siswa MTs. Sunan Kalijaga Karang Besuki Malang. Tingkat persepsi menggunakan handphonenya berada pada kategori sedang dengan prosentase 68%. Hal ini menyebutkan bahwa masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena handphone merupakan salah satu yang berhubungan dengan status dewasa seperti menonton video porno, bersmsn dengan teman dekat maupun kekasih. Oleh karena itu tingkat persepsi menggunakan handphonenya berada pada kategori sedang. 3. Hubungan antara Persepsi Menggunakan Handphone dengan Kontrol Diri Siswa MTs. Sunan Kalijogo Karang Besiki Malang Masa remaja dikarakteristikkan dalam dua hal yang berbeda. Pertama, masa remaja sebagai suatu periode yang dipenuhi oleh ketertarikan, perkembangan, pengalaman, serta mengarah kepada dewasa muda yang produktif. Kedua, masa remaja merupakan periode yang penuh konflik dan 65

juga bermasalah dalam keluarga yang memungkinkan terjadinya disfungsi dan juga pengasingan diri. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip balasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu mereka mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, dan pergaulan bebas. Mereka mengira bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan (Hurlock, 1991:207). Sebagaimana hasil dari MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang. Hasil menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap menggunakan handphone cukup tinggi, arti persepsi itu sendiri adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jadi persepsi adalah memberikan makna pada stimulus inderaiwi (Rakhmad, 1996: 51). Adapun kontrol diri yang terdapat pada siswa MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang memiliki tingkat kontrol diri yang lemah. Seseorang yang mempunyai kontrol diri yang lemah, maka mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang memiliki kontrol diri rendah berpotensi mengalami kecanduan karena individu tidak mampu memandu, mengarahkan, dan mengatur perilaku. Santrock (2002:17), menjelaskan bahwa remaja masa kini menghadapi tuntutan dan harapan demikian juga bahaya dan godaan, yang tampaknya lebih banyak dan kompleks ketimbang yang dihadapi remaja generasi yang lalu. 66

Menurut Berk (1993), kontrol diri adalah kemampuan individu untuk menahan keinginan atau dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial (Gunarsa, 2004:251). Berdasarkan hasil penelitian diatas. Diperoleh nilai P = 0,001 dimana P < 0,005 dan koefisien korelasi sebesar 0,420. Hasil ini menunjukkan bahwa Hipotesis terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat persepsi menggunakan handphone semakin rendah tingkat kontrol diri pada siswa MTs Sunan Kalijogo. Teori yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol siswa MTs Sunan Kalijogo, maka dapat dibuktikan bahwa ada hubungan antara persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri. Penelitian tentang persepsi menggunakan handphone sebelumnya pernah diteliti oleh penelitian terdahulu, diantaranya motivasi menggunakan handphone dengan kontrol diri pada anak usia menengah akhir. Secara umum terdapat hubungan negatif antara motivasi menggunakan handphone dengan kontrol diri pada anak usia menengah akhir. Semakin tinggi tingkat motivasi menggunakan handphone semakin rendah tingkat kontrol diri pada anak usia menengah akhir (Vivid:2013). Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Dian:2009) menjelaskan bahwa hasil dari penelitiannya telah membuktikan adanya hubungan kecerdasan spiritual dengan kontrol diri pada remaja awal 67

dengan nilai signifikan (2 tailed) lebih kecil dari 0,005. Dengan kata lain penelitian ini dapat digunakan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual dengan kontrol diri pada siswi SMP. Dalam penelitian ini juga terbukti bahwa persepsi menggunakan handphone ada hubungan negatif dengan kontrol diri. Artinya, jika persepsi menggunakan handphone tinggi, maka kontrol diri siswa rendah. Dalam penelitian ini, peneliti telah mengadaptasikan variabel persepsi menggunakan handphone dengan kontrol diri dari penelitianpenelitian sebelumnya di Indonesia. Adapun penelitian Vivid (2013) indikatornya adalah kognisi dan afeksi. Dari kedua indikator tersebut terdapat 40 item. Setelah melakukan uji coba terdapat 13 item yang gugur. Begitu juga dengan variabel kontrol diri, peneliti telah mengadaptasikan dari peneliti-peneliti sebelumnya di Indonesia antara lain (Dian, 2009). Indikatornya adalah behavioral control, cognitif control, decesional control. Dari ketiga indicator tersebut terdapat 28 aitem. Setelah melakukan uji coba terdapat 2 aitem yang gugur. Ketika melakukan observasi di lapangan, beberapa subyek merasa kesulitan menentukan pilihan jawaban. Serta karena banyaknya jumlah pernyataan yang harus diisi dalam waktu yang terbatas, merasa bosan sehingga kurang konsentrasi dalam menjawab walau pada akhirnya mereka mampu mengisi seluruh pernyataan tersebut. 68