BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pasar modal juga tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor,

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dana yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu besar jika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Harahap (2007) debt to equity ratio adalah rasio yang menggunakan hutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II L ANDASAN TEORI

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan di masa yang akan datang bagi investornya secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan (Signalling Theory)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xivi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya, dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 1. Pasquale di Biase & Elisabetta D Apolito (2012) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematik pada sistem perbankan di Italia. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sistem perbankan yang terdapat di Italia. Hasil Beta bank berkorelasi positif dengan ukuran, volume pinjaman dan aktiva tidak berwujud. Dan hasil Beta negatif terhadap profitabilitas, tingkat likuiditas perbankan dan kredit macet. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang: 1. Sama-sama menggunakan Beta sebagai variabel dependen 2. Sama-sama menggunakan Uji regresi Perbedaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang 1. Penelitian sebelumnya menggunakan sistem perbankan di Italia sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan perusahaan LQ-45 2. Penelitian sebelumnya menggunakan ukuran, volumedan aktiva tidak berwujud, dan negatif dengan profitabilitas, tingkat likuiditas perbankan dan kredit macet sebagai variabel independen sedangkan dalam penelitian 7

8 ini menggunakan Asset growth, Earning Per Share (EPS) dan financial leverage sebagai variabel independen. 2. Christian Hery Masrendra, Kristyana Dananti, dan Magdalena Nany (2010) Judul penelitian ini Analisis pengaruh Financial Leverage, Liquidity, Assets Growth dan Assets size terhadap Beta Saham LQ 45 Di bursa efek jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah Financial Leverage, Liquidity, Assets Growth dan Assets size. Sedangkan variabel dependennya dalah Beta. Pengujian hipotesis penelitian ini adalah simultan (Uji F ) dan Parsial (Uji t) dan menggunakan analisi regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Liquidity, Assets Growth dan Assets size tidak signifikan dan memiliki efek negatif terhadap beta. Sedangkan Financial Leverage tidak signifikan memiliki efek positif pada beta. Secara simultan menunjukkan bahwa financial leverage, Liquidity, Assets Growth dan Assets size secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada beta. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Sama-sama menggunakan Beta saham sebagai variabel dependen 2. Sama-sama menggunakan financial leverage dan Assets Growth sebagai variabel independen. 3. Sama-sama menggunakan alat uji regresi.

9 Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Penelitian sebelumnya menggunakan financial leverage, Liquidity, Assets Growth dan Assets size sebagai variabel independen sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Asset growth, Earning Per Share (EPS) dan financial leverage sebagai variabel independen. 2. Penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakartasedangkan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. 3. Bram Hadianto dan Lauw Tjun Tjun (2009) Judul penelitian ini Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, dan Karakteristik Perusahaan terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi Empirik pada Emiten Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah operating leverage, financial leverage, dan karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy kualitatif dengan dua kategori. Kategori pertama terdiri dari perusahaan LQ-45 indeks konstituen pertambangan dan yang kedua adalah tidak termasuk kelompok LQ-45 perusahaan indeks konstituen pertambangan. Penelitian ini menggunakan model ANCOVA dengan data yang dikumpulkan. Hasilnya menyatakan bahwa operating leverage, financial leverage tidak berdampak pada risiko sistematis. Karakteristik perusahaan secara positif berdampak pada risiko sistematis. Dengan kata lain, risiko sistematis LQ 45 konstituen indeks grup perusahaan pertambangan lebih tinggi dibandingkan dengan

10 kelompok tidak termasuk dari indeks LQ 45 perusahaan konstituen pertambangan. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Sama-sama menggunakan Beta saham sebagai variabel dependen 2. Sama-sama menggunakan financial leverage sebagai variabel independen Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Penelitian sebelumnya menggunakan operating leverage, financial leverage, dan karakteristik perusahaan sebagai variabel independen sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Asset growth, Earning Per Share (EPS) dan financial leverage sebagai variabel independen. 2. Penelitian sebelumnya menggunakan alat uji ACNOVA sedangkan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi. 4. Lisa Kartikasari (2007) Judul penelitian ini Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Risiko Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah operating leverage, financial leverage, size dan Profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah Beta. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang sampelnya terdiri dari 54 perusahaan manufaktur yang mempunyai laporan keuangan. Alat uji yang digunakan adalah multiple regression dengan program SPSS. Dari ketiga variabel independen yaitu operating leverage, financial leverage, size dan Profabilitas yang mempengaruhi Beta secara signifikan adalah Operating leverage, Size

