TIGA PEWARNAAN UNTUK MELIHAT GRANULA METAKROMATIK

dokumen-dokumen yang mirip
III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

MAKALAH. PEWARNAAN SEDERHANA, NEGATIF, KAPSUL dan GRAM. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi yang Diampu Oleh. Drs. Bambang Iskamto, M.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SEDERHANA,NEGATIF DAN PERGERAKAN BAKTERI. Oleh :

LAPORAN PEWARNAAN BAKTERI ( PEWARNAAN GRAM )

Teknik Pewarnaan Bakteri

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

BAB III METODA PENELITIAN

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEWARNAAN BASIL TAHAN ASAM ( BTA ) Acid Fast Staining

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora OLEH: FITRAH AULIA NIM: D1 B

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

MEDIA DAN ZAT WARNA YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Oleh : Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si.

II. METODELOGI PENELITIAN

Gambar 1. Pengambilan Contoh untuk Pemeriksaan Biologi Pada Permukaan Secara Langsung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

Teknik Identifikasi Bakteri

Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

KETERAMPILAN MEMBUAT APUSAN, MEWARNAI, MENGAWETKAN TINJA, DAN MENGIDENTIFIKASI PARASIT PADA APUSAN TINJA

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

II. METODELOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.

BAB III METODE PENELITIAN

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax:

PEWARNAAN GRAM ABSTRACT Keywords: ABSTRAK Kata Kunci PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Mikrobiologi klinik dan infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Percobaan 5 Pewarnaan Gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Transkripsi:

TIGA PEWARNAAN UNTUK MELIHAT GRANULA METAKROMATIK Akhmad Sudibya Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstract There are two stains in addition to Neisser s Stain to detect metachromatic granules. The two stains are Albert s Diphtheria Stain and Loeffler s Alkalin Methylene Blue Stain for Metachromatic Granules. They should be taught to medical students. Keywords : Albert s Diphtheria Stain, Loeffler s Alkaline MethyleneBlue Stain for Metachromatic Granules, Neisser s Stain, should be taught to medical students Pendahuluan Ada tiga metoda pewarnaan untuk melihat granula metakromatik. Ketiga pewarnaan tersebut adalah Pewarnaan Loeffler, Pewarnaan Albert, dan Pewarnaan Neisser. Pewarnaan Neisser diajarkan pada praktikum mikrobiologi kedokteran. Pewarnaan Loeffler dan Pewarnaan Albert kurang populer karena tidak diajarkan pada praktikum mikrobiologi kedokteran. Pewarnaan Albert paling sering dibahas pada bukubuku terbitan WHO. Granula Metakromatik Granula metakromatik disebut juga granula volutin. Granula metakromatik tidak hanya ditemukan pada Corynebacterium diphtheriae tetapi juga di beberapa bakteri selain Corynebacterium diphtheriae, fungi, algae, dan protozoa. Granula metakromatik mengandung polifosfat, asam ribonukleat, dan protein. Granula metakromatik sangat mungkin mempunyai fungsi sebagai sumber cadangan energi (Beishir, 1991). Literatur yang menyebutkan keberadaan granula metakromatik sampai tingkat spesies pada 1

sejumlah bakteri selain Corynebacterium diphtheriae, fungi, algae, dan protozoa belum ditemukan. Nama Lain Pewarnaan Albert (Beishir, 1991 ; WHO, 2003) Nama lain untuk Pewarnaan Albert adalah Albert s Diphtheria Stain, Albert s Differential Stain, dan Albert Stain (Beishir, 1991 ; WHO, 2003). Cara Pewarnaan Albert Versi Beishir (Beishir, 1991) Pertama, buatlah sediaan. Kedua, tetesilah sediaan dengan Zat Warna Albert dan biarkanlah selama 5 menit. Ketiga, bersihkan sediaan dari sisa-sisa zat warna (Jangan dicuci dengan air!). Keempat, tetesilah dengan Larutan Lugol dan biarkanlah selama 1 menit. Kelima, miringkan sediaan supaya bersih dari sisa-sisa zat warna. Keenam, cucilah dengan air yang mengalir. Ketujuh, keringkan sediaan (Beishir, 1991). Cara Pewarnaan Albert Versi WHO (WHO, 2003) Pertama, buatlah sediaan. Kedua, tetesilah sediaan dengan Zat Warna Albert dan biarkanlah selama 3-5 menit. Ketiga, cucilah sediaan dengan air mengalir, letakkanlah sediaan dalam posisi vertikal, dan biarkanlah sampai menjadi kering (WHO, 2003). Yang perlu diperhatikan adalah Cara Pewarnaan Albert Versi WHO tidak menggunakan Larutan Lugol seperti Cara Pewarnaan Albert Versi Beishir. Formula Zat Warna Albert Versi Beishir (Beishir, 1991) Zat Warna Albert mengandung toluidine blue 0,15 g, methyl green 0,2 g, glacial acetic acid 1,0 ml, etanol 95%, 2,0 ml, dan distilled water 100,0 ml (Beishir, 1991). Formula Zat Warna Albert Versi WHO (WHO, 2003) Zat Warna Albert mengandung toluidine blue 0,15 g, malachite green 0,20 g, glacial acetic acid (CH3COOH) 1 ml, etanol (CH3CH2OH) 96%, 2 ml, dan distilled water q.s. 100 ml (WHO, 2003). Ada perbedaan sedikit dengan formula Zat 2

