KOMBINASI SUHU KOAGULASI DAN SUHU PEMULURAN TERHADAP KUALITAS KIMIAWI KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN JUS BUAH JERUK KEPROK (Citrus Reticulata ) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KUALITAS FISIK KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS. Physical Quality of Mozzarella Cheese Produced by Lime Juice as an Acidifier

TINJAUAN KUALITAS FISIK KEJU SEGAR DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS DAN ASAM SITRAT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 23,06 %) dan lemak (20,4-33,53 %) dari berat basah. Selain itu keju yang terbuat

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU

PENGGUNAAN JUAS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION MENGGUNAKAN AIR PERASAN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

SIFAT FISIK DAN KIMIAWI KEJU DENGAN KOAGULAN LITSUSU, KEJU TRADISIONAL KHAS DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

Puji Agueng Sanjaya dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):47-53, April 2013

ABSTRACT. Keywords: Mozzarella cheese, porang flour, physical quality, organoleptic quality

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

Karakteristik kimia... Muhammad Arifiansyah

PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU SAPI TERHADAP HASIL/RENDEMEN, KEASAMAN, KADAR AIR DAN KETEGARAN (firmness) KEJU TIPE MOZARELLA

Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang 2

PENAMBAHAN BAHAN PENGENTAL (gum guar,gum arab, dan xanthan gum) DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLALOW FAT TERHADAP KECEPATAN

KONJAC FLOUR (Amorphopallus onchopillus) AS EMULSIFIER IN FIRMNESS, CUTTING POINT, MICROSTRUCTURE, FLAVOUR AND TEXTURE MANUFACTURED CHEESE

PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU YANG BERBEDA TERHADAP DAYA LELEH, WAKTU LELEH, DAN KEMULURAN KEJU TIPE MOZZARELLA

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

KEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

EFFECT OF ADDITION FRESH MILK ON MOISTURE, PROTEIN, FAT CONTENT, ph AND TEXTURE RICOTTA CHEESE

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA TERHADAP MELTABILITY, TINGKAT KEASAMAN DAN ASAM LEMAK BEBAS KEJU SUSU KAMBING

Zat makanan yang ada dalam susu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

Diterima 2 Pebruari 2017 / Disetujui 16 Pebruari 2017 ABSTRACT

PENGARUH LAMA PENUNDAAN DAN SUHU INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT DARI SUSU SAPI KADALUWARSA

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Perlakuan Menurunkan lemak susu sapi

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010

SIFAT FUNGSIONAL KEJU LUNAK YANG DIBUAT DARI SUSU SAPI DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION

PENGARUH LAMA PERENDAMAN KEDELAI DAN JENIS ZAT PENGGUMPAL TERHADAP MUTU TAHU ISMED SUHAIDI

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU

Thermal Characteristics of Mozzarella Cheese Product (Study on Citric Acid Concentration)

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

PEMANFAATAN ENZIM RENNET dan Lactobacillus plantarum YN 1.3 TERHADAP ph, CURD dan TOTAL PADATAN KEJU

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

SKRIPSI. Oleh: AchmadArianto Putra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

JURNAL PENGGUNAAN WHEY KEJU UNTUK MENSTUBSTITUSI PENGGUNAAN RENNET DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

PENGARUH ENZIM DAN EMULSIFIER TERHADAP KUALITAS KEJU OLAHAN. Effects of Enzyme and Emulsifier on Process Cheese Quality. Lilik Eka Radiati 1 ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

Karakteristik mutu daging

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Food Science and Culinary Education Journal

atau ditambahkan bahan bahan lain. Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral, protein

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI

KAJIAN PEMBUATAN KEJU OLAHAN. Preparation of Processed Cheese. Novita Dewi 1 ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN GUMPALAN PROTEIN SUSU (CURD) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI STICK CURD

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

Uji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae).

