Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu Rismawati

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama adalah daging segar puyuh petelur jenis lokal, hasil

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

PENGARUH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP KUALITAS SENSORI DAGING BEBEK AFKIR

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGEMPUKAN DAGING SAPI DAN AYAM KAMPUNG MENGGUNAKAN EKSTRAK JAHE (Zingiber Officinale Roscoe) DIBANDINGKAN DENGAN GETAH PEPAYA (Carica Papaya)

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

Pengaruh Perendam Sari Buah Stroberi (Fragaria vesca)... Gina Hermawati

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN PENAMBAHAN NANAS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos)

PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN SEBAGAI BAHAN TENDERIZER DAGING. Oleh : Tedi Akhdiat RINGKASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS ORGANOLEPTIK DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN PEMBERIAN JUS NENAS MUDA DAN LAMA PERENDAMAN BERBEDA

KUALITAS FISIK (DAYA IKAT AIR, SUSUT MASAK, DAN KEEMPUKAN) DAGING PAHA AYAM SENTUL AKIBAT LAMA PEREBUSAN

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

DAYA IKAT AIR, ph DAN SIFAT ORGANOLEPTIK CHICKEN NUGGET YANG DISUBSTITUSI DENGAN TELUR REBUS

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

YUWIDA KUSUMAWATI A

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat Terhadap Daya Ikat Air Naget Ayam. penambahan pasta tomat, disajikan pada Tabel 7.

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

INFLUENCE OF SOAKING DURATION AND CONCENTRATION EXTRACT PINEAPPLE ON WATER, FAT AND PROTEIN CONTENT FOR DOMESTIC CHICKEN MEAT (Gallus domesticus)

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DALAM DAGING AYAM KAMPUNG SEGAR BAGIAN DADA

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP MUTU DAGING KAMBING SELAMA PENYIMPANAN

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

BAB III BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)

Pengaruh Konsentrasi Garam Sodium Trypoliposphate (STPP) terhadap Kualitas Torimi Daging Ayam (Gallus Domesticus)

PENGARUH EKSTRAK BUAH NENAS (Ananas comosus l.merr) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING KUDA DENGAN LAMA PEREBUSAN YANG BERBEDA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan Metode

PENGARUH PROSES PENGGARAMAN TRADISIONAL TERHADAP RASIO KEKERASAN DAN KEMASIRAN TELUR ASIN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

DAYA IKAT AIR (DIA) Istilah lain: Pengertian: Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air yang ditambahkan)

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MARINASI EKSTRAK KULIT NENAS (Ananas Comocus L. Merr) PADA DAGING ITIK TEGAL BETINA AFKIR TERHADAP KUALITAS KEEMPUKAN DAN ORGANOLEPTIK

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

PENGARUH LEVEL EKSTRAK NANAS MASAK DALAM PEMBUATAN TAHU SUSU TERHADAP KADAR PROTEIN DAN RASA TAHU SUSU

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

I. PENDAHULUAN. Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

PREFERENSI DAN NILAI GIZI DAGING AYAM HASIL PERSILANGAN (PEJANTAN BURAS DENGAN BETINA RAS) DENGAN PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

PENGARUH BUNGKIL BIJI KARET FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAGING DOMBA PRIANGAN JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

SIFAT ORGANOLEPTIK DAGING AYAM PETELUR TUA YANG DIRENDAM DALAM EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L. Merr)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

PENGARUH LAMA SCALDING DALAM LILIN PANAS TERHADAP KUALITAS KARKAS, KADAR LEMAK DAN SUSUT MASAK DAGING ITIK

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

Karakteristik mutu daging

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.

PENGARUH CARA PEMASAKAN TELUR ASIN AYAM NIAGA PETELUR YANG BERBEDA TERHADAP KADAR GARAM DAN KESUKAAN

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMANFAATAN GETAH BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA DAGING AYAM PETELUR AFKIR

