Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban Di Kawasan...

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI (Studi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember)

Pendahuluan. Sa'diyah., et al, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare...

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

Oleh : Suharno ABSTRAK

Yulisetyaningrum ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Public Health Perspective Journal

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Determinan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Sukomulyo Martapura Palembang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Perilaku Masyarakat Pasca Kegiatan Pemicuan Pada Program Gerakan Sanitasi Total (GESIT) (Studi Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember)

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Ni Luh Puspareni¹, I Made Patra², Ni Ketut Rusminingsih³

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BUANG AIR BESAR DI JAMBAN DI DESA GUNUNGSARI KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Oktober 2017 E-ISSN : X Volume 1 Nomor 1 P-ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DALAM PROGRAM PAMSIMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARUAH GUNUANG TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013

Transkripsi:

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan Perkebunan Kopi (Analysis of Factors Associated with the Use of Toilets At Coffee Plantation Region) Fani Febri Anggoro, Khoiron, Prehatin Trirahayu Ningrum Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121 e-mail : fani.febri91@gmail.com Abstract The study of Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) in 2006, showed that 47% of people still defecate in open areas. Sidomulyo Village is a coffee plantation area with poor environmental sanitation, which is 91.94% of the villagers still defecate in open areas. This study aims to determine the factors associated with the use of toilets, which are predisposing, enabling, and reinforcing factors. This research is an analytical survey with cross sectional approach. Sampling by multistage random sampling, obtained samples of 70 householders. Data collecting is done by using questionnaires and observation sheets. Data were analyzed using chi square test at α=0.05. The results showed that there were significant relationships between income (pvalue=0,004), knowledge (p-value=0,000), attitude (p-value=0,000), condition of toilets (pvalue=0,001), and the availability of clean water (p-value=0,000) with the use of toilets. Meanwhile age (p-value=0.590), occupation (p-value=0.109), education (p-value=0.259), the support of health workers, religious leaders, community leaders, and family (pvalue=0.400) showed that there were no significant relationships with the use of toilets. Keywords: The use of toilets, predisposing, enabling, and reinforcing factor Abstrak Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke tempat terbuka. Desa Sidomulyo merupakan daerah perkebunan kopi dengan kondisi sanitasi lingkungannya paling buruk, yaitu 91,94% masyarakatnya buang air besar sembarangan (BABS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan jamban yaitu faktor pemudah, pemungkin, dan penguat. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara multistage random sampling, didapatkan sampel sebesar 70 kepala keluarga. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data dengan uji chi square pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penghasilan (pvalue=0,004), pengetahuan (p-value=0,000), sikap (p-value=0,000), kondisi jamban (pvalue=0,001), dan ketersediaan air bersih (p-value=0,000) dengan pemanfaatan jamban. Sedangkan umur (p-value=0,590), pekerjaan (p-value=0,109), pendidikan (pvalue=0,259),dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga (p-value=0,400) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan jamban. Kata Kunci : Pemanfatan jamban, faktor pemudah, pemungkin, dan penguat e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 171

