4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kondisi kualitas perairan dalam system resirkulasi untuk pertumbuhan dan

dokumen-dokumen yang mirip
hasil pengukuran kesehatan karang adalah enam dan nilai minimumnya dua dari

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

II. BAHAN DAN METODE

Pertumbuhan karang lunak Lobophytum strictum hasil transplantasi pada sistem resirkulasi dengan kondisi cahaya berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

PARAMETER KUALITAS AIR

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB III BAHAN DAN METODE

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 3. No. 1 November 2012: ISSN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem klasifikasi bagi karang lunak Sinularia dura adalah sebagai berikut

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Rumput Laut

Bab V Hasil dan Pembahasan

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

3. METODE PENELITIAN

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

Harga tiap varietas dan ukuran Ikan Maskoki berbeda-beda. Namun yang paling menentukan

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

EFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Suciadi Catur Nugroho C

3. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

Gambar 11. Pemilihan dan pemotongan bibit karang lunak (Alcyonacea).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

Tingkat Kelangsungan Hidup

Universitas Sumatera Utara

KUALITAS AIR DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG KETAK (Harpiosquilla raphidea) YANG DIPELIHARA PADA WADAH MENGGUNAKAN SUBSTRAT DAN TANPA SUBSTRAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

BAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS AIRTANAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH BANJARAN DESA BANJARAN KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EKOSISTEM. Yuni wibowo

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Terumbu karang merupakan komponen ekosistem utama pesisir dan laut

Transkripsi:

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Parameter Fisika Kimia Perairan Pengukuran parameter fisika dan kimia bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan dalam system resirkulasi untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup fragmentasi karang. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia perairan Parameter Fisika Unit Bulan I Kisaran Nilai Bulan II Bulan III Baku Mutu * Suhu C 26-28 26 28 26 28 28 30 Salinitas 31-35 31 35 31-35 33 34 Kimia Nitrit mg/l 0,001 0,005 0,014 Nitrat mg/l 0,202 0,215 1,623 0,008 Amonium mg/l 0,187 0,268 0,047 0,003 *Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun2004 Data penelitian yang menunjukan bahwa nilai suhu yang didapat pada bulan pertama penelitian berkisar 26-28 C. Sedangkan pada nilai baku mutu yang ada suhu berada disekitar rentang 28-30 C. Pada umumnya, karang lunak tumbuh secara optimal pada kisaran suhu perairan laut rata-rata tahunan antara 25 C dan 29 C, namun suhu di luar itu masih dapat ditolelir oleh spesies tertentu dari jenis karang lunak untuk dapat berkembang dengan baik.

Kisaran nilai salinitas yang didapat 31-35. Nilai didapat ini masih cukup baik karena berada pada nilai baku mutu yaitu 33-34 sehingga karang lunak dapat bertumbuh. Menurut Nybakken (1992), Salinitas optimum bagi pertumbuhan karang adalah sekitar 32-35. Nilai nitrat yang didapat berada di luar dari baku kualitas air yaitu sebesar 0,202mg/l. Berdasarkan pengamatan, kisaran nitrat yang didapat masih dikatakan cukup baik walaupun nilai kandungan nitrat yang didapat lebih besar dari nilai baku mutu hal ini dikarenakan kondisi warna perairan kolam tidak berwarna hijau. Data penelitian yang menunjukan bahwa nilai suhu pada bulan kedua penelitian berkisar 26-28 C. Sedangkan pada nilai baku mutu yang ada suhu berada disekitar rentang 28-30 C. Dari kisaran nilai salinitas yang didapat 31-35. Nilai didapat ini masih cukup baik karena berada pada nilai baku mutu yaitu 33-34 sehingga karang lunak dapat bertumbuh. Menurut Nybakken (1992), Salinitas optimum bagi pertumbuhan karang adalah sekitar 32-35. Nilai nitrat yang didapat berada di luar dari baku kualitas air yaitu sebesar 0,215mg/l. Berdasarkan pengamatan, kisaran nitrat yang didapat masih dikatakan cukup baik walaupun nilai kandungan nitrat yang didapat lebih besar dari nilai baku mutu hal ini dikarenakan kondisi warna perairan kolam berwarna hijau. Data penelitian yang didapat, bahwa nilai suhu yang didapat pada bulan ketiga penelitian berkisar 26-28 C. Sedangkan pada nilai baku mutu yang ada suhu berada disekitar rentang 28-30 C. Dari kisaran nilai salinitas yang didapat 31-35. Nilai didapat ini masih cukup baik karena berada pada nilai baku mutu yaitu 33-34 sehingga karang lunak dapat bertumbuh. Menurut Nybakken (1992), Salinitas optimum bagi pertumbuhan karang adalah sekitar 32-35.

