BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT

dokumen-dokumen yang mirip
REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN


BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

Lampiran 1: Pedoman Wawancara untuk Guru

REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

Laporan PPL UNY 2014 Page 1

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!"#$%&'(&)#*+'#%,"()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

SEKOLAH TERPADU SAMARINDA (SMP & SMA)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN


PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

Redesain Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Private Quick English Course (PQEC) Institute di Cimahi, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah

TA Sekolah Alam Gunungpati

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

d. Masjid dan Tempat Ibadah

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

BAB 1 PENDAHULUAN.

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SMK PARIWISATA DI KOTA PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 1 PRAMBANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN


KATA PENGANTAR. Penyusun. iii

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan terhadap objek redesain yang akan dilakukan yaitu sekolah SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap civitas sekolah dan mengkaji tiap-tiap bangunan dalam sekolah dari segi fisik, fungsi, estetika, prilaku dan ekonomi, dan analisa kondisi eksisting dengan standarisasi bangunan yang dikeluarkan kementerian pendidikan dan kebudayaan tentang bangunan sekolah menengah atas (SMA). 2.1 Karakteristik tapak Letak site : Jalan Diponegoro No. 100 Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Batas-batas site : Batas Utara : Perumahan Penduduk Batas Timur : Perumahan Penduduk Batas Barat : Jalan masuk Perumahan Batas Selatan : Perumahan dan warung 7

U Gambar 2.1 Peta Lokasi dan Eksisting Layout Sumber : Digambar ulang Putu Dian Pratama 2014. U 8

Site Exsisting (SMA Negeri 1 Seririt) U JALAN DIPONEGORO 9

2.2 Tinjauan Kondisi Tapak Dalam sub bahasan ini akan dijelaskan mengenai tinjauan kondisi eksisting tapak SMA Negeri 1 Seririt, beserta analisa bangunan. Untuk lebih jelasnya berikut layout eksisting bisa dilihat pada gambar Keterangan: 1. R. Kepala Sekolah 2. R. Tata Usaha 3. R. Guru 4. R. Rapat & R. Wakasek 5. Perpustakaan 6. R. Kelas (A&B) 7.Lab. Bahasa dan Lab Komputer 8. Aula 9. R. Kelas (C,D,E) 10. R. Waker 11. Gudang 12. Lab. Kimia & Lab. Biologi 13. Koperasi 14. Kantin 15. Wc siswa 16. R. Kelas (F,G) 17. R. Kelas (H,I) 18. R. Kelas (J,K) 19. R. Keputrian 20. Lab. Fisika 21. R. Kelas (L,M) 22. R. BK 23. R. Kelas (N,O) 24. Padmasana 25. Arena Bermain 26. Parkir 27. Entrance/exit Gambar 2.2 Layout SMA Negeri 1 Seririt Sumber : Digambar ulang Putu Dian Pratama 2014. U Analisis : Secara keseluruhan kondisi massa bangunan dalam tapak tersebar, pola yang digunakan adalah pola massa kluster. Dari pendataan di lapangan, sistem pembagian kelas berdasarkan 3 (tiga) tingkatan, diantaranya kelas X, kelas XI, dan Kelas XII. Ruang kelas untuk kelas X terletak di Ruang Kelas (A,B,C,D,E), sedangkan kelas XI 10

terletak di Ruang Kelas (F,G,H,I,J,K), dan kelas XII terletak di Ruang Kelas (L,M,N,O). Jumlah peserta didik di SMA Negeri 1 Seririt, tahun 2014 mencapai 672 orang, yaitu kelas X terdiri atas 214 orang, kelas XI terdiri atas 239 orang dan kelas XII terdiri atas 219 orang. Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar tidak berjalan efektif, dikarenakan kurangnya ruang kelas yang memadai, sehingga sebagian ruangan seperti ruang laboratorium digunakan sebagai alternatif ruangan sementara. Dalam tapak, tata letak bangunan seperti ruang kepsek, ruang tata usaha, ruang guru, ruang rapat dan ruang wakasek letaknya terpisah, sehingga sirkulasi civitas yang diwadahi tidak memberikan kenyamanan, sehingga diperlukan rancangan yang lebih baik, untuk memberikan kenyamanan bagi civitas, demi terwujudnya pelayanan pendidikan yang berkualitas. Selain itu permasalan lain adalah letak aula yang diapit oleh 2 deret ruang kelas, yang sangat mengganggu kegiatan pembelajaran, ditambah fungsi aula yang dijadikan tempat parkir, dan kondisi fisik aula yang sudah tua, sehingga nantinya dapat dilakukan pembangunan aula baru, dengan letak yang lebih tepat, dan mengembalikan fungsi aula sebagaimana mestinya. Selain itu dalam tapak terdapat lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pembangunan ruang kelas baru, ataupun penambahan fasilitas yang mungkin dilaksanakan. 2.3 Tinjauan Fasilitas Pada tinjauan Fasilitas ini, akan dijabarkan mengenai tinjauan terhadap fasilitas yang ada di SMA Negeri 1 Seririt, yang dilakukan dengan, wawancara dengan civitas di sekolah, dan pengamatan serta pendataan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan fasilitas yang ada di dalam tapak SMA Negeri 1 Seririt. 2.3.1 Wawancara Civitas Berikut ini adalah hasil kesimpulan dari wawancara yang dilakukan terhadap beberapa sampel civitas SMA Negeri 1 Seririt. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat civitas yang berkaitan dengan kenyamanan, estetika dan nilai dari masing-masing fasilitas yang ada dalam sekolah, kenyamanan adalah keadaan dimana civitas merasakan suasana layak pakai terhadap fasilitas. Estetika adalah keindahan dari bangunan itu sendiri, termasuk keharmonisan dengan fasilitas lain, sedangkan nilai merupakan nilai dari bangunan itu sendiri apakah layak 11