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... Pendahuluan Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman masalah pembuangan kotoran manusia meningkat dilihat dari segi kesehatan masyarakat. Dampak dari perilaku buang air besar ke sungai, kebun, sawah, kolam, dan tempat-tempat terbuka lainnya dapat langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran, air, tanah, serangga, dan bagian-bagian tubuh kita [1]. Hal ini jelas sangat merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja merupakan media tempat hidupnya bakteri coli dan mikroba patogen lainnya menyebabkan terjadinya penyakit salmonella, vibriokolera, disentri, hepatitis, dan berbagai jenis cacing dapat disebarkan oleh tinja [2]. Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) adalah memastikan kelestarian lingkungan hidup, termasuk didalamnya yaitu akses rumah tangga terhadap fasilitas sanitasi yang layak. Bappenas (2010) mengungkapkan bahwa akses sanitasi layak menunjukkan peningkatan dari 24,81 % pada tahun 1993 menjadi 51,19 % pada tahun 2009. Angka tersebut masih di bawah target pencapaian MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 62,4 %. Selain itu, Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Jember 2011-2015 memiliki target diantaranya peningkatan persentase keluarga untuk menggunakan jamban mengalami peningkatan sebesar 2% tiap tahun, yaitu dari 80% pada tahun 2011 menjadi 88% pada tahun 2014 [3]. Disamping itu, hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47 % masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun, dan tempat terbuka [4]. Penelitian lain juga menunjukkan kepemilikan jamban masih rendah, yaitu sebesar 57,22 % sedangkan dari yang memiliki jamban tersebut yang selalu menggunakannya hanya 47,7 % [4]. Data Bappenas RI menyatakan, sampai 2013 kurang lebih ada 42 juta masyarakat Indonesia yang masih buang air besar sembarangan [5]. Kecamatan Silo merupakan wilayah yang mempunyai areal perkebunan kopi yang cukup luas di Kabupaten Jember. Salah satu Desa di Kecamatan Silo yang merupakan daerah perkebunan kopi adalah Desa Sidomulyo, dimana desa ini merupakan wilayah perkebunan kopi yang kondisi sanitasi lingkungannya paling buruk, yaitu 91,94 % masyarakatnya BABS. Tingginya angka BABS ini dikarenakan jumlah KK yang memiliki jamban masih rendah yaitu sebesar 6,96 % [3]. Selain itu, pada tahun 2010, Desa Sidomulyo Kecamatan Silo statusnya masuk Kejadian Luar Biasa (KLB) Wabah Diare. Kejadian ini hampir membuat kecamatan yang ada disekitarnya terkena imbas dari wabah diare tersebut [6]. Pemanfaatan jamban adalah peran serta individu dalam memanfaatkan jamban sebagai tempat buang air besar setiap hari [4]. Faktorfaktor perilaku manusia dari tingkat kesehatan ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor utama, yaitu, faktor pemudah (pengetahuan, sikap, dan karakterisktik individu), faktor pemungkin (fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung terjadinya perilaku kesehatan), dan faktor penguat (terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau kelompok lain) [12]. Beberapa petugas kesehatan percaya bahwa masalah-masalah kesehatan, dalam hal ini penggunaan jamban yang rendah hanya bisa dihindari jika masyarakat mengubah kebiasaan pribadi mereka atau mengubah perilaku mereka untuk senantiasa menggunakan jamban saat buang air besar. Namun, upaya pengubahan perilaku masyarakat ini terutama keluarga seringkali gagal karena kondisi-kondisi yang dihadapi masyarakat atau keluarga dalam kehidupan mereka, seperti kemiskinan, kurangnya air bersih, dan toilet yang memadai, tidak berubah [7]. Maka dari itu berbagai metode dibuat para ahli untuk mengatasi masalah ini seperti Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu sebuah metode untuk mengawali sebuah program pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam mencari cara terbaik untuk mengatasi permasalahan mereka sendiri [8]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan jamban di kawasan perkebunan kopi Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara multistage random sampling, didapatkan sampel sebesar 70 kepala keluarga dan dilakukan pada Bulan April hingga Mei 2014. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan), e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 172

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... pengetahuan, sikap, kondisi jamban, ketersediaan air bersih, dan dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga dan variabel tergantung dalam penelitian ini adalah pemanfaatan jamban. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan instrumen berupa lembar kuesioner dan lembar observasi kemudian hasil pengolahan dan analisis data tersebut dengan uji chi square pada α = 0,05. Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil Penelitian Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan penelitian ini karakteristik responden yang diteliti meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan, hasil tersebut ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No Karakteristik Persentase N Responden 1 Umur Remaja ( 25 tahun) 13 18,6 Dewasa ( 26 tahun) 57 81,4 2 Pendidikan Rendah 62 88,6 Tinggi 8 11,4 3 Pekerjaan Tidak bekerja 11 15,7 Bekerja 59 84,3 4 Penghasilan Rendah 47 67,1 Tinggi 23 32,9 bahwa sebagian besar responden berumur 26 tahun (dewasa). Pada umumnya pendidikan responden berkategori rendah. Sebagian besar responden bekerja. Sedangkan penghasilan dari responden sebagian besar berpenghasilan rendah. Pemanfaatan jamban dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu baik dan buruk ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan 22 31,4 48 68,6 sebagian besar masyarakat dalam memanfaatkan jamban pada kategori baik. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Rendah 9 12,9 Tinggi 61 87,1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengetahuan masyarakat mengenai jamban tergolong tinggi. Sikap Sikap dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu baik dan buruk ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Sikap 15 21,4 55 78,6 sebagian besar sikap responden terhadap penggunaan jamban berkategori baik. Kondisi Kondisi jamban ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu baik dan buruk ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kondisi Kondisi 51 72,9 19 27,1 e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 173

