BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Gaya bahasa atau style banyak digunakan dalam berbahasa. Pemakaian gaya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut.

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. irama dan bahasa yang menghasilkan lirik lagu. Lirik lagu menyimpan makna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. kepada konsumen mengenai produk yang ingin diinformasikan dan

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

Denpasar, Juni Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Bab2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori yang penulis gunakan

PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU L ARC~EN~CIEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

GAYA BAHASA KIASAN DALAM ALBUM CLICKED SINGLES BEST 13 KARYA L ARC~EN~CIEL SKRIPSI OLEH JAHRATUN NISA

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

Bab 1. Pendahuluan. sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 2007:32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Hakikat bahasa adalah sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi (Chaer, 2004:11). Bahasa mengandung makna, makna sebuah bahasa dengan bahasa yang lain mempunyai perbedaan karena bahasa bersifat arbitrer yaitu makna bahasa sesuai dengan kesepakatan antar penutur bahasa tersebut. Dalam kegiatan penerjemahan, seorang penerjemah dituntut untuk bisa menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran agar dapat menyampaikan makna yang berbeda antara bahasa yang diterjemahkan. Menerjemahkan adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain (Larson, 3:1984). Kegiatan menerjemahkan menurut Simatupang (2000:2) adalah kegiatan mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dan mewujudkannya kembali di dalam bahasa sasaran dengan bentuk-bentuk sewajar mungkin menurut aturan yang berlaku di dalam bahasa sasaran. Jadi, yang dialihkan adalah makna bukan bentuk. Menerjemahkan makna bisa terdiri atas kata, rangkaian kata, frasa, kalimat, alinea, dan lain sebagainya. Newmark (1998) mendefinisikan penerjemahan sebagai: rendering the meaning of a text into another language in the 1

way that the way that the author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud pengarang). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah upaya pengalihan pesan atau makna dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa) sebagaimana yang dimaksud pengarang. Gaya bahasa banyak digunakan untuk penyampaian sebuah makna dalam berbahasa. Gaya bahasa dapat berfungsi untuk membuat tampilan sebuah bahasa lebih menarik. Saat berkomunikasi setiap orang memiliki gaya bahasa dan cara berbicara yang berbeda-beda dan hal tersebut merupakan keunikan dari bahasa. Menurut Keraf (1999:113) gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Ganie (2015:193) menambahkan gaya bahasa adalah penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Tarigan (1985) mengklasifikasikan gaya bahasa menjadi empat genre, yaitu (1) gaya bahasa perbandingan, yang termasuk ke dalamnya adalah alegori, metafora, personifikasi, simile, (2) gaya bahasa pertautan seperti metonimi, sinekdok, (3) gaya bahasa pertentangan seperti litotes, hiperbola, satire, sarkasme, ironi, dan (4) gaya bahasa perulangan seperti anaphora, aliterasi, kiasmus dan lain sebagainya. Gaya bahasa perbandingan seperti metafora merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami karena gaya bahasa metafora menggambarkan bagaimana manusia melalui bahasa memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang mengungkapkan suatu ungkapan secara tidak langsung berupa 2

perbandingan analogis. Menurut KBBI (1990) metafora didefinisikan sebagai pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan Menurut Becker (dalam Ganie, 2015:207) metafora adalah bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya saja tidak mempergunakan kata-kata pembanding, seperti, bagai, laksana, dan sebagainya. Metafora itu melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain. Selanjutnya menurut ahli Jepang, yaitu Momiyama (2008:97) metafora adalah: 隠喩は二つの事物 概念の何らかの類似性に基づいて 一方の事物 概念を表す形式を用いて 他方の事物 概念を表すという比喩 ( 籾山 2008:97) Inyu wa futatsu no jibutsu gainen no nanrakano ruizisei nimotozuite, ippoo no jibutsu gainen wo arawasu keishiki wo mochiite, tahou no jibutsu gainen wo arawasu to iu hiyu. Metafora adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal atau perkara, dengan cara mengumpamakannya dengan perkara atau hal yang lain berdasarkan pada sifat kemiripan/ kesamaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa metafora adalah makna satuan bahasa yang berbeda dengan makna harfiahnya, dari makna leksikal maupun gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia, guru adalah matahari bangsa artinya pada kenyataannya fungsi matahari adalah memberi penerangan dan kehangatan. Fungsi tersebut dialihkan kepada guru yang juga berfungsi sebagai penerang dan penghangat untuk bangsa. Kata guru adalah bagian pokok (hal yang dibandingkan), kata matahari adalah bagian kedua yang digunakan untuk membandingkan. Contoh metafora dalam bahasa Jepang yang dikemukakan oleh Sutedi (2003:180) di dalam Buku Dasar-Dasar 3

