HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

POLA MAKAN DAN KERAGAMAN MENU ANAK BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2005

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM YOGYAKARTA

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015


PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006).

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

ABSTRACT. Key words: Food supplementing mother s milk, Nutritional status.

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Persepsi Ibu Pada Penyuluhan Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

PENGETAHUAN GIZI IBU DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KESEHATAN GIZI ANAK DI TAMAN MUDA (SD) TAMANSISWA SE KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

KECUKUPAN GIZI PROTEIN DAN ENERGI MAKAN SIANG SISWA DI TK TARUNA AL-QURAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

1 Universitas Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

ejournal Boga, Volume 3 Nomor 3, Yudisium Oktober Tahun 2014 Halaman 47-50

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari-hari. Makanan atau zat gizi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

PERUBAHAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI MAHASISWA PUTRA DAN PUTRI TPB IPB TAHUN 2005/2006 PESERTA FEEDING PROGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKANORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESANGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA KELUARGA PETANI (Studi di Desa Jurug Kabupaten Boyolali Tahun 2017)

HUBUNGAN UPAYA IBU DALAM PEMENUHAN ASUPAN GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014.

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Universitas Gadjah Mada

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I Penulis 1 Penulis 2 : Aby Riestanti : Dr. Siti Hamidah Universitas Negeri Yogyakarta abyriestanti@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi balita, (2) mengetahui pola konsumsi balita, (3) mengetahui status gizi balita, (4) mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita, (5) mengetahui hubungan pola konsumsi balita dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I. Penelitian ini merupakan penelitian survei korelasional. Data dikumpulkan dengan tes bentuk pilihan ganda dan Food Frequency QuestionnaIre (FFQ). Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) pengetahuan ibu tentang gizi balita termasuk dalam kategori sedang, (2) pola konsumsi balita yaitu: nasi, telur, tahu, tempe, bayam, wortel, pisang dan susu, (3) status gizi balita tergolong dalam gizi baik, (4) terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita, dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,402 dan tingkat signifikasi 0,000, (5) Terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi dengan status gizi, dengan harga koefisian korelasi sebesar 0,478 dan tingkat signifikansi 0,000. Kata kunci: pengetahuan, pola konsumsi, status gizi RELATIONSHIP BETWEEN MOTHERS KNOWLEDGE AND CONSUMPTION PATTERNS WITH NUTRITIONAL STATUS AT WORKING AREA PUSKESMAS SAMIGALUH I ABSTRACT The purpose of this study were to find out: (1) mothers knowledge of children nutrition, (2) pattern of children s food consumption, (3) nutritional status of children, (4)the relationship between mothers knowledge of children nutrition and nutritional status of children, (5) the relationship between children s food consumption patterns and nutritional status of children at working area Puskesmas Samigaluh I. The type of this study was survey correlational with cross sectional approach. The data were collected by multiple choice test and Food Frequency Questionnare (FFQ). The results of the study revealed that: (1) mothers knowledge of children nutrition had a medium category, (2) children s food consumption patterns were: rice, eggs, tofu, spinach,carrot, banana and milk, (3) the nutritional status of children was a good nutritional status, (4) there was a relationship between mothers knowledge of children nutrition and nutritional status, with correlation coefficient of 0.402 and significance level of 0.000, (5) there was a relationship between children s food consumption patterns and nutritional status, with correlation coefficient of 0.478 and significance level of 0.000, Keyword: knowledge, food consumtion patterns, nutritional status PENDAHULUAN Penentu keberhasilan pembangunan suatu bangsa adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan modal investasi bangsa yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari status gizi orang tersebut. 74

