BAB I PENDAHULUAN. buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya. Kabupaten Buleleng

dokumen-dokumen yang mirip
JADWAL DAN TEMPAT TES CALON ANGGOTA PPK DAN CALON ANGGOTA PPS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BALI TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

Data Sekolah SD/Mi Se-Kabupaten Buleleng

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( SKPD )

TABEL 10. REALISASI KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (RHL) TAHUN 2002 S/D 2014

DAFTAR SUBAK SE KABUPATEN BULELENG

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

DATA BUMDESA DI KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG TENTANG

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2017

PENERIMA HIBAH TAHUN ANGGARAN NO SK NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Dengan mengukur efektivitas suatu program, berarti dapat menilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TABEL 1. DATA SUMBER MATA AIR DI DALAM KAWASAN HUTAN YANG TELAH DI INVENTARISASI DI KABUPATEN BULELENG

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

DATA JENIS USAHA JASA PARIWISATA DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2017

DAFTAR RIWAYAT HIDUP BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DPRD KABUPATEN BULELENG PEMILU TAHUN 2014 Nama Partai Daerah Pemilihan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

Lokasi. Luas Jenis Jumlah No Kecamatan

TABEL 1. PRESTASI YANG DIRAIH KABUPATEN BULELENG DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN S/D TAHUN 2014

TABEL 5. DATA SUMBER MATA AIR DI DALAM KAWASAN HUTAN YANG TELAH DI INVENTARISASI DI KABUPATEN BULELENG S/D TAHUN 2014

: KETUT AYU AMILIA PRANITI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

I. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

IDENTIFIKASI DAN DAMPAK PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN DI KECAMATAN SERIRIT, BULELENG, BALI MUHAMMAD SUBKI

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

BUPATI BULELENG PROPINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 042/384/HK/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

Jln. Pipit Gg 1 No. 27 Lk Anyar, Ds/Kel. Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

PENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

KATA PENGANTAR. Singaraja, 27 Oktober 2014 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buleleng

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 7. Kesiapan Implementasi

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Tahun Bawang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I Gd Md Wahyu Putra Sanjaya, I Gusti Ngurah Kerta Arsana, I Ketut Suputra

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 08/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya. Kabupaten Buleleng yang terletak di Bali utara dikenal sebagai sentra buah-buahan yaitu sentra produksi anggur Bali dan merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Bali yang potensial untuk pengembangan komoditas anggur. Anggur Bali banyak dijumpai dan sudah cukup lama dibudidayakan di kabupaten Buleleng khususnya di Kecamatan Seririt dan terus menyebar ke Kecamatan Banjar dan Gerokgak yang juga memiliki kemiripan kondisi iklim (Suharyanto, dkk 2008:1). Jenis anggur yang banyak terdapat di Kabupaten Buleleng adalah varietas Vitis vinirera yang sesuai pada kondisi tanah sarang, berkerikil, cukup kapur, optimal pada ketinggian 0-300 mdpl dan mempunyai musim kering lebih lama 3 bulan (Setiadi, 1986:12). Jumlah tanaman, luas lahan dan produksi buah anggur di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009-2011 disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan jumlah tanaman anggur dari tahun 2009-2011 yang mencapai 1.616.455 pohon dengan luas lahan 3.231 ha, dan total produksi yang mencapai 39.122 ton. 1

Tabel 1.1 Jumlah Tanaman, Luas Lahan dan Produksi Buah Anggur di Kabupaten Buleleng Tahun 2009-2011 No. Tahun Pohon (unit) Luas Lahan (Ha) Produksi (ton) 1 2009 560.855 1.121 14.841 2 2010 536.385 1.072 11.907 3 2011 519.215 1.038 12.374 Total 1.616.455 3.231 39.122 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Selanjutnya, Jumlah tanaman dan produksi buah anggur di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 diperlihatkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Tamanan dan Produksi Buah Anggur Per Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 No. Kecamatan Pohon (unit) Produksi (ton) 1 Tejakula - - 2 Kubutambahan 100-3 Sawan - - 4 Buleleng - - 5 Sukasada - - 6 Banjar 171.400 4.283,00 7 Seririt 198.424 4.435,94 8 Busungbiu - - 9 Gerokgak 149.291 3.655,06 Total 519.215 12.374,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Seperti pada Tabel 1.2, hanya 3 kecamatan di Kabupaten Buleleng yang memproduksi anggur yaitu Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Gerokgak dengan total produksi mencapai 12,374 ton yang bersumber dari sedikitnya 519.215 unit pohon anggur. 2

Secara lebih mengkhusus, Tabel 1.2 menyajikan hasil produksi buah yang dirinci per desa/kelurahan dalam tiga tahun terakhir di Kecamatan Seririt diperlihatkan pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Jumlah Produksi Buah Anggur Dirinci Per Desa/Kelurahan di Kecamatan Seririt Tahun 2009-2011 No. Desa/Kelurahan Jumlah Produksi Buah Anggur per Tahun (ton) 2009 2010 2011 1 Unggahan - - - 2 Gunung Sari - - - 3 Munduk Bestala - - - 4 Bestala - - - 5 Mayong - - - 6 Rangdu 25,80 25,80 17,80 7 Ularan - - - 8 Ringdikit 912,00 400,00 285,00 9 Joanyar 197,60 152,00 82,65 10 Kalianget 1.874,40 1.938,75 1.468,75 11 Tangguwisia 775,20 780,00 551,00 12 Sulanyah 53,20 13,30 11,30 13 Bubunan - - - 14 Seririt 284,80 302,60 159,84 15 Pengastulan 236,40 216,70 128,70 16 Patemon 403,20 403,20 216,20 17 Lokapaksa 1.747,20 1.138,80 982,80 18 Ume Anyar 548,00 315,10 234,00 19 Banjar Asem 769,60 266,40 213,90 20 Kalisada 1.653,00 513,00 84,00 21 Pangkung Paruk - - - Total 9.480,40 6.465,65 4.435,94 Sumber : Dinas Pertanian Kecamatan Seririt (data diolah) Tabel 1.3 menunjukkan dari 21 desa yang ada di Kecamatan Seririt, Desa Kalianget menempati urutan pertama dalam hal produksi anggur pertahunnya 3

