BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Kecamatan Tutur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat pada semester 2. sejak bulan Februari sampai dengan April 2010.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KKM : 65 Nilai tertinggi : 78 Nilai terendah : 30 Prosentase jumlah siswa yang belum tuntas : 76 % Prosentase jumlah siswa yang sudah tuntas : 24 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal SDN Kalibalik 01 sebagai sekolah di ibukota kecamatan idealnya memiliki peran yang sangat strategis dalam menopang mutu pendidikan tingkat kecamatan Banyuputih. Mutu tersebut terlihat dari aspek proses pembelajaran di kelas, pengelolaan pendidikan di sekolah, maupun lulusannya. Namun menurut pengamatan peneliti proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV masih kurang ideal. Pembelajaran di kelas IV SDN Kalibalik 01 kurang menarik. Hal tersebut terlihat saat guru menjelaskan materi siswa cenderung mencari kesibukan sendiri, ada yang bermain alat tulis, bermain dengan teman sebangku bahkan diam saja. Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran rendah. Guru dalam mengajar belum menggunakan pendekatan yang bervariasi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menjelaskan materi kemudian memberi soal atau tugas pada siswa. Kadang-kadang penjelasan guru kurang dapat didengar siswa karena sekolah dekat dengan jalan raya. Kadang guru langsung memberi soal-soal tanpa ada penjelasan materi pendahuluan. Media pembelajaran yang digunakan juga masih sebatas papan tulis dan kapur. Kesesuaian alat peraga yang menunjang pencapaian tujuan belum didesain lebih awal. Guru belum melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran. Interaksi antar siswa belum dioptimalkan. Hubungan masih antar guru dengan siswa, sedangkan hubungan antara siswa dengan materi masih sekedar dengan soal-soal yang diberikan. Guru masih menggunakan metode ceramah kemudian memberi tugas. Guru manyamakan cara mengajar antar mata pelajaran.

30 Tabel 2. Tabel Keaktifan Siswa Prasiklus No Partisipasi Jumlah siswa Prosentase 1. Aktif 8 36% 2. Tidak aktif 14 64% Pada mata pelajaran matematika siswa mencapai prestasi yang memprihatinkan. Nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran matematika mayoritas berada di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) 63. Siswa yang memperoleh nilai 40 sebanyak 2 siswa, siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 1 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 17 siswa, mendapat nilai 70 sebanyak 2 orang. Rata-rata nilai matematika adalah 58,6. Nilai tertinggi 70 dan terendah 40 dengan tingkat ketuntasan 9%. Tabel 3. Data hasil belajar prasiklus No Ketuntasan Belajar Nilai pra siklus 1 2 Banyak Siswa Siswa Tuntas 2 Siswa Tidak Tuntas 20 KKM 63 Prosentase 9% 91% 4.1.2 Deskripsi Siklus 1 Peneliti mangajarkan materi geometri atau bangun ruang pada siklus ini. Standar Kompetensi memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar. Kompetensi Dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana. Indikator kompetensi menyebut dan menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Materi tersebut dibagi dalam dua pertemuan yaitu pertemuan pertama sifat-sifat kubus dan balok dan pertemuan kedua menggambar kubus dan balok. Strategi siklus 1 adalah siswa mengamati model balok dan kubus kemudian mengidentifikasi bagian-bagiannya. Seperti sisi, rusuk, titik sudut dan jumlahnya.

