BAB I PENDAHULUAN. manusia di buktikan dengan terdokumentasinya dalam Al-Qur an, salah satunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenuh air atau bidang luncur. (Paimin, dkk. 2009) Sutikno, dkk. (2002) dalam Rudiyanto (2010) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

Gambar 1.1 Wilayah cilongok terkena longsor (Antaranews.com, 26 november 2016)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rendah (Dibyosaputro Dalam Bayu Septianto S U. 2008). Longsorlahan

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. alam tidak dapat ditentang begitu pula dengan bencana (Nandi, 2007)

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahan dapat disebutkan sebagai berikut : manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat,

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan

RISIKOBENCANA LONGSORLAHAN DISUB DAS LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

I. PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Menurut Baldiviezo et al. (2003 dalam Purnomo, 2012) kelerengan dan penutup lahan memiliki peran dalam tanah longsor,

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB III METODE PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lahan tercakup dalam pemanfaatan lahan (Juhadi,2007:11).

BAB I PENDAHULUAN. bencana yang tinggi. Salah satu bencana yang banyak melanda daerah-daerah di

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama Eratosthenes Geografi berasal

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

PEMANFAATAN LAHAN BERBASIS MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BENCANA GERAKAN TANAH DI INDONESIA

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR LAHAN DI KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GEOMORFOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ,

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JATI PADA KERAWANAN LONGSORLAHAN DI SUB-DAS LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan tempat berpijak makhluk hidup, dimana tanah sebagai sumber kehidupan bagi manusia. Eratnya hubungan tanah dengan kehidupan manusia di buktikan dengan terdokumentasinya dalam Al-Qur an, salah satunya dalam Q.S. As Sajdah ayat 7 yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah.tanah akan menjadi sumber kehidupan akan tetapi tanah juga bisa menjadi sumber malapetaka dan bencana. Indonesia merupakan salah satu negara yang kondisinya sering terjadi bencana khususnya longsorlahan. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor(pempu No. 22 RRT/M/2007 pasal 2 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor). Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untukjangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuanmencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu (UU no 24 tahun 2007 pasal 1 no 14 tentang Penanggulangan Bencana) Pengunaan lahan mempunyai peran yang penting bagi kehidupan manusia, segala bentuk intervensi manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia baik yang

bersifat materil maupun spirituil yang berasal dari lahan tercakup dalam pemanfaatan lahan (Juhadi, 2007). Longsorlahan menurut (Geonadi et all 2003 dalam alhasanah Fauziyah 2006) mempunyai dampak buruk yang menimbulkan kerugian materi dan korban jiwa. Penyebab utama longsorlahan diantaranya adalah karena penggunaan lahan oleh manusia yang tidak tepat sehingga memicu terjadinya longsorlahan.perubahan penggunaan lahan yang tepat dapat mengurangi kejadian longsorlahan dan sebagai upaya meminimalkan kerugian akibat bencana longsorlahan. Sebaliknya penggunaan lahan yang tidak sesuai akan menambah jumlah frekuensi longsorlahan. Kecamatan Pekuncen merupakan salah satu kecamatan yang rawan terhadap bencana khususnya longsorlahan.berdasarkan data BPS penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen tahun 2000-2012 mengalami perubahan penggunaan lahan. Perubahan terjadi pada penggunaan lahan area persawahan, permukiman, kebun dan tegalan. Pada tahun 2000 area persawahan seluas 1859,19 ha menyusut menjadi 1856,44 ha pada tahun 2012. Area permukiman dari luas 919,339 ha menjadi 925,45 ha dan area perkebunan dan tegalan 688,008 ha menjadi 687,15 ha. Perubahan penggunaan lahan terjadi di Kecamatan Pekuncen belum banyak dikaji sebelumnya, untuk itu penulis akan mengkajinya dan membandingkan kejadian longsorlahan yang terjadi sebelum perubahan dan setelah perubahan.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan pada kejadian longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas tahun 2000 dan 2012? 2. Bagaimana kejadian longsorlahan setelah perubahan penggunaan lahan? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perubahan penggunaan lahan pada kejadian longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas tahun 2000 dan 2012 2. Mengetahui kejadian longsorlahan setelah perubahan penggunaan lahan D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti Mengetahui kejadian longsorlahan setelah adanya perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. 2. Pembaca a. Memberikan informasi perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas b. Memberikan informasi kejadian longsorlahan setelah adanya perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen 3. Bagi masyarakat Menumbuhkan sikap kehati-hatian pada setiap penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. 4. Bagi Pemerintah Memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten Banyumas dan instansi terkait penggunaan lahan dan kejadian longsorlahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Lahan dan Penggunaan lahan Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang sampai pada tingkat tertentu dan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh terhadap fungsi yang berarti terhadap fungsi lahan untuk manusia di masa sekarang dan yang akan datang (FAO dalam Sitorus 2004). Purwowidodo (1983) mendefinisikan lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan. Penggunaan lahan ( Arsyad, 1989 ) adalah bentuk intervensi ( campur tangan manusia ) terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual.sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan pertanian antara lain tegalan, sawah, ladang, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian antara lain penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan, industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad, 1989:207).