11 dan Profabilitas. Koefesien determinasi sebesar 0,232 artinya terdapat 76,8% variabel fundamental lain terhadap risiko sistematis. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama- sama menggunakan financial leverage sebagai variabel indpenden, variabel dependen menggunakan Beta saham. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur di Jakarta sedangkan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan LQ-45. 2. Dalam penelitian sebelumnya menggunakan operating leverage, size, profitabilitas sebagai variabel independen sedangkan dalam penelitian ini menggunakanasset growth, earning per share (EPS) sebagai variabel independen. 5. Ahim Abdurahin (2003) Judul penelitian ini Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Beta Saham Perusahaan Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Beta saham. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan eraning per share (EPS). Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda pada SPSS 17.00, pengujian normalitas data dan asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan dan earning per

12 share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Beta saham. Sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Beta saham. Ketiga variabel ini mempengaruhi Beta saham sebesar 21,9% dan sisanya dipengaruhi variabel lain. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Sama sama menggunakan Beta Saham sebagai variabel dependen 2. Sama sama menggunakan variabel Earning Per Share (EPS) sebagai variabel independen Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : 1. Penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di BEI sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan perusahaan LQ-45 2. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan Earning Per Share (EPS) sebagai variabel independen sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan Asset Growth, Earning Per Share (EPS), Financial Leverage sebagai variabel independen. 2.2 Landasan Teori Pada landasan teori ini dijelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalah yang akan diteliti.

13 2.2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dan masa datang yang jumlahnya lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment). Ditinjau dari segi kepastian memperoleh keuntungan, investasi dapat dibagi menjadi investasi yang bebas risiko (free risk investment) dan investasi yang beresiko (risk investment). Investasi yang bebas risiko adalah investasi yang akan memperoleh keuntungan secara pasti, seperti pembelian obligasi (investment in bonds), karena obligasi akan memberikan jasa bunga yang pasti kepada pemiliknya tanpa memperhatikan apakah perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu mampu memeperoleh keuntungan atau tidak. Sedangkan investasi yang berisiko adalah investasi yang ditujukan bagi pembelian saham biasa (investment in common stock) dan investasi dibidang aktiva nyata (investment in real assets) karena investasi dibidang aktiva nyata mempunyai EBIT yang bisa berfluktuasi, artinya bisa untung dan bisa juga rugi. Apabila untung, maka investor akan menikmati keuntungan, akan tetapi apabila rugi maka investor tersebut terpaksa memikul kerugian yang dimaksud. 2.2.2 Beta Saham Menurut (Jogiyanto Hartono 2009:362). Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio menukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematik risk)

14 dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung Beta portofolio, maka beta masing- masing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung dengan menggunakan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa datang. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel-variabel fundamental). Beta suatu sekuritas atau portofolio ditunjukkan dengan koefisien Beta yang diukur dengan slope yang diperoleh dari regresi return saham dengan return pasar. Beta = 1, artinya bahwa setiap satu persen perubahan return pasar, baik naik ataupun turun maka return saham atau potofolio juga akan bergerak sama besarnya mengikuti return pasar. Saham yang mempunyai nilai Beta > 1 dikatakan sebagai saham agresif, artinya tingkat kepekaan saham tersebut terhadap perubahan pasar sangat tinggi atau dapat juga dikatakan memiliki risiko yang lebih besar dari tingkat risiko rata-rata pasar. Saham yang mempunyai Beta < 1 mengindikasikan bahwa saham bersifat defensif (conservative), artinya saham tersebut kurang peka terhadap perubahan pasar dan memiliki risiko dibawah ratarata pasar (Jogiyanto 2008:358).

