PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM
|
|
- Harjanti Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM Melati Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor melatinazar@yahoo.co.id ABSTRAK Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan dapat dianggap sebagai suatu sistem. Untuk mempermudah mempelajari sistem tersebut dapat dilakukan melalui aliran proses perkecambahan yang akhirnya membentuk suatu model perkecambahan. Faktor-faktor yang terlibat dalam perkecambahan benih saling berhubungan satu sama lain, baik itu faktor dalam maupun faktor luar. Model perkecambahan dapat diduga melalui tingkat kemasakan benih, ukuran benih, air, suhu, O 2 dan cahaya. Tulisan ini menguraikan perkecambahan benih sebagai suatu sistem yang saling terkait dan membuat model perkecambahan benih berdasarkan bobot benih dan kaitannya dengan viabilitas dan vigor benih. Berdasarkan studi kasus pada benih tanaman jarak didapatkan adanya hubungan yang erat dan bersifat positif antara bobot biji jarak dengan tinggi kecambah, daya berkecambah, indeks vigor dan bobot segar kecambah. Terdapat hubungan erat satu sama lain yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu sistem. Semakin berat bobot biji Jarak, maka semakin semakin tinggi viabilitas dan vigor benih. Kata kunci: Sistem, faktor dalam, faktor luar, model perkecambahan, bobot benih PENDAHULUAN Secara fisiologis perkecambahan benih didefinisikan sebagai munculnya kembali proses metabolisme dan pertumbuhan struktur embrio yang tadinya tertunda ditandai dengan munculnya struktur esensial tersebut menembus kulit benih. Sementara secara morfologis, perkecambahan benih merupakan perubahan bentuk dari embrio menjadi kecambah. Secara biokimia perkecambahan benih merupakan rangkaian perubahan lintasan-lintasan oksidatif dan secara teknologi perkecambahan benih adalah muncul dan berkembangnya struktur penting dari embrio serta menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal. Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahanperubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Copeland dan McDonald (1985) menguraikan tahapan dalam proses perkecambahan benih tahapan: Tahap 1 : meliputi proses (1) imbibisi, (2) melunaknya kulit benih dan (3) hidrasi dari protoplasma. Tahap 2 : dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih. Tahap 3 : merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokaskan ke titik-titik tumbuh. Tahap 4 : adalah asimilasi dari bahanbahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan kom- 109
2 Prosiding Seminar Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat Bogor, 29 April 2015 ponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap 5 : adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh. Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Benih yang baru tumbuh mempunyai daun yang belum berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan kecambah sangat bergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji (Sutopo, 2002), tetapi pada saat kecambah sudah berakar, media tumbuh lebih berperan dalam menyediakan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Agar benih dapat berkecambah normal, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih. Faktorfaktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi dan penghambat perkecambahan dan faktor luar meliputi : air, temperature, oksigen, cahaya dan media tanam. Perkecambahan benih melibatkan proses morfologis, fisiologis dan biokimia. Berdasarkan definisi dan tahapan tersebut maka proses perkecambahan benih dapat dianggap sebagai suatu sistem. Proses fisiologis dapat dilihat dari adanya perubahan warna biji, tertundanya perkecambahan benih, menurunnya laju pertumbuhan kecambah, berkurangnya daya berkecambah, serta meningkatnya kecambah abnormal. Proses biokimia dapat dilihat dari terjadinya perubahan-perubahan dalam aktivitas enzim, respirasi, laju sintesa, membran, persediaan makanan, dan perubahan dalam kromosom. Proses imbibisi, kegiatan sel dan enzim, penguraian cadangan makanan, asimilasi bahan hasil penguraian, pertumbuhan kecambah, dan lain-lain merupakan sub sistem yang saling berhubungan. Faktor-faktor yang terlibat dalam