31 Pertemuan pertama peneliti melaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: 1. Sebagai persiapan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menentukan dan membuat media yang akan digunakan, membuat lembar obsevasi bagi guru dan aktifitas belajar siswa. Guru mempersiapkan media kotak berbentuk kubus dan balok serta gambar kubus dan balok. 2. Pelaksanaan kegiatan peneliti pada pertemuan pertama mengawali dengan mempersiapkan alat pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran, memotivasi siswa melalui nyanyian. Kegiatan berikutnya siswa memperhatikan model balok yang dibawakan guru, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sifatsifat/ciri-ciri bangun ruang balok dan kubus. Siswa mengamati model balok dan kubus yang dibawa dari rumah. Kemudian mengidentifikasi sifat-sifat bangun tersebut. Kegiatan Elaborasi meliputi: Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompook di depan kelas, Siswa lain menanggapai hasil kerja kelompok lain dan pemajangan hasil kerja kelompok. Kegiatan Konfirmasi meliputi: Guru memberi umpan balik pada hasil kerja siswa, Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, Guru memberikan evaluasi. 3. Kegiatan diakhiri dengan memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dan hasil evaluasi dan memberi soal perbaikan/pengayaan oleh guru. Berbeda dengan kegiatan pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut. 1. Peneliti mengawali kegiatan: menyampaikan tujuan pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan siswa, memotivasi siswa siswa mengikuti pembelajaran, melakukan appersepsi dan mengingat pelajaran yang lalu. 2. Inti kegiatan adalah: Siswa mengamati gambar balok yang ditunjukkan guru, Siswa mengamati cara menggambar bangun balok dan kubus yang diperagakan oleh guru, Siswa berlatih menggambar bangun kubus dan balok pada kertas berpetak/strimin, Siswa menggambar bangun kubus dan balok secara individu,

32 Guru memberi bimbingan teknis pada siswa yang belum jelas cara menggambar kubus dan balok, Siswa memajang hasil karya, mengevaluasi pembelajaran, memberi umpan balik hasil kerja siswa. 3. Kegiatan diakhiri dengan menyarankan untuk berlatih menggambar di rumah, memberi penghargaan pada siswa yang telah berhasil menggambar oleh peneliti. Observasi Pengamat melaksanakan observasi terhadap kegiatan guru dan aktifitas belajar siswa sejak mulai pembelajaran hingga akhir kegiatan. Kegiatan guru telihat lebih siap dalam mempersiapkan alat pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perkembangan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan materi. Hasil pengamatan pada pertemuan pertama dan kedua ternyata aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada keadaan awal. Refleksi Setelah melaksanakan refleksi peneliti merasa belum puas dengan hasil yang dicapai. Sehingga perlu memastikan efektifitas pembelajaran Pakem dalam siklus 2. Menurut pengamat guru kurang memperhitungkan waktu sehingga kurang efektif. Guru seharusnya memberi contoh menggambar kubus di papan tulis. Perolehan nilai pada akhir siklus 1 adalah sebagai berikut: Tabel 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 No Ketuntasan Belajar Nilai pertemuan 1 Pertemuan 2 Banyak Prosentase Banyak Prosentase Siswa siswa 1 Siswa Tuntas 18 82% 20 91% 2 Siswa Tidak Tuntas 4 18% 2 9% KKM 63 4.1.3 Deskripsi Siklus 2 Pada siklus dua peneliti mangajarkan materi geometri atau bangun ruang. Standar Kompetensi memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar.

33 Kompetensi Dasar menentukan jaring-jaring balok dan kubus. Indikator kompetensi menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. Materi tersebut dibagi dalam dua pertemuan yaitu pertemuan pertama mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan proses terjadinya dan pertemuan kedua mengidentifikasi jaring-jaring balok dan proses bentukannya. Strategi siklus 2 adalah siswa membawa model balok/kubus, kemudian membelah/memotong menurut rusuk-rusuknya sehingga menjadi jaring-jaringbalok/kubus. Siswa bereplorasi untuk menemukan jaring-jaring yeng berbeda, kemudian menggambar nya. Pertemuan pertama peneliti malaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal,menyampaikan tujuan pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan siswa, memotivasi siswa siswa mengikuti pembelajaran, melakukan appersepsi dan mengingat pelajaran yang lalu. 2. Kegiatan Inti, Siswa mengamati model balok yang ditunjukan guru, Siswa memotong balok menurut rusuk-rusuknya sesuai petunjuk guru, Siswa memotong model balok yang telah dibawa menurut rusuk-rusuknya yang berbeda, Siswa menggambar bentuk jaring-jaring yang ditemukan, Siswa memotong model kubus yang disediakan guru, Siswa memotong model kubus yang berbeda, Siswa menggambar jaring-jaring kubus yang terbentuk, Siswa membandingkan jaringjaring kubus dengan balok, Siswa memajang hasil karya, Guru memberi umpan balik hasil kerja siswa. 3. Kegiatan akhir; melakukan evaluasi pembelajaran, Siswa memberi tugas pengayaan/perbaikan. Pertemuan kedua peneliti mengawali dengan kegiatan: 1. menyampaikan tujuan pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan siswa, memotivasi siswa siswa mengikuti pembelajaran, melakukan appersepsi dan mengingat pelajaran yang lalu. 2. Kegiatan Inti adalah; Siswa mengamati model kubus yang ditunjukan guru, Siswa memotong kubus menurut rusuk-rusuknya sesuai petunjuk guru, Siswa memotong model kubus yang telah dibawa menurut rusuk-rusuknya yang berbeda, Siswa menggambar bentuk jaring-jaring yang ditemukan, Siswa membandingkan jaring-