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PRAKATA. Purwokerto, Januari Penulis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

PEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu

PENGOLAHAN KEJU GOUDA DAN MOZZARELLA DI PT. BUKIT BAROS CEMPAKA SUKABUMI PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

KAJIAN PEMBUATAN SKALA LABORATORIUM SUSU SKIM DARI SUSU SAPI SECARA TEKNIK ELEKTROFORESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Analisis Sifat Fisik Keju Putih Rendah Lemak

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

PENGARUH KONSENTRASI SUSU BUBUK DAN GELATIN TERHADAP MUTU MINUMAN PROBIOTIK SARI UBI JALAR UNGU SKRIPSI

Transkripsi:

KOMBINASI SUHU KOAGULASI DAN SUHU PEMULURAN TERHADAP KUALITAS KIMIAWI KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS The Combination of Coagulation and Stretchability Temperature on Mozzarella Chemical Quality with Lime Juice as Acidifier Purwadi 1 1) Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Diterima 3 November 2007; diterima pasca revisi 15 Januari 2008 Layak diterbitkan 23 Februari 2008 ABSTRACT This research was conducted about Mozzarella cheese manufacturing using lime juice as acidifier. The objectives of current research were to know the potency of lime juice as acidifier to make Mozarella cheese and its chemical quality. The method used in this research was 4x4 factorial design consisted of two factors. The first factor was coagulation temperature (G) namely : G1=30 o C, G2=35 o C, G3=40 o C, and G4=45 o C, and the second factor was stretchable temperature (M) namely: M1=70 o C, M2=75 o C, M3=80 o c, and M4=85 o C. Variables measured were whey protein level, whey dry matter, moisture stretchable protein and moisture stretchable dry matter. Variation analysis showed that the interaction between coagulation temperature and strechable temperature gave no significant difference (P<0.05). The best combination treatment was coagulatiom temperature 30 o C with stretchable temperature 75 o C. Keywords: coagulation, stretchability, chemical quality, mozarella cheese, lime juice PENDAHULUAN Keju Mozzarella merupakan salah satu jenis keju pasta filata (curd yang elastis) dan merupakan keju asli Italia. Keju ini sangat terkenal karena cara pembuatannya dengan pemasakan dan pemuluran curd segar dalam penangas air panas, sehingga mempunyai karakteristik struktur berserabut, daya leleh, dan kemuluran yang tinggi (DMI, 1998). Standar keju Mozarella yaitu memiliki kandungan air 52,0-60,0 %; lemak <10,8%; garam 1,2%; ph 5,3; citarasa : A mild pleasing flavor; bodi dan teksturnya smooth, pliable, dan tanpa lubang; pada kenampakan tidak ada tanda-tanda dicetak; warna putih alami hingga krem muda; pengujian pada suhu 232 o C keju dapat meleleh dengan sempurna; dan memiliki karakteristik kemuluran > 3 inci (USDA, 2005). Tahapan pembuatan keju secara umum diantaranya adalah pasteurisasi, pengasaman, penambahan enzim, pemotongan curd, pemasakan curd, pengurangan whey, pemuluran, pencetakan, pengepresan, penggaraman dan pematangan. Barbano (1999) menyatakan bahwa suhu dalam pembuatan keju Mozzarella sangat berpengaruh terhadap kualitas keju yang dihasilkan. Tahapan pembuatan keju yang menggunakan prinsip perpindahan panas dan pengendalian suhu adalah pasteurisasi, pemasakan curd, pemuluran (stretching), pendinginan dan pasca pendinginan (tempering). Suhu pemasakan curd dalam bak pengolah keju ternyata berpengaruh terhadap kecepatan keluarnya air dari dalam curd selama 9