dipertahankan atau memerlukan redesain atau bahkan perlu disingkirkan. Berikut tabel 2.1 Tabel 2.1 Wawancara Fasilitas No. Nama Fasilitas Kenyamanan Estetika Nilai 1. Ruang Kepek Baik Kurang baik Kurang baik 2. Ruang Waka Kurang baik Kurang baik Kurang baik 3. Ruang rapat Baik Kurang baik Baik 4. Perpustakaan Baik Baik Baik 5. Ruang Guru Kurang baik Kurang baik Kurang baik 6. Ruang Tata Usaha Kurang baik Kurang Baik Kurang Baik 7. Ruang Kelas Baik Kurang baik Kurang baik 8. Laboratorium Fisika Kurang Baik Kurang baik Kurang Baik 9. Laboratorium Kimia Kurang Baik Baik Kurang Baik 10. Laboratorium Biologi Baik Kurang Baik Baik 11. Laboratorium Komputer Baik Kurang Baik Baik 12. Laboratorium Bahasa Kurang baik Baik Baik 13. Aula Kurang baik Kurang baik Kurang baik 16. Koperasi Kurang baik Kurang baik Kurang baik 17. Kantin Baik Kurang baik Baik 18. Ruang UKS Kurang baik Kurang Baik Kurang Baik 19. Ruang Sekretariat Osis Kurang baik Kurang Baik Kurang Baik 20. Padmasana Baik Baik Baik 21. Ruang BK Kurang Baik Baik Baik 22. Tempat bermain Baik Kurang Baik Baik 23. Gudang Kurang baik Kurang baik Kurang baik 24 Ruang waker Kurang baik Kurang baik Kurang baik 25. Wc/toilet Baik Kurang baik Baik 26. Ruang Musik Kurang baik Kurang baik Kurang baik 12

2.3.2 Tinjauan Lapangan terhadap fasilitas dalam tapak a. Ruang Kepala Sekolah Dalam melakukan tinjauan lapangan dilakukan pengamatan dan dokumentasi,berikut foto ruang kepala sekolah, dapat dilihat pada gambar 2.3 Tinjauan Fisik Kondisi fisik bangunan berlantai satu cukup baik dan memenuhi syarat standar ruangan namun, sirkulasi dengan ruang lain seperti ruang guru, ruang rapat, ruang tata usaha, kurang baik, karena ruangan terpisah-pisah. Ruangan ini menggunakan bahan arsitektur bali, yaitu menggunakan bata merah, namun dengan sedikit ornament pada pilar dan bagian atas pintu. Bangunan ini bangunan yang berfungsi sebagai tempat kerja bagi kepala sekolah, ruang ini sudah digunakan sesuai dengan fungsinya, namun tata letaknya belum optimal, hubungan antar ruang kurang menyatu dengan ruang lain yang ada disekitar ruang kepala sekolah ini. Tinjauan Estetika Gambar 2.3 Foto Ruang Kepala Sekolah Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Bangunan ini masih belum dikatakan memiliki estetika yang harmonis dengan sebagian bangunan lain dalam lingkungan sekolah, seperti hubungan antar ruang guru, ruang TU, ruang wakasek, sehingga menyulitkan kepala sekolah dalam mengontrol bawahannya, hubungan ruang antar ruangan disekitarnya kurang menyatu, karena tidak dijadikan menjadi satu kesatuan. 13

Tinjauan Perilaku Bangunan ini sudah sesuai dengan fungsi sebagai ruang kepala sekolah, namun sirkulasinya kurang optimal, yang menyebabkan kordinasi atau hubungan kepala sekolah dengan civitas lain, terutama wakasek, guru, dan pegawai tidak berjalan dengan baik, sehingga belum memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Dari segi ekonomi, bangunan ini belum memiliki kelayakan untuk dipertahankan, sehingga perlu dilakukan redesain, untuk menyatukan ruang-ruang, seperti ruang guru, ruang TU, ruang wakasek, dan ruang rapat, menjadi satu kesatuan, sehingga hubungan antar civitas, menjadi optimal dan sirkulasi antar ruang menjadi harmonis. Kesimpulan Ruang Kepala Sekolah Bangunan ini perlu dilakukan redesain, yaitu dengan penyatuan ruang-ruang yang memiliki hubungan erat dengan ruang kepala sekolah, pada bagian fasad ditambahkan unsur-unsur yang berhubungan dengan gaya arsitektur bali seperti penambahan ornamen, sehingga bangunan berfungsi dan memiliki estetika yang baik. b. Ruang Wakil Kepala Sekolah Proses pengamatan dilakukan dengan mendokumtasikan berupa foto, berikut foto ruang wakil kepala sekolah, dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Foto ruang wakil kepala sekolah Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. 14

