BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI LINE CURRENT DIFFERENTIAL UNTUK SKTT 150 KV MENGGUNAKAN RELE GE UR L90

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

GANGGUAN SISTEM DAPAT DISEBABKAN OLEH : KARENA KESALAHAN MANUSIA DARI DALAM / SISTEM ATAU DARI ALAT ITU SENDIRI DARI LUAR ALAM BINATANG

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB III. 1) Perhitungan aliran daya yang masuk dan keluar dari satu bus penyulang (feeder bus) untuk mengetahui arus beban maksimum

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB IV HASIL DAN ANALISA A. Pengujian Trafo Arus Proteksi dan Metering Lulus Uji (Passed) Trafo Arus Proteksi 300A/5A 5P-15 (Passed)...

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gangguan yang Terjadi pada SKTT Gangguan yang terjadi pada saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) umumnya bersifat permanen dan diikuti kerusakan sehingga diperlukan perbaikan atau penggantian peralatan untuk memulihkan SKTT, gangguan permanen tersebut diantaranya disebabkan oleh: 1. Terkena cangkul atau alat gali lainnya 2. Terdesak oleh akar pohon 3. Pergerakan tanah misalnya karena tanah tidak stabil atau mendapat tekanan mekanis 4. Pemasangan yang kurang hati-hati sehingga ada bagian kabel yang retak dan kemasukan air 5. Penyambungan bagian-bagian kabel yang kurang sempurna sehingga ada kontak yang lepas atau kendor 4.2. Sistem Proteksi Line Current Differential pada SKTT Sistem proteksi pada saluran transmisi terdiri dari peralatan trafo arus (CT), trafo tegangan (PT), pemutus tenaga (PMT), catu daya DC/AC, rele proteksi, tele proteksi yang diintegerasikan dalam suatu rangkaian wiring. Secara umum bagian sistem proteksi saluran transmisi juga dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sistem proteksi saluran transmisi pada dasarnya merupakan alat pengaman yang bertujuan untuk melepaskan atau membuka saluran transmisi yang terganggu 32

33 dari sistem tenaga listrik yang masih normal (tidak terganggu) serta mengamankan sistem tenaga listrik yang masih normal tersebut dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar. Fungsi rele line current differential pada saluran transmisi yaitu mengukur dan membandingkan arus sekunder dari trafo arus (CT) yang terpasang pada terminal peralatan listrik sisi pengirim dan sisi penerima, mengidentifikasi perbedaan arus yang terjadi antara sisi pengirim dan sisi penerima, menentukan saluran transmisi yang terganggu dan memberikan sinyal untuk membuka pemutus tenaga (PMT), mengurangi kerusakan yang lebih parah dari saluran transmisi yang terganggu dan mengurangi pengaruh gangguan terhadap sistem tenaga listrik yang tidak terganggu serta mencegah meluasnya gangguan. Gambar 4.1. Ilustrasi Gangguan yang terjadi di Luar Daerah Proteksi Dalam operasi normal dan terjadi gangguan di luar daerah proteksi seperti yang terlihat pada Gambar 4.1. arus masuk yang berasal dari sisi GI Indoliberty (sisi pengirim) hampir sama dengan arus keluar pada sisi GI Konsumen (sisi penerima), tidak mungkin sama karena pasti terdapat rugi-rugi pada SKTT, hal ini menyebabkan arus sekunder yang terukur pada trafo arus di sisi pengirim akan

34 saling meniadakan dengan arus sekunder yang terukur pada trafo arus di sisi penerima sesuai hukum Kirchoff I, arus yang mengalir pada rele sangat kecil dan masih diambang bias arus yang disetting, oleh karena itu rele tidak bekerja. Gambar 4.2. Ilustrasi Gangguan yang terjadi di Dalam Daerah Proteksi Apabila terjadi gangguan di dalam daerah proteksi seperti yang terlihat pada Gambar 4.2. arus masuk yang berasal dari sisi GI Indoliberty (sisi pengirim) sebagian besar atau seluruhnya akan menuju titik gangguan, hanya sebagian kecil atau tidak ada arus keluar pada sisi GI Konsumen (sisi penerima), hal ini menyebabkan perbedaan arus yang besar antara sisi pengirim dan sisi penerima, kemudian arus sekunder yang terukur pada trafo arus di sisi pengirim akan saling menjumlahkan dengan arus sekunder yang terukur pada trafo arus di sisi penerima, jika arus yang mengalir pada rele lebih besar dari nilai setting rele, maka rele akan memberikan sinyal atau perintah untuk menutup rangkaian tripping dari pemutus tenaga (PMT) dan akan menggerakkan mekanisme penggerak untuk membuka kontak-kontak PMT di sisi pengirim dan PMT di sisi penerima agar SKTT terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal dan

