Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

dokumen-dokumen yang mirip
Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

Setiap orang pasti mempunyai gagasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

b e r n u a n s a h i jau

contoh rumah minimalis sederhana

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Modern Understated HOME IDEAS SHOPPING FOOD TRAVEL 56 PAGES SLEEK AND COSY INTERIOR INSPIRATIONS FEBRUARI

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

EKSTERIOR SIANG HARI

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

DESIGN INTERIOR DESIGN INTERIOR

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

BAB VI HASIL PERANCANGAN

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

GELANGGANG REMAJA BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR PERANCANGAN/SKRIPSI SEMESTER I TAHUN 2007/2008

Architecture. Home Diary #008 / 2015

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK

ABSTRAK. xvii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

UTS SPA 5 RAGUAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

Transkripsi:

Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur, tata tanaman, interior, bahan, dan kebutuhan maupun mimpi pemilik rumah menyatu dalam realita ruang. Namun ide bahwa arsitek adalah pencipta dan bekerja dari ruang angan adalah sebuah kekeliruan. Komunikasi antara angan serta kenyataan kebutuhan fungsional antara pemilik dan arsitek adalah bagian penting di dalam sebuah proses melahirkan karya arsitektur. Latar belakang sosio-budaya dan karakter pemilik perlu ditanggapi secara bijaksana oleh arsitek dalam tawaran penciptaan ruang. Selayaknya sebuah tim kerja, arsitek dan pemilik mengadakan pencarian bersama untuk menemukan jiwa rumah peristirahatan di Canggu ini. Ide rumah peristirahatan di Bali ini berawal dari kecintaan pemilik rumah terhadap alam Bali dan perasaan damai yang kerap mereka rasakan setiap kali menghabiskan waktu di pulau ini. Pilihan membangun rumah peristirahatan pun akhirnya jatuh di lokasi Canggu, di antara alam sunyi tengah sawah. Melepaskan diri dari ikatan logika membangun di tengah kota adalah tantangan tersendiri bagi kedua belah pihak arsitek maupun pemilik. Kali ini lingkungan yang mesti dibina adalah mempertahankan kesunyian dan jiwa damai di tanah Canggu. Sekalipun rumah peristirahatan ini berada di Bali, tanggapan atas pengaruh arsitektur tradisional Bali tidak semu diterjemahkan dengan membawa elemen fisik ornamental ke bangunan. Menurut arsitek, salah satu esensi yang dianggap paling menarik bagi dirinya adalah ide jalur dan simpul yang menyatu dengan proporsinya dalam arsitektur tradisional Bali. Tapak memanjang 25x81 meter diolah dengan menempatkan beberapa simpul aktivitas dalam bangunan secara bertingkat-tingkat sesuai kondisi ketinggian tanah asal. Simpulsimpul ini dihubungkan dengan jalur yang terbuka dengan kombinasi ruang taman maupun kolam. Kesadaran akan ketinggian lokasi dapat dinikmati dari setiap jalur

setapak penghubung antarbangunan. Bangunan wantilan misalnya, masih dapat dinikmati dari kolam renang, sementara bangunan pendukung tempat tinggal staf (yang diletakan paling awal di samping jalur masuk pintu utama) sudah tidak terlihat lagi dari sayap bangunan utama. sketsa 1: sketsa Supie zoning denah / massa/ node&path Garis stuktur penempatan massa bangunan yang tegas memberi tampilan modern nan kaku. Namun sebagai penyeimbang, pemilihan material serta beberapa karya seni oriental dan unsur tanah serta kayu yang kuat disebar di seisi ruang sehingga mengembalikan identitas damai di tengah alam bagi rumah peristirahatan ini. Beberapa unsur bangunan bekerja sama untuk memberikan efek visual maupun jiwa unik di sini. Penciptaan transisi halus antara ruang sawah, taman, kolam, maupun ruang fungsional interior adalah kekuatan di rumah ini. Diawali dengan simpul pertemuan rumah Wantilan ketika memasuki taman utama, prosesi memasuki rumah lantas dilanjutkan dengan jalur setapak menuju simpul berikutnya yaitu dua sayap bangunan utama.

