PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektifitas Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

EFEKTIFITAS KEMASAN DAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L) Merill) Skripsi

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

APLIKASI PENGGUNAAN BEBERAPA AKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN SENGON (Paraserianthes falcataria), AKASIA (Acacia mangium), DAN SUREN (Toona sureni)

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (25 32)

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

KAJIAN PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT BIJI BOTANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BEBERAPA MACAM MEDIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PEMILIHAN METODA DAN MEDIA UJI PERKECAMBAHAN BENIH TISUK (Hibiscus sp.)

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

UJI DAYA KECAMBAH BENIH TANJUNG (Mimusops elengi Linn) DENGAN BERBAGAI TEKNIK DAN LAMA PENYIMPANAN BENIH

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.) AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr)

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH LETAK BUAH PADA TANDAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH DUA GENOTIPE KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SKRIPSI

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

VIABILITAS BENIH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.)) SELAMA PENYIMPANAN 4 BULAN DENGAN TINGKAT KADAR AIR BERBEDA DALAM BEBERAPA JENIS KEMASAN TESIS

Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Berbagai Media Tanam di Pembibitan. Oleh: Susantidiana. Abstract

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH

Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: ISSN

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya Medan, 23 Agustus 2014 MAKALAH PENDAMPING #3 FISIOLOGI

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 14, No. 1, April 2015

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN EDI HANDOKO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

TOLERANSI VARIETAS PADI HITAM (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN. Tesis Program Studi Agronomi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR. Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv.cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PEMATAHAN DORMANSI UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) DENGAN PERENDAMAN DALAM ETHEPON

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max

Transkripsi:

PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sudjindro dan Sri Rustini Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK Penelitian pengaruh genotipe dan lingkungan tumbuh terhadap perkecambahan benih jarak pagar (Jatropha curcas L.) dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2007 di Balittas, Malang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan tumbuh yang paling sesuai untuk perkecambahan benih beberapa genotipe J. curcas. Penelitian menggunakan rancangan faktorial yang diatur secara acak lengkap dengan 3 ulangan. Faktor I adalah 3 genotipe J. curcas yaitu: 1. Kediri, 2. NTB, dan 3. IP-1M. Faktor II adalah kondisi lingkungan tumbuh, yaitu: a). rumah kaca, b) rumah plastik, c) ruangan laboratorium. Tiap kombinasi perlakuan ditanam pada bak plastik ukuran 35 x 43 x 15 cm. Medium perkecambahan adalah pasir steril, dan tiap bak ditanam sebanyak 100 butir benih. Pengamatan dimulai pada hari ke-5 dan diakhiri pada hari ke-15 setelah tanam, meliputi daya berkecambah, vigor, tinggi, diameter, dan panjang akar kecambah. Sedangkan lingkungan tumbuh diamati suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara genotipe dan kondisi lingkungan tumbuh. Genotipe IP-1M yang dikecambahkan pada kondisi lingkungan di rumah kaca memiliki daya berkecambah dan vigor lebih baik dibanding genotipe lainnya. Panjang akar kecambah terbaik diperoleh pada kondisi lingkungan rumah plastik atau rumah kaca untuk semua genotipe. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan Jatropha adalah rumah kaca atau rumah plastik. Kata kunci: Jarak pagar, Jatropha curcas L., perkecambahan, lingkungan tumbuh EFFECT OF GROWTH ENVIRONMENT TO SEED GERMINATION ON SOME GENOTYPES OF PHYSIC NUT (Jatropha curcas L.) ABSTRACT Research on the influence of genotypes and environment on seed germination of physic nut (Jatropha curcas L.) has been conducted from April to May 2007 at IToFCRI, Malang. The aim of this research was to find out the most suitable environment for seed germination of J. curcas genotypes. The research was arranged in completely randomized design with three replications in two factors. The first factor was three genotypes i.e. Kediri, NTB, and IP-1M. The second factor was three different types of environment i.e. green house, plastic house, and laboratory room. Unit of treatment was 35 x 43 x 15 cm a plastic box contained 100 seeds. The germinations medium was steriled sand. The observations of seed germinations, vigor, sprout height, sprout diameter, and length of root sprout started from 5 to 15 days after sowing. Temperature, relative humidity, and light intensity were monitored in each chamber. The result showed that growth environments and genotypes were interactions. Germinations and vigor of IP-1M seed were best at greenhouse. The root length was best at greenhouse or plastic house for all genotypes. The best environment for germinating of Jatropha seed was greenhouse or plastic house. Key words: Physic nut, Jatropha curcas L., germination, environment 116