34 jaring kubus dengan balok, siswa memajang hasil karya, mengevaluasi pembelajaran, memberi umpan balik hasil kerja siswa. 3. Kegiatan akhir peneliti memberi penekanan pada siswa yang belum berhasil untuk berlatih giat, memberi penghargaan pada siswa yang elah berhasil menemukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus. Tabel 6. Data Hasil Belajar Siklus 2 No Ketuntasan Belajar Pertemuan 1 Pertemuan 2 Banyak Prosentase Banyak Prosentase Siswa siswa 1 Siswa Tuntas 19 86% 22 100% 2 Siswa Tidak Tuntas 3 3% 0 0% KKM 63 4. Observasi Observasi dilakukan guru mitra saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi pada siklus 2 aktifitas belajar siswa terbukti mencapai 95%. 5. Refleksi Menurut peneliti hasil yang dicapai selama pembelajaran sudah cukup baik, meskipun masih banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti interaksi antar siswa, kejelasan gambar, serta pembimbingan siswa diluar jam pelajaran. Menurut pengamat pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan rencana, dan hasilnya telah menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Aktifitas belajar siswa mengalami kenaikan. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Kondisi awal siswa kelas IV SDN Kalibalik 01, Kabupaten Batang adalah tingkat ketuntasan belajar pada materi bangun ruang cukup rendah (9%). Kenyataan tersebut membuat resah bagi peneliti. Permasalahan tersebut disebabkan karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran belum menggunakan media yang membantu pemahaman siswa, proses pembelajaran hanya berjalan satu arah yakni

35 dari guru ke siswa, siswa langsung ditugaskan menggambar bangun ruang, dan kurangnya pemahaman terhadap karakter siswa. Berdasar kondisi tersebut ditentukan suatu permasalahan, bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV dengan ketuntasan belajar sampai 100%? Maka peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah tersebut dengan memperbaiki proses pembelajaran dengan menekankan penggunaan model pembelajaran PAKEM. Pemilihan model ini karena dapat mengakomodasi karakteristik siswa dan materi pelajaran. Inti penerapan model PAKEM adalah bagaimana guru mengatur kegiatan, mengemas materi, dan menggunakan media pembelajaran. Siklus 1 menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran PAKEM berpengaruh pada proses pembelajaran. Guru lebih siap dalam merencanakan pembelajaran. Kegiatan didesain agar siswa dapat beriteraksi dengan materi melalui media. Porsi kegiatan guru lebih menurun dan porsi kegiatan siswa meningkat selama proses pembelajaran. Guru tinggal mengawasi dan membimbing siswa belajar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar melainkan materi dan teman sejawat dapat membatunya. Media Pembelajaran disediakan dengan tepat dan merata. Meski biasanya disajikan satu atau dua media menjadi 50% dari jumlah siswa terpenuhi. Media pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran (Gatot M, 2009). Pemanfaatan media dapat mengatasi tidak tertariknya siswa dalam pembelajaran. Karena manfaat media pembelajaran adalah: (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya menjelaskan penjelasan guru (Nana Sudjana, 2009:2). Melalui media verbalitas penjelasan dapat divisualkan, pelayanan terhadap siswa yang bertipe visual dapat diakomodir, seperti pendapat Cepi Riana (2007:5-6) secara umum manfaat media adalah: 1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,