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... kondisi jamban responden sebagian besar pada kondisi buruk. Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan air bersih dalam penelitian ini digolongkan dalam dua kategori, yaitu baik dan buruk ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Air Bersih 8 11,4 62 88,6 sebagian besar ketersediaan air bersih pada kategori baik. Dukungan dari Petugas Kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Teman, dan Keluarga Dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga dalam penelitian ini digolongkan dalam dua kategori, yaitu berperan dan tidak berperan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Frekuensi Dukungan dari Petugas Kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Teman, dan Keluarga Dukungan Tidak Berperan 60 85,7 Berperan 10 14,3 dukungan petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga sebagian besar tidak berperan. Hubungan Umur Responden dengan Tabel 8. Distribusi Frekuensi Umur Terhadap Umur Remaja 4 18,2 9 18,8 Dewasa 18 81,8 39 81,2 yang baik sebagian besar pada kelompok umur dewasa. Hasil analisis menunjukkan umur tidak ada hubungan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Pendidikan Responden dengan Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terhadap Pendidikan Rendah 21 95,5 41 85,4 Tinggi 1 4,5 7 14,6 yang buruk sebagian besar berlatar pendidikan yang rendah. Hasil analisis menunjukkan pendidikan tidak berhubungan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Terhadap Pekerjaan Tidak Bekerja 2 9,1 9 18,8 Bekerja 20 90,9 39 81,2 yang baik mayoritas bekerja. Hasil analisis menunjukkan pekerjaan tidak ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Penghasilan Responden dengan Tabel 11. Distribusi Frekuensi Penghasilan Terhadap Pemanfaatan Penghasilan Rendah 20 90,9 27 56,2 Tinggi 2 9,1 21 43,8 Responden dengan pemanfatan jamban yang buruk mayoritas mempunyai penghasilan e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 174

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... rendah. Sedangkan responden dengan pemanfaatan jamban yang baik mayoritas berpenghasilan tinggi. Hasil analisis menunjukkan penghasilan ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Pengetahuan dengan Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Pengetahuan Rendah 8 36,4 1 2,1 Tinggi 14 63,6 47 97,9 Responden dengan pemanfaatan yangi baik mayoritas berpengetahuan tinggi. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Sikap dengan Pemanfaatan Tabel 13. Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Sikap 14 63,6 1 2,1 8 36,4 47 97,9 yang baik mayoritas mempunyai sikap baik. Sedangkan responden dengan pemanfaatan jamban yang buruk mayoritas bersikap buruk. Hasil analisis menunjukkan sikap ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Kondisi dengan Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kondisi Terhadap Kondisi 22 100 29 60,4 0 0 19 39,6 yang buruk tidak ada satupun yang kondisi jambannya baik. Hasil analisis menunjukkan kondisi jamban ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Ketersediaan Air Bersih dengan Tabel 15. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Air Bersih Terhadap Ketersediaan Air Bersih 7 31,8 1 2,1 15 68,2 47 97,9 Responden dengan pemanfaatan yang baik mayoritas ketersediaan air bersihnya baik. Hasil analisis menunjukkan ketersediaan air bersih ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hubungan Dukungan dari Petugas Kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Teman, dan Keluarga dengan Tabel 16. Distribusi Frekuensi Dukungan dari Petugas Kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Teman, dan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Dukungan Tidak Berperan 20 90,9 40 83,3 Berperan 2 9,1 8 16,7 yang baik dan buruk dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga mayoritas tidak berperan. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Pembahasan pada kelompok responden yang memanfaatan jamban dengan baik sebagian besar pada kelompok umur dewasa, sedangkan pada e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 175