PENDAHULUAN Informasi tentang teknologi perbenihan jarak pagar masih sangat terbatas, salah satunya tentang perkecambahan benih. Di samping oleh faktor genetik, untuk dapat memulai perkecambahan benih memerlukan syarat khusus. Menurut Kamil (1982), persyaratan untuk berkecambah yang berbeda-beda dari berbagai macam biji penting untuk diketahui sebagai pedoman untuk penanaman biji (planting the seed) dan menetapkan perlakuan tertentu terhadap biji tersebut. Benih dapat berkecambah jika tersedia set of factors selama terjadinya proses perkecambahan itu. Kuswanto (1996) menyatakan set of factor itu terdiri dari air, komposisi gas, suhu, dan cahaya. Perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kadar air benih, viabilitas awal, dan fisik benih, sedangkan faktor eksternal terdiri dari media perkecambahan, suhu, kelembapan udara, dan intensitas cahaya. Benih jarak pagar dapat disimpan sampai dengan 7 tahun dalam kantong plastik, pada suhu 16 C dengan daya berkecambah 47% (Heller, 1996). Kinzel dalam Gardner et al. (1991) mengidentifikasikan kepekaan terhadap cahaya pada biji sejumlah besar spesies dan mengklasifikasikan beberapa ratus spesies menurut (1) perkecambahan lebih baik dalam terang (fotoblastik), (2) perkecambahan lebih baik dalam gelap, atau (3) perkecambahan tidak dipengaruhi oleh gelap atau terang. Kuswanto (1996) menjelaskan pada kategori pertama benih harus disebarkan di atas permukaan lahan untuk mengecambahkan, kategori kedua benih tersebut dibenamkan di bawah permukaan lahan, kategori ketiga membutuhkan cahaya yang intensitasnya berganti. Menurut Kamil (1982) cahaya dengan intensitas 100 115 feet candles (fc) sudah cukup untuk perkecambahan biji (1 fc = 10,76 lux). Suhu yang sesuai untuk perkecambahan benih jarak kepyar (Ricinus communis L.) dengan media pasir di ruang laboratorium adalah 20 30ºC dengan waktu pengamatan pertama umur 7 dan 14 hari setelah semai untuk pengamatan kedua (ISTA, 2005). Sedangkan untuk benih-benih tanaman tahunan seperti jati (Tectona grandis Linn F.) metode perkecambahan benihnya di media pasir steril di rumah kaca membutuhkan suhu 31 41ºC, kelembapan relatif 70 80%, dengan intensitas cahaya 16.800 59.000 lux berfluktuasi menurut kondisi rumah kaca (SNI, 2005). Benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) dengan media yang sama di rumah kaca untuk perkecambahan benih membutuhkan suhu 30 40ºC, dengan kelembapan relatif 47 78%, dan intensitas cahaya 5.180 19.400 lux (SNI, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan tumbuh yang paling sesuai untuk perkecambahan benih beberapa genotipe jarak pagar. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2007 di Balittas, Malang. Penelitian menggunakan rancangan faktorial yang diatur secara acak lengkap dengan tiga ulangan. Faktor I adalah 3 genotipe J. curcas yaitu: 1. Kediri, 2. NTB, dan 3. IP-1M. Faktor II adalah kondisi lingkungan tumbuh, yaitu: a). rumah kaca, b) rumah plastik, c) ruangan laboratorium. Tiap kombinasi perlakuan ditanam pada bak plastik ukuran 35 x 43 x 15 cm. Medium perkecambahan adalah pasir steril, dan tiap bak ditanam sebanyak 100 butir benih. Pengamatan dimulai pada hari ke-5 dan diakhiri pada hari ke-15 setelah semai. Parameter yang diamati meliputi daya berkecambah, tinggi, diameter, dan panjang akar kecambah. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam, jika menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan (DMRT = Duncan multiple range tests) 5%. Sedangkan lingkungan tumbuh kecambah pe- 117