Linguistik Bahasa Jepang adalah 君は僕の太陽だ kimi wa boku no taiyou da (kau adalah matahariku). Sutedi di dalam bukunya menjelaskan persamaan atau kemiripan matahari dan kekasih. Kata matahari merujuk kepada kata kekasih. Matahari sebagai sumber energi, kekasih bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi. Matahari sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, kekasih juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang. Menurut Machali (2008:86) penerjemahan metafora merupakan penerjemahan yang termasuk ke dalam salah satu masalah khusus dalam teknik penerjemahan yang banyak dijumpai dalam penerjemahan di berbagai bahasa. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis bentuk metafora berdasarkan teori Lakoff dan Johnson (1996) dan menganalisis teknik penerjemahan metafora yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan sebuah novel berdasarkan teknik penerjemahan metafora yang terdapat dalam teori Larson (1998) dan Newmark (1988). Pada dasarnya penerjemahan metafora bukan hanya menerjemahkan bentuk saja, namun yang paling penting adalah makna yang terkandung di dalam bahasa sumber dapat dipahami dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan unsur-unsur kesepadanan dan kesewajaran makna. Seperti data yang ditemukan di dalam data penelitian, yaitu metafora Mata bu Mus berkilauan karena air mata memiliki arti seseorang yang sedang menangis. Metafora tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang menjadi ムス先生の目には涙がすでに諦めの表情が浮かんでいた Mus sensei no me ni wa namida ga sudeni akirame no hyoujyou ga ukandeita (di mata Bu Mus ada air mata yang menimbulkan ekspresi menyerah). Pada contoh tersebut sama-sama 4

menyatakan arti menangis, namun pada terjemahan bahasa Jepangnya mengalami perluasan makna. Pada BSu hanya bermakna menangis, sedangkan pada BSa selain bermakna menangis juga memiliki makna seseorang yang putus asa terhadap sesuatu. Teknik penerjemahan yang digunakan pengarang berdasarkan teori Larson (1998) dan Newmark (1988) adalah metafora dalam Bsu diubah menjadi metafora dalam Bsa. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis penerjemahan metafora bahasa Indonesia ke bahasa Jepang. Sumber data untuk penelitian ini adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata cetakan kedua puluh delapan, April 2014 dan novel terjemahannya Niji no Shounen Tachi karya Hiroaki Kato dan Shintaro Fututake tahun 2013. Selain banyak gaya bahasa metafora yang terdapat dalam novel ini, novel Indonesia yang pertama kali mendapatkan penghargaan International Best Seller dan juga mendapatkan penghargaan di New York, New York Book Festival 2013 dan di Germany Buch Awards 2013 juga telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa di dunia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, peneliti membuat rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana bentuk metafora yang terdapat pada novel Laskar pelangi yang diterjemahkan ke dalam novel Niji no Shounen Tachi karya Andrea Hirata? 2. Apa saja teknik penerjemahan metafora yang digunakan penerjemah pada novel Laskar Pelangi ke dalam novel Niji no Shounen Tachi karya Andrea Hirata? 5

1.3 Batasan Penelitian Penelitian ini hanya membahas analisis penerjemahan metafora yang terdapat pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diterjemahkan dalam bahasa Jepang yang berjudul Niji no Shounen Tachi. Penulis membatasi data yang akan dianalisis, yaitu bentuk metafora berdasarkan teori Lakoff dan Johnson (1996) dan teknik penerjemahan metafora berdasarkan teori Peter Newmar (1988) dan Larson (1998). 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bentuk penerjemahan metafora yang terdapat pada novel Laskar Pelangi ke dalam novel Niji no Shounen Tachi karya Andrea Hirata. 2. Mengetahui teknik penerjemahan apa saja yang digunakan penerjemah pada novel Laskar Pelangi ke dalam novel Niji no Shounen Tachi karya Andrea Hirata. 1.5 Manfaat Penelitian Secara umum manfaat penelitian ini adalah: 1. Agar peneliti dan pembaca dapat memahami konsep teori penerjemahan dan teknik menerjemahkan mengenai majas metafora yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. 2. Memberikan gambaran bentuk penggunaan metafora di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. 6