36 2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera, 3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, 4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya, 5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Peneliti memilih media model balok dan kubus dalam pembelajaran. Pertimbangan media tersebut sesuai dengan tujuan, mudah diperoleh/dibuat, sesuai dengan taraf berfikir siswa dan mudah digunakan guru. Seperti pendapat Nana Sudjana (2009:4-5) bahwa kriteria pemilihan media diantaranya sebagai berikut: 1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, 2) Mendukung isi bahan pembelajaran, 3) Kemudahan memperoleh media, 4) Ketrampilan guru dalam penggunaan media, 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, 6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa (Nana Sudjana, 2009:4-5). Menurut Sudirman (dalam Mayani T. Permana, 2009:18) gambar yang baik untuk digunakan sebagai sumber belajar adalah: 1) dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu, 2) Memberi kesan kuat dan menarik perhatian, 3) merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang obyek-obyek dalam gambar, 4) berani dan dinamis. Penggunaan gambar ternyata dapat membantu siswa mengungkap gagasan. Fantasi siswa tentang pengalamannya terbantu dengan visualisasi gambar. Obyek yang ada dalam gambar akan membantu menggugah kenangan siswa tentang materi yang disajikan. Dengan melihat model balok siswa akan mengingat benda-benda yang mirip balok disekitarnya. Siswa terbantu untuk menggunakan memori ingatannya dengan materi. Siswa juga dapat melihat, menyentuh bagian-bagian bangun balok dan kubus. Karena pada dasarnya siswa masih dalam taraf operasional kongkrit menuju operasional formal. Hal tersebut terlihat pada kegiatan siklus 1 hampir semua siswa menjadi asyik mengamati media pembelajaran. Kemasan materi dalam model PAKEM sangat penting. Materi bila disajikan secara ceramah akan cepat terlupakan atau kurang membekas dalam ingatan. Materi perlu

37 dikemas yang menarik sehingga mudah diingat. Materi yang diajarkan dapat diadopsi dari buku atau adaptasi dari materi buku sesuai dengan kondisi siswa. Pada siklus II siswa lebih aktif lagi dalam belajar. Hal ini karena guru menyediakan model balok dan kubu untuk dipotong menurut rusuknya untuk menemukan jaring-jaring balok dan kubus. Kegiatan ini mengakomodir sifat siswa yang suka bermain dan mencoba. Meski awal-awalnya siswa yang kurang trampil akan kecewa manakala potongan tidak menjadi jaring-jaring. Dapat menemukan model jaring-jaring yang berbeda bagi anak adalah suatu pengalaman yang luar biasa. Hal tersebut akan lebih teringat dan menyenangkan. Hasil pengumpulan data pada siklus 1 dan 2 ternyata terjadi peningkatan perhatian siswa. Siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa berinteraksi dengan guru dan materi pelajaran melalui model pembelajaran PAKEM, siswa aktif mengerjakan tugas, siswa termotivasi mengikuti pembelajaran, siswa merasa tidak tertekan/senang dan siswa merasa terbimbing. Peningkatan tersebut terlihat pada grafik berikut. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Gb.4 Grafik Aktifitas Belajar Siswa Peningkatan ketrampilan mengajar guru juga meningkat. Ketrampilan menggunakan media, memahami karakter siswa, menyusun kerangka pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pengelolaan interaksi belajar tidak saja guru ke siswa tatapi juga siswa dengan siswa serta siswa dengan materi pembelajaran. Peningkatan tersebut tersaji dalam grafik berikut.

38 100 90 80 70 Siklus 1 Siklus 2 Gb.5 Grafik Aktifitas Mengajar Pengaruh dari peningkatan keaktifan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran adalah naiknya prestasi belajar siswa. Kenaikan tersebut terlihat pada jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar berjumlah mencapai 80% pada siklus 1 menjadi 100% pada siklus 2, seperti tercantum dalam grafik berikut. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Gb.6 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa