BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODE PENELITIAN. pemberdayaan keterampilan vokasional bagi anak tunarungu pada Sekolah Luar

BAB III METODE, TEKNIK, DAN INSTRUMEN PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifanalisis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang terjadi antara suatu hal dengan hal-hal lain dalam suatu sistem yang

III. METODE PENELITIAN. penelitian. Menurut Maryaeni metode adalah cara yang ditempuh oleh peneliti

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Moleong (2001 ; 112 ) mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Teknik Vektor Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Lokal Kediri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang Mitos di Gunung Selamet Di Dusun Bambangan, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan panduan kepada peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waluya mengemukakan bahwa Metode penelitian adalah ilmu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh adat, tata nilai adat digunakan untuk mengatur kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inti permasalahan yang sebenarnya (nomena) dari gejala-gejala yang tampak di

BAB III METODE PENELITIAN. Upacara Ngaben di Desa Pakraman Sanur dalam Era Gloalisasi adalah

METODE PENELITIAN. Hermeneutika berasal dari kata Yunani hermeneuine dan hermeneia yang

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. kelompok, atau situasi. Menurut Smith, sebagaimana dikutip Lodico,Spaulding

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 3 Depok, yang lokasinya berada di Dusun Sopalan, Desa atau

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB 3. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian, data dan jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik data

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. Nggela. Bentuk permukiman adat di Desa Nggela yang berbentuk linear namun,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat Pariaman, Sumatera Barat pelaksanaanya memakai metode dan teknik penulisan kualitatif. Metode dan teknik penulisan kualitatif merupakan strategi untuk mendapatkan data dan keterangan deskriptif mengenai makna, tindakan, dan peristiwa-peristiwa yang terkait dalam pertunjukan tari ulu ambek dalam masyarakat Pariaman. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Secara keseluruhan penelitian ini dilaksanakan melalui berbagai tahapan, yaitu (1) rancangan penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) jenis data dan sumber data, (4) teknik penentuan informan, (5) instrumen penelitian (6) teknik pengumpulan data, (7) teknik analisis data, (8) teknik penyajian hasil penelitian. Metode penelitian disesuikan dengan kajian budaya seperti yang dikatakan Mariyah (2011:4-5) bahwa secara epistemologis, kajian budaya juga memiliki cara atau pendekatan tersendiri yang membedakannya dengan bidang keilmuan lainnya. Namun, pengertian epistemologi yang diterapkan dalam kajian budaya tidak sama dengan pendekatan fungsi yang berarti berguna. Pengertian epistemologis merupakan cara atau teknik memperoleh ilmu pengetahuan, sedangkan pengertian fungsi menyangkut bagaimana keterhubungan/ relasi berlangsung. 70

71 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengkaji relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat Pariaman Sumatera Barat melalui analisis fenomena dan wacana. Metode kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis berbagai masalah ilmu sosial humaniora, seperti demokrasi, ras, gender, kelas, negara bangsa, globalisasi, kebebasan, dan masalah-masalah kemasyarakatan (Ratna, 2010:93). Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (dalam Moleong, 2010:4). Denzim dan Lincoln merumuskan bahwa penelitian kualitatif adalah kajian fenomena (budaya) empirik di lapangan, yang memfokuskan pada interpretasi dan pendekatan naturalistik bagi suatu persoalan. Kajian ini meliputi berbagai hal pengumpulan data lapangan, seperti life history, pengalaman pribadi, wawancara, pengamatan, sejarah, teks visual, dan sebagainya (dalam Endraswara, 2006:86). Penelitian kebudayaan berbeda dengan penelitian humaniora yang lain. Penelitian budaya bersifat dinamis dan dialektis; bersifat dinamis, artinya harus senantiasa mengikuti riak kebudayaan itu sendiri, sedangkan sifat dialektis, artinya didasarkan penalaran logis, tertata, jelas, dan memerhatikan aspek-aspek kedaerahan. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen (Moleong, 2010:9). Berkaitan dengan paradigma di atas, metode dalam penelitiaan relasi kuasa dalam dinamika tari ulu

