BAB ~1. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja di terminal AKAP Mayang Terurai

dokumen-dokumen yang mirip
MASALAH TERMINAL MAYANG TERURAI DAN EVALUASI PROGRAM PENANGANANNYA

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DESAIN TERMINAL ANGKUTAN ( Studi Kasus Terminal Ponorogo, Jawa Timur ) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKEFEKTIFAN KINERJA TERMINAL BUS HAUMENI KOTA SOE KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat

BAB VI MAYANG TERURAI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban,

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

yang ada. Untuk mempermudah dalam menganalisis data, penulis menggolongkan

Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA-DATA TEKNIK SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

BAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke

EVALUASI KELAYAKAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI KECAMATAN TOBELO TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

5. Bagaimanakah menurut Saudara loket tempat penjualan karcis yang tersedia di terminal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

EVALUASI KINERJA TERMINAL BIS HARJAMUKTI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 5

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN,

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

berbagai pertimbangan, yaitu : jalur sirkulasi, kondisi lahan dan lingkungan,

STUDI KELAYAKAN TERMINAL TINGKIR DENGAN ADANYA JALAN LINGKAR CEBONGAN BLOTONGAN SALATIGA

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT PEDESAAN DI KECAMATAN LIRUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 2.1 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kertonegoro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1993 TENTANG ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

EVALUASI KINERJA OPERASI TERMINAL BIS INDIHIANG TASIKMALAYA

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

KINERJA DAN KAPASITAS TERMINAL CIKARANG

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak, Luas, dan Batas

BAB III METODOLOGI Langkah Kerja Kerangka dan prosedur pengerjaan tugas akhir diterangkan dalam diagram alir sebagai berikut : Mulai.

Transkripsi:

BAB ~1 3.1. Lokasi Kajian. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja di terminal AKAP Mayang Terurai kota Pekanbaru. Alasan pemilihan lokasi kajian pada terminal AKAP Mayang Terurai adalah : a Terminal AKAP Mayang Terurai merupakan terminal satu-satunya di kota Pekanbaru terletak di jalan Nangka. Dari sisi transportasi maupun tata ruang kota pada saat ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dimana arus lalu lintas di sekitar terminal sudah terlalu padat dan kapasitas terminal sudah tidak lagi mampu menampung kebutuhan transportasi. Pengusaha angkutan banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas terminal sebagai sarana pemberangkatan ataupun kedatangan bis dimana mereka menganggap bahwa fasilitas terminal yang ada saat ini tidak mampu lagi memberikan rasa nyaman baik untuk perpindahan orang maupun barang dan ditambah lagi lokasi parkir kendaraan yang tidak beraturan. Tidak termanfaatkannya lahan kosong di belakang dan banyak tanah milik terminal telah dibangun kios-kios pasar, sehingga menjadi tempat penumpukan pembuangan sampah. 3.2.Sasaran Kajian. Sasaran kajian adalah pemerintah kota Pekanbaru khususnya Dinas Perhubungan dan pengusaha angkutan yang ada di lokasi terminal Mayang Terurai maupun di luar lokasi di sepanjang pertokoan jalan Nangka. Prioritas

kajian adalah dinas-dinas yang terkait di dalam proses pembuatan kebijakankebijakan pengelolaan dan pengoperasian terminal. Jurnlah sasaran kajian adalah 145 usaha angkutan yang terdiri dari 94 usaha angkutan AKAP, 21 usaha angkutan AKDP, dan 30 usaha angkutan lainnya yang terdiri dari usaha kendaraan pribadi dan travel serta lainnya. Kesemua perusahaan angkutan ini berada di dalam terminal maupun di luar terminal di sepanjang jalan dari dan ke terminal Mayang Terurai yaitu jalan Nangka. Untuk mencapai tujuan kajian seperti diungkapkan terdahulu maka metode yang akan digunakan adalah metode kajian survey. Kajian juga menganalisis rencana pengembangan pembangunan terminal (AKAP) di Pekanbaru diharapkan dapat memberikan masukan untuk penilaian pembangunan investasi, terhadap barang publik. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan fakta-fakta yang tampak pada waktu penelitian sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang obyek yang diteliti. Data yang diperoleh selama penelitian akan diolah, dianalisa dan diambil kesimpulan lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari. 3.3. Metode Pengumpulan dan Sumber Data. Metode yang digunakan untuk kajian adalah metode survey, dengan menggunakan alat pengumpul data primer berupa angket, wawancara dengan pengusaha, wawancara dengan masyarakat, pengemudi, pedagang dan pegawai perhubungan Kota Pekanbaru. Pertanyaan dalam angket berbentuk tertutup (berstruktur). Keseluruhan pertanyaan yang diajukan berintikan kepada fasilitas-

