BAB V PENUTUP. Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kurang fleksibel dalam melakukan fungsinya. Sehingga

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

FORCE MAJEURE SEBAGAI ALASAN TIDAK DILAKSANAKAN SUATU KONTRAK DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA / D

BAB II LANDASAN TEORI

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna


BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PERAMPASAN BARANG OLEH PENAGIH UTANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG FIDUSIA DAN KUHP

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB III METODE PENELITIAN

Force Majeur & Akibat Hukumnya

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

AKIBAT HUKUM OVERMACHT DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SEPEDA MOTOR (MOTOR BIKE RENT) OLEH PENYEWA WARGA NEGARA ASING

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN LEASING KENDARAAN BERMOTOR PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RUSDI / D

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

PENGERTIAN PERIKATAN HUKUM PERIKATAN PADA UMUMNYA. Unsur-unsur Perikatan 3/15/2014. Pengertian perikatan tidak dapat ditemukan dalam Buku III BW.

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kebutuhan modal bagi setiap masyarakat untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak krisis melanda Indonesia, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar

Ketentuan-ketentuan Umum Dalam Hukum Kontrak A. SOMASI l. Dasar Hukum dan Pengertian Somasi 2. Bentuk dan Isi Somasi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM BISNIS JURUSAN MANAJEMEN STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. seiring tumbuhnya industri otomotif dan bertambahnya permintaan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG

INTRODUCTION TO LEASING COMPANY PRESENTED BY JAPANESE LEASING COMPANY

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

Gerson Philipi Rianto F

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

A B S T R A K S I PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KPI KOPINDO MULTI FINANCE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa yang dapat dikonsumsi 1. Di

HUKUM JASA KONSTRUKSI

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian sewa guna usaha/ leasing kapal dengan sistem finance lease karena musnahnya obyek perikatan karena force majeure/ overmacht. Di sini debitur memilih dengan menggunakan sistem pembayaran finance lease dengan bentuk transaksi finance lease: sale and lease back karena sesuai dengan nilai ekonomis yang dianggap tidak memberatkan dan memberikan keuntungan perusahaan ke depannya. Alhasil dalam perjalanannya, debitur mengalami musibah tenggelamnya kapal sebagai obyek perikatan karena overmacht. Pada prinsipnya, overmacht atau keadaan memaksa merupakan suatu situasi yang ada secara factual dan terjadi serta mempengaruhi pelaksanaan kesepakatan sebagai hukum yang berlaku bagi para pihak dalam suatu perbuatan hukum tertentu yaitu dengan adanya keadaan tertentu setelah dibuatnya persetujuan, yang menghalangi debitur untuk memenuhi prestasinya, dimana debitur tidak dapat dipersalahkan dan tidak harus menanggung risiko serta tidak dapat menduga pada waktu persetujuan dibuat. Keadaan memaksa tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu keadaan memaksa yang bersifat tetap dapat mengakibatkan suatu kontrak atau perjanjian tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan atau tidak akan dapat dipenuhi sama sekali, biasanya berkaitan dengan musnahnya barang yang diperjanjikan dan keadaan memaksa yang bersifat sementara yang mewajibkan seorang pihak untuk memenuhi perjanjian setelah keadaan memaksa tersebut sudah tidak ada. Keadaan memaksa merupakan suatu keadaan dimana salah satu pihak peserta melaksanakan kewajiban menurut perjanjian yang menghalangi debitur untuk memenuhi

prestasinya, dimana debitur tidak dapat dipersalahkan dan tidak harus menanggung resiko serta tidak dapat menduga pada waktu persetujuan dibuat. Berdasarkan konstruksi yuridis di atas, overmacht dan suatu debitur yang berada dalam keadaan memaksa memiliki alasan hukum untuk dapat dinyatakan benar sebagai sebuah status hukumnya dalam suatu hubungan hukum. Hal tersebut diperkuat dengan ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undangundang Hukum Perdata khususnya pasal 1244 dan 1245 yang menegaskan bahwa keadaan memaksa adalah keadaan dimana debitur terhalang dalam memenuhi prestasinya karena suatu keadaan yang tak terduga lebih dahulu dan tidak dapat dipertanggungkan kepadanya, debitur dibebaskan untuk membayar ganti rugi dan bunga. Untuk itu sebagai sebuah ketentuan hukum, suatu overmacht harus memenuhi unsur : 1. Ada halangan bagi debitur untuk memenuhi kewajiban. 2. Halangan itu bukan karena kesalahan debitur. 3. Tidak disebabkan oleh keadaan memaksa yang menjadi resiko dari debitur. Maka dengan demikian berlakunya suatu perikatan menjadi terhenti, sehingga melahirkan akibat hukum : 1. Kreditur tidak dapat meminta pemenuhan prestasi. 2. Debitur tidak dapat lagi dinyatakan lalai. 3. Resiko tidak beralih kepada debitur. Dengan demikian atas adanya overmacht pada dasarnya tidak melenyapkan adanya perikatan, hanya memutuskan berlakunya perikatan. Hal ini penting bagi adanya overmacht yang bersifat sementara. Dalam suatu perjanjian timbal balik, apabila salah satu dari pihak karena overmacht terhalang untuk berprestasi maka lawan juga harus dibebaskan untuk berprestasi. Tetapi di lain hal karena kesepakatan perjanjian sewa