Tinjauan Fisik Kondisi fisik bangunan adalah berlantai satu, berada di dalam ruang rapat, dengan dimensi yang cukup kecil, sehingga kurang memberikan kenyamanan bagi civitas yang ada di dalamnya, ruangan memanjang dengan dimensi (2,5 X 4) meter. Secara fisik masih belum layak untuk difungsikan sebagai ruang wakil kepala sekolah mengingat aktivitas dan kerja wakasek cukup padat, sehingga membutuhkan desain yang lebih baik, baik dari eksterior maupun interiornya. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat kerja wakil kepala sekolah, ruangan ini masih belum berfungsi dengan baik, karena ruangan ini masih meminjam tempat pada ruang rapat, letaknya tepat berada di dalam ruang rapat, keberadaan ruang ini cukup mengganggu kegiatan rapat, sehingga dibutuhkan desain yang tepat, yang mewakili aktivitas dari wakil kepala sekolah ini. Tinjauan Estetika Ruang ini belum menerapkan elemen-elemen estetika, dikarenakan keberadaannya di dalam ruang rapat, sehingga eksplorasi elemen estetika belum optimal dan ditambah dimensi ruang yang cukup kecil dan memanjang, penghawaan yang kurang, dari keindahan/estetika bangunan untuk ruang wakil kepala sekolah masih belum layak dengan keadaan sekolah yang sudah termasuk sekolah kategori mandiri, yang menjadi barometer sekolah menengah atas di Buleleng barat khususnya. Tinjauan Perilaku Ruang ini belum sesuai dengan fungsi, karena ruang ini masih mengambil tempat dari ruang rapat, sehingga aktivitas didalamnya kurang optimal, dibutuhkan suatu desain baru yang lebih representatif dengan fungsi dan aktivitas dari civitas yang menempatinya. Dari segi ekonomi, ruang ini belum memenuhi kriteria kelayakan ruang, dilihat dari dimensi ruang dengan aktivitas yang ada didalamnya, sirkulasi antar ruang yang belum harmonis, serta keadaan ruang yang tidak representative dengan fungsi dari ruangan. 15

Kesimpulan Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang wakil kepala sekolah ini belum memenuhi standar, baik dari dimensi ruang, maupun sarana yang mendukung aktivitas dari wakil kepala sekolah ini, sehingga diperlukan penyatuan ruang dengan ruang-ruang yang berhubungan dengan aktivitas wakil kepala sekolah, sehingga ruang ini perlu dirancang kembali. c. Ruang Rapat Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang rapat, dapat dilihat pada gambar 2.5 Tinjauan Fisik Kondisi fisik bangunan ini adalah berlantai 1 (satu), berada terpisah dengan bangunan-bangunan lain, didalam bangunan ini terdapat ruang wakil kepala sekolah, fungsi ruang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu, sebagai ruang rapat, dan ruang wakil kepala sekolah di dalam satu bangunan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa bangunan ini belum layak secara fisik, sehingga diperlukan rancangan yang lebih baik dan optimal. Gambar 2.5 Foto Ruang Rapat Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Bangunan ini berfungsi sebagai ruang rapat, dimana aktivitas didalam ruangan ini, aktivitas yang berhubungan dengan koordinasi antar pendidik dan penanggung jawab sekolah, maupun dengan masyarakat, bangunan ini memiliki 2 (duan) fungsi yaitu sebagai ruang rapat, dan ruang wakil kepala sekolah, dari segi fungsi bangunan ini masih perlu dilakukan redesain mengingat terdapat dua fungsi didalamnya, sehingga dibutuhkan desain baru yang lebih baik dari yang sudah ada. 16