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI PERENDAM DAGING AYAM KAMPUNG AFKIR TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK THE EFFECT OF NONI FRUIT EXTRACTS (Morinda citrifolia L.) AS THE IMMERSION OF AFKIR CHICKEN MEAT TO THE PHYSICAL PROPERTIES AND ORGANOLEPTIC QUALITY Rismawati*, Eka Wulandari**, Kusmayadi Suradi** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: non.risma22@gmail.com ABSTRAK Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung enzim protease sehingga dapat digunakan sebagai pengempuk daging, oleh karena itu penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai perendam daging ayam kampung afkir terhadap kualitas fisik dan organoleptik, dan mendapatkan konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan sifat fisik terbaik dan secara organoleptik dapat diterima. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang pada tanggal 14 Juni 2016. Penelitian dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan yaitu perendaman ekstrak buah mengkudu sebesar 10% (P1), 15% (P2) dan 20% (P3) selama 30 menit. Masingmasing perlakukan dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali. Hasil penelitian penggunaan ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 15% sebagai perendam daging ayam kampung afkir menghasilkan sifat fisik terbaik dan secara organoleptik dapat diterima. Kata Kunci: Ekstrak Buah Mengkudu, Daging Ayam Kampung Afkir, Kualitas Fisik, Organoleptik ABSTRACT Noni fruit (Morinda citrifolia L.) contains the protease enzyme that can be used as a meat tenderizer, therefore the study aimed to determine the effect of the concentration of noni fruit (Morinda citrifolia L.) extract as the immersion of afkir chicken meat to physical and organoleptic qualities, and get the concentration of the extracts noni (Morinda citrifolia L.) with the best physical properties and acceptable organoleptic. The Research has been carried out in the Laboratory of Animal Products Processing Technology, Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University on june 14th 2016. The research was done experimentally, using a completely randomized design with 3 treatments, the immersion of noni extracts in the amount of 10% (P1), 15% (P2) dan 20% (P3) during 30 minutes. Each treatment be repeated 6 times. The Results of the research on the use of noni fruit extract with concentration of 15% as the immersion of afkir chicken meat produce the best physical properties and organoleptic acceptable Keywords: Extracts of noni fruit, Afkir Chicken Meat, Physical Properties Quality, Organoleptic Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1

I. Pendahuluan Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak yang banyak digemari oleh masyarakat karena daging ayam kampung memiliki tekstur dan rasa yang khas, serta banyak dijumpai di pedesaan. Penyediaan daging ayam kampung di pedesaan pada umumnya belum memperhatikan umur pemotongan, tetapi lebih banyak pada pertimbangan kebutuhan, sehingga ayam kampung yang dipotong pada umur tua memiliki daging yang kurang empuk. Teknologi yang telah dilakukan untuk meningkatkan keempukan daging diantaranya dengan menggunakan pengempuk daging (meat tenderizer) dan menggunakan enzim protease dari beberapa jenis tanaman. Tanaman yang banyak digunakan untuk mengempukkan daging adalah pepaya dan nanas, karena kedua tanaman tersebut mengandung enzim protease yang disebut papain pada buah pepaya dan bromelin pada buah nanas. Selain kedua tanaman tersebut, tanaman lain yang memiliki enzim protease diantaranya buah mengkudu. Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) berasal dari daerah Asia Tenggara dan telah banyak dijumpai di Indonesia. Penggunaan buah mengkudu lebih banyak digunakan sebagai pengobatan tradisional diantaranya mengobati radang tenggorokan yang menimbulkan demam dan tekanan darah tinggi. Buah mengkudu memiliki bau yang kurang sedap sehingga penggunaan buah mengkudu sebagai pengempuk daging secara organoleptik harus dapat diterima konsumen. Penelitian penggunaan enzim proteolitik menunjukan bahwa perendaman daging bagian dada dari ayam kampung umur 8 bulan dalam larutan ekstrak nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dengan konsentrasi 10% selama 20 menit menghasilkan kualitas fisik dan organoleptik terbaik (Lilik, dkk., 2013). Pada ternak bebek petelur afkir menunjukan bahwa perendaman menggunakan enzim proteolitik dalam bentuk ekstrak buah papaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi 20% selama 30 menit menghasilkan karakteristik optimum sifat fisik dan organoleptik daging bebek petelur afkir terbaik (Adi, 2010). Penelitian lainnya menunjukan bahwa inkubasi daging bebek petelur afkir umur 1,7 tahun dengan ekstrak buah mengkudu sebanyak 25% dengan lama perendaman 30 menit dapat meningkatkan keempukan daging rebus serta secara organoleptik disukai (Yati, dkk., 2013). Hal ini menunjukan bahwa enzim protease yang terdapat di dalam ekstrak buah mengkudu dapat digunakan untuk mengempukkan sebagaimana halnya buah nanas dan papaya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perendaman ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap kualitas fisik dan organoleptik dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang menghasilkan daging ayam kampung afkir dengan sifat fisik terbaik dan secara organoleptik dapat diterima. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2

