Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

FIFI AZISYAH NIM : S

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini penelitian menguraikan tentang metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Jurnal Kesehatan Kartika 50

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan ibu. Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN KINERJA KADER POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

ABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama * ) * ) Akademi Kebidanan Karsa Mulia Semarang Korespondensi: ike.putri.nugraha@gmail.com ABSTRAK Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu upaya pemberdayaan yaitu dengan mengikutsertakan anggota masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan. Kader merupakan orang terdekat yang berada ditengah-tengah masyarakat yang diharapkan dapat memegang pekerjaan penting khususnya setiap permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi korelasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 35 orang, dengan tehnik sampling total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berhubungan dengan pengetahuan kader, motivasi kader dan peran kader yang berhubungan dengan kegiatan posyandu lansia. Hasil penelitian bahwa kader yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden (54,3%), motivasi kader sebagian besar adalah cukup sebanyak 16 responden (45,7%) dan peran kader sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 15 responden (42,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan motivasi kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia di Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Kata kunci : pengetahuan, motivasi, peran kader PENDAHULUAN Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Salah satu dampak dari kemajuan ilmu dan tehnologi adalah meningkatkan umur harapan hidup (Depkes RI, 2005). Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan lanjut usia terbesar di dunia antara tahun 1990 sampai 2025 yaitu sebesar 414%, suatu angka paling tinggi di dunia (Depkes RI, 2011). Salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu upaya pemberdayaan yaitu dengan mengikutsertakan anggota masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Kader berperan dalam 1

pembinaan masyarakat di bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu. Para kader harus mempunyai pengetahuan tentang perannya untuk melaksanakan program-program untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi atau kebutuhan dasar yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi peran kader adalah motivasi kader kesehatan itu sendiri (Depkes RI, 2006). Kebidanan sebagai bagian integral dari system pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam menangani masalah kesehatan lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Meilani, 2009). Dalam kegiatan Posyandu Lansia kader mempunyai peran sebagai pelaku dari sebuah sistem kesehatan, kader diharapkan bisa memberikan berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian lembar KMS, memberikan penyuluhan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia (Depkes RI, 2006) Di Kabupaten Demak tahun 2012 terdapat sekitar 307 posyandu lansia yang aktif dari 438 posyandu lansia. Dengan jumlah lansia 227.348 jiwa, dan jumlah kader sebanyak 789 kader. Di Puskesmas Mranggen I, pada tahun 2012 terdapat 13 posyandu lansia dan yang aktif 7 posyandu lansia. Dengan jumlah lansia 11.263 jiwa. Jumlah kader sebanyak 60 kader dan yang aktif sebanyak 26 kader posyandu lansia. Jumlah kader seharusnya 5 dalam satu wilayah. Dari data yang diperoleh di Puskesmas bahwa posyandu lansia yang paling aktif ada di desa Kangkung (Depkes Kab.Demak, 2012). 2

Pada bulan Januari 2012 di desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak terdapat 3 Posyandu lansia yang aktif, dengan jumlah kader sebanyak 35 kader dan yang aktif sebanyak 16 kader. Diadakannya posyandu lansia di desa kangkung ini karena jumlah lansia lebih banyak dari pada jumlah balita. Jumlah lansia (1.4 39) jiwa sedangkan jumlah balita (500) balita. Dari 3 posyandu lansia tersebut 16 kader aktif dalam kegiatan posyandu lansia (Depkes Kab.Demak, 2012).. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Kader dengan Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu Lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi Kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia di desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berarti bagi tenaga kesehatan khususnya puskesmas dan bidan sehingga dapat memberikan informasi dan bahan evaluasi untuk meningkatkan peran kader lebik baik lagi dalam kegiatan posyandu lansia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi, dengan pendekatan cross sectional (Alimul, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu lansia yang ada di desa Kangkung Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah keseluruhan dari populasi yaitu total sampling atau sampling jenuh, sejumlah 35 responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kader termasuk berpendidikan menengah sebanyak 19 responden (54,3%). Semakin ting gi tingkat pendidikan maka akan mengakibatkan kesadaran dasar akan pentingnya ilmu 3