Tinjauan Estetika Bangunan ini dari segi fasad, menggunakan gaya arsitektur bali, terlihat dari bahan yang digunakan seperti bata merah, dan penambahan ornamen pada bagian dinding bangunan, dinilai secara estetika bangunan ini sudah menerapkan elemen estetika terutama pada bagian fasad bangunan. Tinjauan Perilaku Bangunan ini berfungsi sebagai tempat interaksi, bersosialisasi antar pendidik, penanggung jawab, dan aktivitas pendidikan lainnya terutama yang berkaitan dengan rapat, ditinjau dari segi aktivitas, aktivitas didalamnya sudah sesuai dengan fungsinya, namun diperlukan suatu penyatuan dengan ruang-ruang seperti ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, agar sirkulasi dan aktivitas dan pelayanan pendidikan berjalan dengan baik. Dari segi ekonomi bangunan ini masih dalam kriteria kelayakan, namun penggunaan ornament dan penggunaan bahan seperti bata merah, belum disesuaikan dengan bangunan-bangunan disekitarnya. Kesimpulan Ruang Rapat Ruang ini memiliki dua fungi, yaitu sebagai tempat rapat, sebagai tempat aktivitas ruang wakil kepala sekolah, sehingga perlu dilakukan desain ulang atau dirancang kembali dengan desain yang lebih baik, baik dari segi tata ruang, maupun dari segi elemen estetika dan fungsi yang mewadahi aktivitas didalamnya. d. Perpustakaan Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang perpustakaan, dapat dilihat pada gambar 2.6 Gambar 2.6 Foto Perpustakaan Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. 17

Tinjauan Fisik Kondisi fisik bangunan berlantai 1 (satu) dengan keadaan yang masih layak, dinding yang masih kuat, interior yang masih layak digunakan sebagai tempat membaca dan menambah wawasan. Bangunan ini tepat untuk dipertahankan karena melihat fungsi, aktivitas serta keadaan fisik yang masih layak dan baik. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat membaca bagi para peserta didik, sebagai tempat menambah wawasan, dari segi fungsi bangunan ini sudah sesuai dengan fungsi sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai sarana tempat membaca bagi para peserta didik. Tinjauan Estetika Bangunan perpustakaan ini ditinjau dari aspek estetika sudah memenuhi syarat dan kriteria sebagai bangunan yang sudah memiliki unsur estetika, adanya unsur harmoni dalam ruang, yang memberikan kenyamanan bagi peserta didik. Tinjauan Perilaku Ditinjau dari segi perilaku, bangunan perpustakaan ini mewadahi aktivitas membaca, menambah wawasan, serta meningkatkan pengetahuan, aktivitas didalamnya berupa membaca, meminjam buku, dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari aspek perilaku sudah sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang mewadahinya. Ditinjau dari segi ekonomi, bangunan perpustakaan ini masih dalam kriteria kelayakan, dilihat dari fasilitas interior, serta penggunaan ornament pada bagian fasad bangunan. Kesimpulan Perpustakaan Bangunan ini memiliki fungsi sebagai tempat membaca, dan menambah wawasan, bangunan ini ditinjau dari fungsinya sudah sesuai dengan aktivitas yang 18

diwadahinya, namum peletakan bangunan masih sembarang, sehingga perlu diredesain, e. Ruang Guru Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang guru, dapat dilihat pada gambar 2.7 Gambar 2.7 Foto Ruang Guru Sumber : Observasi lapangan Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Bangunan ini secara fisik berlantai 1 (satu) dengan keadaan yang masih layak, namun peletakan bangunannya masih terpisah dengan bangunan-bangunan yang memiliki fungsi kontroling, seperti ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang rapat, sehingga perlu dilakukan redesain pada bangunannya. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat kerja guru dan sekaligus sebagai ruang tunggu pengajar. Dari segi fungsi bangunan ini sudah sesuai dengan fungsi, sebagai tempat berkumpul dan ruang tunggu pengajar. Tinjauan Estetika Bangunan yang berfungsi sebagai ruang guru ini ditinjau dari aspek estetika belum memenuhi syarat kriteria bangunan yang menerapkan elemen estetika, baik dari tampilan interior maupun eksterior. Tinjauan Perilaku Ditinjau dari segi perilaku bangunan ini mewadahi aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas dari para pengajar, aktivitas bekerja, dan interaksi antar para pengajar, dari 19

aspek perilaku bangunan yang berfungsi sebagai ruang guru ini sudah sesuai dengan fungsinya. Tinjauan ekonomi, bangunan ini masih dalam kriteria belum layak, karena suasana dan kapasitas ruang tidak sesuai, menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengajar ketika berada di dalam ruangan secara bersamaan. Kesimpulan Ruang Guru Bangunan yang berfungsi sebagai ruang guru ini, berfungsi sebagai tempat bekerja, berkumpul, bersosialisasi dengan para pengajar, namun ruangan ini belum memenuhi kriteria kenyamanan, sehingga bangunan ini perlu dilakukan redesain. f. Ruang Tata Usaha Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang tata usaha, dapat dilihat pada gambar 2.8 Gambar 2.8 Foto ruang tata usaha Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Bangunan ini secara fisik berlaitai 1 (satu) bersebelahan dengan ruang kepala sekolah, keadaan fisiknya masih terlihat layak, terlihat dari pemilihan furniture dan penataan furniture yang sudah sesuai dengan besaran dan fasilitas ruangnya. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat bekerja para staff dari sekolah SMA Negeri 1 Seririt, ditinjau dari aspek fungsi, bangunan ini sudah sesuai dengan aktivitas yang 20

