CITIZEN REPORT CARD LOMBOK BARAT NTB

dokumen-dokumen yang mirip
CITIZEN REPORT CARD MANOKWARI PAPUA BARAT

CITIZEN REPORT CARD. Merauke. papua

CITIZEN REPORT CARD MALANG JAWA TIMUR

CITIZEN REPORT CARD FLORES TIMUR. NTt

1II PROFIL RESPONDEN...

Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang. fundamental dalam hubungan Tata Pemerintah dan Hubungan Keuangan,

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah,

Hasil Survey AKSES & PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN MISKIN

AKUNTABILITAS SOSIAL SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan masyarakat terhadap terpenuhinya derajat kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PUBLIK TERHADAP KINERJA 6 BULAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

Forum SKPD. Musrenbang Kelurahan Telah dilaksanakan pada bulan Januari Musrenbang Kecamatan Telah dilaksanakan pada bulan Februari 2017

I. PENDAHULUAN. Sebelum otonomi daerah tahun 2001, Indonesia menganut sistem

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

LAPORAN SURVEI DATA POKOK PENDIDIKAN (DAPODIK)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Berikut ini hasi LAKIP Kecamatan Bontomarannu Tahun 2016:

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

Chriswardani S. Anneke Suparwati & L.Ratna Kartikawulan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebuah Negara dibangun diatas dan dari desa, desa

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PENGADILAN TINGGI MANADO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya (magnitude). Disamping

Daftar Tabel. Halaman

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan ikut memajukan. terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan.

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

BAB I PENDAHULUAN. finansial Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji implementasi dari kebijakan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Mengadu demi Memperbaiki:

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB III HASIL EVALUASI KINERJA TAHUN 2014 DAN TRIWULAN 1 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI PUSKESMAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E

ANALISIS PADA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN KUDUS DAN KABUPATEN JEPARA TAHUN ANGGARAN Oleh : Yusshinta Polita Gabrielle Pariury

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

CITIZEN REPORT CARD LOMBOK BARAT NTB

Program Support to CSO merupakan kerja sama PATTIRO dan AIPD. Program ini memberikan dukungan kepada jaringan CSO di wilayah kerja untuk meningkakan kapasitas mereka dalam mempengaruhi perumusan kebijakan penganggaran untuk per-baikan pelayanan dasar. Untuk kepentingan tersebut, PATTIRO memberikan pendampingan kepada jaringan CSO di wilayah kerja untuk melakukan survei penilaian masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan dasar. Model penilaian dilakukan dengan menggu-nakan instrumen Citizen Report Card (CRC). Dari survei ini diharapkan diperoleh penilaian berdasarkan persepsi masyarakat yang menggunakan ketiga jenis layanan di sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar. Hasil survei CRC dapat dimaknai juga sebagai bentuk akuntabilitas sosial unit layanan terkait. Lebih jauh, melalui survei ini diharapkan jaringan CSO yang ada di wilayah kerja dapat memanfaatkan hasil survei untuk mendorong perbaikan pelayanan. METODE TUJUAN Survei ini bertujuan untuk: (i) mendapatkan gambaran penilaian warga terhadap pelayanan publik yang diterima atas layanan publik bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; (ii) merumuskan rekomendasi perbaikan layanan berdasarkan hasil peni-laian warga yang akan disampaikan kepada pemberi layanan/skpd-pemerintah terkait; (iii) mendorong penyedia layanan untuk melakukan perbaikan pelayanan yang terkait langsung dengan hasil survei CRC. Bentuk perbaikan pelayanan yang dimaksud adalah perbaikan kebijakan, prosedur, administrasi dan anggaran. Sampel pada survey CRC ini adalah Rumah Tangga (RT). Jumlah sampel yang ditetapkan pada survey ini adalah 400 Rumah Tangga (mewakili 100-200 ribu jiwa) per Kabupaten dengan menggunakan margin error sebesar 0,05 atau 5%. Ke-400 RT tersebut merupakan hasil kumpulan responden dari 20 desa. Dari setiap desa dipilih secara acak 2 RW dan dari setiap RW kemudian dipilih secara acak 10 Rumah Tangga. Penentuan populasi digunakan pendekatan Slovin atau yang dikenal dengan Rumus Slovin (1960) atau Formula Yamane: n = N/[1+N(e)2] dimana n= jumlah sampel, N = jumlah po-pulasi, dan e = angka margin error. Dengan demikian, jika satu kabupaten memiliki penduduk 483.731 jiwa (N), Margin error (e) adalah 5% atau (0,05) maka n atau jumlah sampel yang ditentukan adalah 400 Rumah Tangga (RT). 1 CITIZEN REPORT CARD