72 ambek di masyarakat Pariaman Sumatera Barat, yaitu menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Nagari Sicincin, Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada tempat pelaksanaan alek nagari dalam rangka pengangkatan penghulu. Sementara kelompok-kelompok tari ulu ambek yang menjadi sasaran penelitian merupakan kelompok-kelompok yang berdatangan dari seluruh nagari di Pariaman. Jadi, nagari Sicincin hanya tempat di mana seluruh pelaku tari ulu ambek Pariaman berkumpul dan memperlihatkan kepandaiannya. Jadi, dalam penelitian pemaknaan diarahkan pada kebudayaan Pariaman secara menyeluruh. Dulu Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung melingkupi tiga kecamatan yang ada sekarang, yaitu Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung Sicincin, Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam, dan Kecamatan Enam Lingkung. Angka dua berarti dua persekutuan adat, yaitu adat di Kayu Tanam dan adat di Sicincin. Angka sebelas berarti jumlah suku yang ada di dua persekutuan adat tersebut yaitu lima suku di Kayutanam dan enam suku di Sicincin. Di Daerah Guguak memiliki lima suku juga, sedangkan daerah Kapalo Hilalang memiliki enam suku. Sementara enam lingkung berarti enam suku yang ada di Nagari Toboh yang melingkupi dua persekutuan adat tersebut (Wawancara, November 2011 dengan Alwi Dt. Majo Garang, Wali Nagari Sicincin).

73 3.3 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat Pariaman Sumatera Barat adalah data kualitatif berupa kata-kata, ungkapan, dan kalimat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer diperoleh, baik secara langsung maupun tidak langsung, di lapangan, yang diperoleh dari hasil wawancara dari sejumlah informan, seperti pelaku seni, alim ulama, tokoh adat, budayawan, dan masyarakat Pariaman, yang berkaitan dengan pertunjukan tari ulu ambek dalam masyarakat Pariaman. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yang diperoleh dari beberapa tempat, kantor, dan lembaga berupa buku-buku, jurnal, koran, foto-foto, artikel-artikel, dokumen, data statistik, dan peta yang terkait dengan tari ulu ambek dalam masyarakat Pariaman, kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. 3.4 Teknik Penentuan Informan Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa benda atau orang (informan) yang dipilih, secara purposif. Penentuan informan dalam penelitian kualitatif sangat penting untuk mendapatkan informasi. Informan dirancang sebagai langkah awal mendapatkan data secara kualitatif karena mereka adalah sumber informasi yang terkait dengan objek penelitian dan semua permasalahan akan dapat diatasi (Endaswara, 2006:117). Untuk memilih informan yang tepat perlu pertimbangan aspek-aspek penting terkait dengan penelitian. Pemilihan

74 informan dilakukan secara purposive, artinya memilih orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang tari ulu ambek dalam masyarakat Pariaman. Untuk mendapatkan data awal, dilakukan pendekatan kepada informan. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi pada budaya tertentu (Endaswara, 2006:121). Informan dapat memberikan informasi tentang objek yang diteliti, sekaligus menjembatani peneliti dengan informan yang lainnya agar dapat menciptakan suasana akrab dalam berdiskusi. Mereka yang berkompeten dalam hal ini adalah kepala desa, tokoh masyarakat, ulama, dan seniman. Informan dalam penelitian ini terdiri atas tokoh masyarakat Pariaman, budayawan, seniman, dan para akademisi yang ada di Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas (Unand) Padang, dan Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Mereka dipilih diharapkan dapat memberikan informasi tentang adat istiadat dan budaya mayarakat setempat yang terkait dengan tari ulu ambek dalam masyarakat Pariaman. Berdasarkan informasi yang diperoleh, ditetapkan informan dalam penelitian ini. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian agar lebih mudah melakukan pekerjaan dengan hasil yang lebih baik. Dalam penelitian ini digunakan alat penelitian untuk mengumpulkan data, berupa observasi dan pedoman wawancara. Dengan hal yang sama Arikunto (2006:160) juga mengatakan bahwa instrumen yang dipakai

75 dalam penelitian untuk mencari data adalah pedoman wawancara dan pedoman pengamatan. Instrumen atau alat penelitian digunakan agar data yang diperoleh di lapangan lebih baik. Instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu objek penelitian, sumber data, waktu, dan teknik yang digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul. Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat tradisi di Pariaman adalah penelitian kualitatif. Untuk mencari data, peneliti sendiri berfungsi sebagai instrumen penelitian waktu melakukan wawancara secara langsung di lapangan dengan informan. Sebelum melakukan wawancara peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai pedoman wawancara. Data yang diperoleh dari berbagai sumber perlu dikoreksi dan dicermati dengan baik. Dalam melakukan pengamatan di lapangan peneliti memakai instrumen pedoman wawancara dan dibantu dengan alat yang lain, seperti tape recorder untuk merekam suara dan handycam (video camera) untuk perekam gambar bergerak. Hasil rekaman tersebut bermanfaat dalam proses pengolahan data penelitian ini. Di lapangan peneliti juga ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam kehidupan sehari-hari pada setiap situasi yang diinginkan untuk dapat dipahami (Moleong, 2010:164). 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu

76 ambek diperoleh melalui empat cara, yaitu observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi pustaka. Berdasarkan sumbernya, proses pengumpulan data dilakukan secara interaktif dan noninteraktif. Keempat cara tersebut semuanya digunakan dalam penelitian ini. 3.6.1 Observasi Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan dengan cara mencatat dan merekam yang terkait dengan objek penelitian. Objek penelitian yang diobservasi adalah pelaksanaan tari ulu ambek dalam upacara adat pengangkatan penghulu. Tempat upacara adat pengangkatan penghulu dilaksanakan di Korong Bari Nagari Sicincin Pariaman. Penelitian ini menggunakan metode observasi-partisipatif. Observasi adalah suatu kegiatan manusia dengan menggunakan pancaindra. Menurut Arikunto (2006:156-157), observasi atau pengamatan meliputi kegiatan suatu objek dengan manggunakan seluruh alat indra. Moleong (2000:126-127) juga menjelaskan bahwa pengamatan (observasi) berperan serta melakukan dua peranan sekaligus, yakni sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya. Dalam pengamatan peneliti berperan, baik secara aktif maupun secara pasif, dalam menghayati realitas yang diteliti. Penelitian ini secara operasional diawali dengan peninjauan lapangan untuk menjejaki lokasi penelitian di Pariaman. Observasi pertama dilakukan pada 7 September 2010 di Nagari Sicincin Pariaman untuk mendapatkan informasi dari masyarakat Pariaman yang terkait dengan masalah yang diteliti. Observasi ke dua dilakukan pada 17 November 2011 sampai dengan 30 April 2012 di Korong Bari

77 Nagari Sicincin Pariaman. Observasi ini dilakukan untuk memeroleh data melalui pemotretan, mencatat kejadian di lapangan, dan rekaman secara audio visual pelaksanaan tari ulu ambek dalam acara pengangkatan penghulu dan interaksi masyarakat Pariaman dengan menggunakan handycam. 3.6.2 Wawancara Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara peneliti dan informan dengan tujuan untuk mendapatkan data atau pandangan secara lisan dari objek penelitian. Wawancara dalam penelitian ini memakai metode wawancara mendalam. Metode ini sangat penting untuk melengkapi data yang diperoleh dari observasi langsung sebab tidak semua data yang berkaitan dengan manusia, perilakunya, atau pandangannya dapat diperoleh melalui metode observasi langsung. Wawancara secara langsung didapatkan lewat informan di Sicincin Pariaman. Informasi secara langsung didapatkan dari wawancara dengan tokoh masyarakat (Jamilis Datuak Bandaro Kayo, Suhardiman Aus Datuak Bagindo Basa, Zainir Datuak Mangkuto Basa, Linda, Era), budayawan (Asril, S,Kar. M.Hum, Ediwar, S,Sn, Zulkifli, S,Kar., M.Hum), seniman (Sahrul Datuak Sidi Bandaro, Romy Junaidi, Arsil), dan Kepala dinas Pariwisata Kabupaten Padang Pariaman (Usman Labay) sebagai lembaga pemerintah yang membina kesenian di Pariaman khususnya tari ulu ambek. Menurut Kuntjara (2006: 67) wawancara dapat dilakukan secara individual, secara kelompok, dan lewat telepon. Wawancara dilakukan di tempat pelaksanaan upacara adat pengangkatan penghulu, di rumah informan dan di kantor pemerintahan Dinas Pariwisata Pariaman.

78 Bentuk wawancara dalam penelitian ini dilakukan wawancara berencana dan wawancara terstruktur. Metode wawancara diklasifikasikan oleh Koentjaraningrat (dalam Bungin, 2010:100) ke dalam dua golongan, yakni wawancara berencana dan wawancara tidak berencana. Perbedaan terletak pada perlu tidaknya peneliti menyusun daftar pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman untuk mewawancarai informan. Wawancara berencana ditandai oleh adanya daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Kepada informan diajukan pertanyaan yang sama, dan dengan kata-kata serta tata urutan yang seragam. Sebaliknya, wawancara tak berencana tidak dilengkapi dengan daftar pertanyaan yang harus diikuti secara ketat. Namun, tidak berarti tipe seperti ini tidak mengikuti tata cara dan aturan tertentu. Secara lebih khusus metode wawancara tak berencana dibagi pula dalam dua kategori, yakni wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur dibagi dua pula, yakni wawancara berfokus dan wawancara bebas. Metode wawancara berfokus terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki struktur, tetapi memusat pada suatu pokok masalah tertentu. Sebaliknya, wawancara bebas selain tidak terpusat juga dapat beralih dari satu pokok hal ke pokok hal yang lain sehingga fakta yang diperoleh pun beragam. Metode wawancara sambil lalu (casual interview) termasuk wawancara tidak berencana dan informan juga tidak diseleksi secara ketat terlebih dahulu. Keseluruhan teknik wawancara dapat pula dibedakan menjadi wawancara tertutup dan wawancara terbuka. Tipe pertama memberikan pertanyaanpertanyaan yang membatasi kemungkinan jawaban dari responden, sedangkan tipe