guna usaha/ leasing ini dengan sistem finance lease maka pihak leasee harus menanggung resiko perjanjian dengan tetap harus memenuhi prestasinya. B. SARAN Penggunaan pembiayaan sewa guna usaha/ leasing seperti diuraikan sebelummnya memberikan beberapa keuntungan bagi debitur untuk melakukan suatu usaha, manfaat pembiayaan leasing tersebut dapat menghemat modal kerja, mendiversifikasi sumber-sumber pembiayaan yang lain, persyaratan yang fleksibel, menampilkan kinerja operasional yang lebih baik, menguntungkan arus kas, memperoleh proteksi, memberikan perlindungan karena adanya teknologi yang baru, sumber pelunasan kewajiban dan kapitalisasi biaya. Begitu banyak manfaat dari penggunaan pembiayaan leasing. Tetapi tentunya debitur harus mempelajari penggunaan leasing dan memilih sistem penggunaan leasing dengan hati-hati untuk kebaikan perusahaan. Bagi perusahaan pelayaran (debitur) yang ingin membeli kapal denngan menggunakan perusahaan leasing (kreditur) harus memahami secara detail berbagai bentuk dokumen dalam proses perikatan/ perjanjian jual beli kapal. Ada berbagai dokumen dalam proses jual-beli kapal, diantaranya perjanjian jual beli, penawaran fasilitas sewa guna usaha/ leasing, perjanjian sewa guna usaha, berita acara serah terima kapal dari penjual dan berita acara serah terima dari agen kapal (keagenan kapal yang ditunjuk penjual kapal). Hal yang paling utama tentunya adalah perjanjian jual-beli antara penjual dan pembeli, dalam paparan penulisan ini adalah perjanjian sewa guna usaha antara perusahaan leasing (lessor) dan perusahaan pelayaran (lessee). Perikatan/ perjanjian antara lessor dan leesee dalam hal ini menurut penulis sudah memenuhi syarat yang

berlaku. Kejadian bencana alam/ force majeure/ overmacht yang menyebabkan kapal tenggelam tentunya sangat merugikan kedua belah pihak terutama pihak lessee karena kehilangan kapal dan diwajibkan untuk memenuhi prestasi yaitu meneruskan pembayaran leasing atau melunasi sisa pembayaran pembelian kapal. Disinilah perusahaan harus lebih awal mempelajari sistem penggunaan leasing dan hukum yang berlaku dalam perjanjian yang dilaksanakan dalam leasing. Peran asuransi kapal (marine hull insurance) juga merupakan faktor utama yang dapat membantu lessee untuk melunasi sisa pembayaran pembelian kapal dan mengurangi kerugian bagi lessee. Tetapi tentunya untuk mendapatkan pembayaran dari pihak asuransi kapal umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama karena proses investigasi memerlukan waktu yang cukup panjang dan biaya yang cukup besar sehingga pemutusan pembayaran leasing menjadi polemik yang sangat penting antara kedua belah pihak. Dalam hal ini tentunya dapat diselesaikan dengan proses negosiasi sesuai ketentuan perjanjian, perhitungan akuntansi maupun hukum yang berlaku yang memberikan rasa keadilan kedua belah pihak. Dari pengamatan penulis yang memiliki cukup pengalaman di dunia usaha pelayaran, dan mengikuti seminar-seminar asosiasi perusahaan pelayaran, hal pencapaian dengan ketentuan-ketentuan di atas seringkali dapat tercapai sesuai kesepakatan dan rasa keadilan bersama meskipun dengan proses yang kadang sangat panjang. Hal-hal kejadian/ kecelakaan di dunia usaha pelayaran tersebut seperti kejadian keterlambatan keberangkatan kapal, kejadian keterlambatan kapal tiba yang cukup lama, kejadian lamanya kapal bongkar/muat, kejadian rusaknya barang/cargo, kejadian tabrakan kapal, kejadian tenggelamnya kapal karena berbagai macam akibat dan lain-lain. Jikalau kejadian /kecelakaan di atas dilakukan melalui proses peradilan atau badan arbitrasi tentunya akan memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan bahkan seringkali merugikan kedua belah pihak. Oleh karena itu sebaiknya

kedua belah pihak harus mampu menahan diri dan memiliki itikad baik dengan mencari solusi agar dapat tercapai kesepakatan dan tercipta rasa keadilan bersama dengan menggunakan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.