2 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 Kelompok balita merupakan golongan masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi padahal pada masa ini mereka sedang mengalami pertumbuhan otak yang pesat. Kelainan gizi yang paling sering dijumpai pada masa balita adalah Kurang Energi Protein (KEP) yang dapat disebabkan oleh dua hal yaitu penyebab langsung seperti asupan gizi serta penyakit infeksi dan penyebab tidak langsung seperti ketahanan pangan tingkat keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan (Rita Ramayulis, dkk, 2015:6-7). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Departemen Kesehatan, 2013:211), diperkirakan prevalensi balita gizi buruk dan kurang sebesar 19,6% dengan rincian 13,9% gizi kurang dan 5,7% menderita gizi buruk. Gambaran keadaan gizi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2012 jumlah kasus balita dengan status gizi kurang mencapai persentase sebesar 8,75% dan status gizi buruk sebesar 0,56%. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I sendiri, jumlah kasus balita gizi kurang dan buruk yaitu sebanyak 110 jiwa dari 971 balita atau sekitar 11,32% (UPTD Puskesmas Samigaluh I, 2014:46). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kejadian balita kurang gizi dan gizi buruk saat ini masih relatif tinggi di Indonesia. Balita umur 3-5 tahun umumnya memiliki nafsu makan yang naik-turun. Bagi mereka makan merupakan hal yang tidak menyenangkan karena pada usia ini mereka cenderung lebih aktif bermain. Selain itu pada usia ini mereka menjadi konsumen aktif yang artinya mereka dapat memilih dan menentukan makanan apa yang hendak mereka konsumsi. Usia 3-5 tahun akan menentukan perkembangan fisik dan mental anak saat dewasa karena pada usia ini mereka sudah bisa ditanamkan kebiasaan makan makanan beragam dan bergizi serta hidup bersih supaya daya tahan tubuh terjaga. Oleh sebab itu, pada usia ini peran orang tua khususnya ibu dalam mengamati dan mengarahkan sangat diperlukan (Tuti Soenardi,dkk, 2006: 73-74). Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I Kulon Progo, faktor sosial ekonomi dan pengetahuan diduga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya masalah gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I. Pemanfaatan sumber informasi yang merupakan salah satu sumber pengetahuan yaitu melalui posyandu dan media cetak maupun elektronik juga masih terbatas dan dalam memanfaatkannya tidak maksimal. Menurut data yang diambil oleh UPTD Puskesmas Samigaluh I pada bulan Maret 2016, keaktifan dari 65 posyandu yaitu sebesar 89,33% yang berarti 10,67% yang tidak mengikuti kegiatan posyandu. Oleh sebab itu faktor pengetahuan dan pola 75

Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 3 konsumsi balita diduga berhubungan dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi balita, (2) Mengetahui pola konsumsi balita, (3) Mengetahui status gizi balita, (4) Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita (5) Mengetahui hubungan pola konsumsi balita dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei korelasional yaitu semua anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian memiliki minimal dua jenis variabel yang diselidiki dan diukur, kemudian dihitung untuk diketahui koefisien korelasinya (Suharsimi Arikunto, 2002:31). Desain penelitian ini yaitu cross-sectional (potong lintang), dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat dikumpulkan dalam waktu bersama-sama. Tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:51). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I Kulon Progo Yogyakarta. Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai bulan Januari sampai Agustus 2016. Target/Subjek Penelitian Target/subjek populasi dalam penelitian ini adalah ibu dan balita umur 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I, yaitu sebanyak 360 balita. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling acak dengan jenis multi stage area cluster random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari wilayah yang luas, dilakukan secara berjenjang sehingga didapat wilayah sasaran yang diinginkan (Endang Mulyatiningsih, 2013:15), peneliti mengambil dua pedukuhan secara acak, yang terpilih adalah pedukuhan Madigondo dan pedukuhan Wonogiri yaitu sebanyak 32 orang. Prosedur Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode tes bentuk pilihan ganda dan food frequency questionnaire (FFQ). Langkah pertama yang dilakukan adalah membagikan soal tes dan lembar FFQ dan responden mengisi sesuai dengan petunjuk pengisian. Langkah kedua, setelah data terkumpul, dilakukan. rekapitulasi data, analisis data kemudian disimpulkan. Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penilaian yang digunakan pada masing-masing variabel adalah: 76

4 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 1. Pengetahuan ibu tentang gizi balita Pengetahuan ibu tentang gizi diukur melalui tes berbentuk pilihan ganda yang berisi daftar pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Apabila jawaban salah diberi nilai 0 dan untuk jawaban benar diberi nilai 1. Banyaknya pertanyaan yaitu 25 item. Kriteria penilaian menurut Ali Khomsan (2000:15) yaitu: Baik : skor > 80% Sedang : skor 60%-80% Kurang : skor < 60% Pengetahuan ibu tentang gizi balita meliputi pengertian balita dan gizi, kebutuhan gizi balita, unsur gizi balita, fungsi gizi balita, sumber gizi balita, akibat kelebihan dan kekurangan zat gizi serta penerapan menu untuk balita. Kriteria penilaian untuk sub indikator juga menggunakan penilaian menurut Ali Khomsan (2000:15). 2. Pola konsumsi balita Pola konsumsi balita diukur dengan menggunakan food frequency questionnaire (FFQ) yang dilakukan dengan memberi tanda pada jenis bahan makanan dan minuman yang biasa disediakan. Konsumsi pangan meliputi makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan minuman, selanjutnya nanti akan dilihat pola konsumsinya. Tabel 2. Pemberian Skor Pola Konsumsi Kategori Skor Keterangan A 50 >1x/hari B 25 1x/hari C 15 3x/minggu D 10 1-2x/minggu E 1 <1x/minggu F 0 Tidak pernah dikonsumsi Sumber: Suhardjo, 1989:155 3. Status Gizi Dalam menentukan klasifikasi status gizi menggunakan aturan baku. Baku antropometri yang digunakan adalah WHO- NCHS. Indikator yang digunakan adalah Berat Badan (BB)/Umur (U) yang dikutip dari I Dewa Nyoman Supariasa (2002:56), dengan klasifikasi sebagai berikut: Gizi lebih : > 2, 0 SD Gizi baik : - 2,0 SD s.d + 2,0 SD Gizi kurang : < - 2,0 SD Gizi buruk : < - 3,0 SD Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data pengetahuan, pola konsumsi dan status gizi. Analisis statistik digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dimana teknik analisis menggunakan uji korelasi sommers d. Uji ini dilakukan karena data berbentuk skala ordinal dan termasuk pada penelitian korelatif non parametris. 77

Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita Berdasarkan data penelitian, pengetahuan ibu tentang gizi balita dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang gizi balita yang baik ada 38%. sedang 59%, dan kurang 3 %. Berdasarkan data penelitian sub indikator pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Kategori Sub Indikator Pengetahuan N Sub Indikator Skor o. Pengetahuan Rerata (%) Kategori 1. Pengertian balita dan gizi 63,5 Sedang 2. Kebutuhan gizi 46,9 Kurang 3. Unsur gizi 66,7 Sedang 4. Fungsi gizi 63,1 Sedang 5. Sumber gizi 88 Baik 6. Akibat kelebihan dan 80,2 Baik kekurangan gizi 7. Perapan menu balita 89,8 Baik Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa pengetahuan responden tentang sumber gizi balita, akibat kelebihan dan kekurangan zat gizi serta penerapan menu untuk balita termasuk dalam kategori baik. Sub indikator untuk pengertian balita dan gizi, unsur gizi balita serta fungsi gizi balita termasuk dalam kategori sedang. Sub indikator kebutuhan gizi balita termasuk dalam kategori kurang. 2. Pola Konsumsi Balita a. Makanan Pokok Konsumsi makanan pokok pada balita dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Makanan Pokok Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa makanan pokok yang paling sering dikonsumsi adalah nasi. b. Lauk-pauk Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi lauk-pauk pada balita dapat dilihat pada Gambar 3. 78

6 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 Gambar 3. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Lauk - Pauk Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa lauk yang paling sering dikonsumsi adalah telur,tahu dan tempe. c. Sayur-sayuran Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi sayur-sayuran pada balita dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 5. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Buah Buahan Berdasarkan Gambar 5 diketahui bahwa buah yang paling sering dikonsumsi adalah pisang. e. Minuman Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi minuman pada balita dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 4. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Sayur-sayuran Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa sayur yang paling sering dikonsumsi adalah bayam dan wortel. d. Buah-buahan Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi buah-buahan pada balita dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Minuman Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa minuman yang paling sering dikonsumsi adalah susu. 3. Status Gizi Balita Berdasarkan data penelitian, status gizi balita dapat dilihat pada Gambar 7. 79

Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 7 Gambar 7. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Umur 3 5 Tahun Berdasarkan Gambar 7 diketahui bahwa responden yang memiliki status gizi baik ada 78% dan kurang 22%. 4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita Berdasarkan hasil analisis, hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dapat diketahui bahwa harga korelasi sebesar 0,402, sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sedang antara pengetahuan ibu dan status gizi. 5. Hubungan Pola Konsumsi Balita dengan Status Gizi Balita Umur 3 5 Tahun Berdasarkan hasil analisis, hubungan pola konsumsi balita dengan status gizi balita dapat diketahui bahwa harga korelasi sebesar 0,478, sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sedang antara pola konsumsi balita dan status gizi. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan pemaparan hasil penelitian pada bab sebelumnya, pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan sub indikator meliputi sumber gizi balita, akibat kelebihan dan kekurangan zat gizi serta penerapan menu untuk balita termasuk dalam kategori baik. Sub indikator untuk pengertian balita dan gizi, unsur gizi balita serta fungsi gizi balita termasuk dalam kategori sedang. Sub indikator kebutuhan gizi balita termasuk dalam kategori kurang. Hal tersebut yang menyebabkan sebagian besar sampel memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Oleh sebab itu, perlu diadakan peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi balita terutama pada ibu yang masih memiliki pengetahuan di bawah ratarata dan penyuluhan lanjutan terkait sub indikator yang masih dalam kategori kurang hingga sedang. 2. Pola Konsumsi Pola konsumsi menggambarkan pangan apa saja yang biasa dikonsumsi oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pola konsumsi balita yaitu: makanan pokok berupa nasi, lauk hewani berupa telur, lauk nabati berupa tahu, sayursayuran berupa bayam, buah-buahan berupa pisang, dan minuman yang paling sering dikonsumsi berupa susu. Pola konsumsi yang sedikit dikonsumsi yaitu ubi jalar, daging sapi, kangkung, terong, durian, dan sirup. 3. Status Gizi Balita Sebagian besar responden mempunyai balita dengan status gizi baik. Meskipun 80

