BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V POTRET PROBLEM KETERGANTUNGAN PETANI DALAM MODAL USAHA PANGAN. 99% masyarakat memiliki lahan pertanian. 32 Dengan lahan pertanian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI BAWANG MERAH

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana umumnya desa-desa daerah pegunungan di Jawa. Daerah tersebut

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

BAB II TINJAUAN TEORITIK...

BAB III AKAD UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DAN PELAKSANAANNYA DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I. Dengan begitu para pemilik lahan dapat mengetahui batas-batas lahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sangat menentukan kelangsungan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT PETANI UNTUK MEMBEBASKAN KETERGANTUNGAN PEMILIK MODAL (TENGKULAK) ANALISIS REFLEKSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Limehe Timur adalah salah satu dari sembilan desa di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, tetapi kenyataannya peran serta angkatan kerja tersebut lebih banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap mendukung kehidupan manusia. 1. dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

BAB VI MEMBANGUN KESADARAN MENANAM SAYUR

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di

BAB I PENDAHULUAN. Desa Pancur merupakan salah satu Desa yang terdapat di kecamatan

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

I. PENDAHULUAN. tersebut petani hanya dapat melakukan kegiatan pertanian ala kadarnya sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

SOSIALISASI POLA TANAM PADI SRI ORGANIK

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

A. Gambaran Umum Lokasi KKN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Problematik Kabupaten Madiun merupakan daerah lumbung padi Jawa Timur bagian barat, dengan luas areal tanam sebesar 63.620 Ha yang menghasilkan produksi beras sebesar 364.716,54 ton pertahun. Dari produksi tersebut setiap tahunnya rata-rata megalami surplus sebesar 150.000 ton pertahun. Hamparan areal tanam tersebut berada di seluruh wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata mencapai 5,6 ton/ha Gabah kering Sawah (GKS), dengan mayoritas jenis padi yang ditanam adalah IR.64. 1 Potensi pertanian yang dimiliki Kabupaten Madiun cukup besar sehingga dapat memberikan peluang investasi berupa: Industri Pengolahan Gabah (Rice Milling Unit) berkapasitas besar, serta Industri pengolahan dan pengepakan beras. Akan tetapi luas lahan pertanian di Kota Madiun terus menyusut akibat alih fungsi lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan dan pertokohan. Lahan pertanian yang ada di Kota Madiun saat ini mencapai 1.050 Ha. Jumlah tersebut terus menyusut dari tahun 2011 yang masih mencapai 1.067 Ha. Demi menekan alih fungsi lahan, pemkot Madiun sudah mengeluarkan peraturan Tata Ruang (RTRW) wilayah Kota Madiun tahun 1 http://agrobisnis-online.blogspot.com/2011/07/potensi-pertanian.html. Diakses pada tanggal 25 Juli 2016

2 2010-2030. 2 Namun penyusutan lahan pertanian tetap terjadi secara signifikan setiap tahunnya. Penyusutan lahan pertanian juga akan mempengaruhi jumlah produksi beras sehingga minimnya swasembada pangan. Problem yang dihadapi demikian rumit, mulai dari sistem, metode, dan teknis sampai hal yang strategis. Dari budidaya pangan ke budaya makan, dari produksi hingga ke konsumsi, stok dan pasokan, kebijakan, program, strategi dan operasionalnya. 3 Kecamatan Pilang Kenceng merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Madiun. Di Kecamatan ini terdapat beberapa Desa yang memiliki potensi pertanian, salah satunya yaitu Desa Duren. Desa Duren merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pilang Kenceng Kabupaten Madiun. Desa ini berada di dataran rendah yang di sekelilingnya terdapat persawahan. Desa Duren ini memiliki lima dusun yakni, Dusun Duren 1, Dusun Duren 2, Dusun Kutukan, Dusun Karang Tengah, dan Dusun Notopuro. Salah satu dusun yang memiliki cukup luas lahan pertanian yaitu Dusun Karang Tengah. Dusun Karang Tengah yang terdiri dari 127 KK (Kepala Keluarga) dengan jumlah penduduk 388 jiwa memiliki luas wilayah 40 Ha terdiri dari, pemukiman 10 Ha dan pertanian 30 Ha. Mayoritas warga bekerja sebagai petani dan bisa dikatakan 99% masyarakat memiliki lahan pertanian. 4 Dengan lahan pertanian yang terbentang luas menandakan 2 http://www.madiunpos.com/2015/11/05/pertanian-madiun-lahan-susut.html. diakses pada tanggal 25 Juli 2016 3 Murdijati Gardjito, dkk. Pangan Nusantara. Kencana Prenada Group, 2013. Hal 2. 4 Wawancara dengan Bpk Suwarno (Kepala Dusun Karang Tengah)