diwadahinya, namun tataletaknya masih perlu dirancang ulang mengingat peletakan bangunan terpisah-pisah dengan bangunan lain yang memiliki fungsi yang sama. Tinjauan Estetika Ditinjau dari aspek estetika, bangunan yang berfungsi sebagai ruang tata usaha, bangunan ini sudah menerapkan aspek estetika, terutama pada bagian fasad, yaitu menggunakan gaya arsitektur bali, dengan pemilihan bahan seperti bata merah dan pemilihan bahan lain yang menjadi ciri khas dari gaya arsitektur bali. Tinjauan Perilaku Bangunan ini mewadahi aktivitas pelayanan pendidikan, aktivitas di ruangan ini sangat berkaitan dengan kegiatan yang ada di masing-masing ruangan seperti ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, sehingga membutuhkan tata letak bangunan yang menunjang aktivitas pelayanan pendidikan yang berkualitas. Dari aspek ekonomi, bangunan yang berfungsi sebagai tempat bekerja para staff, keadaan bangunan, bangunan ini masih layak digunakan untuk aktivitas para staff, dilihat dari besaran ruang, pemilihan furniture, dan kelengkapan sarana. Kesimpulan Ruang Tata usaha Dari tinjauan fisik, fungsi, estetika, perilaku, dan ekonomi dapat disimpulkan bahwa ruang tata usaha masih layak difungsikan sebagai tempat bekerja para staff, namun diperlukan desain yang lebih optimal, terutama dari segi penataan bangunan agar sirkulasi antar bangunan pengelolaan dan pelayanan pendidikan berjalan dengan baik. 21

g. Ruang Kelas Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang kelas, dapat dilihat pada gambar 2.9 Gambar 2.9 Foto ruang kelas Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Secara fisik bangunan ini berlantai 1 (satu), bangunan ini masih layak digunakan melihat sarana yang ada sudah lengkap, serta tampilan fasad yang sudah menerapkan gaya arsitektur bali, ruang kelas di sekolah SMA Negeri 1 Seririt ini masih kurang terpenuhi, mengingat jumlah siswa yang terlalu banyak yaitu 672 peserta didik dengan 15 kelas, sehingga salah satu tingkatan kelas (kelas X) meminjam ruang laboratorium sebagai ruang kelas sementara. Ruang kelas ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran antara pengajar kepada peserta didik, kegiatan di dalam ruang kelas ini sudah sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang mewadahi di dalamnya. Tinjauan Estetika Dari tinjauan estetika ruang ini sudah menerapkan elemen estetika, terutama pada bagian fasad bangunan yang sudah menerapkan gaya arsitektur bali, dan pemilihan bahan pada bagian lantai, dinding, sudah sesuai dengan standar dan fungsi ruang kelas sebagaimana mestinya. 22

Tinjauan Perilaku Aktivitas di dalam ruang kelas adalah aktivitas memberi dan menerima ilmu pengetahuan, sehingga dibutuhkan desain yang mendukung aktivitas tersebut, kegiatan di dalam kelas erat kaitannya dengan fungsi ruang, demi menciptakan ruang kelas yang harmonis dan optimal. Dari segi Ekonomi, ruang ini masih layak digunakan sebagai sarana dan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, sehingga ruang kelas ini tetap dipertahankan. Kesimpulan Ruang Kelas Dari tinjauan tersebut dapat disimpulkan bahwa, ruang kelas ini diredesain, dan dilakukan dan disesuaikan fasadnya sehingga mampu mewadahi aktivitas peserta didik, demi terciptanya pelayanan pendidikan yang berkualitas. h. Laboratorium Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang laboratorium, dapat dilihat pada gambar 2.10 Gambar 2.10 Foto Laboratorium Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. 23

Tinjauan Fisik Bangunan Laboratorium dibagi menjadi 5 (lima) yaitu laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, dan laboratorium computer, secara fisik keadaan ke 5 (lima) bangunan laboratorium ini berlantai 1 (satu), keadaan bangunan masih terawat dan dalam kedaan baik dan layak, baik sarana dan peralatan laboratorium. Laboratorium berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang bersifat praktek, sarana tersebut sangat mendukung pada pembelajaran pada sistem kurikulum 2013, dari segi fungsi, bangunan laboratorium ini belum berfungsi sesuai dengan fungsinya, karena sebagian laboratorium, seperti laboratorium kimia dan biologi dijadikan ruang kelas sementara. Tinjauan Estetika Pada bangunan laboratorium, ini hanya 2 (dua) laboratorium yang sudah menerapkan unsur estetika seperti laboratorium komputer dan laboratorium bahasa, terutama pada bagian fasad, sudah menunjukkan gaya arsitektur bali yang khas, sedangkan laboratorium lain belum menampilkan unsur estetika yang signifikan pada bagian fasadnya. Tinjauan Perilaku Aktivitas yang terjadi di laboratorium, adalah aktivitas pembelajaran yang bersifat praktek, dalam kurikulum 2013 ini, peserta didik dituntut lebih aktif, mencari dan mengembangkan pengetahuan, minat, dan bakatnya sesuai dengan kemampuannya. Para pengajar hanya sebagai fasilitator, sehingga secara tidak langsung dibutuhkan ruang yang tepat. Dari segi tampilan bangunan, sarana dan prasarana laboratorium, masih tergolong kriteria layak, itu terlihat dari pemilihan bahan pada bangunan, dan lengkapnya sarana dari masing-masing laboratoriumnya. 24