1. Penggunaan lahan Pertanian a. Lahan Sawah Merupakan pertanian berpetak-petak yang di batasi oleh pematang (Galengan), saluran untuk menahan atau menyalurkan air, biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status tanah tersebut. b. Lahan Sawah Pengairan Tekhnis Merupakan lahan yang mempunyai jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuang agar peyediaan dan pembagian air ke lahan sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dengan mudah. 2. Penggunaan lahan Non Pertanian a. Rumah, bangunan ( Arsyad, 1989 ) yang dipakai untuk rumah/bangunan termasuk halaman sekitar ( pekarangan ) yang tidak diusahakan untuk pertanian. Bila lahan pertanian sekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya maka dimasukan kedalam tegal / kebun. b. Hutan Negara Merupakan lahan hutan yang berada dibawah pengawasan Dinas Kehutanan/perhutani yang berada dalam wilayah kecamatan. c. Rawa-rawa Adalah lahan yang luas dan tergenang air yang tidak dipergunakan untuk sawah. Secara umum dalam peta Rupa Bumi Indonesia penggunaan lahan di Indonesia meliputi permukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan, kebun /

perkebunan, hutan, semak/belukar, tegalan/ladang, rumput/tanah kosong, dan hutan rawa. Bebrapa klasifikasi penggunaan lahan diantaranya menurut Darmoyuono, 1964. Klasifikasi pengunaan lahan tersebut diantaranya 1. Lahan tidak produktif seperti lahan kosong,lahan berbatu, lahan berpasir, lahan berbukit (perbukitan ),gunung (pegunungan ) 2. Tanaman padang rumput yang tidak dikelola untuk penggembalaan 3. Tanaman keras antara lain tanaman kelapa,rambutan dan tanaman pohon lainnya 4. Lahan untuk tanaman semusim, antara lain padi, jagung,ketela pohon,tanaman perdagangan 5. Lahan hutan dikelaskan hutan lebat, hutan terbuka,pohon jarang merupakan sabana tropis, hutan belukar, hutan rawa, hutan sudah dibuka atau dibakar, hutan industri, hutan ladang 6. Kebun ditanami sayuran, buah-buahan kecil dan bunga 7. Lahan padang rumput yang dikelola seperti lapangan olahraga 8. Bentuk-bentuk tubuh perairan, rawa air tawar, rawa pasang surut, kolam ikan, sungai, danau, laut 9. Lahan permukiman yang dijabarkan menjadi pemukiman dan lahan non peranian, meliputi tanaman perkotaan, permukiman pedesaan,permukiman pedesaan bercampur dengan kebun dan tanaman keras dan lahan non pertanian lain