15 Menurut (Jogiyanto 2008 : 361) Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan regresi sebagai berikut : R i = α i + β i. R m + e i...(1) Keterangan : R i α i = Return saham = Konstanta yang merupakan titik potong garis regresi dengan sumbu vertikal β i = Slopegaris regresi atau ukuran kepekaan return saham terhadap return pasar R m = Return Pasar e i = Kesalahan Residual 2.2.3 Financial Leverage Financial leverage mengukur besarnya hutang dalam struktur modal suatu perusahaan (Mamduh M Hanafi & Abdul Halim 2005:220). Total hutang mencakup hutang lancar maupun hutang jangka panjang. Kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena semakin rendah rasio maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Disisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Financial leverage, memiliki tiga implikasi penting yaitu : (1) memperoleh dana melalui utang, membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. (2) kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya

16 memberikan sebagian kecil dari total pembayaran, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. (3) jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Financial Leverage dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Leverage =...(2) 2.2.4 Earning Per Share (EPS) EPS menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor/pemegang saham biasa per lembar sahamnya. Data EPS dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara luas oleh pemegang saham dan penanam modal potensial dalam mengevaluasi kemampuan laba setiap lembar saham biasa. Earning Per Share (EPS) dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Earning Per Share =...(3) 2.2.5 Asset Growth Asset growth menunjukan rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan, asset growth dapat dihitung dari perubahan total aktiva perusahaan dalam suatu periode (t) dibagi dengan total aktiva pada periode sebelumnya. Asset growth dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Asset Growth = Total Aktiva (t) Total Aktiva (t-1)...(4) Total Aktiva (t-1)

17 2.2.6 Pengaruh Financial leverage Terhadap Beta Saham Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan menggunakan equity yang dimilikinya. Secara umum financial leverage adalah proporsi penggunaan utang oleh perusahaan sebagai modalnya atau menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Financial leverage yang semakin tinggi sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka utang yang dimiliki akan semakin besar. Dapat dikatakan semakin besar tingkat Financial leverage perusahaan maka semakin tinggi risiko financialnya. Sehingga pengaruh Financial Leverage terhadap Beta saham adalah positif. 2.2.7 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Beta Saham Tingkat keuntungan per lembar saham Earning Per Share (EPS) menunjukkan besarnya laba yang diperoleh investor dalam penanaman modalnya disuatu perusahaan go publik di BEI. Earning Per Share (EPS) merupakan indikator dari apa yang dipikirkan investor Semakin besar Earning Per Share (EPS) menunjukkan perusahaan mampu memberikan laba yang tinggi bagi investor. Adapun return yang tinggi dalam investasi maka risiko yang ditanggung investor juga semakin tinggi. Sehingga pengaruh Earning Per Share (EPS) tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang. terhadap Beta Saham adalah positif. 2.2.8 Pengaruh Asset Growth Terhadap Beta Saham Asset growth mengindikasikan perubahan tahunan dari aktiva tetap. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dapat dianggap mempunyai

18 risiko yang tinggi terhadap beta, karena perusahaan yang mempunyai laju pertumbuhan tinggi harus dapat menyediakan modal yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya.variabel asset growth berhubungan positif dengan risiko sistematis dikarenakan perusahaan yang tumbuh membutuhkan banyak modal. Sehingga pengaruh Asset Growth terhadap Beta saham adalah positif. 2.3 Kerangka Pemikiran Financial Leverage + (X (+) 1 ) Earning Per share + (+) (EPS) X 2 + (+) Asset Growth Beta Saham (Y) (X 3 ) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu hipotesis yang diajukan atas faktor- faktor yang diduga mempengaruhi beta saham adalah : H1 : Financial leverage,earning per share (EPS) dan Asset Growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Beta saham H2 : Financial leverage,earning per share (EPS) dan Asset Growth secara parsial berpengaruh positif terhadap Beta saham.