TUJUAN FIGUR - 1 Penilaian ini dilakukan melalui beberapa tahapan berikut: survei, verifikasi, data input, analisis, penyusunan laporan dan diseminasi. Selain itu, hasil yang diperoleh akan digunakan oleh jaringan CSO untuk mempengaruhi kebijakan anggaran dan mendorong perbaikan pelayanan dasar di wilayah kerja (advokasi). SURVEI Verifikasi Data Input ANALISIS Pelaporan Diseminasi FIGUR - 1 di atas menggambarkan tahapan yang dilakukan. Intensitas tertinggi ada pada tahapan survei dan pelaporan. Hasil survei didiseminasikan ke pihak terkait. PROFIL RESPONDEN Satuan responden adalah rumah tangga. Mata pencaharian KK responden CRC di Kabupaten Lombok Barat mayoritas sebagai petani (28,3%), ada 25,8% sebagai buruh dan 21,3% pegawai swasta/wiraswasta. Ada 45,8% berpendidikan paling tinggi tamatan Sekolah Dasar, dan ada 23,5% yang tidak pernah sekolah. Adapun 47% responden menyatakan pengeluaran per bulan mereka berkisar antara Rp. 1juta sampai Rp. 2 juta. Dapat disimpulkan bahwa responden survei CRC di Kabupaten Lombok Barat mayoritas adalah masyarakat kalangan bawah dan rentan. Dengan tingkat PDRB per kapita tahun 2012 adalah sebesar Rp. 3,176 juta, dapat disimpulkan bahwa mereka hidup di wilayah dengan kondisi perekonomian yang sangat jauh di bawah rata-rata nasional. Rata-rata nasional APBD per kapita (2013) adalah Rp. 3,1 069 juta. Sementara rata-rata APBD per kapita Kabupaten Lombok Barat adalah Rp. 1,563 juta pada tahun 2013. Dengan melihat berbagai kondisi tersebut maka optimalisasi anggaran pemerintah untuk menyediakan layanan dasar menjadi sangat penting. CITIZEN REPORT CARD 2

PELAYANAN SOSIAL DASAR Penilaian berdasarkan persepsi warga menghasilkan angka yang beragam untuk masing-masing aspek. Tabel-1 Penilaian Berdasarkan Aspek Aspek Kesehatan Pendidikan Akses Mudah 7.50 27.3 Tenaga Layanan Hadir Tepat Waktu 89.3 86.5 Biaya (Gratis) 20.5 83.0 Menyampaikan Keluhan 40.9 40.8 Tindak Lanjut Keluhan Segera 42.2 46.9 Partisipasi - 71.8 Sarana Sesuai Kebutuhan 72.1 63.8 Kualitas Sarana Baik 48.7 63.8 Ada Diskriminasi 4.60 2.00 Kepuasan 65.9 82.5 Kemanfaatan 93.1 99.8 Sumber: Laporan CRC Kab. Lobar, PATTIRO, 2014. Hasil survei CRC di Kabupaten Lombok Barat ini, keseluruhan aspek menunjukkan hasil bahwa persepsi responden terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan relatif berimbang. Meskipun dalam beberapa aspek ada perbedaan yang cukup tajam. 3 CITIZEN REPORT CARD Kemudahan Akses. Survei menunjukkan bahwa akses terhadap pelayanan pendidikan jauh lebih mudah diakses daripada pelayanan kesehatan. Namun demikian, persepsi responden masih sangat rendah terhadap kedua pelayanan tersebut. Tenaga layanan. Di sektor pendidikan ada 86,5% responden yang menyatakan bahwa tenaga layanan hadir tepat waktu. Namun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan sektor kesehatan yang mencapai 89,3%. Biaya. Responden yang menyebut bahwa biaya pengobatan (akses layanan kesehatan) adalah gratis hanya pada angka 20,5% berada bawah persepsi responden terhadap layanan pendidikan yang mencapai 83%. Keberadaan Jamkesmas dan Jamkesda belum mampu menjadikan pelayanan kesehatan gratis. Kesesuaian Sarana. Ada 72,1% responden yang menilai bahwa sarana dalam pelayanan kesehatan sudah sesuai dengan kebutuhan. Angka ini diatas persepsi responden terhadap pelayanan pendidikan (63,8%). Kualitas Sarana. Sebanyak 63,8% responden menilai bahwa sarana pelayanan pendidikan berkualitas. Persepsi ini diatas persepsi responden terhadap kualitas sarana pelayanan kesehatan berkualitas yang hanya sebesar 48,7%. Partisipasi. Survei tidak menggali tentang partisipasi responden di dalam layanan kesehatan, Namun untuk pendidikan, 71.8% responden menyatakan memanfaatkan komite sekolah sebagai wadah partisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini diperkuat dengan pernyataan 67,8% responden yang menyebutkan bahwa komite sekolah ada dan berfungsi. Penyampaian keluhan dan Tindak Lanjut. Sebagai umpan balik atas layanan, pada sektor pendidikan hanya ada 40,9% yang menyapaikan keluhannya, stementara di sektor kesehatan juga hampir sama yakni 40,8%. Pelayanan pendidikan juga lebih responsif. Ini tercermin dari pernyataan 46,9% responden yang menyatakan bahwa keluhannya ditindaklanjuti segera. Sementara di sektor kesehatan hanya 42,2%. Diskriminasi. Persepsi responden terhadap terjadinya diskriminasi pada layanan kesehatan juga lebih besar dari pada pendidikan. Ada 4,6% responden yang menyatakan mengalami diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, dan hanya 2% pada pelayanan pendidikan. Tingkat kepuasan dan kemanfaatan. Pada aspek kepuasan persepsi responden sektor pendidikan jauh lebih tinggi dari pada sektor kesehatan. Demikian juga pada aspek kemanfaatan, meskipun terpaut kecil.