3 masyarakat Dusun Karang Tengah sudah terpenuhi dalam swasembada pangan, akan tetapi realita yang terjadi masyarakat belum memanfaatkan hasil pertanian dengan maksimal. Bentuk pinjaman modal pertanian yang didapat warga berupa sistim ijo (Ngijo) yaitu petani meminjam uang kepada pemilik modal (pengepul), uang tersebut akan dibayar dengan padi dengan standar atau ukuran kwintalan pada musim panen padi. Terkadang jumlah pengembalian selisih banyak dengan jumlah hutang yang ada. Jikapun petani tidak bisa mengembalikan hutang pada waktu tempo, maka di musim panen selanjutnya petani harus membayar dengan melebihkan hasil panen tersebut kepada pemilik modal. Di Dusun Karang tengah ini memiliki dua kali panen padi dan satu kali panen palawija. Panen padi pertama biasanya dilakukan petani pada bulan Maret dan panen padi kedua terjadi pada bulan Juli, sedangkan panen palawija terjadi pada bulan September. Senggang waktu panen padi pertama dengan panen padi kedua yaitu 3 bulan, dan untuk panen padi selanjutnya akan memerlukan waktu lama yaitu sekitar enam bulan setelah panen palawija. Hasil panen terkadang juga tidak maksimal dikarenakan hama dan juga pada musim hujan padi-padi akan rontok. 5 Dapat dilihat bahwa dimana masyarakat yang hanya mengandalkan hasil pertanian akan tetapi dalam kurun waktu enam bulan mereka baru bisa mamanen lagi. Di sela-sela bulan itulah para pemilik modal akan memulai permainannya. 5 Wawancara dengan Bpk Harsono (salah satu Petani)

4 Mereka memanfaatkan keadaan warga yang sedang kesusahan dan menawarkan bantuan berupa hutang. Secara ekonomi, masyarakat Dusun Karang Tengah rata-rata memiliki perekonomian menengah ke bawah, dengan rata-rata penghasilan perbulannya kurang dari Rp.1.000.000 untuk memenuhi kebutuhan seharihari mereka. 6 Untuk mendapatkan dan memperoleh penghasilan masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani yang menjadi mata pencaharian pokok penduduk. Jika masyarakat hanya mengandalkan pertanian dengan modal bergantung pada pemilik modal, maka petani tidak akan pernah mengalami peningkatan ekonomi. Asset pertanian yang mereka miliki juga akan semakin habis karena secara tidak langsung pemilik modal menjajah para petani tersebut. Asset yang seharusnya dipertahankan, lama-lama akan hilang. Sedangkan sampai sekarang masyarakat petani masih bergantung pada pemilik modal. Kebiasaan yang menjadikan masyarakat bergantung dan mengakibatkan masyarakat susah untuk berkembang. Semakin berkurangnya generasi petani dan semakin bertambahnya hutang petani terhadap pemilik modal, maka masyarakat petani akan kehilangan asset yang mereka miliki. Dampak itulah yang akan terjadi di masyarakat jika masyarakat petani belum sadar akan ketergantungan tersebut. Ketergantungan yang menjadikan masyarakat tidak berdaya, baik dalam kebutuhan ekonomi maupun berdaya dalam keadaan panganya sendiri. 6 Hasil survei belanja rumah tangga warga Dusun Karang Tengah