B. Hakikat Perubahan Penggunaan Lahan Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan lainnya diikuti dengan bekurangnya tipe penggunaan lainnya dari waktu ke waktu berikutnya atau berubahnya fungsi suatu lahan dalam urun waktu yang berbeda (Martin, 1993 dalam Wahyunto dkk, 2001). Menurut Muiz (2009) perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai suatu proses perubahan dari penggunaan lahan sebelumnya kepenggunaan lain yang dapat bersifat permanen maupun sementara. Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan penggunaan atau aktifitas terhadap suatu lahan yang berbeda dari aktifitas sebelumnya baik untuk tujuan komersial maupun industri (Kazaz dan Charles, 2001 dalam Muniban, 2008). Penggunaan lahan adalah perubahan pemanfaatan lahan yang berbeda dengan sebelumnya baik untuk sosial, ekonomi, budaya maupun industri (Hardjowigeno dan Widyatmoko, 2001) C. Hakikat Longsorlahan dan Faktor Yang Mempengaruhinya Longsorlahan adalah suatu proses perpindahan masa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula,sehingga terpisah dari masa yang mantap,karena pengaruh gravitasi;dengan jenis gerakan berentuk rotasi dan Translasi (Peraturan Menteri PU Nomor:22/PRT/M/2007 tentang pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan bencana Longsor). Jenis Longsorlahan berbentuk Rotasi yaitu bergeraknya masa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung,sedangkan jenis gerakan berbentuk translasi merupakan

bergeraknya masa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Sutikno (2010) peristiwa longsorlahan adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula akibat adanya gaya gravitasi (terpisah dari masa aslinya yang relatif mantap). Sitorus (2006) longsorlahan (landslide) merupakan suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada waktu yang relatif pendek dalam volume (jumlah) yang sangat besar, berbeda dengan bentuk-bentuk erosi lainnya (erosi lembar,erosi alur,dan erosi parit) pada longsor pengangkutan tanah sekaligus dalam periode yang sangat pendek. Faktor terjadinya longsorlahan di bedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari tubuh lereng itu sendiri sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar lereng tersebut seperti gempa, iklim, vegetasi, morfologi, batuan atau tanah, adanya rembesan dan aktifitas geologi seperti patahan, rekahan dan siliniasi (Sukandar, dalam Zulfiadi,2008). Adanya penambahan beban ditubuh lereng bagian atas merupakan tindakan beresiko yang mengakibatkan longsorlahan seperti pembuatan vila atau perumahan dan sejenisnya ditepi lereng dan puncak bukit. Adanya pemotongan lereng juga dapat menyebabkan perubahan tekanan keseimbangan lereng. Letak atau posisi tanaman keras dan kerapanya mempengaruhi keamanan lereng (Hirnawan,1993 dalam Zulfiadi,2008). Hilangnya vegetasi menyebabkan alur-alur