INFRASTRUKTUR DASAR Selain pelayanan sosial dasar, survei juga dilakukan terhadap infrastruktur dasar, dan juga infrastruktur untuk pelayanan sosial dasar (pendidikan dan kesehatan). Survei dilakukan kepada responden yang sama untuk medapatkan penilaian oleh pengguna yang sama terhadap penyediaan masing-masing infrastruktur. Respon Pemerintah terhadap persoalan infrastruktur. Survei menemukan 47,8% responden menilai pelayanan kelistrikan yang cepat merespon masalah yang diadukan oleh warga, sementara permasalahan kesehatan menempati urutan kedua persepsi warga. Infrastruktur terbaik versi responden. Ada 33,3% responden yang menyatakan bahwa infrastruktur pendidikan dalam hal ini bangunan sekolah merupakan infrastruktur yang terbaik. Sementara itu sarana layanan kesehatan menempati urutan kedua (dinyatakan oleh 22,5% responden). (Diagram - 2) Infrastruktur terburuk versi responden. Sebanyak 59,8% responden menyatakan bahwa infrastruktur jalan kampung/desa adalah yang kondisinya terburuk, disusul 10,8% responden yang menyatakan saluran irigasi adalah infrastruktur yang kondisinya terburuk (Diagram - 3). Sangat tingginya perbedaan penilaian responden yang menyatakan bahwa jalan desa adalah infrastruktur terburuk dibanding dengan infastruktur-infrastruktur yang lain menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Lombok Barat selama ini tidak pernah serius memperhatikan hal ini. Padahal jalan desa merupakan salah satu infrastruktur penting yang menopang atau memiliki tingkat kemanfaatan yang tinggi bagi peningkatan perekonomian warga. Dampak pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi. Survei dilakukan dengan model sample yang menyebar ini, menemukan bahwa kondisi infrastruktur ini memiliki pengaruh yang beragam. Bahwa di beberapa tempat kondisi infrastruktur mendukung peningkatan ekonomi warga. Ditemukan, 66,5% responden menyatakan bahwa infrastruktur yang ada memiliki dampak positif bagi perkembangan ekonomi mereka. Sementara 33,5% sisanya menilai kehidupan ekonomi mereka tidak terpengaruh oleh kondisi infrastruktur yang tersedia. Tingkat Kepuasan. Survei juga menemukan bahwa 52,1% responden secara umum merasa puas terhadap kondisi infrastruktur yang ada. Namun angka ini berada di bawah tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan. Ini menjadi perhatian bagi pemerintah agar terus meningkatkan kinerja dalam penyediaan infrastruktur terutama pada kawasan perdesaan. Diagram - 1 Respon Terhadap Persoalan Infrastruktur Lainnya 8.3 Air Bersih 8.3 Pendidikan 16.3 Kesehatan 19.5 Penerangan 47.8 0 10 20 30 40 50 Sumber: Laporan CRC Kab. Lobar, PATTIRO, 2014. Diagram - 2 Kondisi Infrastruktur Terbaik Infr. Pendidikan 33.3 Infr. Kesehatan 22.5 Kantor Desa 15.5 Jalan Kec/Kab 8.8 Air Bersih 6.0 Lainnya 2.0 0 5 10 15 20 25 30 35 Sumber: Laporan CRC Kab. Lobar, PATTIRO, 2014. Jalan Kampung/Desa 59.8 Saluran Irigasi 10.8 Air Bersih 9.5 Tempat Sampah Umum 8.0 Diagram - 3 Kondisi Infrastruktur Terburuk Pasar 7.5 Lainnya 0.8 0 10 20 30 40 50 60 Sumber: Laporan CRC Kab. Lobar, PATTIRO, 2014. CITIZEN REPORT CARD 4