Nilai nitrat yang didapat berada di luar dari baku kualitas air yaitu sebesar 1,623mg/l. Berdasarkan pengamatan, kisaran nitrat yang didapat masih dikatakan cukup baik walaupun nilai kandungan nitrat yang didapat lebih besar dari nilai baku mutu hal ini dikarenakan kondisi warna perairan kolam berwarna hijau. Data hasil pengukuran parameter fisika dan kimia didapat bahwa nilai kisaran suhu dan nilai kisaran salinitas tidak berubah secara signifikan hal dapat dikatakan bahwa kondisi kolam dalam keadaan normal dan terkontrol, sedangkan pada nilai nitrat, nitrit, fosfat dan ammonia terjadi peubahan yang signifikan, bahkan melebihi nilai ambang batas dari buku mutu, hal dikarenakan adanya berbagai pengaruh yang mempengaruhi kondisi kimia di dalam kolam, pengaruhpengaruh ini antara lain adanya pemberiaan pakan, adanya persaingan dalam memperebutkan pakan dengan biota lain yang ada di dalam kolam penelitian. Dengan adanya pengaruh diatas mengakibatkan tingkat ekskresi pada biota-biota selain karang lunak yan digunakan sebagai penelitian menjadi semakin tinggi, hal ini akan mempengaruhi kondisi pada kolam penelitian, diantaranya warna kolam akan berwarna hijau diakhir penelitian Berdasarkan nilai buku mutu kualitas air untuk biota laut jenis karang lunak yang tercantum pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 terhadap parameter fisika dan kimia parairan yang terukur, kondisi fisik dan kimia perairan pada bak terkontrol dapat dikatakan cukup baik dan mampu mendukung kehidupan organisme yang tumbuh dan berkembang di dalamnya.

4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Kesehatan karang Tingkat kelangsungan hidup karang lunak dalam penelitian mencapai 100% hal ini dikarenakan jumlah fragmen karang yang digunakan tidak mengalami kematian, dalam hal ini karang lunak tersebut dapat bertahan hidup pada lingkungan yang berbeda. Hal ini hampir sejalan dengan tingkat kesehatan karang dimana ketika karang mengalami tingkat stres maka tingkat kesehatanya akan menurun hal ini dapat dilihat dengan menggunakan diagram Coral Watch (Gambar 7). Adanya tingkat stres karang, hal ini dikarenakan adanya kompetisi ruang dengan alga dan kecepatan arus yang dihasilkan terlalu kecil di dalam bak terkontrol, dengan adanya alga kompetisi untuk mendapatkan makanan terganggu belum lagi pada penelitian ditemukan adanya karang lunak yang ditutupi oleh alga, hal tersebut akan menghambat karang untuk menangkap makanan, maka dari itu setiap satu bulan sekali dilakukan pembersihan dengan cara mengelupas algaalga yang menempel pada karang dan juga membersihkan alga yang ada dipinggiran kolam, hal ini dilakukan agar pertumbuhan dan kelangsungan hidup karang lunak bisa optimal.

Gambar 14. Karang Lunak yang ditumbuhi Alga Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utama (2010), tingkat kelangsungan hidup transplantasi karang lunak Sinularia dura pada bak terkontrol sebesar 100 %. Hasil ini sama dengan nilai tingkat kelangsungan hidup yang didapat selama penelitian walaupun ada perbedaan ketahanan hidup karang untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang baru dan terjadinya kompetesi ruang pada awal hingga pertengahan bulan, tapi dalam penelitian ini semua fragmen karang yang digunakan untuk penelitian hidup semua walaupun dilihat dari tingkat kesehatan masing-masing fragmen berbeda. 4.3. Pertumbuhan Mutlak 4.3.1. Pertumbuhan Panjang Hasil perhitungan analisis ragam memperlihatkan bahwa pada setiap minggunya mempunyai nilai yang berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 95%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dihasilkan data seperti pada gambar di bawah ini.