walaupun jumlahnya berfluktuasi seperti tahun 2009 dengan produksi sebesar 1.874,40 ton, tahun 2010 naik menjadi 1.938,75 ton dan menurun tahun 2011 menjadi 1.468,75 ton. Petani-petani anggur yang ada di Bali maupun di Indonesia memiliki permasalahan yang hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Dartanto dan Nurkholis dalam jurnal Modern Economy Volume 1 No.3, Farmers in most developing countries usually face vulnerability in consumption due to income shocks caused by crop loss, price falls, disaster, sickness and death and unexpected expenditure. They will respond differently to income shocks depending on their asset ownership, labor endowment, access to loan, family assistance, and family structure. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani seperti: kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi, hama serta organisasi tani yang masih lemah, sehingga program penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan guna mencapai tujuan pembangunan. Pengentasan kemiskinan petani secara langsung selama ini adalah melalui implementasi program-program yang ditujukan kepada petani miskin. Programprogram tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permodalan petani miskin dalam mengelola usahatani sehingga produktivitas mereka dapat meningkat (PSE dalam Yusdja, dkk 2004:2). Salah satu bentuk program dukungan pemerintah untuk mengatasi permasalahan petani-petani tersebut adalah Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan langkah terobosan Kementerian Pertanian 4

untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran yang diperuntukkan bagi masyarakat agribisnis. PUAP adalah bagian dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Kecamatan Seririt yang menerima Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) adalah Desa Kalianget dan Desa Kalisada. Desa Kalianget dan Desa Kalisada sebagai desa penerima BLM- PUAP adalah desa yang memiliki kelompok tani. Kelompok tani ini merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana PUAP sebagai penyalur modal usaha agribisnis bagi anggotanya. BLM-PUAP yang berfungsi sebagai tambahan modal bagi petani dirasakan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan karena adanya dana bantuan ini, peserta yang awalnya berhutang untuk menutupi biaya kegiatan produksi dapat diatasi (Anita dan Umi, 2011:297). Tabel 1.4 menunjukkan bahwa total dana BLM-PUAP yang diterima oleh Kecamatan Seririt adalah sebesar Rp 305.415.000,00 sengan rincian kelompok tani Sumber Sari menerima sebagian besar dana yaitu sebanyak Rp 175.000.000,00, dilanjutkan dengan kelompok tani Tunas Mekar sebanyak Rp 60.000.000,00 dan kelompok tani Lila Cita karya sebanyak Rp 70.000.000,00. 5

Tabel 1.4 Jumlah Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) Per Kelompok Tani Anggur di Kecamatan Seririt Tahun 2011 No. Nama Kelompok Tani Desa/Kelurahan Jumlah Petani (orang) Jumlah Dana (rupiah) 1 Sumber Sari Kalianget 30 175.000.000 2 Tunas Mekar Kalianget 59 60.415.000 3 Lila Cita Karya Kalisada 80 70.000.000 4 Bakti Usada Kalisada - - Total 169 305.415.000 Sumber : Dinas Pertanian Kecamatan Seririt (data diolah) Melalui Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) yang diterima masing-masing kelompok tani, tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani anggur itu sendiri namun juga dapat menyerap tenaga kerja desa setempat dan pada akhirnya untuk mengurangi pengangguran. Demikian pula BLM-PUAP ini apakah cukup efektif bila digulirkan kepada petani anggur di Desa Kalianget. Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana tingkat efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan dan kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng? 2) Bagaimana dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng? 3) Bagaimana dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan 6

(PUAP) terhadap kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan dan kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 2) Untuk mengetahui dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 3) Untuk mengetahui dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitan ini dapat dikemukakan 2 macam kegunaan penelitian yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitiaan ini diharapkan bermanfaat serta memperkaya literatur yang telah ada sehingga pembaca dapat membandingkan teori-teori dengan 7

kenyataan di lapangan khususnya tentang usaha pemberdayaan petani dan perluasan kesempatan kerja masyarakat. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan pihak berkepentingan dalam mengambil kebijakan di bidang ekonomi pertanian khususnya mengenai efektivitas program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dalam usaha peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 1.3 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab yang seluruhnya berkaitan. Gambaran umum mengenai isi masing-masing bab adalah sebagai berikut, Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat dipakai sebagai dasar acuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan skripsi ini serta rumusan hipotesis penelitian. 8

Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam pembahasan masalah. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai deskripsi hasil penelitian serta hasil pengujian masing- masing hipotesis yang terdapat dalam penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Memuat simpulan-simpulan mencakup hasil pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya serta saran-saran yang diajukan berdasarkan simpulan. 9