fasilitas yang terdapat di terminal Mayang Terurai kota Pekanbaru. Terdapat 2 bagian pertanyaan sebagai berikut : 1. Fasilitas utama terminal Mayang Terurai. 2. Fasilitas penunjang terminal Mayang Terurai. Datar primer terdiri atas pertanyaan pada aspek fasilitas utama terminal Mayang Terurai menyangkut pintu jalur pemberangkatan terminal, jalur kedatangan, tempat parkir bus, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi serta tempat parkir kendaraan pengantar/taxi. Pertanyaan pada aspek fasilitas penunjang terminal adalah menyangkut kondisi kamar kecil/toilet, kondisi musholla, kioskantin terminal, ruang pengobatan, mang informasi dan sarana komunikasi telepon umum. Pertanyaan selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran I. Data sekunder diperlukan untuk mengetahui situasi dan kondisi makro wilayah kajian dan makro terminal bus Mayang Terurai di Pekanbaru khususnya di sepanjang Jalan Nangka. Data diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Pemda Pekanbaru, dan BPS kota Pekanbaru. Data Primer. Pengamatan : 1. Fasilitas Utama terminal Mayang Terurai terdiri dari : Jalur pemberangkatan Jalur kedatangan Tempat penjualan karcis Ruang parkir kendaraan (bus)

kendaraan di dalam terminal sangat dipengaruhi oleh karakteristik kendaraan dan pengoperasiannya. Dalam ha1 ini waktu tunggu kendaraan di terminal dan headway merupakan parameter utama yang hams ditetapkan. Pendekatan yang dapat digunakan adalah (Dirjen Perhubungan Darat, 1995) : FPKi Jki Wti = JKi x SRPi = Wti / Hi =1/6xWpi Keterangan : FPki = Fasilitas parkir kendaraan untuk moda i (m2) Jki = Jumlah kendaraan Moda i Wti = Waktu tunggu kendaraan i terminal (menit) Hi = headway kendaraan i (menit) Wpi = Waktu perjalanan kendaraan i (menit) SRpi = Satuan ruang parkir kendaraan i (kend/m2) > Waktu tunggu (Wti) adalah waktu yang dipergunakan selama kendaraan tersebut berada dalam terminal yang dimulai saat kedatangan sampai keberangkatan kendaraan tersebut. Waktu tunggu ini meliputi waktu kendaraan bersirkulasi di dalam terminal, melayani penumpang dan saat parkir dalam terminal. > Jumlah kendaraan (Jki) selalu berbanding lurus dengan nilai waktu tunggu kendaraan (Wti) dan berbanding terbalik dengan nilai headway kendaraan (Hi) dalam suatu moda transportasi. Artinya, bila nilai waktu tunggu (Wti) semakin besar maka jumlah kendaraan (Jki) semakin banyak juga, begitu pula sebaliknya. Dan apabila nilai headway (Hi) semakin besar maka jumlah kendaraan (Jki) semakin kecil, begitu sebaliknya. Hal ini berpengaruh kepada kebutuhan luasan parkir kendaraan yang ada dalam terminal.

P Menurut Undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan raya 1992, peraturan pemerintah no. 44 tahun 93 tentang kendaraan dan pengemudi pada pasal240 ayat (I), (2), (3), dan (4) disebutkan : (1) Untuk menjamin keselamatan lalu-lintas dan angkutan di jalan, perusahaan angkutan wajib mematuhi ketentuan mengenai waktu kerja dan waktu istirahat bagi pengemudi kendaraan umum. (2) Waktu kerja bagi pengemudi kendaraan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 8 (delapan) jam sehari. (3) Pengemudi kendaraan urnum setelah mengemudikan kendaraan selama 4 (empat) jam berturut-turut, harus diberikan istirahat sekurang-kurangnya setengah jam. (4) Dalarn hal-ha1 tertentu pengemudi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diperkerjakan menyimpang dari waktu kerja 8 (delapan) jam sehari, tetapi tidak boleh lebih dari 12 (dua belas) sehari termasuk istirahat 1 (satu) jam. Dalarn rumusan di atas disebutkan angka 116 (seperenam) adalah merupakan faktor koreksi untuk suatu waktu perjalanan (Wpi) dalam menghitung waktu tunggu (Wti) yang merupakan waktu istirahat bagi pengemudi dengan sekurang-kurangnya 118 (seperdelapan) waktu pe rjalanan. 2. Fasilitas penunjang terminal Mayang Terurai terdiri dari : Kondisi kamar kecivtoilet Kondisi musholla Kios kantin