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... kelompok responden dengan pemanfaatan jamban yang buruk sebagian besar pada kelompok umur dewasa. Hasil analisis menunjukkan p-value 1,000>0,050, dapat disimpulkan bahwa umur tidak berhubungan dengan pemanfaatan jamban. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan jamban [9]. Hal ini dikarenakan semua golongan umur mempunyai kesempatan yang sama dalam memanfaatkan jamban. Maka secara umum program peningkatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan jamban perlu dilakukan pada semua golongan umur. pada kelompok responden yang memiliki pemanfaatan jamban yang buruk sebagian besar pada responden dengan latar pendidikan yang rendah. Hasil analisis menunjukkan p- value 0,420>0,050, dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak berhubungan dengan pemanfaatan jamban. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan jamban [10]. Hal tersebut disebabkan karena perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan jamban tidak hanya berasal dari pendidikan formal saja, melainkan dari pengalaman pribadi waktu bepergian ke luar lingkungan tempat tinggalnya. pada kelompok responden yang buruk dan baik dalam memanfaatkan jamban mayoritas bekerja. Hasil menunjukkan p-value 0,483>0,050, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat pemanfaatan jamban [9]. Tidak adanya hubungan pekerjaan dalam penelitian ini disebabkan responden dengan status bekerja mempunyai tindakan yang cenderung sama dengan tindakan responden yang berstatus tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang bekerja atau yang tidak bekerja sekalipun memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan jamban sesuai dengan kebutuhannya. pada kelompok responden yang buruk dalam memanfaatkan jamban mayoritas mempunyai penghasilan rendah. Sedangkan pada kelompok responden yang memiliki partisipasi baik dalam memanfaatkan jamban mayoritas berpenghasilan rendah. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,004<0,050, dapat disimpulkan bahwa penghasilan ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa penghasilan mempengaruhi tingkat pemanfaatan jamban dengan baik [10]. Soesanto menyatakan bahwa penghasilan dan sosial ekonomi yang baik dapat menciptakan sanitasi lingkungan yang baik, sehingga tercipta kesehatan keluarga yang diharapkan [10]. Hal tersebut disebabkan karena penghasilan keluarga masih rendah, sehingga mengakibatkan kurangnya perhatian keluarga dalam pembangunan ataupun perawatan jamban. Oleh karena kondisi jamban tidak dalam kondisi yang layak mengakibatkan individu dalam keluarga enggan untuk menggunakan jamban. Dengan melihat hal tersebut maka upaya peningkatan penghasilan keluarga secara nyata akan memberikan hasil yang baik dalam peningkatan pemanfaatan jamban, dalam hal ini terutama penyediaan jamban yang layak digunakan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada kelompok responden yang baik dalam memanfaatkan jamban mayoritas mempunyai pengetahuan yang tinggi. Selain itu, pada kelompok yang buruk dalam memanfaatkan jamban mayoritas berpengetahuan tinggi. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,000<0,050, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa pengetahuan mempengaruhi tingkat pemanfaatan jamban dengan baik [11]. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau memutuskan tindakan mana yang akan mereka lakukan. Jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang arti, manfaat, kegunaan, dan jenis-jenis jamban maka tindakan untuk memanfaatkan jamban akan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya. pada kelompok responden yang baik dalam memanfaatkan jamban mayoritas mempunyai sikap baik. Sedangkan pada kelompok yang buruk dalam memanfaatkan jamban mayoritas memiliki sikap buruk. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,000<0,050, dapat e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 176

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... disimpulkan bahwa sikap ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa sikap mempengaruhi tingkat pemanfaatan jamban dengan baik [9]. Hal tersebut disebabkan karena pembentukan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan, karena sikap merupakan suatu pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan bertindak sesuai pengetahuan itu. Selain itu, tingkat pengetahuan responden terhadap pemanfaatan jamban mayoritas tinggi, hal ini mempengaruhi sikap responden dalam memanfaatkan jamban dengan baik. Hal tersebut ditunjang dengan teori yang menjelaskan bahwa sikap merupakan dasar untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya [12]. pada kelompok responden yang baik dalam memanfaatkan jamban mayoritas kondisi jambannya buruk. Sedangkan pada kelompok yang buruk dalam memanfaatkan jamban keseluruhan responden kondisi jambannya buruk. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,001<0,050, dapat disimpulkan bahwa kondisi jamban ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kondisi jamban keluarga dengan pemanfaatan jamban keluarga [13]. Tersedianya fasilitas yang baik menyebabkan seseorang akan cenderung memanfaatkan fasilitas tersebut, dalam hal ini tersedianya jamban yang sehat cenderung akan selalu dimanfaatkan. Manusia, khususnya yang tinggal di wilayah pedesaan, tidak akan mau menggunakan jamban yang tidak dapat diupayakan untuk tetap bersih. Hal ini bisa dikatakan bahwa kebersihan jamban akan mempengaruhi orang untuk menggunakan jamban tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ketersediaan air bersih menunjukkan pada kelompok responden yang baik dalam memanfaatkan jamban mayoritas ketersediaan air bersihnya baik. Sedangkan pada kelompok yang buruk dalam memanfaatkan jamban mayoritas ketersediaan air bersihnya baik. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,001<0,050, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air bersih ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan air bersih dengan pemanfaatan jamban keluarga [13]. Hal tersebut disebabkan tersedianya air bersih untuk menggelontor kotoran terpenuhi sehingga menyebabkan seseorang akan cenderung memanfaatkan jamban. Oleh karena itu, diperlukan air bersih untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus sebanyak 15 liter/orang/hari [14]. Ketersediaan air bersih menunjang kenyamanan dalam penggunaan jamban. Hendaknya sumber air tidak terlalu jauh, sehingga mengurangi beban kaum perempuan dan anak-anak dalam membawa air sendiri. pada kelompok responden yang baik dalam memanfaatkan jamban dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga mayoritas tidak berperan. Sedangkan pada kelompok yang berpartisipasi buruk dalam memanfaatkan jamban terdapat 20 responden (90,9%) yang dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga tidak berperan. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,488>0,050, dapat disimpulkan bahwa dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, dan keluarga tidak ada hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan jamban. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan jamban keluarga [9]. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat di wilayah tersebut tidak memperdulikan pentingnya himbauan tentang pemanfaatan jamban. Selain itu, program petugas kesehatan masih kurang dalam memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut dalam melakukan penyuluhan. Hal ini perlu dilakukan karena dukungan dari orang sekitar mempunyai fungsi yaitu sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar, memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok masyarakat, dan mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan dengan individu lainnya [15]. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki kategori umur dalam interval 26-45 tahun atau berkatagori dewasa, berpendidikan rendah, bermata pencaharian sebagai petani, berpenghasilan rendah (< Rp 1.270.000,-), memiliki tingkat pengetahuan tinggi e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 177