7,00 Panjang (cm) 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 3,41 3,72 4,27 4,78 5,15 4,56 4,43 4,28 4,62 4,84 5,23 4,98 1,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Minggu ke- Gambar 15. Panjang rata-rata fragmen karang lunak Secara umum tingkat pertumbuhan karang lunak dalam penelitian mengalami kenaikan, hal tersebut dapat dilihat dari grafik data yang didapat selama penelitian, walaupun dalam grafik tersebut ada kecenderungan pertumbuhan karang akan turun, terutama pada minggu ke 6 terjadi penurunan tingkat pertumbuhan karang, pertumbuhan maksimal karang lunak selama penelitian terjadi pada minggu ke 5 dan 11 yakni sebesar 5.15 dan 5.23 cm. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pramayudha,2010) dan (Pratama,2010) bahwa mengkerutnya tubuh karang lunak disebabkan adanya kompetisi ruang dengan alga, selain itu rendahnya arus yang terdapat pada kolam membuat alga yang menempel pada fragmen karang sulit terlepas sehingga cahaya matahari yang masuk tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal dan membuat karang menjadi tidak dapat bertumbuh secara optimal. Maka untuk mencegah terjadinya penurunan tingkat pertumbuhan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian maka dilakukan pembersihan kolam yang dijadikan sebagai tempat penelitian, hilangkan organisme-organisme kompetitor

yang ada di bak seperti alga, hal tersebut dilakukan agar karang dapat menangkap makanan secara maksimal dan mendapatkan sinar matahari yang maksimal juga. 4.3.2. Pertumbuhan Lebar Hasil perhitungan analisis keragaman memperlihatkan bahwa pada setiap minggunya mempunyai nilai yang berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 95%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dihasilkan data seperti pada gambar di bawah ini. 7,00 6,00 Lebar (cm) 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 4,43 4,81 4,71 4,26 4,31 3,80 3,84 3,58 4,06 2,58 2,86 3,36 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Minggu ke- Gambar 16. Lebar rata-rata fragmen karang lunak Secara umum tingkat pertumbuhan karang lunak dalam penelitian mengalami kenaikan, hal tersebut dapat dilihat dari grafik data yang didapat selama penelitian, walaupun dalam grafik tersebut ada kecenderungan pertumbuhan karang akan turun, terutama pada minggu ke 6 terjadi penurunan tingkat pertumbuhan karang. Hakim et al. ( 2009) menyatakan bahwa perbedaan antara pertumbuhan panjang dan lebar disebabkan oleh adanya arus kolam yang searah dengan panjang karang lunak. Arus secara tidak langsung memberikan zat-zat yang dibutuhkan karang lunak untuk tumbuh. Zulfikar dalam Hakim et al. (2009)

menyatakan bahwa laju pertumbuhan panjang pada karang lunak dapat tumbuh ke samping lebih leluasa dan tidak adanya persaingan dalam memperoleh makanan. 4.3.3. Pertumbuhan Luas Hasil perhitungan analisis keragaman memperlihatkan bahwa pada setiap minggunya mempunyai nilai yang berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 95%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dihasilkan data seperti pada gambar di bawah ini. 15,00 Luasan (cm2) 14,00 13,00 12,00 11,00 12,80 12,82 12,87 13,55 12,96 12,39 11,91 12,40 12,41 12,05 12,49 12,27 10,00 9,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Minggu ke- Gambar 17. Luas rata-rata fragmen karang lunak Penurunan pertumbuhan luas fragmen karang lunak Sinularia dura dikarenakan faktor yang sama terhadap pertumbuhan panjang dan lebar. Hal ini sesuai dengan penelitian Hakim et al. (2009), Pramayudha (2010), dan Utama (2010) bahwa yang menyebabkan penurunan pada pertumbuhan karang lunak di kolam adalah adanya organisme atau benda asing dan kompetesi ruang dengan alga yang menempel pada tubuh karang lunak sehingga sulit mendapatkan makan, serta pergerakan arus yang tidak kuat sehingga terjadi penumpukan lendir dan mengganggu aktifitas polip dalam mendapatkan makanan. 4.4. Laju Pertumbuhan