35 mengurangi pengaruh gangguan terhadap sistem tenaga listrik yang tidak terganggu serta mencegah meluasnya gangguan. 4.3. Penyetelan Rele Line Current Differential KTT PT Indoliberty Penyetelan proteksi line current differential pada SKTT 150 kv menggunakan rele GE UR L90 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi data parameter SKTT 2. Membuat topologi saluran transmisi existing dan yang akan diproteksi lengkap dengan datanya 3. Menghitung parameter setting rele GE UR L90 dengan bantuan software Mathcad 4. Mengevaluasi hasil parameter setting dengan panduan manual book rele Parameter setting rele GE UR L90 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II, yaitu : 1. I s1 : Setelan differensial arus yang menentukan tingkat pick up minimum rele sebagai indikator kerja rele differensial 2. K 1 : Setelan persentase bias yang digunakan saat arus bias masih di bawah I s2. Slope-1 ini harus lebih selektif apabila terjadi gangguan internal, tetapi harus tetap stabil terhadap perbedaan arus yang disebabkan oleh eror CT 3. I s2 : Setelan ambang bias arus, sebagai batas setelan K 1 dan K 2 yang akan digunakan dalam setelan rele differensial

36 4. K 2 : Setelan persentase bias yang digunakan saat arus bias sudah di atas I s2. Slope-2 ini harus lebih stabil terhadap kontribusi gangguan yang terjadi diluar zona proteksi rele differensial (gangguan eksternal) Kesalahan umum yang dilakukan seorang perencana dalam penyetelan sistem proteksi diantaranya : 1. Perencana hanya fokus pada setting yang tercantum pada form tap setting 2. Perencana hanya fokus pada parameter hasil kalkulasi (angka) 3. Perencana menyamakan parameter setting pada merk rele yang berbeda 4. Perencana cenderung mencari penjelasan parameter setting kepada orang lain yang belum tentu benar dibandingkan dengan membaca manual rele 4.4. Perhitungan Arus Pengisian (Charging Current) Pada penyambungan SKTT 150 kv GI Indoliberty - GI Konsumen sepanjang 0.5 km, konduktor yang digunakan adalah kabel jenis XLPE yang memiliki nilai kapasitansi (C) 0.137 µf/km, maka : X c = X c = 1 2 π F C 1 2π 50 (0.137 x 0.5)µF X c = 0.046 x 10 6 Ohm Dengan menggunakan data tersebut maka besarnya nilai arus pengisian dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 2.6. I ch = I ch = V line Xc 3. L 150000 46000 x 3.0.5

37 I ch = 75000 79674.34 I ch = 0.94 A 4.5. Perhitungan Arus Pick Up Minimum Rele (I s1 ) Besar I s1 bisa dicari dengan menggunakan persamaan yang sudah dijelaskan pada 2.5 yaitu : I s1 > (2.5 x I ch )/RCT I s1 > (2.5 x 0.94)/(400/1) = 0.0058 A (pada sisi sekunder) 4.6. Perhitungan Ambang Bias Arus Rele (I s2 ) Besar I s2 bisa dicari dengan menggunakan persamaan yang sudah dijelaskan pada 2.4 yaitu : I s2 = 2 x (Arus Charging + Arus Beban Maksimum)/RCT I s2 = 2 x (0.94 + 572)/(400/1) = 2.86 A (pada sisi sekunder) Nilai untuk K 1 dan K 2 adalah : K 1 = 30% (untuk saluran SKTT dua sisi) K 2 = 150% (untuk saluran SKTT dua sisi) t = 0 detik (pengaman utama) Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Setting Proteksi I s1 (A) I s2 (A) K 1 (%) K 2 (%) 0.0058 2.86 30 150

38 4.7. Perhitungan dengan menggunakan Software Mathcad Layar interface dari Mathcad merupakan worksheet (lembar kerja) kosong, yang mana pada worksheet tersebut kita bisa mengetikkan persamaan, data grafik, fungsi, teks, dan sebagainya. Pertama menjabarkan data-data sistem yang telah didapatkan seperti terlihat pada Gambar 4.3. dan Gambar 4.4., selanjutnya melakukan perhitungan setting seperti terlihat pada Gambar 4.5. dan Gambar 4.6., berikut penjelasannya : a. Judul worksheet : LINE DIFFERENTIAL RELAY SETTING FOR 150 KV GI INDOLIBERTY - GI KONSUMEN XLPE 300 mm2, CCC = 572 A. Artinya yaitu menghitung nilai setting line current differential pada tegangan 150 kv antara GI Indoliberty - GI Konsumen (lokasi relay di GI Indoliberty) dengan jenis penghantar XLPE berinti 300 mm2 dan arus maksimum 572 A. b. Relay Type merupakan tipe rele yang digunakan, yaitu GE UR L90 c. Rated Current merupakan rating nilai sekunder dari CT yang digunakan, yaitu 1 A d. Line Length merupakan panjang saluran yang diproteksi, yaitu 0.5 km e. Teg. Nom merupakan tegangan kerja tersambung, yaitu 150 kv f. CT local ratio merupakan rasio CT lokal, yaitu CT yang ada di GI Indoliberty g. CT remote ratio merupakan rasio CT remote, yaitu CT yang ada di GI Konsumen h. PT ratio merupakan rasio PT, yaitu PT yang ada di GI Indoliberty i. Freq merupakan frekuensi sistem, yaitu 50 Hz