3. Sebagai referensi di bidang penerjemahan dan sebagai motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang sama. 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian. Menurut Djajasudarma (dalam Kesuma, 2007:1) Metode adalah cara yang teratur yang terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1992) penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk deskriptif berupa ucapan atau tulisan serta perilaku orang-orang yang diamati. Menurut Sudaryanto (1993) Penelitian terdiri dari tiga tahap upaya yang sistematis, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. 1.6.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan dan pengujian hipotesis yang dirumuskan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan metode simak. Menurut Mahsun (2011:92) metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Peneliti memilih metode simak karena data 7

diperoleh dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan novel Niji no Shounen Tachi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Hiroaki Kato dan Shintaro Fututake dan data tersebut berupa teks. Kemudian penulis melanjutkan dengan metode catat, menurut Kesuma (2007:27) teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data pada kartu data. Setelah data didapat, peneliti melanjutkan dengan mencatat semua data yang telah ditemukan. Pada langkah pertama peneliti membaca novel Laskar Pelangi yang dijadikan sumber data oleh peneliti, kemudian mencari majas metafora yang terdapat di dalam sumber data tersebut. Setelah itu peneliti mencatat dugaan sementara majas metafora yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi, lalu mengecek data dan menganalisis perubahan metafora yang terdapat dalam novel terjemahan Laskar Pelangi, yaitu novel Niji no Shounen Tachi dengan menggunakan teori Peter Newmark (1988) dan Larson (1998). 1.6.2 Analisis Data Tahap analisis data adalah lanjutan dari tahapan pengumpulan data. Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu memaparkan dan menjelaskan. Setelah melalui tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti terlebih dahulu, kemudian peneliti menganalisis data yang terdapat pada sumber data. Analisis yang dilakukan peneliti adalah mengetahui bentuk metafora serta membandingkan dan mengetahui bagaimana teknik pernerjemahan yang dilakukan penerjemah dalam bahasa Indonesia yang diubah ke dalam bahasa Jepang. Pada tahap ini peneliti menggunakan metode padan intralingual dalam menganalisis data. Menurut Mahsun (2011:118) metode 8

padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik dalam suatu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. Pelaksanaan metode ini menggunakan teknik hubung banding membedakan (HBB). 1.6.3 Penyajian Hasil Analisis Data Tahap terakhir dalam memamparkan hasil penelitian adalah tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode formal dan informal. Menurut Sudaryanto (1993:145) metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa. Penyajian data secara formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Metode informal dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian tentang bentuk metafora dan teknik penerjemahan metafora yang dilakukan oleh penerjemah, sedangkan metode formal akan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tentang perumusan data. 1.7 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari tahu apakah penelitian sudah ada yang membahas yang akan peneliti teliti sebelumnya, selain itu tinjauan pustaka juga berfungsi untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya. Sejauh pengamatan yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa orang yang sudah meneliti tentang gaya bahasa metafora. Berikut adalah beberapa judul skripsi yang membahas tentang terjemahan dan gaya bahasa metafora: 9

Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Quentasari (2013) Analisis Metafora dalam Lirik Lagu Mika Nakashima Tinjauan Semantik. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui makna leksikal dari lirik lagu yang mempunyai unsur metafora serta mampu mengelompokkan citraan metafora dalam lirik lagu Mika Nakashima. Data diperoleh dari lirik lagu penyanyi terkenal Jepang yaitu Mika Nakashima. Rini Widiarti (2011) Analisis Penerjemahan Metafora: Studi Kasus Metafora dalam Novel Yukiguni Karya Kawabata dan Terjemahannya Daerah Salju oleh Ajip Rosidi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bentuk terjemahan metafora bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, serta padanannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini juga menerangkan prosedur penerjemahan apa saja yang digunakan penerjemah untuk mendapatkan hasil terjemahan yang wajar sehingga metafora yang terdapat dalam teks sasaran dapat memberikan kesan yang sama sesuai teks asalnya. Data diperoleh dari novel Yukiguni karya Kawabata Yasunari dan terjemahannya Daerah Salju oleh Ajip Rosidi. Ni Gusti Putu Wahyu Dianti (2011) Penerjemahan Majas Metafora dalam Novel Kaze no Uta wo Kike Karya Haruki Murakami penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang strategi penerjemahan dan prosedur penerjemahan metafora dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori penerjemahan yang meliputi strategi penerjemahan yang dikemukakan oleh Larson (1998) dan Catford (1965). Data diperoleh dari novel Novel Kaze no Uta wo Kike Karya Haruki Murakami. 10

1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terdiri dari empat bab. Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari, latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Bab II merupakan bab landasan teori yang membahas teoriteori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu, teori penerjemahan dan prosedur penerjemahan, teori metafora, teori teknik penerjemahan metafora. Bab III merupakan bab analisis data gaya bahasa metafora dari novel Laskar Pelangi ke novel Niji no Shounen Tachi. Bab IV merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 11