perkecambahan benih, baik itu faktor dalam maupun faktor luar masing-masing mempengaruhi perkecambahan dan saling berhubungan satu sama lain. Bagaimana masing-masing faktor tersebut saling mempengaruhi dapat digambarkan dalam suatu bagan alir perkecambahan (Gambar 1). Proses perkecambahan dapat dianggap sebagai suatu sistem, maka untuk mempermudah mempelajari sistem tersebut dapat dipelajari melalui aliran proses perkecambahan yang akhirnya membentuk suatu model perkecambahan. Handoko (1994), model adalah penyederhanaan suatu sistem. Sedangkan sistem adalah gambaran suatu proses atau beberapa proses (beberapa subsistem) yang teratur. Dijelaskan pula bahwa terdapat tiga macam tujuan model yakni (1) untuk pemahaman proses, (2) prekdiksi dan (3) untuk keperluan manajemen. Hubungan antar faktor yang saling mempengaruhi proses perkecambahan dapat terjadi secara kualitatif maupun kuantitatif. Gambar 1 menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Faktor-faktor tersebut saling terkait satu sama lain membentuk suatu sistem yang saling berhubungan. Ketersediaan air pada media perkecambahan merupakan awal dari proses sistem tersebut dimulai. Penyerapan air akan mengativasi (enzim, respirasi, organel sel, sintesis RNA dan protein). Kecepatan benih dalam menyerap air sangat dipengaruhi oleh permeabilitas kulit benih, tingkat kemasakan benih, komposisi kimia benih, suhu, oksigen. 110
3 FAKTOR-FAKTOR DALAM PERKECAMBAHAN BENIH Melati : Perkecambahan Benih Sebagai Suatu Sistem Media (pasir, tanah, kertas,cocopit) Air Tingkat Kemasakan Benih Kadar Air Benih Ukuran /Berat Benih Struktur Kulit IMBIBISI Cahaya Suhu Oksigen KEGIATAN SEL, HORMON & ENZIM METABOLISME (KATABOLISME & ANABOLISME) KECAMBAH Tinggi Daya berkecamba Indeks vigor Bobot segar kecambah Gambar 1. Bagan Alir Perkecambahan Benih Tingkat kemasakan benih Delouche (1983) menyatakan bahwa proses kemasakan benih mencakup perubahan-perubahan morfologi dan fisiologi yang berlangsung sejak fertilisasi sampai bakal benih masak menjadi benih yang siap panen. Pemanenan benih pada tingkat kemasakan yang tepat (masak fisiologi) sangatlah penting untuk mendapatkan tingkat mutu benih yang tinggi dan daya simpan yang panjang. Pemanenan yang dianjurkan adalah pada saat vigor maksimum (daya tumbuh maksimum), bobot kering benih maksimum, penurunan kadar air benih (sampai mencapai 111
4 Prosiding Seminar Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat Bogor, 29 April 2015 kadar air keseimbangan) dan peningkatan perkecambahan (Kamil, 1982). Benih yang dipanen sebelum tingkat masak fisiologis tercapai, tidak akan mempunyai viabilitas yang tinggi. Pada tingkatan tersebut benih diduga belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Tingkat kemasakan benih penting diketahui untuk menentukan waktu panen yang tepat, sebab waktu pemanenan sangat mempengaruhi viabilitas dan vigor benih (Munir 2013). Masak fisiologis benih kemangi pada 48 HSB (hari setelah berbunga) yang ditunjukkan dengan viabilitas dan vigor yang maksimum (Hidayati, 2014). Ukuran dan berat benih Jaringan penyimpan benih memiliki karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Benih yang berukuran besar dan berat diduga mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dan mungkin pula embrionya lebih besar. Menurut Worker dan Rukman (1968) dalam Sutopo (2002) mengemukakan bahwa ukuran benih menunjukan korelasi positif terhadap kandungan protein pada benih sorghum (Sorghum vulgare). Makin besar ukuran benih, maka kandungan proteinnya makin meningkat pula. Benih yang ukurannya lebih besar biasanya menghasilkan kecambah tanaman yang lebih besar pula. Adikadarsih (2007) menyatakan pengaruh bobot biji jarak pagar yang dikategorikan dalam tiga ukuran berat, yaitu Berat (L): lebih dari 0,70 g; Sedang (M) : 0,50-0,69 g; Ringan (S): 0,30-0,49 g terhadap tinggi kecambah dan berat basah kecambah. Biji yang dipergunakan adalah biji yang telah mencapai masak fisiologis dari klon NTB, dikeringkan hingga kadar air 7% kemudian dikecambahkan. Tiap perlakuan diulang dua kali masing-masing 100 biji per bak. Hasil analisis menunjukkan bahwa bobot biji berpengaruh sangat nyata pada parameter daya berkecambah dan bobot basah kecambah (Tabel 1). Hal