5 Jika masyarakat belum sadar dan mereka hanya diam dengan keadaan yang ada, maka masyarakat Dusun Karang Tengah akan kehilangan swasembada pangan. Perlu adanya pendampingan petani dalam kemandirian usaha pangan di Dusun Karang Tengah karena mereka mayoritas masyarakat petani dan nasib warga Indonesia di tangan petani. B. Fokus Pendampingan Dalam mengkaji kehidupan masyarakat petani Dusun Karang Tengah diantara problematika dan menyusun kerangka solutif bersama masyarakat, tentu dibutuhkan adanya fokus penelitian. Fokus dalam penelitian membantu dalam penganalisaan masalah, potensi dan pola pemberdayaan yang akan dilakukan terhadap masyarakat petani Dusun Karang Tengah. Dari latar belakang di atas timbul pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pendampingan untuk mencapai kemandirian petani dalam modal usaha pertanian di Dusun Karang Tengah? Fokus dari penelitian tersebut yaitu bagaimana peneliti mengorganisir masyarakat dalam menciptakan masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi secara maksimal. Menjadikan masyarakat mandiri dalam modal usaha pangan, dimana ketergantungan masyarakat akan modal usaha akan menjadikan masyarakat semakin tidak berdaya. Karena pada dasarnya kewajiban manusia untuk memenuhi keperluan hidup manusia, seperti makanan, dan pakaian. Setiap individu tanpa terkecuali diwajibkan untuk memenuhi keperluan hidup dengan usahanya sendiri.

6 C. Tujuan dan Manfaat Pendampingan a. Tujuan Dari fokus masalah di atas, peneliti memfokuskan apa saja yang ingin dituju dalam penelitian. Pertama, tujuan dari penelitian yaitu pendampingan terhadap masyarakat agar menjadi masyarakat petani yang mandiri dalam modal usaha pangan. Kedua, masyarakat mampu mengelola dan memanfaatkan asset pertanian yang ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketiga, agar masyarakat tidak kehilangan asset yang dimiliki, karena mulai dari sedikit demi sedikit asset tersebut akan hilang. Agar masyarakat mampu mengelola hasil panen secara maksimal dan menghasilkan swasembada pangan secara mandiri, maka masyarakat akan dikatakan mampu dan berdaya, karena masyarakat tidak lagi bergantung pada pemilik modal. b. Manfaat 1. Secara Teoritis a. Sebagai tambahan referensi tentang pengetahuan yang berkaitan dengan program studi Pengembangan Masyarakat Islam. b. Sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. 2. Secara Praktis

7 a. Diharapkan dari penelitian ini akan menjadi pelajaran bagi peneliti apabila sewaktu-waktu peneliti melakukan pendampingan di daerah yang fokusnya sama. b. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi mengenai pertanian dalam kemandirian usaha pangan sebagai pemecah masalah ketergantungan petani terhadap pemilik modal. D. Strategi Pendampingan Srategi pendampingan merupakan proses awal yang penting untuk diketahui agar proses pendampingan sesuai dengan harapan bersama. Harapan dan capaian pada penelitian ini adalah masyarakat mandiri dalam modal usaha pangan sehingga tidak ada lagi ketergantungan masyarakat petani Dusun Karang Tengah terhadap pemilik modal. Strategi pendampingan ini mengacu pada konsep PAR. 7 Berikut langkah strategi dalam pendampingan pada masyarakat Dusun Karang Tengah yang dilakukan oleh peneliti: 1. Mengetahui Kondisi Masyarakat (To Know) Tahapan pertama ini merupakan proses inkulturasi, yaitu membaur dengan masyarakat untuk membangun kepercayaan. Membaur dengan masyarakat tidak sekedar membaur tetapi peneliti terlibat secara langsung dalam kehidupan masyarakat Dusun Karang 7 Agus Afandi, dkk. Panduan Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif Dengan Metodologi Participatory Action Research (PAR), (Surabaya LPPM UIN Sunan Ampel, 2016), Hal. 51-59.