pengetahauan, informasi; jika informasi orang lebih banyak maka mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2007). Mayoritas responden dari hasil penelitian ini berpendididkan menengah sehingga berpengaruh terhadap rendahnya pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Sebagian besar kader berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden (54,3%) tentang posyandu lansia meliputi definisi posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, manfaat posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia. Sebagian besar kader memiliki motivasi cukup dalam kegiatan posyandu lansia 16 responden (45,7%). Faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan. Motivasi kader yang paling tinggi dalam penelitian ini adalah peran kader dalam memotivasi masyarakat khususnya lansia untuk selalu datang dalam kegiatan posyandu lansia. Sebagian besar kader memiliki peran yang baik dalam kegiatan posyandu lansia 17 responden (42,9%). Peran merupakan seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat sesuai dengan fungsinya. Tabel Analisa Hubungan Pengetahuan Kader dengan Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu Lansia pengetahuan kader * peran kader Crosstabulation pengetahuan kader Total baik cukup/kurang peran kader baik cukup/kurang Total 9 3 12 5,1 6,9 12,0 25,7% 8,6% 34,3% 6 17 23 9,9 13,1 23,0 17,1% 48,6% 65,7% 15 20 35 15,0 20,0 35,0 42,9% 57,1% 100,0% 4

Dari hasil olah data didapatkan chi square sebesar 7,704 dengan p value = 0,006 < 0,05, maka berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) diterima dan Hipotesa (Ha) ditolak berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia. Hal ini diasumsikan bahwa kader yang mempunyai pengetahuan cukup tentang posyandu lansia akan tetap berperan baik dalam kegiatan posyandu lansia. Peran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia yaitu memberikan berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran takanan darah, pengisian lembar KMS, memberikan penyuluhan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia. Tabel Analisa Hubungan Motivasi Kader dengan Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu Lansia. motivasi kader * peran kader Crosstabulation motivasi kader Total baik cukup/kurang peran kader baik cukup/kurang Total 10 2 12 5,1 6,9 12,0 28,6% 5,7% 34,3% 5 18 23 9,9 13,1 23,0 14,3% 51,4% 65,7% 15 20 35 15,0 20,0 35,0 42,9% 57,1% 100,0% Dari hasil olah data didapatkan x 2 sebesar 12,216 dengan p value = 0,000 < 0,05, maka Berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) diterima dan Hipotesa (Ha) ditolak berarti terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia di desa Kangkung kecamatan Mranggen kabupaten Demak tahun 2012. Hal ini diasumsikan bahwa kader yang 5

mempunyai motivasi cukup tentang posyandu lansia akan tetap berperan baik dalam kegiatan posyandu lansia. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu keinginan dari dalam diri sendiri, tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa motivasi kader dipengaruhi dari faktor pengetahuan dan pendidikan (Erfandi, 2008). Sehingga dari pengetahuan kader yang cukup dan pendidikan kader yang menengah maka akan mempengaruhi peran kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia. SIMPULAN Sebagian besar kader di desa Kangkung berpendidikan menengah yaitu sebanyak 19 responden (454,3%) dan mayoritas kader bekerja yaitu 35 responden (100%). Sebagian besar kader di Desa Kangkung berpengetahuan cukup tentang posyandu lansia yaitu sebanyak 19 responden (54,3%). Sebagian besar kader di Desa Kangkung mempunyai Motivasi cukup dalam kegiatan posyandu lansia yaitu sebanyak 16 responden (45,7%). Sebagian besar kader di desa Kangkung mempunyai peran yang baik dalam kegiatan posyandu lansia yaitu sebanyak 17 responden (4 2,9%). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia, dan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kader dengan peran kader posyandu lansia. DAFTAR PUSTAKA Alimul, A 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : EGC Arikunto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta Depkes Kab.Demak. Jumlah dan Prosentase Posyandu per Puskesmas Kabupaten Demak tahun 2012. Demak : Depkes Kab.Demak Depkes RI. 2005. Pembangunan Kesehatan. Jakarta : Depkes RI 6

DepKes RI. 2006. POSYANDU. Jakarta : DepKes RI Depkes RI. 2011. Usia Harapan Hidup di Indonesia. Jakarta : Depkes RI Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Kementrian Kesehatan RI. 2011. Buku Paduan Kader Posyandu. Jakarta : Depkes RI Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas, Yogyakarta : Fitrimaya Notoatmodjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono, 2007. Statistik untuk penelitian. Jakarta: Alfa Beta 7