ini diduga berhubungan dengan jumlah cadangan awal yang dimiliki biji. Trend yang sama terlihat pada parameter tinggi kecambah dan vigor kecambah, sehingga saat proses perkecambahan jumlah cadangan makanan yang dapat dirombak menjadi sumber energi untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan embrio juga lebih banyak. Jumlah energi lebih besar berpengaruh pada meningkatnya aktivitas pembelahan sel pada bagian sel tubuh embrio. Hal tersebut didukung hasil observasi bahwa kecambah yang paling tinggi terdapat pada kelompok biji yang paling berat/l (22,43 cm) sedangkan yang paling rendah adalah kelompok S (19,13). Tabel 1. Pengaruh bobot biji Jarak terhadap tinggi kecambah, daya berkecambah, vigor dan bobot segar kecambah. Bobot biji Tinggi kecambah (cm) Daya berkecambah (%) Vigor (%) L (0,70) 22,43 92,50 a 87,00 417,50 a M (0,50-0,69) 21,83 85,00 ab 78,00 396,50 a S (0,30-0,49) 19,13 68,50 a 58,50 214,00 b KK (%) 7,15 6,12 10,58 1,79 Sumber: Adikadarsih (2007) BBs 112
5 Melati : Perkecambahan Benih Sebagai Suatu Sistem Demikian pula kecambahan yang paling ringan berasal dari kelompok S (214,00). Air Air merupakan salah satu syarat penting untuk proses perkecambahan benih. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih adalah (1) sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya, (2) jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya dan (3) temperatur. Air berperan dalam proses pelunakan kulit benih, menentukan kelembapan media, menginisiasi giberellin, mengaktifkan enzim, ikut serta dalam proses metabolism serta translokasi metabolit dan oksigen. Banyaknya air yang diperlukan bervariasi tergantung pada jenis benihnya. Tetapi umumnya tidak melebihi dua atau tiga kali dari berat keringnya. Benih tanaman mempunyai kemampuan berkecambah pada kisaran air tanah tersedia mulai dari kapasitas lapang sampai titik layu permanen. Penyerapan air oleh benih yang terjadi pada tahap imbibisi biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40-60% dan akan meningkat lagi pada saat munculnya radical sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air 70-90%. Temperatur Temperatur merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan benih. Temperatur optimum bagi kebanyakan benih tanaman adalah antara 26,5-35 C. Tingkat pengambilan air oleh benih dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatnya kebutuhan air. Oksigen Oksigen berpengaruh terhadap perkecambahan pada proses respirasi, akan tetapi efeknya tidak terlalu besar seperti halnya ketersediaan air. Proses respirasi tanaman adalah proses perombakan gula (karbohidrat) hasil fotosintesis dan hasil akhir dari proses respirasi yaitu terbentuknya ATP yang merupakan sumber energi utama bagi tanaman untuk melakukan semua kegiatan seperti absorbsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun fotosintesis. Oksigen diperlukan oleh tanaman pada awal masa pertumbuhannya karena belum memiliki organ yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan awal tanaman. Persentase perkecambahan benih jagung yang diberi oksigen berbeda nyata dengan benih jagung tanpa oksigen (Liu et al., 2012). Cahaya Menurut Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (2005) bahwa cahaya sangat penting untuk perkecambahan benih. Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk perkecambahannya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh suatu sistem pigmen yang dikenal sebagai phytochrome. Phytochrome mempunyai dua bentuk yang sifatnya reversible yaitu phytochrome merah yang mengabsorbsi sinar merah dan phytochrome infra merah yang mengabsorbsi sinar infra merah. Bila benih yang sedang berimbibisi diberikan cahaya merah (6400A-6700A), maka akan menyebabkan phytochrome merah berubah menjadi phytochrome infra merah yang menimbulkan reaksi merangsang perkecambahan. Sebaliknya jika diberikan cahaya infra merah (7200A- 7500A) akan menyebabkan pengubahan phytochrome infra merah menjadi phytochrome merah yang menghambat perkecambahan (Sutopo, 2002). Hasil penelitian Karin et al. (2006) pada benih species Carex menunjukkan bahwa benih yang diberi paparan sinar infra merah dan sinar 113