REKOMENDASI Survei CRC ini menghasilkan sejumlah penilaian didorong warga berdasarkan persepsi mereka. untuk digunakan dalam perbaikan Secara infrastruktur jalan desa. Begitu juga dengan penye- umum ada rekomendasi yang mengarah pada diaan air bersih serta saluran irigasi, kecuali untuk kebijakan SDM dan infrastruktur sarana pra sarana wilayah geografis yang memang sulit, diperlukan serta bagaimana menjadikan warga pendalaman keluhan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelayanan. menjadi persoalan kewenangan secara khusus pemerintah dapat kabupaten karena memerlukan banyak kajian dan memiliki Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia. tingkat kesulitan tertentu. Perbaikan kinerja sumber daya manusia yang ada dapat dilakukan dengan mengefektifkan perencanaan dan penganggaran, terutama peningkatan kapasitas personel. Dalam hal kesesuaian dan kinerja sumber daya manusia yang dapat dievaluasi melalui penyediaan atau pengelolaan umpan balik yang berupa pengaduan/keluhan dari masyarakat. Meningkatkan keluhan. pengawasan Untuk memastikan dan menangani bahwa tenaga layanan bekerja sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan serta berkualitas dalam melayani, maka satuan kerja perlu meningkatkan kualitas pengawasan dan mengefektifkan sistem penanganan keluhan dari warga. Mendorong perbaikan infrastruktur desa. Survei terhadap kondisi infrastruktur menemukan persepsi terhadap infrastruktur terburuk adalah jalan kampung/desa. Alokasi Dana Desa dapat 5 CITIZ E N R E PO R T C A RD

TINDAK LANJUT Berdasarkan tiga cluster rekomendasi umum tersebut, pada lokakarya diseminasi dan perumusan tindak lanjut atas temuan-temuan yang diperoleh dari survei CRC ini harus dirumuskan beberapa hal yang menjadi titik point tindak lanjut. Untuk itu telah disepakati bersama antara warga dengan pemerintah kabupaten tentang beberapa rencana tindak. Secara khusus daftar rencana tindak untuk memecahkan beberapa persoalan yang ditemukan termuat pada Tabel-3. Tabel - 3 Daftar Rencana Tindak Box - 1 Poskesdes/Polindes jadi Tempat Pilihan untuk Melahirkan Dalam Survei di Lombok Barat ini ditemukan bahwa tempat yang paling banyak dipilih ketika ada anggota keluarga yang akan melahirkan adalah Poskesdes/Polindes. Pilihan ini bukan tanpa alasan, lokasi unit layanan ini sangat dekat dengan masyarakat karena berada dalam satu desa. Melihat hal ini pemerintah kabupaten Lombok Barat mulai harus memperhatikan infastruktur dan suprastruktur Polindes/Poskesdes sehingga unit layanan ini menjadi layak dalam melayani persalinan. Rumah Sendiri 5.7 RSU 2.9 Klinik 1.4 Lainnya 2.9 Dukun Desa 1.4 Pustu 5.7 Poskesdes 45.7 Puskesmas 34.4 CITIZEN REPORT CARD 6