Kesimpulan Laboratorium Berdasarkan tinjauan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa bangunan laboratorium di sekolah SMA Negeri 1 Seririt, secara fisik bangunan berdiri hanya 1 (satu) lantai, dengan tampilan bangunan yang bernuansa arsitektur bali, masih dalam keadaan layak, namun dari segi fungsi diperlukan pengembalian fungsi, dari tempat pembelajaran menjadi tempat pembelajaran yang bersifat praktek, sehingga perlu dilakukan redesain. i. Aula Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto aula, dapat dilihat pada gambar 2.11 Gambar 2.11 Foto aula Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Secara fisik Aula SMA Negeri 1 Seririt, dalam keadaan kurang baik, mengingat aula ini sudah berumur (tua), aula SMA Negeri 1 Seririt ini merupakan aula terbuka, dan tempatnya diapit oleh 2 (dua) kelas yang memanjang, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Dilihat dari segi fungsi, aula SMA Negeri 1 Seririt ini tidak sesuai dengan fungsinya, dimana aula ini digunakan sebagai tempat parkir oleh para guru, melihat kondisi tersebut diperlukan suatu sistem sekolah yang lebih baik serta rancangan aula yang sesuai dengan tempat yang lebih tepat. 25

Tinjauan Estetika Tampilan aula SMA Negeri 1 Seririt masih belum memenuhi kriteria elemen estetika, baik dari lantai, pilar, dan atap, masih menggunakan bahan seadanya, tidak adanya unsur menarik yang terlihat pada tampilan bangunannya. Tinjauan Perilaku Kegiatan yang terjadi di aula adalah kegiatan berkumpul, menerima arahan, dan kegiatan pendidikan yang bersifat non formal, seperti kegiatan ekstrakurikuler, aktivitas ini tidak terwadahi dengan baik, mengingat aula tidak difungsikan sesuai dengan fungsinya. Dinilai dari segi ekonomi, bangunan aula SMA Negeri 1 Seririt ini tergolong bangunan dengan kualitas rendah, disamping faktor usia bangunan, pemilihan bahan, fungsi, dan peletakannya dalam keadaan kurang baik. Kesimpulan Aula Dari tinjauan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bangunan aula SMA Negeri 1 Seririt dalam keadaan tidak layak, baik dari tata letak, maupun keadaan fisik bangunan, sehingga dipandang perlu dilakukan redesain pada bangunan aula ini, baik berupa pemindahan atau demolisi dan diganti dengan rancangan yang lebih representatif dengan menampilkan gaya arsitektrur yang khas pada bangunan. j. Ruang Sekretariat Osis Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang sekretariat osis, dapat dilihat pada gambar 2.12 Gambar 2.12 Foto secretariat osis Sumber : Observasi Lapangan, Putu Dian Pratama 2014. 26

Tinjauan Fisik Secara fisik, bangunan yang berfungsi sebagai ruang sekretariat osis ini dalam keadaan tidak layak, mengingat ruang UKS juga terdapat didalam ruangan ini, sehingga berdampak pada ketidaknyamanan civitas dalam melakukan aktivitas didalam ruangan. Fungsi dari bangunan ini berfungsi sebagai bangunan yang mewadahi aktivitas para osis, dan anggota kesehatan, melihat kondisi ini, diperlukan luasan ruang yang lebih besar, demi menampung peserta didik yang ingin beraktivitas didalam ruangan tersebut. Tinjauan Estetika Dari tinjauan estetika dilihat dari elemen estetika, keadaan ruang secretariat yang masih menjadi satu dengan ruang UKS, memberikan pengaruh ketidaknyamanan bagi para peserta didik, tampilan bangunan menggunakan bahan-bahan sederahana, tidak ada unsur yang menarik. Tinjauan Perilaku Aktivitas yang terjadi pada ruangan ini, berhubungan dengan kegiatan minat dan bakat dalam bidang organisasi, dari kapasitas ruang ini, tidak mendukung aktivitas didalamnya sehingga diperlukan rancangan ulang yang lebih tepat terkait luasan ruang yang kurang memadai dengan civitas yang ada. Dinilai dari segi ekonomi, bangunan ini tidak layak dijadikan sebagai tempat secretariat, itu terlihat pada kondisi luasan ruang yang kurang memadai dengan civitas yang ada didalamnya. Kesimpulan Ruang Sekretariat Osis Dari tinjauan tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang secretariat osis belum memenuhi kriteria bangunan yang layak difungsikan, itu terlihat dari luas ruangan tidak sebanding dengan kapasitas ruang, sehingga diperlukan rancangan ulang yang 27