II. Bahan dan Metode 2.1. Alat dan Bahan (1) Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pisau, timbangan digital, talenan, juicer, dua buah plat kaca, kertas saring Whatman 41, stopwatch, kalkulator, panci, kertas label, thermometer bimetal, lembar kuisioner, alat tulis, dan alat makan (garpu, piring kecil, gelas kecil). (2) Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 18 daging bagian paha dari karkas ayam kampung pejantan afkir berumur 1 tahun 7 bulan dan buah mengkudu yang diperoleh dari daerah Jatinangor sebanyak 7 kg. 2.2. Metode (1) Penyediaan Daging Ayam kampung pejantan afkir umur 1 tahun 7 bulan sebanyak 9 ekor diistirahatkan selama 6 jam kemudian dilakukan pemotongan (Moeslim method) dan karkasing di RPU daerah Cileunyi, kemudian daging bagian paha dipisahkan untuk dijadikan sampel. (2) Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu Buah mengkudu sebanyak 7 kg dimasukkan kedalam juicer dan disaring menggunakan saringan sehingga diperoleh larutan ekstrak buah mengkudu murni sebanyak 1400 ml. Untuk setiap satuan percobaan menggunakan 500 ml larutan ekstrak buah mengkudu sebagai perendam seluruh bagian paha daging ayam kampung afkir. (3) Perendaman Daging Bagian paha daging ayam kampung afkir sebanyak 18 buah direndam dalam ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% selama 30 menit pada suhu kamar (4) Peubah yang Diamati a. Pengukuran Daya Ikat Air Daya ikat air ditentukan dengan metode Hamm (1972) yang telah dimodifikasi oleh Soeparno (2005) yaitu menimbang daging sebanyak 0,3 gram, kertas saring Whatman no. 42 disiapkan dan diletakan sampel diatasnya, kemudian dipres dengan beban seberat 35 kg diantara dua plat kaca selama 5 menit. Setelah pengepresan selesai, menandai area yang tertutup sampel dan luas area basah pada kertas saring disekeliling sampel. Area basah yaitu luas area basah pada kertas saring dikurangi luas area tertutup sampel. Luas area basah dan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3

tertutup sampel dihitung menggunakan rumus luas lingkaran yaitu 3,14 x (r) 2.. Daya ikat air daging dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kandungan air bebas sampel dapat dihitung menggunakan rumus berikut: mgh2o = luas area basah (cm2 ) 0,0948 DIA = KA (%) mgh 2O 300 KA (%) = W2 W3 W3 W1 x 100% Keterangan : w1 = Berat cawan 8 x 100% w2 = Berat cawan + daging ayam kampung sebelum pengeringan w3 = Berat cawan + daging ayam kampung sesudah pengeringan b. Pengukuran Susut Masak Penentuan susut masak dapat dilakukan dengan menimbang daging sebagai berat awal, dimasukkan kedalam plastik dan ditutup rapat, kemudian direbus pada suhu 80 82 o C selama 30 menit. Perhitungan susut masak menggunakan rumus: Susut Masak = c. Pengukuran Keempukan Berat sebelum dimasak Berat setelah dimasak Berat sebelum dimasak x 100% Keempukan daging ayam ditentukan menurut cara Muchtadi dan Sugiyono (1992), yaitu daging dipotong (3 x 3 x 1,5) dan direbus pada suhu 80 82 o C selama 30 menit, kemudian didinginkan pada suhu ruang ± 30 menit. Meletakkan daging tepat dibawah jarum penusuk penetrometer dengan jarum skala menunjuk angka 0. Penetrometer ditekan selama 10 detik dengan beban 50 gram sebanyak 5 kali pada tempat yang berbeda dan dicatat nilai pada skala penetrometer. d. Pengujian Organoleptik Pengujian organoleptik berdasarkan uji hedonik (kesukaan) yang meliputi warna, aroma, tekstur, rasa dan total penerimaan dengan skala 1 6. Pengujian dilakukan pada 15 orang panelis agak terlatih dari mahasiswa Fakultas Peternakan dengan tahapan sampel daging ayam kampung afkir diletakkan di atas piring kertas yang telah diberi kode 3 digit yang berbeda untuk masing-masing perlakuan, alat tulis dan kuisioner disiapkan untuk diisi panelis, dan segelas air untuk menetralisir mulut panelis dengan cara dikumur-kumur. Skala hedonik kemudian ditransformasikan ke dalam skala numerik. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4