Anggoro, et al, Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Di Kawasan... tentang jamban, memiliki sikap sedang terhadap partisipasi pemanfaatan jamban, memiliki kondisi jamban yang buruk atau tidak sehat, memiliki ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Ada hubungan antara penghasilan, pengetahuan, sikap, kondisi jamban, dan ketersediaan air bersih dengan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan jamban. Sedangkan umur, pekerjaan, pendidikan dan dukungan dari petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman, keluarga dengan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan jamban. Bagi Puskesmas Silo 1 diharapkan melibatkan peran serta aktif/pemberdayaan kader kesehatan dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang jamban dengan menggunakan media/pertemuan yang sudah ada. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember diharapkan mengadakan kerjasama lintas sektoral terutama menyangkut masalah dana dan kebijakan yang mendukung terhadap pengadaan dan pemanfaatan jamban oleh masyarakat. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan diadakan penelitian lanjutan mengenai faktor sosial, seperti sosial demografi, sosial budaya, persepsi, dan nilai agar dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan pendekatan pada masyarakat untuk memperbaiki tingkat partisipasi masyarakat dalam kesehatan baik keluarga maupun lingkungannya, dalam hal ini penggunaan jamban. Daftar Pustaka [1] Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2003 [2] Daryanto. Masalah Pencemaran. Bandung: PT. Tarsito; 2004 [3] Dinas Kesehatan Jember. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta; 2013 [4] Siregar YDR. Faktor-faktor Predisposisi, Pendukung, dan Pendorong Terhadap Perilaku Buang Air Besar di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2011. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2011 [5] Widiyani R. 42 Juta Masyarakat Indonesia BAB Sembarangan. [internet]. 2013. [2013 December 26] Available from: http://health.kompas.com/read/2013/10/18/ 1829459/42.Juta.Masyarakat.Indonesia.BA B.Sembarangan [6] Anonim. Diare Ancam Lima Kecamatan. [internet]. 2010. [2014 April 4]. Available from: http://www.ampl.or.id/digilib/read/diareancam-lima-kecamatan/46518 [7] Conant J. Panduan Masyarakat untuk Kesehatan Lingkungan. Terjemahan. Bandung: The Eksyezet; 2009 [8] Gunawan A. Membuat Program CSR Berbasis Pemberdayaan Partisipatif. Yogyakarta; 2008 [9] Tarigan E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga dalam Penggunaan di Kota Kabanjahe Tahun 2007. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2007 [10] Masli J. Agus S. Suharman. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengadaan Keluarga Melalui Community Lead Total Sanitation. [internet]. 2010. [ 2014 July 20]. Available from: http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3467 [11] Dunggio NCD. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat tentang Penggunaan di Desa Modelomo Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo; 2012 [12] Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2012 [13] Nursidik M. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Keluarga pada Masyarakat di Kelurahan Langenharjo Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal Tahun 1997. [internet]. 1997. [2014 July 28]. Available from: http://www.eprints.undip.ac.id/28329/ [14] Slamet JS. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2004 [15] Dayakisni T. Hudaniah. Psikologi Sosial edisi revisi. Malang: UMM Press; 2009 e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015 178