Ruang pengobatan Ruang informasi Telepon umum Data Sekunder Diperoleh dari Dinas Perhubungan : 1. Kondisi existing terminal Mayang Terurai. 2. Jurnlah pengusaha angkutan di terminal. 3. Denah rencana pengembangan terminal Mayang Terurai. 4. Fungsi keruangan ( RUTK ) kawasan segitiga emas. 3.4 Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel adalah secara sengaja di mana jumlah masingmasing kelompok ditetapkan secara proporsional. Adapun yang dimaksud dengan proporsional sampel adalah pengambilan sampel untuk masing-masing jenis angkutan disesuaikan pada proporsinya, sedangkan random sampling adalah sampel diambil secara acak (Arikunto, 1998). Sampel penelitian diambil sebanyak 30 pengusaha angkutan yang menggunakan jasa terminal Mayang Terurai. Hal ini dilakukan mengingat karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian yang tidak memungkinkan meneliti seluruh sasaran kajian, maka dilakukan penyampelan yang bisa mewakili yaitu sekitar 20% dari jumlah sasaran kajian. Menurut pendapat Arikunto (1998) yang menyatakan bahwa apabila jumlah subjek kurang dari seratus, lebih baik diambil seluruhnya, besar dari seratus dapat diambil sampelnya sepuluh sampai lima belas persen atau dua puluh

sampai dua puluh lima persen. Sampel yang diambil kemudian dibagi menjadi 3 kelompok usaha angkutan yaitu : Kelompok I : Pengusaha AKAP yang melayani 64 trayek sebanyak 94 perusahaan, dengan armada bus 129 kendaraan, sampel 19 perusahaan. KelompokII : Pengusaha AKDP yang melayani 37 trayek sebanyak 21 perusahaan, dengan armada bus 348 kendaraan, sampel 5 perusahaan. Kelompok I11 : DK dan taksi yang melayani semua jurusan dalam kota maupun luar kota adalah sebanyak 30 perusahaan dengan armada 415 kendaraan, sampel6 perusahaan. Alasan pengelompokkan sampel penelitian menjadi 3 kelompok adalah untuk lebih mengoptimalkan hasil penelitian. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan pengusaha angkutan, perbedaan yang paling mudah diamati diantara pengusaha adalah perbedaan trayek angkutan masing-masing pengusaha. Dengan membagi 3 kelompok sarnpel dan menentukan secara acak sebanyak 30 pengusaha angkutan sebagai responden, berdasarkan jurusan trayek angkutan, maka sasaran kajian yang ada di terminal Mayang Terurai diperkirakan dapat mewakili sebagai responden penelitian. Penelitian dengan metode survei ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai dari tahap persiapan, pengumpulan data dan pengolahan data penelitian. Penyebaran angket dilaksanakan secara serentak di terminal Mayang Terurai dan pool-pool bus yang ada di sekitar jalan Nangka. Penyebaran angket dimulai dengan memberikan terlebih dahulu penjelasan ringkas tentang maksud dan tujuan

angket penelitian dan cara pengisian angket pada masing-masing pengusaha angkutan. Daftar pertanyaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.5. Teknik Analisa Data Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menganalisis data tersebut digunakan mean (rata-rata). Adapun prosedur analisis data dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Verifikasi data, yaitu angket yang telah dikembalikan dicek kebenarannya dan kelengkapannya. Dari 30 buah angket yang disebarkan kepada responden dikembalikan dalam keadaan benar dan lengkap serta seluruh butir pertanyaan di jawab oleh responden tanpa ada yang tidak di isi. 2. Memberikan skor masing-masing alternatif jawaban yaitu Baik (B) = 3, Kurang Baik (KB) = 2, dan Tidak Baik (TB) = 1. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1998: 142) yang menyatakan bahwa Skala Likert biasanya menggunakan lima tingkatan. Peneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan. Pernyataan angket, peneliti ubah untuk menyesuaikan pada data yang akan diambil dengan kriteria : 1) Tidak Baik (TB), 2) Kurang Baik (KB), dan 3) Baik (B). 3. Klasifikasi dan tabulasi data, yaitu mengelompokkan data yang telah diverifikasi ke dalam tabel. 4. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus mean : - X = nilai rata-rata CX = Jumlah skor N = Jumlah Responden (Arikunto, 1998:371-372)

5. Mendeskripsikan dan membahas data yang telah diolah dalam tabel. 6. Menentukan kualifikasi standar terminal Mayang Terurai dengan menggunakan skala 1-3, dimana 1 = tidak baik sebagai terminal tipe A, 2 = kurang baik sebagai terminal tipe A, dan 3 = baik sebagai terminal tipe A.