8 Tengah untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dengan masyarakat. 2. Memahami Problem Komunitas (To Understand) Tahapan kedua ini merupakan tahapan yang bertujuan untuk memahami persoalan utama komunitas. Langkah-langkah yang ditempuh untuk memahami masalah masyarakat dengan melalui Focus Group Discusion (FGD). Prose FGD ini juga mengguanakan alat untuk menggalih data serta menganalisis. Proses ini bisa membelajarkan kepada masyarakat untuk berfikir kritis. Pada strategi ini, peneliti akan mengamati dan mengidentifikasi realita yang terjadi pada masyarakat. Dengan melihat keluhan-keluhan yang datang dari masyarakat. peneliti juga akan mendiskusikan pada masyarakat untuk menemukan fokus masalah. 3. Merencanakan Pemecahan Masalah Komunitas (To Plann) Tahapan To Plan bisa disebut dengan tahapan untuk merencanakan aksi pemecahan masalah. Tahapan ini sangat ditentukan oleh tahapan sebelumnya dalam merumuskan masalah, sebab pemecahan masalah harus didasarkan atas rumusan masalah yang sudah disepakati melalui FGD. Merencanakan aksi juga perlu partisipasi aktif dari masyarakat, sehingga sebuah rencana aksi yang akan dilaksanakan bisa memecahkan masalah yang telah terjadi. 4. Melakukan Program Aksi (To Act)

9 To Action adalah melakukan aksi untuk memecahkan masalah yang ada pada masyarakat. Tahapan ini merupakan tindak lanjut dari tahapan sebelumnya yaitu to plan. Program yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan analisis pohon masalah serta pohon harapan yang sudah dikaji saat sebelumnya bersama masyarakat. Sehingga pelaksanaan program tidak memberatkan komunitas, tetapi justru menciptakan kondisi yang terbangun dalam kesatuan yang saling gotong royong sebagai tradisi yang sudah dimiliki oleh masyarakat 5. Penyadaran dan Perubahan (To Reflect and To Change) Refleksi merupakan upaya untuk mengkritiki sebuah proses pendampingan dan program yang sudah dilakukan bersama masyarakat. Refleksi ini dilakukan dengan masyarakat sehingga pelajaran apa yang bisa diambil untuk masyarakat dan pendamping. Refleksi ini juga salah satu alat untuk mengetahui program yang dilakukan itu bisa berkelanjutan (sustainable) bagi masyarakat atau tidak. 8 E. Perencanaan Operasional (Jadwal) Rencana operasional ini merupakan jadwal pendampingan yang akan dilakukan. Untuk memudahkan pelaksanaan proses daur tersebut, maka dapat dilaksanakan dengan tahap-tahap dan waktu yang terjadwal sebagai berikut : 8 Agus Afandi, dkk, Panduan Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif Dengan Metodologi Participatory Action Research (PAR), (LPPM IAIN Sunan Ampel Surabaya,2015), hal. 51-59

10 Tahapan Penelitian Penyusunan proposal Penggalian data bersama masyarakat Mengetahui permasalahan masyarakat Melakukan FGD dan mencari solusi penyelesaian bersama masyarakat Merencanakan Aksi program Melaksanakan Aksi atau Program Evaluasi Aksi Bimbingan Skripsi Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 F. Sistematika Pembahasan Sistematika adalah salah satu unsur penelitian yang sangat penting agar penulisan hasil penelitian bisa terarah. Penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari VII Bab, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