berlangsungnya pembuatan keju. Dengan terbentuknya perbedaan kadar air yang memadahi akan berdampak pada fungsionalitas keju Mozzarella. Oleh karena itu suhu pemasakan yang tepat harus dipertahankan, mengingat suhu merupakan faktor proses yang kritis dan harus dikendalikan dalam pembuatan keju Mozzarella agar kualitas dan fungsionalitasnya tinggi (Anonymous, 1998). Suhu lebih tinggi pada saat pemasakan curd dan suhu keju lebih rendah pada tahap peningkatan elastisitas cenderung menghasilkan keju dengan kadar air lebih rendah (Barbano, 1999). Kenaikan suhu air pemulur keju Mozzarella ternyata sangat berpengaruh terhadap peningkatan kadar minyak bebas, yaitu naik dari 24,1% pada saat suhu air mencapai 55 o C menjadi 34,5 % pada saat suhu air mencapai 75 o C. Suhu lebih tinggi dapat menyebabkan matriks protein menjadi kurang elastis dan lebih lembek, sehingga lemak bergabung dalam gumpalan yang lebih besar dan dapat menyebabkan pembentukan minyak bebas. Kondisi reologis matriks protein inilah yang merupakan faktor utama penentu mikrostruktur globula lemak dan pembentukan minyak bebas. Baik mikrostruktur maupun minyak bebas kemungkinan besar dipengaruhi oleh suhu curd pada saat pemasakan dan tahap pemuluran (Rowney et al., 2003). Suhu pemuluran juga berpengaruh terhadap pematangan (aging) keju Mozzarella. Perbedaan suhu pemuluran yang relatif kecil dapat berpengaruh terhadap beberapa sifat keju Mozzarella yang dihasilkan (Anonymous, 1998). Dua variabel, yaitu kenaikan suhu air pemasakan dan pemuluran mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap pembentukan minyak bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombiansi suhu koagulasi dan pemuluran terhadap kualitas kimiawi keju Mozarella yang menggunakan jus jeruk nipis sebagai bahan pengasam alami. MATERI DAN METODE Bahan-bahan penelitian terdiri atas: susu (susu segar diperoleh dari KUD DAU, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang), buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yang diperoleh dari Kabupaten Jombang. Jeruk nipis yang digunakan adalah buah jeruk matang optimal, yang berciri kulit berwarna kuning, merata dan keadaan segar. Cara pembuatan jus jeruk nipis adalah dengan cara membuang kulit luar, daging buah diiris-iris kemudian diperas dengan menggunakan perasan jeruk. Asam sitrat dan protease yang diperoleh dari New England Cheesemaking Supply Company Amerika Serikat, bahan kimia untuk analisis kadar asam, kadar protein, kadar lemak. Peralatan penelitian yang digunakan adalah: peralatan analisis kadar asam, bak pengolah keju (cheesevat), termometer, cetakan keju, pengepres keju, panci untuk pemuluran keju Mozzarella, ph meter, analisis kadar bahan kering, kadar protein, kadar lemak. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial 4 x 4 yang terdiri atas 2 faktor, faktor pertama adalah suhu koagulasi (G) yang terdiri atas G1 = 30 o C, G2 = 35 o C, G3 = 40 o C, G4 = 45 o C dan faktor kedua adalah suhu pemuluran (M) yang terdiri atas; M1 = 70 o C, M2 = 75 o C, M3 = 80 o C, dan M4 = 85 o C. Prosedur pembuatan keju Mozzarella mengikuti metode Carroll (2002) yang dimodifikasi: 1) Susu dipasteurisasi pada suhu 71 o C dan dipertahankan selama ±15 detik, kemudian suhunya segera diturunkan. 2) Setelah suhu 35 o C dicapai, susu ditambah jus jeruk nipis 1,9% (v/v), kemudian ditambah protease sebanyak 0,025% (v/v). 3) Susu didiamkan selama 5 menit agar terbentuk curd yang kompak dan dapat dipotong, kemudian dipotong-potong 10