ngamatan dilakukan pada suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap daya berkecambah, tinggi, dan diameter kecambah, serta panjang akar kecambah pada 15 hari setelah tanam pada ketiga genotipe pada tiga lokasi, terdapat interaksi lokasi dan genotipe pada daya berkecambah dan panjang akar kecambah. Sedangkan pada tinggi dan diameter batang kecambah tidak menunjukkan perbedaan. Interaksi antara genotipe dan lingkungan ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1. Interaksi antara lokasi dan genotipe pada daya berkecambah dan panjang akar kecambah benih jarak pagar pada 15 hari setelah tanam Lingkungan tumbuh Genotipe Daya berkecambah (%) Panjang akar (cm) Rumah kaca IP 1M 98,667 a *) 0,483 d Rumah plastik Ruang laboratorium NTB 96,000 ab 1,763 ab Kediri 96,000 ab 1,947 a IP 1M 91,333 ab 2,120 a NTB 94,000 ab 1,990 a Kediri 95,333 ab 1,483 abc IP 1M 88,667 b 1,033 bdc NTB 77,333 c 0,750 dc Kediri 88,000 b 1,303 abc *) Angka-angka dalam kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. Pada kondisi lingkungan tumbuh di rumah kaca dan rumah plastik memiliki daya berkecambah dan panjang akar yang baik untuk semua genotipe, dibanding dengan di ruang laboratorium. Daya berkecambah pada penelitian ini adalah berdasarkan banyaknya kecambah normal yang dihasilkan pada akhir pengamatan. Daya berkecambah tertinggi dicapai oleh genotipe IP-1M di rumah kaca tetapi mempunyai akar terpendek, sedang daya berkecambah terendah dicapai oleh genotipe NTB di ruang laboratorium. Genotipe IP-1M di rumah plastik mempunyai akar terpanjang tetapi tidak berbeda dengan genotipe NTB dan Kediri baik di rumah kaca maupun di rumah plastik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa genotipe IP-1M mempunyai daya berkecambah lebih baik di rumah kaca. Menurut Kuswanto (1996), salah satu definisi benih dikatakan berkecambah adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula. Pada proses perkecambahan benih bersamaan dengan proses imbibisi akan terjadi peningkatan laju respirasi yang akan mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat di dalamnya sehingga proses perombakan cadangan makanan yang akan menghasilkan energi ATP dan unsur hara diikuti oleh senyawa protein untuk pembentukan sel-sel baru embrio. Selanjutnya akan diikuti proses diferensiasi sel-sel sehingga terbentuk plumula yang merupakan bakal batang dan daun serta radikula yang merupakan bakal akar. Ditinjau dari kondisi lingkungan pada ketiga lingkungan tumbuh di rumah kaca dan rumah plastik memberikan kecepatan tumbuh kecambah sama yaitu pada hari ke-6. Genotipe Kediri mempunyai rata-rata jumlah kecambah tumbuh lebih tinggi dibanding kedua genotipe lainnya pada 3 kondisi lingkungan (Gambar 1 3). Hal ini kemungkinan disebabkan laju respirasi benih genotipe ini pada kedua lingkungan lebih tinggi, sehingga enzimenzim yang ada di dalamnya aktif lebih cepat untuk menjalankan proses perkecambahan berikutnya. Jumlah kecambah tumbuh yang diamati pada pengamatan ini tidak memperhatikan normal tidaknya kecambah tersebut. Jika dihubungkan dengan daya berkecambah pada Tabel 1, genotipe Kediri yang mempunyai rata-rata jumlah kecambah tumbuh paling tinggi dari hari ke-5 sampai hari ke-15 setelah tanam, dan sebagian merupakan kecambah 118

yang kurang vigor jika dilihat dari daya berkecambah pada akhir pengamatan. Menurut Kuswanto (1996) kecambah yang kurang vigor adalah kecambah setelah muncul dari benih, tidak dapat melanjutkan pertumbuhannya, atau dapat digolongkan ke dalam kecambah abnormal dalam pengujian benih. Kondisi lingkungan tumbuh pada ketiga jenis lingkungan seperti terlihat pada Tabel 2, menunjukkan bahwa rata-rata intensitas cahaya tertinggi dicapai pada lingkungan rumah kaca. Menurut Kamil (1982) cahaya, dalam proses perkecambahan berpengaruh pada waktu proses imbibisi, dan kepekaan biji terhadap cahaya meningkat dengan bertambah lamanya waktu imbibisi. Kaitan antara penyinaran dan imbibisi biji tergantung pula kepada besarnya intensitas cahaya dan lamanya waktu sesudah imbibisi dengan penyinaran. Menurut Mayer dan Mayber (1989), pada perkecambahan tembakau pengaruh pemberian cahaya dalam waktu singkat atau dalam intensitas kecil yaitu 0,01 detik cahaya matahari sudah cukup efektif dalam mendorong perkecambahan. Belum banyak informasi mengenai perkecambahan jarak pagar terutama dalam hal pengaruh intensitas cahaya, sehingga diduga perkecambahan benih jarak pagar sangat memerlukan energi besar yang berasal dari cahaya matahari. Jml kecambah tumbuh 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Hari ke - Genotip Kediri Genotip NTB Genotip IP-1M Gambar 1. Grafik Kecepatan kecepatan tumbuh Tumbuh di di rumah Rumah kaca Kaca 119

