BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

PERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tembakau telah lama diketahui merupakan faktor yang merugikan

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal akan mempengaruhi hampir semua

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih di derita oleh

TINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 6 DAN 12 TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Radiografi baik intra maupun ekstra oral sangat banyak pemakaiannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

PREVALENSI TRAUMA GIGI SULUNG ANTERIOR PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI TK/PAUD DAN POSYANDU KECAMATAN MEDAN PETISAH DAN MEDAN TUNTUNGAN

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan komponen esensial dari kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rahim. Tidak ada metode kontrasepsi yang efektif secara menyeluruh, namun ada

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan interpretasi suatu hasil gambaran radiografis. Radiografi dental diperlukan untuk memperoleh informasi diagnostik mengenai tulang alveolar yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan klinis yang merupakan masalah penting dalam mendiagnosa penyakit periodontal. Terdapat dua jenis dental radiografi yaitu intra oral dan ekstra oral. Pemeriksaan radiografi intra oral menggambarkan sebagian kecil dari keadaan gigi dan struktur pendukung, sedangkan radiografi ekstra oral menggambarkan seluruh daerah tengkorang dan rahang. 1 Radiografi ekstra oral yang paling sering digunakan dokter gigi adalah radiografi panoramik. Radiografi panoramik dapat menggambarkan kedua rahang atas dan bawah serta struktur anatomis yang berdekatan, ke atas sampai dengan seluruh tulang muka, ke bawah sampai dengan sebagian tulang vertebra servikal, dalam satu lembar radiograf. 2 Radiografi periapikal dan bitewing disarankan untuk mengidentifikasi perubahan pada jaringan periodontal, terutama untuk perubahan yang melibatkan kehilangan tulang. Namun, sebagian faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan yang lebih besar dari radiografi panoramik, seperti peningkatan jumlah pusat radiologi menghasilkan prosedur yang lebih mudah, kenyamanan dalam pengerjaan, film yang diposisikan di luar mulut pasien, penurunan harga radiografi, dan kurangnya paparan sinar radiografi sehingga dapat menggantikan kelipatan exposure yang dibutuhkan untuk radiografi periapikal dan bitewing. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu tidak terhindari. Dari hasil penelitian The World Oral Health 1 3,4

Report, 2003 menyatakan bahwa penyakit periodontal menempati peringkat keempat penyakit termahal dalam pengobatannya. 5 Dari hasil survey yang dilakukan oleh Scheffler di Amerika menunjukkan 75% dari populasi penduduk Amerika mengalami penyakit periodontal, akan tetapi hanya 60% dari mereka yang mengetahui pengetahuan akan masalah tersebut, seperti terjadinya inflamasi gingiva dan ulser. Dan sekitar 30% dari mereka yang secara genetik rentan terhadap penyakit periodontal. 6 Ada dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. 5 Dari hasil Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI tahun 2011, prevalensi penyakit periodontal mencapai 60% pada masyarakat di Indonesia. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007, menunjukkan provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Prevalensi karies gigi pada usia sekolah di kota Medan sebesar 74,69 %. 7 Pada tahun 2004, Situmorang N melaporkan prevalensi penyakit periodontal sebesar 96,58% dan 85,18% membutuhkan perawatan scaling pada pemeriksaan 360 responden di dua kecamatan kota Medan. 8 Dari beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat empat faktor resiko terbesar hilangnya gigi akibat penyakit periodontal yaitu umur pasien, frekwensi merokok, diabetes melitus, lingkungan rongga mulut yang tidak normal dan yang terbaru adalah stress. 9,10,11 Penyakit periodontal disebabkan oleh lebih dari 200 spesies bakteri. Bakteri-bakteri ini membentuk massa seperti film yang lengket yang disebut plak, yang mana mampu melekat pada permukaan gigi dan gingiva. Kemudian, bakteri ini diberi nutrisi oleh makanan yang dikonsumsi khususnya makanan yang manis. 12 Gula tersebut dimetabolisme oleh bakteri yang menyebabkan sekresi asam, enzim dan beberapa bahan yang dapat mengiritasi jaringan lunak dan mendestruksi tulang. 12,13 Jika dibiarkan, bakteri akan mulai menyebar ke daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh cara sikat gigi biasa dan flossing daerah di bawah batas gingiva terjadi penyakit periodontal. Merokok merupakan faktor resiko utama terhadap keparahan periodontitis. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa merokok dapat memberikan pengaruh langsung terhadap jaringan periodontal, dimana perokok

mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit periodontal seperti kehilangan tulang alveolar, peningkatan kedalaman saku gigi, kehilangan gigi, serta terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah dibandingkan dengan yang bukan perokok. 14 Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriani D, Masulili SLC, Iskandar HB (2008) dengan subjek penelitian usia 25-40 tahun, yang terdiri atas 32 perokok dan 24 bukan perokok, dimana hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara kehilangan tulang dengan riwayat merokok. 15 Berdasarkan perbedaan dari hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti kembali penyakit periodontal dikaitkan dengan kehilangan tulang alveolar yang ditinjau secara radiografi panoramik. Namun, pada penelitian ini hanya subjek dengan penyakit periodontal yang telah mengalami kehilangan tulang alveolar yang akan ditinjau melalui gambaran radiografi panoramik di FKG USU Medan. Subjek penelitian adalah penduduk Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung Dalam yang berusia diatas 30 tahun. Alasan peneliti memilih Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung Dalam sebagai tempat penelitian karena kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada daerah tersebut dan alasan peneliti memilih subjek masyarakat yang berusia diatas 30 tahun, karena penyakit periodontal biasanya terdapat pada rentang usia tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian diatas timbul permasalahan : a. Berapa prevalensi masyarakat yang mengalami penyakit periodontal di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung b. Berapa prevalensi masyarakat yang mengalami kehilangan tulang alveolar yang disebabkan oleh penyakit periodontal ditinjau secara radiografi panoramik di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung c. Apakah ada hubungan antara umur dengan penyakit periodontal pada masyarakat di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung

d. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit Rambung e. Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit Rambung f. Apakah ada hubungan antara OHI-S dengan penyakit periodontal pada masyarakat di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung 1.3 Hipotesis Penelitian a. Ada hubungan antara besarnya usia dengan penyakit periodontal b. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal c. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal d. Ada hubungan antara OHI-S dengan penyakit periodontal 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung b. Untuk mengetahui prevalensi masyarakat yang mengalami kehilangan tulang alveolar yang disebabkan oleh penyakit periodontal ditinjau secara radiografi panoramik di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung c. Untuk mengetahui hubungan antara umur dan penyakit periodontal pada masyarakat di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung d. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan penyakit periodontal pada masyarakat di kelurahan Rambung Timur dan Binjai Estate. Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung

e. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dan penyakit Rambung f. Untuk mengetahui hubungan antara OHI-S dan penyakit periodontal pada masyarakat di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada instansi kesehatan maupun menjadi bahan ajar yang berguna bagi fakultas - fakultas kedokteran gigi. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal dan dampak dari penyakit periodontal tersebut sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan perubahan tingkah laku masyarakat. c. Hasil penelian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa radiografi sangat penting dalam membantu penegakkan diagnosa, rencana perawatan, dan evaluasi hasil perawatan. Manfaat aplikatif dari penelitian ini adalah : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penyuluhan bagi tenaga-tenaga kesehatan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang benar sehingga dapat mencegah dan meminimalkan terjadinya penyakit periodontal.