11 Pada bab ini merupakan bab yang mengawali tentang judul proposal skripsi yang diangkat oleh penulis: Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Strategi Pendampingan, Perencanaan Operasional (Jadwal), dan Sistematika Pembahasan. BAB II KAJIAN TEORITIK Bab ini membahas tentang kajian teoritik, yang berisi tentang konsep pemberdayaan masyarakat, teori kritis sebagai pembelajaran, dan pertanian menurut perspektif islam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun metode pendampingan yang digunakan adalah metode penelitian PAR. Di dalamnya pendamping akan menyajikan konsep pengertian PAR (Partisipatory Action Research), Prinsip-prinsip dalam PAR, langkah-langkah riset aksi dalam PAR, dan teknik dampingan dalam penelitian. BAB IV DESKRIPSI LOKAL DUSUN KARANG TENGAH Dalam bab ini peneliti menyusun profil dusun, letak dusun secara geografis, kondisi demografis, kondisi keagamaan dan budaya, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan pembangunan Dusun Karang Tengah. BAB V POTRET MASALAH

12 Dalam bab ini menggambarkan sistem pertanian dan bentuk ketergantungan yang terjadi pada petani Dusun Karang Tengah. BAB VI PERENCANAAN PROGRAM DAN AKSI Dalam bab ini berisi tentang dinamika proses pengorganisasian masyarakat dalam memecahkan masalah. Berupa proses inkulturasi, proses memahami dan memecahkan masalah, proses perencanaan serta program/aksi dalam menciptakan kesadaran masyarakat untuk memecahkan masalah menuju perubahan dalam menciptakan harapan baru. BAB VII ANALISA REFLEKTIF Pada bab ini membahas tentang refleksi, yang mana peneliti menjelaskan kajian teoritik dan menganalisa dengan mengkaji teoritik dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. BAB VIII PENUTUP Pada bab terakhir ini yakni bab penutup dan rekomendasi, yang berisi tentang catatan peneliti mengenai kesimpulan dari pembahasan sebelumnya dan mengenai aspek-aspek kekurangan dalam melakukan sebuah riset. G. Penelitian Terdahulu yang Relevan Untuk menelaah lebih komprehensif, maka peneliti berusaha untuk melakukan kajian-kajian terhadap penelitian terdahulu yang memiliki nilai yang relevan terhadap pendampingan yang dilakukan, dan juga

13 menggunakan sumber yang relevan serta literature yang dapat memperkuat proses pendampingan. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Maghfiroh pada tahun 2015 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan ampel (UINSA) dalam bentuk skripsi tentang Memutus Mata Rantai Jeratan Tengkulak dan Bank Tithil (Pendapingan Perempuan Buruh Tani dalam Peningkatan Ekonomi Melalui Usaha Kreatif di Desa Kedungsugo Kecamatan Prambon Sidoarjo. Dalam skripsi tersebut dijelaskan berbagai dampak yang terjadi di Desa Kedungsugo yang mencakup aspek perekonomian, pertanian dan kualitas hidup masyarakat Kedungsugo. Fokus penelitian tersebut yaitu pada kualitas hidup perempuan buruh tani Kedungsugo. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup buruh tani perempuan Desa Kedungsugo melalui usaha kreatif. Dengan pendekatan yang digunakan peneliti yaitu pendekatan Participatory Action Research (PAR). Dan hasil pendampingan yang dilakukan yaitu, adanya perencanaan dan realisasi Rumah Belajar Kartini sebagai wadah bagi perempuan buruh tani. Sedangkan dalam penelitian pendampingan yang saat ini peneliti lakukan, yaitu pendampingan kemandirian petani dalam usaha pangan di Dusun Karang Tengah, dengan mengambil fokus masalah yaitu ketergantungan petani terhadap pemilik modal. Fokus pendampingan terhadap masyarakat petani yang meminjam modal pertanian kepada tengkulak dengan sistem ngijo. Sistem yang menjadikan masyarakat tidak

14 bisa lepas dari ketergantungan dan ketidakberdayaan. Dari hasil pendampingan ini yaitu terealisasikannya lembaga ekonomi yang dibentuk atas dasar kebutuhan dan kepentingan bersama. Terciptanya kemandirian petani Dusun Karang Tengah dari modal pertanian.