lebih luas, sesuai dengan kebutuhan civitas yang akan menggunakan ruangan tersebut. k. Gudang Pengamatan di lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara, wawancara dengan narasumber kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Tinjauan Fisik Secara fisik bangunan ini berlantai 1 (satu), keadaanya masih belum layak., karena dindingnya masih menggunakan bata, dimensi ruangnya belum memenuhi standar ukuran ruang yang baik. Ditinjau dari fungsi bangunan ini sudah sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai tempat menyimpan barang-barang kegiatan sekolah. Tinjauan Estetika Dari segi estetika bangunan ini belum memenuhi kriteria dalam aspek estetika, seperti pemilihan bahan yang seadanya, serta fisik bangunan yang kurang terawat. Tinjauan Perilaku Aktivitas dalam ruang ini yaitu menyimpan dan mengeluarkan barang di gudang. Dari segi ekonomi gudang adalah salah satu elemen sekolah yang tidak memiliki nilai ekonomis tinggi namun penting. Kesimpulan Gudang Kesimpulannya gudang ini memerlukan tinjauan kembali akan kebutuhannya sehingga dapat diambil tindakan yang baik mengenainya. 28

l. Koperasi Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang koperasi, dapat dilihat pada gambar 2.13 Gambar 2.13 Foto koperasi Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Secara fisik koperasi ini masih belum memenuhi kriteria layak karena luasan ruang yang kurang memadai, mengingat banyaknya civitas yang melakukan aktivitas didalamnya. Berfungsi sebagai tempat membeli peralatan tulis dan buku bagi peserta didik, sebagai sarana mengembangkan dana sekolah. Tinjauan Estetika Estetika dari koperasi masih bermasalah kurangnya bukaan dan pemilihana cat yang kurang mendukung keadaan koperasi. Tinjauan Perilaku Ketika peserta didik ingin berbelanja di koperasi, sering terjadi antrian, yang menye babkan ketidaknyamanan, karena luasan ruang yang tidak sebanding dengan civitasnya. Dari segi ekonomi koperasi sangat penting keberadaanya, demi pengembangan dana bagi sekolah, sehingga harus tetap dipertahankan. 29

Kesimpulan Koperasi Kesimpulannya koperasi memerlukan redesain untuk menyelesaikan masalahnya dibidang estetika secara khusus. m. Parkir Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto parkir, dapat dilihat pada gambar 2.14 Gambar 2.14 Foto parkir Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Kondisi fisik parkir memiliki masalah, kurangnya areal parkir didalam, sehingga banyak kendaraan parkir diluar sekolah. Fungsi parkir adalah sebagai areal parkir kendaraan SMA Negeri 1 Seririt, tidak terdapat masalah mengenainya. Tinjauan Estetika Estetika parkir tidak bermasalah, sudah sesuai dengan elemen-elemen estetika, penempatan pohon peneduh menjadi nilai tambah bagi parkir ini. Tinjauan Perilaku Tidak jelasnya perbedaan antara parkir sepeda motor dengan parkir mobil. Dari segi ekonomi parkir adalah salah satu elemen sekolah yang tidak memiliki nilai ekonomis tinggi namun penting. 30

Kesimpulan Parkir Kesimpulan parkir membutuhkan redesain terkait masalahnya dibidang estetika dan kondisi fisiknya. n. Tempat suci (Padmasana) Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto tempat suci, dapat dilihat pada gambar 2.15 Gambar 2.15 Foto padmasana Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Kondisi fisik sangat tempat suci ini sangat baik, dan sangat terawat, tepat dan layak digunakan sebagai sarana ibadah yang penting di SMA Negeri 1 Seririt. Fungsi tempat suci berjalan dengan baik sebagai wadah kegiatan keagamaan civitas SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan Estetika Estetika tempat suci tidak memiliki permasalahan, namun justru menambah estetika lingkungan. Tinjauan Perilaku Sekolah SMA Negeri 1 Seririt, menggunakan tempat suci dengan baik pada kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan. Perawatan tempat ini sangat baik. Sehingga tidak ada permasalahan yang terjadi di tempat ini. 31

Menurut tinjauan ekonomi, tempat suci tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi namun keberadaan elemen ini sangat penting bagi kegiatan rohani di SMA Negeri 1 Seririt. Kesimpulan Tempat Suci Kesimpulannya keberadaan tempat suci mutlak dipertahankan dilihat dari berbagai bidang tempat suci tidak terdapat masalah. o. Jamban (Toilet) Observasi di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto toilet, dapat dilihat pada gambar 2.16 Gambar 2.16 Foto toilet Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Secara fisik, keadaan toilet di SMA Negeri 1 Seririt belum memenuhi kriteria toilet yang layak mengingat desain dan rancangannya seadanya, kurang terawat, terutama pada bagian wc/toilet untuk para peserta didik. Sebagai tempat buang air besar, dan buang air kecil. Sudah sesuai dengan fungsinya. Tinjauan Estetika Ditinjau dari estetika, terdapat permasalahan dari segi pemilihan bahan, dan bentuk fisiknya yang kurang memiliki unsur estetika. 32