di beberapa daerah tertentu.penghanyutan yang semakin meningkat akan menyebabkan terjadinya longsor lahan (Pangular,1985 dalam Zulfiadi, 2008). Pengaruh vegetasi terhadap longsorlahan yaitu terkait dengan perakaran dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan dengan vegetatif dan pengaruhnya terhadap stabilitas dan porositas tanah dan transpirasi yang menyebabkan kandungan air tanah berkurang. Suatu vegetasi yang baik seperti rumput tebal atau rimba akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap longsor. Oleh karena itu kebutuhan manusia akan sandang, pangan, pemukiman semua tanah tidak dapat di biarkan semua tertutup hutan dan padang rumput. Usaha pertanian jenis tanaman yang di usahakan memainkan peran penting dalam pencegahan longsorlahan ( Arsyad 1989 ). Faktor yang menyebabkan terjadinya longsorlahan juga dipicu oleh beberapa faktor diantaranya, tumbuh-tumbuhan, kemiringan lereng, tanah penutup dan batuan (litologi),struktur geologi, curah hujan, penggunaan lahan dan pengembangan sarana prasarana, dan gempa. (Sutikno, 2001) D. Penelitian Terdahulu Penelitian longsorlahan telah dilakukan sebelumnya, hanya dengan berbedabeda tema dan kajian yang di teliti.septiono (2012) mengadakan penelitian dengan judul Kajian Penggunaan Lahan Terhadap Sebaran Longsor Lahan Di Kecamatan Ajibarang, menggunakan metode survey lapangan dengan tekhnik areal sampling. Hasil penelitian tersebut diantaranya Septiono (2012) mengkaji penggunaan lahan terhadap persebaran longsor lahan. Perbandingan penelitian sebelumnya dengan peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan Peneliti/Tahun Dwi Septiono / 2011 Peneliti 2014 Tujuan Bahan dan alat yang di gunakan Metode Penelitian Hasil Mengetahui frekuensi longsorlahan pada penggunaan lahan di daerah Penelitian Mengetahui pola sebaran longsorlahan di daerah penelitian Peta RBI Peta Penggunaan lahan Kecamatan Ajibarang Survey lapangan menggunakan tekhnik area sampling Sebaran longsor lahan pada bentuk penggunaan lahan di Kecamatan Ajibarang Mengetahui perubahan penggunaan lahan pada kejadian longsorlahan di daerah penelitian Mengetahui kejadian longsorlahan di daerah penelitian Peta Penggunaan lahan Kec. Pekuncen tahun 2000 dari Peta RBI 2000 Citra foto udara dari Google Earth tahun 2003 untuk Interpretasi Penggunaan lahan tahun 2012 Data kejadian longsorlahan tahun 2000 dan 2012 Dokumentasi, studi pustaka, survey lapangan Perubahan penggunaan lahan pada kejadian longsorlahan di Kecamatan Pekuncen E. Landasan Teori Dari kajian pustaka dapat disusun landasan teori sebagai dasar dalam pemecahan masalah yang akan di angkat dalam penelitian ini diantaranya: 1. Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang meliputi biosfer,atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang sampai pada tingkat tertentu

dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh terhadap fungsi yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia di masa sekarang dan yang akan datang (FAO dalam Sitorus 2004) 2. Penggunaan lahan (Arsyad, 1989) adalah bentuk intervensi (campur tangan manusia) terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. 3. Sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. 4. Penggunaan lahan pertanian antara lain tegalan, sawah, ladang, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan sebagainya. Penggunaan b lahan non pertanian antara lain penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan, industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad, 1989:207). 5. Menurut Muiz (2009) perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai suatu proses perubahan dari penggunaan lahan sebelumnya kepenggunaan lain yang dapat bersifat permanen maupun sementara. 6. Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan lainnyadiikuti dengan bekurangnyatipe penggunaan lainnya dari waktu ke waktu berikutnya atau berubahnya fungsi suatu lahan dalam urun waktu yang berbeda ( Martin, 1993 dalam Wahyunto dkk, 2001) 7. Longsorlahan adalah suatu proses perpindahan masa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula,sehingga terpisah dari masa yang mantap,karena pengaruh gravitasi;dengan jenis gerakan berentuk rotasi dan

Translasi. (Peraturan Menteri PU Nomor:22/PRT/M/2007 tentang pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan bencana Longsor). 8. Faktor terjadinya longsorlahan di bedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.( Sukandar,dalan Sulfiadi,2008) F. Kerangka Pikir Aktifitas manusia Lahan Penggunaan lahan Penggunaan Lahan Sebelum Longsor(Peta RBI tahun 2000) Skala 1:25000 diperkecil menjadi 1:100000 Penggunaan Lahan Sesudah Longsor ( Citra Foto Google Earth Tahun 2011) Skala 1:100000 overlay Peta Perubahan Penggunaan Lahan Diplotkan Data Kejadian Longsorlahan Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pada Kejadian Longsorlahan Skala 1:100000 Gambar 1 Bagan Alir Penelitian G. Hipotesis 1. Penggunaan lahan di Kecamatan Pekuncen mengalami perubahan pada tahun 2000 dan 2012 2. Kejadian longsorlahan bertambah setelah terjadi perubahan penggunaan lahan