membentuk kubus berukuran 1 cm x 1cm x 1 cm. 4) Curd didiamkan selama 5 menit, kemudian whey dibuang. 5) Curd dilakukan penekanan (working) dengan tangan pada berbagai perlakuan suhu 30 o C, 35 o C, 40 o C, dan 45 o C, agar tekstur curd kompak dan halus (± 10 menit). 6) Curd dilakukan pemuluran (stretching), yaitu dimasukkan ke dalam air panas dengan berbagai perlakuan suhu 70 o C, 75 o C, 80 o C, dan 85 o C selama 5 menit sambil ditarik dan dibalik agar curd lebih kompak dan tidak mudah putus apabila ditarik. 7) Curd direndam dalam air es selama 1 jam, kemudian direndam dalam larutan garam jenuh selama 20 menit, selanjutnya ditiriskan, ditimbang dan dicatat bobotnya. 8) Curd yang diperoleh disimpan dalam ruang dingin pada suhu ± 7 o C selama ±24 jam, kemudian dilakukan pengujian. Variabel yang diukur meliputi: kadar protein whey, bahan kering whey, protein air pemulur dan bahan kering air pemulur. Pengukuran variabel: 1. Protein whey dan air pemulur dianalisa dengan metode Titrasi Formol (Bradley et al., 1993). 2. Bahan kering whey dan air pemulur dianalisis menggunakan metode oven kering (Bradley et al., 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara suhu koagulasi dan suhu pemuluran memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap elastisitas keju Mozzarella, sedangkan terhadap variabel yang lain tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05). Rerata elastisitas keju Mozzarella hasil penelitian dengan kombinasi kedua faktor tersebut disajikan pada Tabel 1, sedangkan rerata 4 komponen kualitas keju dari suhu koagulasi dan pemuluran yang interaksinya tidak berbeda nyata disajikan pada Tabel 2. Interaksi antara suhu koagulasi dan suhu pemuluran (Tabel 1) menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap elastisitas keju Mozzarella yang dihasilkan dengan bahan pengasam jus jeruk nipis, sedangkan komponen kualitas keju Mozzarella yang lainnya tidak berbeda nyata. Perbedaan yang nyata tersebut terjadi karena suhu koagulasi dan suhu pemuluran telah dapat saling melengkapi/menunjang untuk menghasilkan elastisitas keju yang optimum. Tabel 1. Rerata elastisitas (%) keju Mozzarella dari variasi kombinasi suhu koagulasi dan suhu pemuluran Suhu Koagulasi ( o C) 30 35 40 45 Suhu Pemuluran ( o C) Rerata Elastisitas (%) 70 46,80 abc 75 45,67 abc 80 54,90 bcde 85 64,35 de 70 55,37 bcde 75 65,12 e 80 49,13 bcd 85 64,92 e 70 52,04 bcde 75 55,94 bcde 80 32,29 a 85 57,80 bcde 70 59,25 cde 75 59,67 cde 80 43,46 ab 85 48,96 bcd Keterangan: Huruf berbeda di belakang angka pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pengaruh nyata (P<0,05) 11

Tabel 2. Rerata komponen kualitas keju Mozzarella hasil percobaan dengan variasi kombinasi suhu koagulasi dan suhu pemuluran Komponen Suhu Koagulasi ( o C) Suhu Pemuluran ( o C) kualitas keju 30 35 40 45 70 75 80 85 Kadar prot. whey (%) 1,27 1,55 1,46 1,40 1,55 1,54 1,07 1,51 Kadar BK. whey (%) 7,15 a 7,37 a 7,25 a 7,85 b 7,34 7,39 7,31 7,59 Kadar Prot. Pemulur (%) 0,29 0,46 0,35 0,42 0,32 0,37 0,34 0,49 Kadar BK pemulur (%) 2,41 2,70 3,13 2,60 2,46 2,80 2,68 2,89 Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang angka pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pengaruh nyata (P<0,05) Suhu koagulasi sangat menentukan dalam pembentukan curd yang kompak dan kokoh, sehingga elastisitas curd mencapai keadaan optimum. Pemuluran merupakan proses lanjutan setelah curd yang kompak dan kokoh dikempa (working), sehingga diperoleh keju Mozzarella dengan elastisitas yang tinggi. Joshi et al. (2004) telah meneliti tentang pengaruh kalsium terhadap mikrostruktur dan daya leleh keju Mozzarella dengan pengasaman langsung menggunakan asam sitrat dan asam asetat, dan koagulasinya dilakukan pada suhu 32 dan 35 o C, sedangkan suhu pemulurannya 77 o C. Hasil perhitungan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan kombinasi suhu koagulasi 30 o C dan suhu pemuluran 75 o C yang ditunjukkan dengan total nilai tertinggi 0,65. Dave, McMahon and Broadbent (2001) telah melakukan penelitian tentang keju Mozzarella dengan pengasaman langsung menggunakan asam sitrat, suhu koagulasi 37 o C, dan suhu pemulurannya 75 o C. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komposisi kimianya sama antara keju yang digarami dan yang tanpa digarami. Sementara itu Oberg et al. (1992) meneliti keju Mozzarella menggunakan pengasam asam laktat, suhu koagulasi 37 o C dan suhu pemuluran 82 o C, sedangkan McMahon et al. (1999) meneliti tentang keju Mozzarella dengan kombinasi pengasaman awal dan biakan bakteri starter dilakukan koagulasi pada suhu 34 o C dan pemuluran pada suhu 80 o C. Sebelumnya Oberg et. al. (1991) pada penelitian tentang keju Mozzarella dengan menggunakan biakan bakteri starter, dan koagulasi dilakukan pada suhu 32 o C dan pemuluran dilakukan pada suhu 82 o C. Tabel 3. Hasil perhitungan perlakuan terbaik Suhu Koagulasi ( o C) 30 35 40 45 *perlakuan terbaik Suhu Pemuluran ( o C) Total Nilai 70 0,64 75 0,65* 80 0,51 85 0,59 70 0,60 75 0,57 80 0,47 85 0,49 70 0,48 75 0,52 80 0,37 85 0,61 70 0,56 75 0,40 80 0,46 85 0,38 Joshi et al. (2004) meneliti keju Mozzarella menggunakan biakan bakteri 12

starter dan koagulasinya pada suhu 35 o C, sedangkan yang menggunakan asam sitrat, koagulasinya pada suhu 32 o C. Suhu pemuluran untuk kedua jenis percobaan tersebut adalah 77 o C. Hasil penelitiannya menunjukkan kadar air, lemak dan protein relatif sama diantara dua percobaan tadi. Beberapa penelitian seperti diuraikan di atas ada yang menunjang dan ada pula yang berbeda dengan penelitian ini, namun semuanya masih dalam kisaran yang sama, bahkan ada yang berdekatan dengan perlakuan terbaik penelitian ini, yaitu suhu koagulasi 30 o C dan suhu pemuluran 75 o C. Hal ini menunjukkan bahwa jus jeruk nipis mempunyai karakteristik berbeda bila dibandingkan dengan biakan bakteri starter dan asam sitrat maupun asam asetat dalam menciptakan kondisi optimum untuk aktivitas protease. Kajian proteolisis pada percobaan ini dengan menggunakan bahan pengasam jus jeruk nipis 1,9% dengan perlakuan variasi suhu koagulasi dan suhu pemuluran menunjukkan bahwa proteolisis telah berlangsung dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan perlakuan terbaik dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan kombinasi suhu koagulasi 30 o C dan suhu pemuluran 75 o C adalah perlakuan terbaik. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 1998. Improving Mozzarella manufacture and quality - part I, http://www.dairyinfo.com.05/05/06 Barbano, D.M., K.Y. Chu, J.Y. Yuri, and P.S. Kindstedt. 1993. Contribution of coagulant, starter, and milk enzymes to proteolysis and browning in Mozzarella cheese. Proceedings of Marschall Italian & Specialty Cheese Seminars. Bradley, Jr., R.L., E. Arnold, Jr., D.M. Barbano, R.G. Semerad, D.E. Smith, and B.K. Vines. 1993. Chemical and Physical Methods. In Standard Methods for the Examination of Dairy Productions, 16 th Ed. Edited by Marshall, R.T. American Public Health Association. Washington, DC. Carroll, R. 2002. Home Cheese Making : Recipes for 75 Homemade Cheeses. 3 th Edition. New England. Dave, R.I., D.J. McMahon and J.R. Broadbent. 2001. Reversibility of the temperature-dependent opacity of nonfat Mozzarella Cheese. J. Dairy Sci., 84 : 264-2371. DMI. 1998. Improving Mozzarella manufacture and quality part I: processing technologies for efficient manufacture of high-quality Mozzarella cheese, Dairy Management Inc. American Dairy Association National Dairy Council U.S. Dairy Export Council. Madison. Joshi, N. S., K. Muthukumarappan and R. I. Dave. 2004. Effect of calcium on microstructure and meltability of part skim Mozzarella cheese. J. Dairy Sci., 87 : 1975-1985. McMahon, D.J. 2007. Product Specifications : Mozzarella Cheese Specification No. 603. McMahon Food Global Marketers. http://www.mcmahon. com.au/specifications.html. 29/01/07. Oberg, C.J., A. Wang, L.V. Moyes, R.J. Brown and G.H. Richardson. 1991. Effect of proteolytic activity of thermolactic cultures on physical properties of Mozzarella cheese. J. Dairy Sci., 74 : 389-397. Oberg, C.J., R.K. Merrill, R.J. Brown and G.H. Richardson. 1992. Effect of milk-clotting enzymes on physical 13

properties of Mozzarella cheese. J. Dairy Sci., 75 : 669-675. Rowney, M.K., P. Roupas, M.W. Hickey, and D.W. Everett. 2003. The effect of compression, stretching, and cooking temperature on free oil formation in Mozzarella curd, J. Dairy Sci., 86: 449-456. USDA. 2005. Commersial Item Discription. Cheese, Mozzarella, Lite. The U. S. Department of Agriculture. United State. 14