Tinjauan Perilaku Kurangnya perawatan pada toilet, menyebabkan peserta didik, malas untuk buang air kecil. Dari segi ekonomi toilet tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun keberadaanya sangat penting. Kesimpualan Toilet Kesimpulannya toilet memerlukan redesain terkait fisik dan estetikanya secara khusus. p. Ruang BK Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan berupa foto, berikut foto ruang BK, dapat dilihat pada gambar 2.17 Gambar 2.17 Foto ruang BK Sumber : Observasi lapangan, Putu Dian Pratama 2014. Tinjauan Fisik Secara fisik ruang BK keadaanya sangat baik dan sangat terawat, mengingat dalam ruang ini terdapat aktivitas bimbingan dan konseling, sehingga diperlukan keadaan dan situasi ruangan yang tenang, namun dengan peletakan bangunan di area ini, diperlukan suatu redesain mengingat sirkulasi ruang dan tata letak bangunan yang tidak baik. 33

Ditinjau dari segi fungsi ruang BK berfungsi sebagai tempat mencurahkan atau bimbingan konseling antara peserta didik dengan pengajar. Secara fungsi sudah sesuai dengan fungsinya tidak terdapat permasalahan. Tinjauan Estetika Ditinjau dari segi estetika ruang BK sudah memenuhi kriteria estetis, dilihat dari pemilihan bahan, serta tampilannya yang menarik. Tinjauan Perilaku Aktivitas di ruangan ini adalah aktivitas yang berhubungan dengan konseling, tidak terdapat masalah dalam hal ini. Ditinjau dari segi ekonomi memiliki nilai yang penting, mengingat BK memiliki hubungan erat dengan kegiatan yang berhubungan dengan konseling dan bimbingan tentang pendidikan, serta masalah peserta didik. Kesimpulan Ruang BK Kesimpulannya Ruang BK perlu dilakukan redesain, mengingat peletakan massa bangunan yang berdekatan dengan jalan menimbulkan kebisingan dan polla massa bangunan yang tidak beraturan sehingga diperlukan redesain. q. Ruang Waker Pengamatan di lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Tinjauan Fisik Kondisi fisik ruang kurang baik, dilihat dari dimensi ruang, serta pemilihan bahan dan finishing yang belum selesai. Ruang ini berfungsi sebagai tempat tinggal dari penjaga sekolah. Tidak terdapat masalah dalam hal ini. 34

Tinjauan Estetika Dari segi estetika ruang ini belum memenuhi kriteria estetis mengingat keadaan bangunan yang sudah tua, serta masih menggunakan bahan yang kurang baik, serta tidak terawat. Tinjauan Perilaku Kegiatan di ruang ini, kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan penjaga sekolah, sebagai tempat beristirahat, dan sebagai tempat tinggal penjaga sekolah. Dari segi ekonomi ruang ini tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun keberadaannya tetap penting. Kesimpulan Ruang Waker Ditinjau dari beberapa fungsi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, bangunan ini memerlukan redesain terkait dengan kondisi fisk, dan estetikanya. 2.4 Kesimpulan Tinjauan Objek Dari analisa tinjauan objek fasilitas dan site secara keseluruhan didapatkan bahwa dalam redesain sekolah SMA Negeri 1 Seririt, terdapat fasilitas atau bangunanbangunan yang perlu dipertahankan keberadaannya tanpa dilakukannya redesain ulang, dapat dilihat pada gambar 2.22, bangunan itu adalah : 1. Tempat suci U Gambar 2.22 Site Plan SMA Negeri 1 Seririt Sumber : Digambar ulang Putu Dian Pratama 2014. 35

Berikut ini adalah kesimpulan terhadap keseluruhan fasilitas dalam site: Tabel 2.2 Kesimpulan No. Nama Fasilitas Keterangan 1. Ruang Kepsek Di redesain 2 Ruang Waka Di redesain 3 Ruang Rapat Di redesain 4 Perpustakaan Diredesain 5 Ruang Guru Di redesain 6 Ruang Tata Usaha Di redesain 7 Ruang Kelas Di redesain 8 Laboratorium Fisika Di redesain 9 Laboratorium Kimia Di redesain. 10 Laboratorium Biologi Di redesain. 11 Laboratorium Komputer Di redesain 12 Laboratorium Bahasa Diredesain 13 Aula Diredesain, dan dipindahkan keberadaanya 14 Koperasi Di redesain 15 Kantin Diredesain 16 Ruang UKS Diredesain 17 Ruang Sekretariat Osis Diredesain 18 Padmasana Dipertahankan 19 Ruang BK Diredesain 20 Tempat bermain Diredesain 21 Gudang Diredesain 22 Ruang Waker Diredesain 23 Wc/toilet Diredesain 24 Ruang Musik Di redesain 36