6 Prosiding Seminar Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat Bogor, 29 April 2015 putih secara nyata dapat meningkatkan perkecambahan dibandingkan benih yang tidak diberi paparan cahaya. Abdullateef (2011) menguji benih Stevia rebaudiana pada cahaya putih dan cahaya merah, hasilnya menunjukkan daya berkecambah benih stevia yang diberi paparan cahaya merah (41%), paparan cahaya putih (31%), dan tanpa diberi cahaya (14%). Model perkecambahan Dari uraian pengaruh antar faktor tersebut dapat dibuat model perkecambahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi sistim perkecambahan benih yaitu bobot benih. Tabel 1 memperlihatkan bahwa pengaruh bobot biji jarak terhadap tinggi kecambah, daya berkecambah, vigor dan bobot segar kecambah. Regresi dari pengaruh bobot biji jarak terhadap tinggi kecambah, daya berkecambah, indeks vigor dan bobot segar kecambah dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2 menunjukkan bahwa dapat dibuat model perkecambahan pengaruh bobot biji jarak terhadap tinggi kecambah, daya berkecambah, vigor benih dan bobot segar kecambah, yaitu sebagai berikut berturut-turut : Y = 1,65x + 17,83 (R² = 0,881), Y = 12x + 58 (R² = 0,955), Y = 14,25x + 46 (R² = 0,956), Y = 101,7x + 139,1 (R² = 0,826). Selanjutnya dari masing-masing model dilakukan simulasi data: Simulasi pengaruh bobot biji jarak terhadap tinggi kecambah dengan model : Y = 1,65x + 17,83 menunjukan bahwa semakin besar biji jarak akan semakin tinggi kecambah. X Bobot benih 1,65. X Y Tinggi kecambah 1 1,65 19,48 2 3,3 21,13 3 4,95 22,78 4 6,6 24,43 5 8,25 26,08 6 9,9 27, ,55 29, ,2 31, ,85 32, ,5 34,33 Keterangan : Y1: tinggi kecambah, Y2: daya berkecambah, Y3:indek vigor, Y4:bobot segar kecambah Gambar 2. Grafik pengaruh bobot biji jarak terhadap tinggi kecambah, daya berkecambah, indeks vigor dan bobot segar kecambah. 114
7 Melati : Perkecambahan Benih Sebagai Suatu Sistem Berdasarkan hasil simulasi terhadap pengaruh bobot biji Jarak terhadap tinggi kecambah yang dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Gambar 4. Grafik pengaruh bobot biji Jarak terhadap daya berkecambah. Gambar 3. Grafik pengaruh bobot biji Jarak terhadap tinggi kecambah. Simulasi pengaruh bobot biji jarak terhadap daya berkecambah dengan model : Y = 12x + 58 menunjukkan bahwa semakin besar biji jarak akan semakin tinggi daya berkecambah. X Bobot benih 12. X Y Daya berkecambah (%) Simulasi pengaruh bobot biji jarak terhadap vigor benih dengan model : Y =14,25x + 46 menunjukkan bahwa semakin besar biji jarak akan semakin tinggi vigor benih X Berat benih 14,25. X Y Vigor (%) 1 14,25 60, ,5 74,5 3 42,75 88, ,25 117, ,5 131,5 7 99,75 145, ,25 174, ,5 188,5 Grafik hasil simulasi pengaruh bobot biji Jarak terhadap vigor benih (Gambar 5). Maka diperoleh grafik hasil simulasi pengaruh bobot biji Jarak terhadap daya berkecambah yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 5. Grafik pengaruh bobot biji Jarak terhadap indek vigor kecambah. 115
8 Prosiding Seminar Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat Bogor, 29 April 2015 Simulasi pengaruh bobot biji jarak terhadap bobot segar kecambah dengan model : Y = 101,7x + 139,1menunjukkan bahwa semakin besar biji jarak akan semakin tinggi bobot segar kecambah. Berat benih (X) 101,7. X Bobot segar kecambah (Y) 1 101,7 240, ,4 342, ,1 444, ,8 545, ,5 647, ,2 749, , ,6 952, ,3 1054, ,1 Grafik hasil simulasi pengaruh bobot biji jarak terhadap berat segar kecambah (Gambar 6). Gambar 6. Grafik pengaruh bobot biji Jarak terhadap berat segar kecambah. KESIMPULAN Perkecambahan benih merupakan suatu sistem yang saling terkait satu sama lain. Faktor-faktor yang terlibat dalam sistem tersebut dapat berupa aliran yang akhirnya membentuk suatu model perkecambahan. Berdasarkan studi kasus pada benih tanaman jarak didapatkan adanya hubungan yang erat dan bersifat positif antara bobot biji jarak dengan tinggi kecambah, daya berkecambah, vigor dan bobot segar kecambah. Semakin berat biji jarak, maka semakin besar viabilitas dan vigor benih (tinggi kecambah, daya berkecambah, indeks vigor, berat basah kecambah). DAFTAR PUSTAKA Abdullateef RA Effects of Visible Light Wavelengths on Seed Germinability in Stevia rebaudiana Bertoni. International Journal of Biology 3(4): Adikadarsih S Pengaruh bobot biji terhadap beberapa parameter perkecambahan jarak pagar (Jatropha curcas L.). Info Tek Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). 