(5) Analisis Statistik Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan ekstrak buah mengkudu yaitu 10%, 15% dan 20% dengan 6 ulangan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali, sehingga diperoleh 18 unit percobaan yang akan diuji mutu fisik serta organoleptiknya. Selanjutnya untuk menguji perbedaan antar perlakuan dilakukan pengujian menggunakan Uji Tukey. Pengaruh perlakuan terhadap sifat organoleptik (warna, rasa, bau, tekstur dan total penerimaan) daging ayam kampong afkir dapat diketahui dengan melakukan Uji Kruskal-Wallis dan untuk mengetahui tingkat perbedaan setiap perlakuan diuji dengan Uji Mann-Whitney. III. Hasil dan Pembahasan 3.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Kualitas Fisik Daging Ayam Kampung Afkir pada Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap kualitas fisik daging ayam kampung afkir dapat dilihat Tabel 1. Hasil Penelitian Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu sebagai Perendam Daging Ayam Kampung Afkir Terhadap Kualitas Fisik Peubah yang Diamati P1 Perlakuan P2 P3 Daya Ikat Air (%) 10,48 b 11,74 a 12,16 a Susut Masak (%) 42,22 a 41,67 a 41,11 a Keempukan (mm/gr/10 detik) 29,30 b 31,23 a 32,07 a Keterangan : Nilai yang diikuti huruf kecil yang berbeda kearah baris pada kolomyang sama menunjukan berbeda nyata P1 : Perendaman ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 10% P2 : Perendaman ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 15% P3 : Perendaman ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 20% Pengaruh Perlakuan terhadap Daya Ikat Air Daging Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam pada daging ayam kampung afkir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya ikat air. Daya ikat air daging ayam kampung afkir tertinggi pada perlakuan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 20% (12,16%) dan 15% (11,74%) satu sama lain tidak berpengaruh nyata, tapi keduanya nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan buah mengkudu 10% (10,48%). Hal tersebut diduga karena kerja enzim protease pada konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15% telah optimal sehingga menghasilkan nilai daya ikat air yang tidak berbeda dengan konsentrasi 20%. Menurut Anna Poedjiadi dan Titin (2005), konsentrasi enzim yang berlebihan akan menyebabkan proses tersebut menjadi tidak efisien. Kecepatan katalis akan meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi enzim. Semakin banyak konsentrasi enzim semakin banyak substrat yang bisa ditransformasi, namun pada Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5

suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau dalam keadaan jenuh. Peningkatan konsentrasi ekstrak buah mengkudu dari 10% menjadi 15% diikuti dengan peningkatan daya ikat air, hal ini karena selama proses perendaman daging dengan ekstrak buah mengkudu yang mengandung enzim protease dapat mempercepat laju reaksi hidrolisis protein di dalam daging ayam kampung yang menyebabkan serat-serat otot menjadi terbuka, sehingga memberikan ruang untuk molekul air sehingga daya ikat air meningkat. Pengaruh Perlakuan terhadap Susut Masak Daging Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam pada daging ayam kampung afkir tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap susut masak. Hal ini diduga karena interval pemberian konsentrasi ekstrak buah mengkudu yang digunakan hanya mempunyai perbedaan yang sedikit sehingga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap susut masak daging ayam kampung afkir. Sesuai dengan penelitian Yenni dkk. (2011) mengenai pengaruh penambahan enzim protease terhadap daging sapi tidak berpengaruh secara signifikasi terhadap susut masak dengan interval antar konsentrasi 5 (10%, 15%, dan 20%). Menurut Soeparno (2005) susut masak daging yang normal yaitu 1,5% - 54,5%. Daging dengan susut masak yang lebih rendah mempunyai kualitas yang relatif lebih baik karena kehilangan nutrisi selama pemasakan akan lebih sedikit. Pengaruh Perlakuan terhadap Keempukan Daging Ayam Kampung Afkir Data pada Tabel 1 menunjukan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam pada daging ayam kampung afkir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap keempukan. Keempukan tertinggi pada perlakuan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 20% (31,63 mm/g/10 detik) dan 15% (30,83 mm/g/10 detik) satu sama lain tidak berpengaruh nyata, namun keduanya nyata berbeda terhadap perlakuan ekstrak buah mengkudu 10% (29,83 mm/g/10 detik). Hal tersebut diduga karena kerja enzim protease pada konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15% dalam menghidrolisis protein serat otot dan tenunan pengikat telah optimal. Peningkatan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 10% menjadi 15% diikuti dengan peningkatan keempukan daging, hal ini dikarenakan perendaman daging dalam larutan enzim protease dari buah mengkudu dapat mempercepat laju reaksi hidrolisis protein di dalam daging ayam kampung. Winarno (1983), meyatakan bahwa enzim proteolitik mempunyai Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6