8 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 sebagian besar balita telah mempunyai status gizi yang baik, namun masih diperlukan upaya peningkatan pemberian gizi yang seimbang dengan kebutuhan tubuh sehingga nantinya bisa terus berada pada status gizi yang baik. 4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara tingkat pengetahuan dengan status gizi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Erni Kurniawati (2012) di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu terhadap status gizi balita. Ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan memiliki balita dengan status gizi baik, begitupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang cukup akan lebih memiliki informasi yang terkait dengan pemenuhan gizi balita dengan baik. Oleh sebab itu, ibu perlu mendapat penyuluhanpenyuluhan tentang gizi yang benar bagi balita supaya dapat menyediakan pangan yang tepat bagi balita untuk mempertahankan status gizi yang baik maupun meningkatkan status gizi yang masih dalam kondisi kurang. 5. Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Gizi Balita Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara pola konsumsi balita dengan status gizi balita. Hasil tersebut sejalan dengan Rusilanti, dkk (2015:168) bahwa faktor gizi pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pola asuh makan. Pola asuh makan seperti pengetahuan ibu tentang gizi balita akan selalu terkait dengan kegiatan pemberian makan yang membentuk pola konsumsi balita yang pada akhirnya akan menentukan status gizi seorang. Maka dapat dikatakan bahwa pola konsumsi balita berhubungan dengan status gizi balita. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka simpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu tentang gizi balita termasuk dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dari harga mean yang diperoleh yaitu sebesar 18,81. 2. Pola konsumsi balita dibedakan atas konsumsi makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman, secara berturut-turut pola konsumsi pangan balita yang paling sering dikonsumsi adalah 81

Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 9 nasi, telur, tahu, tempe, bayam, wortel, pisang, susu. 3. Status gizi balita tergolong dalam gizi baik. Hal ini dibuktikan dengan harga mean sebesar -0,7. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita, ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,402 dengan tingkat signifikasi koefisien korelasi 0,000 yang berarti memiliki tingkat hubungan yang cukup kuat. 5. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara pola konsumsi balita dengan status gizi balita ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,478 dengan tingkat signifikasi 0,000. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikembangkan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Puskesmas dan kader kesehatan Penyuluhan tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi) yang mendalam untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu yang masih memiliki pengetahuan di bawah ratarata. Selain itu masih perlu peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi pada sub indikator pengertian balita dan gizi, kebutuhan gizi balita, unsur gizi balita dan fungsi gizi balita sehingga dalam penyediaan makanan dalam keluarga khususnya bagi balita dapat memperhatikan aspek gizinya dan akhirnya dapat meningkatkan atau mempertahankan status gizi balita. Selain itu Puskesmas juga perlu memberikan penyuluhan lebih dalam kepada kader supaya dapat menggerakkan ibu untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu. 2. Bagi Ibu Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu masih sedang khususnya terkait sub indikator pengertian balita dan gizi, kebutuhan gizi balita, unsur gizi balita, fungsi gizi balita dan akibat kelebihan dan kekurangan zat gizi, sehingga ibu perlu menambah pengetahuan mengenai gizi balita, diantaranya dapat dilakukan dengan membaca buku, tabloid maupun majalah tentang gizi balita. Selain itu ibu bisa memanfaatkan posyandu sebagai sarana untuk menggali informasi tentang balita sehingga untuk memaksimalkan manfaat posyandu ibu harus aktif dalam mengikuti seluruh kegiatan posyandu. Ibu juga perlu menambah variasi bahan pangan untuk balita supaya balita dapat memperoleh zat gizi yang cukup. DAFTAR PUSTAKA Ali Khomsan. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: IPB Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Departemen Kesehatan. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2013. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Dinkes DIY 82

10 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 Endang Mulyatiningsih. 2013. Metode Penelitian Terapan: Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Erni Kurniawati. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Skripsi. Jawa Tengah: Akademi Kebidanan Purworejo I Dewa Nyoman Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Rita Ramayulis, Edith Herianandita, Irfani Afif. 2015. Menu dan Resep Bekal Sehat. Jakarta: Penebar Plus Rusilanti, Mutiara Dahlia, Yeni Yulianti. 2015. Gizi dan Kesehatan Anak Prasekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Soekidjo Notoadmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Suhardjo. 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Tuti Soenardi. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia: Gizi Seimbang untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Primadia Pustaka UPTD Puskesmas Samigaluh I. 2015. Perencanaan Tingkat Puskesmas UPTD Puskesmas Samigaluh I Tahun 2015. Yogyakarta: UPTD Puskesmas Samigaluh I 83