2(9): 35. Puslitbang Perkebunan, Bogor. Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura [BPMBTPH] Evaluasi kecambah pengujian daya berkecambah. Jakarta (ID): Departemen Pertanian. 242 p. Delouche JC Seed maturation. Reference on seed operation for workshop on secondary Food Crop Seed. Mississippi. pp Hidayati U Penentuan masak fisiologi dan metode pengujian viabilitas benih kemangi (Ocimum americanum L.).[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kamil J Teknologi Benih I. Bandung : Angkasa. 227 hlm. Karin MK, G Gardner and Susan MG Effect of light on seed germination of eight wetland carex species. Annals of Botany 98: Liu G, Porterfield DM, Li Y Increased oxygen bioavailability improved vigor and germination of aged vegetable seeds. HORTSCIENCE 47(12): Munir B Analisis keragaan pengaruh tingkat kemasakan terhadap daya berkecambah benih jarak pagar (Jatropa curcas L.) [internet]. Surabaya 20 (ID): [diunduh 2015 Februari 23]. Sutopo L Teknologi Benih. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 116
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal
Lebih terperinci47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan
Lebih terperinciMATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN
MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik benih yang mencangkup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
Lebih terperinciSTUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA
STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA STUDY ON PHYSIOLOGY AND BIOCHEMISTRY ASPECTS OF CORN (Zea mays L.) SEED GERMINATION
Lebih terperinciPerkecambahan Benih dapat dikaji secara :
Perkecambahan Benih dapat dikaji secara : - Morfologi - Fisiologi - Biokimiawi - Teknologi Benih 1 PERKECAMBAHAN SECARA FISIOLOGIS PERKECAMBAHAN SECARA TEKNOLOGI BENIH 2 STRUKTUR KECAMBAH METABOLISME PERKECAMBAHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat ketiga setelah padi dan jagung. Konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih
TINJAUAN PUSTAKA Vigor Benih Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah (ISTA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi sumber makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Peningkatan petumbuhan jumlah penduduk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran
Lebih terperinciPendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
Pendahuluan Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang (Taiz and Zeiger ). dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala
viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,
TINJAUAN PUSTAKA Benih Karet Benih karet tergolong benih rekalsitran. Robert (1973 dalam Farrant et al, 1988) memperkenalkan istilah benih ortodox dan rekalsitran untuk meggambarkan kondisi benih sebelum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas
TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Secara umum, pembiakan tanaman terbagi menjadi dua cara yaitu pembiakan generatif dan pembiakan vegetatif. Pembiakan vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang
Lebih terperinciPENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PENGERTIAN DAN PERANANNYA PENGERTIAN Pertumbuhan (growth) adalah dapat diartikan sebagai : Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan adalah air. Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup yang harus ada. Sehubungan dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Asam Jawa (Tamarindus indica) Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai umur hingga 200 tahun. Akar pohon asam jawa yang dalam, juga membuat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Mengenai Buncis Secara Umum Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Amerika. Buncis merupakan tanaman musim panas yang memiliki tipe
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6000
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6 Terhadap Viabilitas Benih Tembakau (Nicotiana tabacum) Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) pada lampiran
Lebih terperinci2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN
HO O S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA HERBISIDA PENDAHULUAN 1 HERBISIDA Zat yang digunakan untuk memberantas gulma (tumbuhan pengganggu) Cara kerja/efek: mematikan langsung menghambat metabolisme
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu, Lama Perendaman dan Interaksi (suhu dan lama perendaman) terhadap Daya Kecambah (Persentase Jumlah Kecambah) Biji Ki Hujan (Samanea saman) Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH DISUSUN OLEH EMA TIA NINGSIH (10712015) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Polyethylene Glycol (PEG) 6000 Terhadap Viabilitas Benih Juwawut (Setaria italica (L.) P. Beauvois) i. Pengaruh Konsentrasi Polyethylene Glycol (PEG)
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman
2 I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH DISUSUN OLEH EMA TIA NINGSIH (10712015) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK
Media Litbang Sulteng 2 (1) : 56 61, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH Oleh : Enny Adelina 1) ABSTRAK Dalam penyediaan
Lebih terperinciTIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH
EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perbanyakan secara generatif, masalah utama yang dihadapi adalah lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara
Lebih terperinciFISIOLOGI PERKECAMBAHAN BENIH. Oleh : Eny Widajati
FISIOLOGI PERKECAMBAHAN BENIH Oleh : Eny Widajati Dapat dikaji dari beberapa aspek: - Morfologi - Fisiologi - Biokimiawi - Teknologi Benih Aspek Morfologi Aspek Fisiologi Terjadinya proses imbibisi diikuti
Lebih terperincimerangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.
Pertemuan : Minggu ke 13 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Perkembangan buah dan biji Sub pokok bahasan : 1. Terbentuknya biji 2. Perkembangan buah 3. Perkecambahan biji 4. Penuaan dan kematian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.). 2.1.1 Klasifikasi tanaman. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih
4 TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang mencakup sejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnya daya berkecambah, viabilitas,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sumatera dan Kalimantan, itu pun dalam jumlah sedikit (Sinar Harapan, 2003).
TINJAUAN PUSTAKA Penyebaran dan Morfologi Pasak Bumi (E. longifolia) Tanaman ini bisa dijumpai di sekitar Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam. Di Indonesia hanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo
3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Al-Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al-Qur an jauh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Lot Benih Pembuatan lot benih dilakukan untuk memperoleh beragam tingkat vigor yang berbeda. Lot benih didapat dengan perlakuan penderaan terhadap benih jagung melalui Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah, sehingga apa yang telah diciptakannya patut disyukuri dan di pelajari. Allah berfirman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tentang Kedelai Kedelai adalah tanaman biji terkemuka yang diproduksi dan dikonsumsi di dunia saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter persentase perkecambahan Berdasarkan hasil anasisis sidik ragam pada Lampiran 1, perlakuan konsentrasi dan lama perendaman tidak berbeda nyata terhadap persentase
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar seperti suhu, kelembaban,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Biji Jagung Manis Pada tanaman jagung endosperm biji merupakan tempat menyimpan cadangan makanan berupa gula dan pati. Gula endosperm utama adalah sukrosa dengan sedikit
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 1 Juni 2015 53 PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Tita Kartika Dewi 1 1) Fakultas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat 1,48
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai. Vigor Benih, Kemunduran dan Daya Simpan Benih
TINJAUAN PUSTAKA Kedelai Kedelai merupakan tanaman semusim dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 10-200 cm dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup.