4.4.1. Laju pertumbuhan panjang Dari grafik yang didapat selama penelitian dapat dilihat bahwa perubahan laju pertumbuhan panjang fragmen karang lunak mengalami penurunan dan peningkatan (Gambar 18) mengalami peningkatan dari -0,59 cm menjadi 0,55 cm. Nilai tertinggi didapat pada minggu ke 2-3 sebesar 0,55 cm dan nilai terendah didapat pada minggu ke 5-6 sebesar -0,59 cm. Grafik hasil penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 18. Laju Pertumbuhan Panjang fragmen karang lunak 4.4.2. Laju pertumbuhan lebar Dari grafik yang didapat selama penelitian dapat dilihat bahwa perubahan laju pertumbuhan panjang fragmen karang lunak mengalami penurunan dan peningkatan (Gambar 19) mengalami peningkatan dari -0,47 cm menjadi 1,07 cm. Nilai tertinggi didapat pada minggu ke 3-4 sebesar 1,07 cm dan nilai terendah didapat pada minggu ke 7-8 sebesar -0,47 cm. Grafik hasil penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 19. Laju Pertumbuhan Lebar fragmen karang lunak 4.4.3. Laju pertumbuhan luas Grafik yang didapat selama penelitian dapat dilihat bahwa perubahan laju pertumbuhan panjang fragmen karang lunak mengalami penurunan dan peningkatan (Gambar 20) mengalami peningkatan dari -0,59 cm menjadi 0,68 cm. Nilai tertinggi didapat pada minggu ke 3-4 sebesar 0,68 cm dan nilai terendah didapat pada minggu ke 4-5 sebesar -0,59 cm. Grafik hasil penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 20. Laju Pertumbuhan Luas fragmen karang lunak Menurut Manuputty (1989), adanya arus yang deras, polip karang lunak lebih aktif dalam mencari makan dan Menurut Sprung and Delbek dalam Sandy (2000), pergerakan air yang kuat membuang mucus yang keluar dan mengurangi infeksi bakteri. Mucus ini dapat membuat fragmen mati lemas karena mengisolasifragmen dari air sehingga mencegah pertukaran gas.

4.5 Tingkat Kesehatan Karang Penelitian ini menghasilkan tingkat kesehatan karang terhadap karang lunak selama penelitian yang dilakukan di bak terkontrol. Dalam hal ini didapatkan bahwa tingkat kesehatan karang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan karang, dimana hampir semua grafik pertumbuhan panjang, lebar dan luas dan juga pada grafik laju pertumbuhan karang ketika pertumbuhan mengalami penurunan hampir dipastikan tingkat kesehatan akan menurun juga hal ini sesuai dengan data kesehatan karang yang di dapat selama penelitian. Tabel 5. Tingkat Kesehatan karang berdasarkan warna dari Coral Watch fragmen warna di coral watch 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 D6 D6 D5 D4 D2 D2 D2 D2 D2 D2 D2 D2 2 D5 D5 D5 D4 D4 D4 D5 D5 D4 D5 D4 D4 3 E5 E5 E5 E5 E3 E3 E4 E4 E4 E4 E3 E3 4 D5 D5 D5 D4 D3 D3 D3 D3 D3 D4 D4 D4 5 D4 D4 D4 D3 D2 D2 D2 D3 D3 D2 D2 D2 6 D4 D4 D4 D3 D2 D2 D2 D3 D2 D2 D2 D2 7 E4 E4 E3 E3 E3 E3 E4 E4 E3 E3 E4 E3 8 E4 E4 E3 E3 E3 E3 E4 E4 E3 E3 E4 E3 9 E3 E2 E2 E2 E4 E4 E3 E3 E4 E4 E4 E4 Keterangan : D adalah tingkat kesehatan karang pada Coral Watch Tingkat kesehatan karang pada karang hasil transplantasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adanya pesaing atau kompetisi ruang yang dapat menjadikan persaingan dalam memperebutkan makanan yang terdiri dari alga, dengan adanya banyak pesaing atau kompetitor ruang dalam memperebutkan makanan, hal ini akan menyebabkan kandungan nutrient dalam kolam akan semakin sedikit dan akan meningkatkan kadar ammonia menjadi tinggi hal ini dikarenakan adanya tingkat ekskresi yang berlebih yang terjadi pada kolam, faktor-faktor fisik juga mempengaruhi tingkat kesehatan karang pada kolam

resirkulasi, antara lain naiknya suhu yang diakibatkan adanya penguapan air laut yang ada pada kolam, hal berbanding lurus dengan naiknya salinitas pada kolam. Untuk mengatasi dan juga menjaga agar kondisi kolam baik faktor fisik maupun kimia tetap terjaga, sebaiknya dikontrol minimal satu minggu sekali dengan cara mengukur faktor fisik dan kimia yang ada pada kolam resirkulasi.