kemampuan dalam menghidrolisis protein yang larut dalam jaringan ikat, dan protein daging yang tersusun dari rantai polipeptida dapat dipecah menjadi peptida-peptida yang sederhana sehingga tekstur menjadi lebih empuk. 3.2. Pengaruh Perlakuan terhadap Mutu Organoleptik Daging Ayam Kampung Afkir Pengaruh perlakuan terhadap mutu organoleptik daging ayam kampung afkir dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Penelitian Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu sebagai Perendam Daging Ayam Kampung Afkir Terhadap Organoleptik. Peubah yang Diamati P1 Perlakuan P2 P3 Warna 24,53 a 28,53 a 15,93 b Aroma 18,30 a 27,40 a 23,20 a Tekstur 12,20 b 27,90 a 28,90 a Rasa 19,10 a 25,70 a 24,20 a Total Penerimaan 13,60 b 28,30 a 27,10 a Keterangan : Nilai yang diikuti huruf kecil yang berbeda kearah baris pada kolomyang sama menunjukan berbeda nyata P1 : Perendaman ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 10% P2 : Perendaman ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 15% P3 : Perendaman ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 20% Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Daging Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data pada Tabel 2, menunjukkan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam daging ayam kampung afkir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap warna daging ayam kampung afkir. Warna daging ayam kampung afkir perlakuan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15% (28,5) tidak berbeda nyata dengan penggunaan konsentrasi 10% (24,5), namun nyata lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 20% (15,9), hal ini karena ekstrak buah mengkudu yang terlalu banyak diberikan menyebabkan warna daging menjadi lebih coklat sehingga menurunkan nilai warna daging. Menurut Aberle dkk. (2001), pada suhu 80 o C telah terjadi denaturasi protein sehingga terjadi konversi warna daging dalam bentuk oxymyoglobin menjadi warna coklat dalam bentuk metmyoglobin. Perubahan warna ini selain dikarenakan denaturasi mioglobin pada saat pemasakan juga disebabkan karena enzim protease dalam buah mengkudu merupakan oksidator yang dapat merubah pigmen mioglobin menjadi oxymyoglobin yang kemudian akan berubah menjadi metmyoglobin apabila direndam terlalu lama. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7

Pengaruh Perlakuan terhadap Aroma Daging Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam daging ayam kampung afkir tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap aroma daging ayam kampung afkir. Hal ini disebabkan karena pada saat proses pemasakan, lemak pada daging menimbulkan munculnya aroma daging sehingga menutupi aroma kurang sedap dari hasil perendaman ekstrak buah mengkudu sampai konsentrasi 20%. Pengaruh Perlakuan terhadap Tekstur Daging Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam daging ayam kampung afkir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tekstur daging ayam kampung afkir. Tekstur daging ayam kampung afkir perlakuan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 20% (28,9) tidak berbeda nyata dengan penggunaan konsentrasi 15% (27,9), namun keduanya nyata lebih disukai dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 10% (12,2). Hal ini menunjukkan bahwa enzim protease dari buah mengkudu dapat mempercepat laju reaksi hidrolisis protein di dalam daging ayam kampung. Bennion (1980) menyatakan bahwa hidrolisis protein miofibril terjadi pada filamen-filamen protein yang mengakibatkan terjadinya fragmentasi myofibril, pemutusan serat-serat daging dan pengurangan jaringan ikat yang mengikat antar serat menyebabkan integritas serat-serat daging berkurang, akibatnya keempukan daging akan meningkat Semakin empuk tekstur suatu daging, maka semakin disukai oleh konsumen. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15% dan 20% menghasilkan keempukan yang paling disukai oleh panelis dibandingkan dengan penggunaan ekstrak buah mengkudu 10%. Pengaruh Perlakuan terhadap Rasa Daging Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data pada Tabel 2, menunjukkan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam daging ayam kampung afkir tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap rasa daging ayam kampung afkir. Ekstrak buah mengkudu tidak memiliki rasa, hal inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan rasa yang dihasilkan pada daging ayam kampung afkir dengan penambahan ekstrak buah mengkudu sampai dengan konsentrasi 20%. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8

Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Penerimaan Ayam Kampung Afkir Berdasarkan data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak buah mengkudu sebagai perendam daging ayam kampung afkir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total penerimaan daging ayam kampung afkir. Total penerimaan daging ayam kampung afkir tertinggi pada perlakuan konsentrasi ekstrak buah mengkudu 15% (28,3) tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 20% (27,1), namun keduanya nyata lebih disukai dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi 10% (13,6), berarti total penerimaan terendah pada perlakuan 10%. Hal ini disebabkan pada pengujian sebelumnya terhadap aroma, tekstur dan rasa perlakuan 10% memiliki nilai paling rendah. Pada umumnya rata-rata hasil skala hedonik yang diperoleh menunjukan netral sampai suka. Total penerimaan daging ayam kampung afkir dengan penggunaan ekstrak buah mengkudu 15% dan 20% mempunyai rata-rata ranking dan skala numerik yang paling tinggi dan disukai panelis. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak buah mengkudu dapat digunakan sebagai perendam daging ayam kampung afkir sampai ketentuan 20%. Simpulan 1. Penggunaan ekstrak buah mengkudu sebagai perendam berpengaruh terhadap kualitas fisik (daya ikat air dan keempukan) dan organoleptik (warna, tekstur dan total penerimaan) namun tidak berpengaruh terhadap susut masak, dan organoleptik (aroma dan rasa) daging ayam kampung afkir. 2. Penggunan ekstrak buah mengkudu dengan konsentrasi 15% sebagai perendam daging ayam kampung afkir menghasilkan sifat fisik terbaik dan secara organoleptik dapat diterima. Saran Penggunaan enzim protease yang terdapat dalam ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan konsentrasi 15% pada daging ayam kampung afkir disarankan dan perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan enzim protease pada buah mengkudu terhadap kualitas kimia daging ayam kampung afkir. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing Eka Wulandari, S.Si., M.Si., dan Prof. Dr. Ir. Kusmayadi Suradi, M.S., yang telah memberikan bimbingan selama penulisan jurnal ini serta kepada Kepala Laboratorium Pengolahan Produk Peternakan Fakultas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9

Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah memberikan izin menggunakan Laboratorium selama masa penelitian. Daftar Pustaka Aberle, D.E, J.C Forrest, D.E Gerrard, E.W Mills. 2001. Principles of Meat Science. Fourth Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco, United States of America. Adi Magna Patriadi Nuhriawangasa. 2010. Pemanfaatan Pepaya Muda dan Daun Pepaya Untuk Meningkatkan Kualitas Daging itik Afkir. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang. Anna Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Bennion, M. 1980. The Science of Food. New York: John Willey and Sons Desrosier, N. W. 1998. Teknologi Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Kartika, B., Pudji, H. dan Wahyu, S. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Yogyakarta. Lilik Eka Radiati, Eny Sri Widyastuti, dan Iswanto. 2013. Pengaruh Penambahan Larutan Ekstrak Nanas dan Lama Perendaman Terhadap Kualitas Fisik dan Organoleptik dalam Daging Ayam Kampung Segar Bagian Dada. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang. Muchtadi, Tien R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Winarno, F. G. 1983. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yati Setiati, Ridawati, dan Alsuhendra. 2013. Pengaruh Perendaman Dalam Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia) Terhadap Kualitas Sensori Daging Bebek Afkir. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Jakarta. Yenni Okfrianti, Kamsiah, dan Yessy Fitryani. 2011. Pengaruh Penambahan Enzim Protease Tanaman Terhadap Sifak Fisik dan Organoleptik Daging Sapi. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 6. No. 2. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10