Lebih terperinciPENGARUH KEMASAKAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
Pengaruh Kemasakan Buah (Sri Adikadarsih dan Choirul Anam) 125 PENGARUH KEMASAKAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sri Adikadarsih Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara struktural benih itu sama dengan biji tumbuhan yang dihasilkan dari ovula yang dibuahi. Tetapi secara fungsional benih itu tidak sama dengan biji, sebab benih digunakan
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH
LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH Nama : Amul Heksa Bajafitri NIM : 125040201111131 Kelompok : Jumat 11.00 Asisten : Intan Ratri Prasundari PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman
Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Pertama) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Hormon tumbuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Benih Kedelai Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN
PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN Siti Saniah dan Muharyono Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH
Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kayu Afrika (Maesopsis eminii) Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun tinggi mencapai 45 m dengan batang bebas cabang 2 per 3 dari tinggi total,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rekalsitran yang masak, kandungan airnya sangat tinggi, dapat mencapai 30-40%
TINJAUAN PUSTAKA Benih karet Biji tanaman karet termasuk biji rekalsitran sehingga perlu dikelola secara cepat dan tepat (Warta Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 2009). Benih rekalsitran yang masak,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam
23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran benih selama penyimpanan. Kemunduran benih ini dapat menyebabkan berkurangnya benih berkualitas
Lebih terperinciPENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYAM (Amaranthus spinosus)
PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYAM (Amaranthus spinosus) Arif Rahman Hakim Tampubolon 1), Ali Ihsanul Huda 2), Fauziyah Harahap 3) 1) Pendidikan Biologi, Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau
Lebih terperinciyang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan
1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat rampai atau tomat ranti banyak disukai oleh konsumen karena tomat mempunyai rasa yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Perkecambahan Benih Padi
TINJAUAN PUSTAKA Perkecambahan Benih Padi Menurut Byrd (1983) perkecambahan adalah berkembangnya strukturstruktur penting dari embrio benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan tanaman normal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh tingginya vigor awal yang merupakan hasil dari faktor
Lebih terperinciTEKNIK PERSEMAIAN YANG EFEKTIF
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) TEKNIK PERSEMAIAN YANG EFEKTIF Dr. Ir. Theresia Prawitasari, M.S A. Pengertian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Merbau Darat 1. Deskripsi Ciri Pohon Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut (Martawijaya dkk., 2005). Regnum Subregnum Divisi Kelas Famili
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKECAMBAHAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKECAMBAHAN Air yang cukup (sufficient supply of water) Oksigen yang cukup (sufficient supply of oxygen) Suhu yang sesuai (favourable temperature) Cahaya AIR (WATER) Air untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an yaitu
Lebih terperinciKajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai
Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai Suwardi Abstrak: Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan frekuensi gelombang
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sudjindro dan Sri Rustini Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi, selain itu kedelai juga digunakan sebagai
Lebih terperinciGambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu rumah kaca berkisar antara C hingga 37 C, kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Sarief (1985) kisaran maksimum pertumbuhan tanaman antara 15 C
Lebih terperinciMUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Rahmawati et al.: Mutu Benih Jagung di Tingkat Petani dan. MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rahmawati, Ramlah Arief dan Herman Subagio Balai Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciVIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN
VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN Ika Nurani Dewi 1*, Drs. Sumarjan M.Si 2 Prodi Pendidikan Biologi IKIP Mataram 1* Dosen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyebaran dan Morfologi Kemiri (Aleurites sp.) Tanaman kemiri sudah menyebar luas di daerah tropik. Di Indonesia pohon ini hampir dijumpai diseluruh daerah. Pohon kemiri dapat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di
14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyimpanan Benih Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban optimum untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Karakterisitik Benih Kedelai Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji berkisar 18 g/ 100 biji. Warna kulit biji kuning muda dan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMP 3 Pajangan. Kelas / Semester : VIII / I Alokasi waktu : 3 X 40 ( 1 Pertemuan )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMP 3 Pajangan Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VIII / I Alokasi waktu : 3 X 40 ( 1 Pertemuan ) Standar Kompetensi 1. Memahami
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
Lebih terperinci