Jumlah Kecambah Tumbuh 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Hari ke - Genotip Kediri Genotip NTB Genotip IP-1M Gambar 1. 2. Grafik Kecepatan kecepatan Tumbuh tumbuh di di rumah Rumah plastik Plastik Jumlah kecambah tumbuh 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Hari ke - Genotip Kediri Genotip NTB Genotip IP-1M Gambar 3. Grafik Kecepatan Tumbuh di Ruang Laboratorium Gambar 1. Grafik kecepatan tumbuh di ruang laboratorium 120

Tabel 2. Kondisi suhu, RH, dan intensitas cahaya di tiga lingkungan tumbuh Hari ke- Rumah kaca Rumah plastik Ruang laboratorium Suhu (ºC) RH (%) Cahaya (fc) Suhu (ºC) RH (%) Cahaya (fc) Suhu (ºC) RH (%) Cahaya (fc) 1 33 55 1 420,66 34 51 836,80 29 80 4,88 2 34 55 1 256,88 34 50 748,44 29 79 4,24 3 36 58 1 286,28 43 40 712,68 29 70 5,20 4 36 47 1 516,80 20 50 468,80 29 72 5,57 5 36 47 1 228,98 21 50 624,66 31 54 2,32 6 37 46 996,86 21 50 822,60 27 80 0,93 7 30 50 1 346,84 42 41 654,86 29 70 5,95 8 42 44 1 440,80 40 48 967,24 30 55 11,98 9 41 40 844,64 38 46 987,90 29 70 6,13 10 50 38 924,26 44 37 652,63 26 71 3,90 11 50 37 1 040,48 44 45 662,11 26 76 4,83 12 34 49 984,74 37 47 1114,8 28 75 4,74 13 30 66 1 226,28 36 63 778,7 29 72 5,67 14 32 51 1 337,76 27 75 1430,66 29 70 5,57 Rata-rata 37,21 48,79 1 147,32 34,36 49,50 927,78 28,57 71,00 5,23 St. Dev 6,44 8,01 163,66 8,73 9,59 337,78 1,40 7,93 2,64 KK (%) 17,29 16,42 14,26 25,42 19,37 36,41 4,90 11,17 50,39 KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara genotipe dan kondisi lingkungan tumbuh. Genotipe IP-1M yang dikecambahkan pada kondisi lingkungan di rumah kaca memiliki daya berkecambah dan vigor lebih baik dibanding genotipe lainnya. Panjang akar kecambah terbaik diperoleh pada kondisi lingkungan rumah plastik atau rumah kaca untuk semua genotipe. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan jarak pagar adalah rumah kaca atau rumah plastik. PUSTAKA Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi tanaman budidaya. Herawati Susilo pent., Universitas Indonesia Press, Jakarta. Heller, J. 1996. Physic nut Jatropha curcas L. Promoting the conservation and use of underutilized and neglected crops. 1. International Plant Genetic Resources Institute. ISTA. 2005. International rules for seed testing. Edition 2005. International Seed Testing Association. Kamil, J. 1982. Teknologi benih. Angkasa. Bandung. Kuswanto, H. 1996. Dasar-dasar teknologi, produksi, dan sertifikasi benih. Andi Offset. Yogyakarta. Mayer, A.M. and A.P. Mayber. 1989. The germination of seeds. Fourth edition. Pergamon Press, Oxford. 121

SNI. 2005. Uji mutu fisik dan fisiologis benih jati (Tectona grandis Linn F.) SNI 01-7136-2005. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. SNI. 2006. Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen). SNI 01-7223-2006. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. DISKUSI Tidak ada pertanyaan. 122