79 yang kedua memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab secara luas dengan bahasa dan gayanya tersendiri. 3.6.3 Studi Dokumen Penelitian ini di samping menggunakan metode observasi dan metode wawancara juga menggunakan metode studi dokumentasi. Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan terkait dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, gambar, buku, koran, maupun majalah (Nawawi, 1992:133). Dokumentasi yang terkait dengan penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis berupa monografi di Pariaman, arsip-arsip, dan data lainya yang relevan. Dokumen merupakan salah satu media yang merupakan rekaman terhadap proses dan fenomena sosial. Dokumen sering kali mencakup detail hal-hal yang khusus tentang aktivitas hubungan sosial, yang sukar ditangkap melalui observasi langsung. Dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen atau arsip yang berkaitan dengan tari ulu ambek Piaman Sumatera Barat. Dokumen tersebut dapat berupa rekaman visualisasi (audio-visual), kliping surat kabar, foto-foto. Dokumentasi dilakukan untuk memeroleh referensi, seperti konsep, gagasan, dan teori yang relevan dan berkaitan dengan penelitian, baik dari pengumpulan data maupun sampai pengolahan data. Analisis dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menelusuri data sekunder (arsip pemerintah, gambar, buku, koran, peta, dan majalah), yang terkait dengan permasalahan ideologi tari ulu ambek dalam masyarakat pariaman Sumatera Barat.

80 3.6.4 Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan data penelitian berupa tulisan-tulisan, rekaman terhadap proses dan fenomena sosial yang berkaitan dengan tari ulu ambek dalam masyarakat Pariaman dijadikan sumber data. Data kepustakaan yang terkait dengan penelitian ini dicari di Perpustakaan Dinas Kebudayaan dan Kantor Kecamatan Pariaman, Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Universitas Andalas Padang, Universitas Padang. Penggunaan sumber ini penting karena tidak semua data dapat ditangkap melalui observasi dan wawancara. Metode kepustakaan dilakukan pada pustaka-pustaka daerah di Sumatera Barat, dokumentasi kebudayaan di Pusat Dokumentasi Kebudayaan Minangkabau, dan perpustakaan lainya. 3.7 Teknik Analisis Data Proses analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang ada berasal dari berbagai sumber, yaitu observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kulitatif dan interpretatif. Adapun data dan informsi yang didapatkan di lapangan diseleksi terlebih dahulu, kemudian dideskripsikan secara kualitatif, artinya data diinterpretasikan dengan kata-kata dan kalimat yang berkaitan dengan penelitian. Pernyataan yang sama diungkapkan Moleong (2010:247) bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setiap data yang dikumpulkan berdasarkan hasil dari wawancara, pengamatan

81 yang sudah dituliskan dalam catatan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dikategorikan sesuai dengan pokok permasalahan dalam pnelitian. Analisis data kualitatif menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2010:255) dilakukan berdasarkan taksonomi, yaitu skema dijabarkan secara sistematis mengenai hubungan antarkonsep yang tercakup, yang dikembangkan. Aktivitas dalam analisis data dilakukan secara sistematis, sesudah pengumpulan data, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpulan (dalam Sugiyono, 2010: 246). Sesuai dengan data yang diperlukan, metode, dan teknik pengumpulan data, maka langkah-langkah analisis dilakukan sebagai berikut. (1) Reduksi data. Pada tahap reduksi data dilakukan pengamatan terhadap deskripsi relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat Pariaman yang terpengaruh budaya modern sehingga menyebabkan terjadinya konflik budaya. (2) Penyajian data dilakukan secara deskriptif dan kronologis. Data disajikan secara deskriptif dengan menggunakan bagan atau tabel di samping secara kronologis; terutama terhadap data yang berkaitan dengan pernyataanpernyataan yang bersifat verbal. (3) Penarikan simpulan dilakukan dengan penafsiran mengenai ideologi masyarakat Pariaman yang terpengaruh budaya modern dalam pertunjukan tari ulu ambek. Di dalam metode ini tercakup juga pengklasifikasian secara deskriptif dan kronologis, mencakup sejumlah keterangan yang terkumpulkan yang menunjukkan keterkaitan secara sistematis.

82 3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian Data yang telah dikumpulkan melalui beberapa tahapan disajikan secara ilmiah dalam bentuk disertasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan penyajian datanya dilakukan secara informal (narasi, kata-kata, ungkapan, dan kalimat), dan secara formal (peta, tabel, bagan, foto, dan statistik). Penelitian ini disusun secara sistematika sesuai dengan pedoman yang telah diformulasikan dan hasil penelitian ini diuraikan secara narasi yang dibagi dalam delapan bab.