Photo 1: prosesi jalur penghubung simpul pembukaan dan bangunan hunian utama (Foto: Busur) Photo 2: dua simpul bangunan Wantilan dan ruang terbuka dalam satu sumbu (Foto: Busur) Photo 3: ruang terbuka di antara 2 bangunan utama (Foto: Busur)

Dua sayap bangunan utama terdiri dari ruang duduk yang berada satu atap dengan ruang tidur utama dan berseberangan dengan ruang makan yang berbagi atap dengan ruang tidur tamu. Sementara itu kedua bangunan mengapit sebuah kolam renang dengan simpul dek - pergola kayu di ujung timur dan pemandangan sawah di sisi barat. Kesederhanaan komposisi ruang yang diciptakan arsitek merupakan sebuah hasil pembacaan atas pilihan gaya hidup yang sangat personal bergantung pada karakter penghuninya. Material organik dengan warna alami memberi kehangatan bagi ruang interior di rumah ini. Pilihan bahan bangunan yang akan berubah warna ataupun tekstur seiring pertambahan usia merupakan bagian dari upaya menyatu dengan hukum pertumbuhan alam. Lantai teraso menjadi dasar kanvas sementara goresan kolom-kolom kayu kelapa dan dinding tekstur halus cat serta batu paras menjadi tekstur lukisan ruang. Sementara itu pandangan langit-langit interior alang-alang bambu tetap digunakan sekalipun bahan penutup atap menggunakan genting keramik. Keterbukaan terhadap paduan fungsi material merupakan ide kreatif yang digunakan perancang untuk mencari harmoni ruang. Tekstur lantai teraso yang halus pada ruangan-ruangan tertutup atap dipadukan dengan tekstur agak kasar pada bagian yang tak tertutup. Sementara pengalaman bertelanjang kaki di rumah istirahat ini diperkaya dengan pilihan menginjak rumput, batu ataupun dek kayu besi. Walaupun terkesan sebagai pengalaman biasa, namun sesungguhnya pilihan rancangan seperti ini adalah kekayaan karya arsitektur di pulau beriklim tropis.

Photo 4: kamar-mandi utama, lantai teraso menjadi dasar kanvas dengan goresan material kayu (Foto: Busur) Photo 5: bangunan tempat tidur utama (Foto: Busur) Photo 6: kamar tidur utama (Foto: Busur) Terlepas dari keunikannya, ada beberapa pertanyaan rancang bangun yang tergugah ketika menikmati ruang di rumah peristirahatan ini. Ketiadaan fasilitas umum mendasar semacam ruang toilet bersama, pancuran kolam renang, ataupun penghubung bebas hujan antara sayap bangunan menggelitik rasa ragu apakah rumah digunakan secara

fungsional ataukah merupakan pernyataan rasa cinta akan damai di Bali. Untungnya hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Ketika pada saat proses perencanaan berlangsung, arsitek sempat mengusulkan pembuatan pancuran luar ruang di dekat kolam renang. Namun pemilik merasa tidak perlu, karena compound ini dirasa sangat privat dan tidak ada rasa tidak nyaman untuk berkeliaran bolak-balik kamar mandi. Setelah mulai mengenal karakter pemilik lebih baik, arsitek berani mengusulkan dua masa tanpa penghubung bebas hujan, dan ternyata usulan tersebut memang tidak menjadi masalah bagi pemilik. Hujan kemudian akan menjadi salah satu bagian dari menikmati ruang diantara 2 bangunan. Yang sebagian akan menjadi riak di kolam renang sementara sisanya akan menebarkan aroma tanah yang sangat dicintai oleh pemilik maupun arsitek. Tanpa penghubung tertutup ternyata dua bangunan ini mendapatkan tingkat privasi yang lebih tinggi sekaligus tetap menyatau dan saling mengisi satu sama lain karena ada ruang-ruang umum yang bersandingan dengan kamar tidur di masing-masing bangunan. Hujan juga akan membuat tirai halus antar keduanya. Namun di balik keindahan yang ada nampaknya benar apa yang selalu diingatkan oleh rekan-rekan arsitek pecinta gaya alami, Sedialah payung sebelum hujan. 1 Penulis bekerja selama 3 tahun untuk beberapa biro konsultan arsitektur di Jakarta selepas menyelesaikan pendidikan S1 arsitektur Universitas Tarumanagara, kemudian selama 3 tahun terakhir tinggal dan beraktivitas di Bali sebagai arsitek. Ia menulis tentang tempat dan arsitektur sebagai refleksi untuk memahami arsitektur, ruang kota, dan budaya sosial di Indonesia.