Warna Albert Versi Beishir. Beishir memakai methyl green. WHO mempergunakan malachite green. Literatur yang membahas mengapa WHO lebih memilih malachite green daripada methyl green belum diperoleh. Formula Larutan Lugol (Lugol s Iodine Solution) Versi Beishir (Beishir, 1991) Larutan Lugol mengandung C.P. iodine 5,0 g, kalium iodida C.P. 10,0 g, dan distilled water 100,0 ml (Beishir, 1991). Hasil Pengamatan Dengan Mikroskop Pewarnaan Albert Versi Beishir (Beishir, 1991) Granula metakromatik tampak sebagai bintik sangat ungu (intense purple dots). Sitoplasma kelihatan berwarna hijau pucat (very pale green). Sitoplasma sangat sering kelihatan pucat sehingga sulit untuk diidentifikasi (Beishir, 1991). Minyak imersi harus digunakan pada waktu memakai mikroskop. Perbesaran yang digunakan adalah 1000 kali. Hasil Pengamatan Dengan Mikroskop Pewarnaan Albert Versi WHO (WHO, 2003) Corynebacterium diphtheriae kelihatan berbentuk batang ramping dan berwarna hijau. Granula metakromatik tampak berwarna hijau-hitam. Susunannya tampak seperti jajaran, formasi V, ataupun huruf Cina (WHO, 2003). Cara Pewarnaan Biru Metilen Alkalin Loeffler Versi Beishir (Beishir, 1991) Pertama, buatlah sediaan. Kedua, tetesilah sediaan dengan Zat Warna Biru Metilen Alkalin Loeffler dan biarkanlah selama 5 menit. Ketiga, cucilah dengan air yang mengalir. Keempat, keringkanlah sediaan (Beishir, 1991). Nama Lain Cara Pewarnaan Biru Metilen Alkalin Loeffler Versi Beishir (Anonim1, 1985 ; Beishir, 1991) Nama lain untuk Pewarnaan Biru Metilen Alkalin Loeffler adalah Pengecatan Metilen Biru Alkalis dan Loeffler s Alkaline Methylene Blue for Metachromatic Granules (Anonim1, 1985 ; Beishir, 1991). 3

Formula Zat Warna Biru Metilen Alkalin Loeffler Versi Beishir (Beishir, 1991) Zat Warna Biru Metilen Alkalin Loeffler mengandung methylene blue chloride 0,3 g, etanol 95%, 30,0 ml, dan larutan KOH 0,01 % 100,0 ml (Beishir, 1991). Hasil Pengamatan Dengan Mikroskop Pewarnaan Biru Metilen Alkalin Loeffler Versi Beishir (Beishir, 1991) Granula metakromatik tampak sebagai bintik sangat biru (intense blue). Sitoplasma kelihatan berwarna biru pucat (a much paler blue) (Beishir, 1991). Minyak imersi harus digunakan pada waktu memakai mikroskop. Perbesaran yang digunakan adalah 1000 kali. Cara Pewarnaan Neisser (Anonim2, 1991) Pertama, buatlah sediaan kuman pada gelas obyek, fiksasilah, dan tunggu sampai dingin. Kedua, tuangkan Neisser AB pada sediaan kuman dan biarkan selama 1 menit. Ketiga, buang sisa Neisser AB dari gelas obyek. Keempat, tuangkan Neisser C pada sediaan dan biarkan selama 1,5 menit. Kelima, buang sisa Neisser C dari gelas obyek. Keenam, keringkan dengan kertas pengering. Ketjuh, teteskan satu tetes minyak imersi pada sediaan lalu lihatlah di bawah mikroskop dengan lensa obyektif pembesaran 100x (Anonim2, 1991). Formula Zat Warna Neisser (Anonim2, 1991) Zat Warna Neisser A mengandung biru metilen 0,1 g, alkohol 96% 2 ml, asam asetat pekat 5 ml, dan akuades 95 ml. Zat Warna Neisser B mengandung kristal violet 1 g, alkohol 96% 10 ml, dan akuades 300 ml. Zat Warna Neisser C mengandung crysoidine 2 g dan akuades (panas) 300 ml (Anonim2, 1991). Hasil Pengamatan Dengan Mikroskop Pewarnaan Neisser (Anonim2, 1991) Granula metakromatik tampak sebagai bentukan warna biru gelap atau biru hitam dalam sitoplasma kuman yang tampak berwarna kuning coklat (Anonim2, 1991). 4

Simpulan Pewarnaan Albert dan Loeffler perlu diperkenalkan kepada para mahasiswa, sebaiknya melalui kuliah dan poster di ruang praktikum, sehingga mahasiswa bisa langsung mengetahui kegunaan kedua pewarnaan itu. Mahasiswa harus mengetahui bahwa ada paling tidak ada dua pewarnaan lain selain Pewarnaan Neisser yang selama ini diajarkan pada praktikum mikrobiologi kedokteran. Daftar Pustaka Beishir B. Microbiology in Practice : A Self-Instructional Laboratory Course. Edisi V. New York: HarperCollins, 1991. h. 251 258. WHO. Manual of Basic Techniques for A Health Laboratory. Edisi II. Geneva: WHO, 2003. 201 202. Anonim1. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. Yogyakarta: Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 1985. h. 85 86. Anonim2. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Edisi VII. Surabaya: Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,1991. h. 5 22, 68 69. Reviewer Prof. Dr. dr. Prihatini, Sp. PK.(K) 5