39 j. Impedansi SKTT terdiri dari impedansi urutan positif dan negatif (R1 dan X1) dan impedansi urutan nol (R0 dan X0) Gambar 4.3. Perhitungan dengan menggunakan Software Mathcad k. Impedansi SKTT pada Gambar 4.4. merupakan nilai total impedansi SKTT dengan panjang 0.5 km (RFL dan XFL) l. ILoadmax merupakan kapasitas arus maksimum, yaitu 572 A

40 Gambar 4.4. Perhitungan dengan menggunakan Software Mathcad m. Beberapa data komunikasi antar rele n. Menyisipkan gambar daerah kerja/karakteristik rele line current differential seperti terlihat pada Gambar 4.5. o. Charging Current Compensation diset Disabled karena saluran transmisi tergolong kategori pendek (0.5 km).

41 p. Current Differential Pick Up atau dapat disebut arus pick up minimum (I s1 ) diset 0.2 pu = 0.2 x 400/1 = 80 A (pada sisi primer). Nilai 0.2 pu merupakan nilai setting minimum pabrikan yang dapat diset pada perangkat (typical value). Gambar 4.5. Perhitungan dengan menggunakan Software Mathcad

42 q. Current Differential Restraint 1 atau dapat disebut Setelan persentase bias yang digunakan saat arus bias masih di bawah I s2 (K 1 ), diset 20% untuk mendapatkan sensitifitas yang tinggi pada wilayah kerjanya. r. Current Differential Restraint 2 atau dapat disebut Setelan persentase bias yang digunakan saat arus bias sudah di atas I s2 (K 2 ), diset 60% untuk dapat bekerja lebih stabil terhadap kontribusi gangguan eksternal. Gambar 4.6. Perhitungan dengan menggunakan Software Mathcad

43 s. Current Differential Break Point atau dapat disebut ambang bias arus (I s2 ), sebagai batas setelan K 1 dan K 2, dengan formula perhitungan pabrikan : 200% x Current Load Max / CT Primary, didapatkan hasil sebesar 2.86 pu = 2.86 x 400/1 = 1144 A (pada sisi primer). t. CT Differential Tap merupakan perbandingan antara rasio CT lokal (di sisi GI Indoliberty) dan rasio CT remote (di sisi GI Konsumen), yaitu 300/400 = 0.75 Dari Tabel 4.1. diketahui hasil perhitungan setting proteksi yaitu : a. Arus pick up minimum (I s1 ) = 0.0058 A (pada sisi sekunder) b. Ambang bias arus (I s2 ) = 2.86 A (pada sisi sekunder) c. Setelan persentase bias saat arus bias masih di bawah I s2 (K 1 ) = 30% d. Setelan persentase bias saat arus bias sudah di atas I s2 (K 2 ) = 150% Kemudian dilakukan evaluasi terhadap kapasitas rele dan rekomendasi nilai setting minimum pabrikan yang dapat diset pada perangkat (typical value) sehingga diperoleh nilai akhir setting proteksi yaitu : a. Arus pick up minimum (I s1 ) = 0.2 A (pada sisi sekunder) atau sama dengan 80 A (pada sisi primer) b. Ambang bias arus (I s2 ) = 2.86 A (pada sisi sekunder) atau sama dengan 1144 A (pada sisi primer) c. Setelan persentase bias saat arus bias masih di bawah I s2 (K 1 ) = 20% d. Setelan persentase bias saat arus bias sudah di atas I s2 (K 2 ) = 60%

44 Dari hasil evaluasi diketahui bahwa hasil perhitungan setting proteksi memperoleh nilai dibawah nilai setting minimum pabrikan, sehingga nilai setting minimum pabrikan yang digunakan sebagai nilai setting akhir, namun apabila hasil perhitungan setting proteksi memperoleh nilai melebihi nilai setting minimum pabrikan maka yang digunakan yaitu nilai hasil perhitungan. Kemudian setelah dilakukan penyetelan nilai akhir pada perangkat, dilakukan individual test dengan cara inject current pada CT di GI Indoliberty dan CT GI Konsumen sebagai simulasi terjadinya gangguan dan pengaruhnya terhadap stabilitas rele GE UR L90. Konfigurasi pengetesan rele GE UR L90 dapat dilihat pada Gambar 4.7. dan hasil individual test dapat dilihat pada Gambar 4.8. dan Gambar 4.9. Berdasarkan hasil individual test diketahui bahwa rele GE UR L90 hanya akan bekerja apabila terdapat perbedaan arus (I Differential) yang terbaca pada rele, hasil test selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Gambar 4.7. Konfigurasi Pengetesan Rele GE UR L90

45 Gambar 4.8. Hasil Individual Test dengan Injeksi Stabil Gambar 4.9. Hasil Individual Test dengan Injeksi Unstabil