FISIP. Jurna lilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: Mei 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TUJUAN, PERMASALAHAN DAN SOLUSI KOMUNIKASI

Raudzah Akhlakulkarimah 1), Nur Anisah 2) Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring trend gaya hidup masyarakat sekarang ini, industri kafe dan restoran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB 5 PENUTUP 5.1 Interpretasi Data Intepretasi Variabel Respons Khalayak pada Iklan Televisi Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan

BAB 5 INTERPRETASI DAN KESIMPULAN

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MEMPROMOSIKAN HASIL KARYA FOTOGRAFER

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

EFEKTIVITAS BENTUK KOMUNIKASI PEMASARAN SHOUTOUT FOR SHOUTOUT OLEH ONLINE SELLER DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis

EFEKTIVITAS PROMOSI ONLINE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Giat Riyadi B

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BUKU TULIS SISWA MELALUI SOCIAL MEDIA DALAM PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sebuah perusahaan dalam menarik calon konsumen agar memiliki nilai

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

FISIP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Kegiatan Pemasaran UBERXDAPP Integrated Marketing Communication in the Uberxdapp Marketing Activity

BAB III METODE PENELITIAN. kasus. Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

Marketing Communication Management

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Salim dalam buku Imam Gunawan dalam buku Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

Kajian Hubungan Antara Iklan Di Media Sosial Dengan Minat Beli Konsumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB I PENDAHULUAN. para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara

Pengaruh Terpaan Iklan Situs Jual Beli Online dan Faktor Demografi terhadap Minat Bertransaksi Online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TINGKAT TERPAAN SPONSORSHIP

BAB Project merupakan sebuah event yang untuk pertama kalinya diadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

PENGARUH PESAN MEME PENDIDIKAN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PERKULIAHAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Account Management. KULIAH 4 Konsep Mind Maping Dalam Penerapan Analisis Pemasaran. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang berlombalomba

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

PERAN SALES PROMOTION CAFE TIGA TJERET SURAKARTA

Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Brand Baru Surabaya Suites Hotel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah kaidah yang mendasari suatu gejala yang sudah melalui

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI PONG-PONG CAFE LAMONGAN

PERILAKU KONSUMEN. By Eka DJ Ginting

Transkripsi:

Jurna l Unsyiah Efektivitas Promosi SFS (shoutout for shoutout) di Instagram dalam Membangun Minat Beli Masyarakat Kecamatan Syiah Kuala Meldiana, Mahyuzar Program Studi IlmuKomunikasi,, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Penelitian ini berjudul Efektivitas Promosi SFS (shoutout for shoutout) di Instagram dalam Membangun Minat Beli Masyarakat Syiah Kuala. Promosi bertujuan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk calon pelanggan untuk membeli produk tersebut, hal itu dilakukan oleh para online shop yang memanfaatkan media sosial Instagram sebagai media untuk melakukan promosi, salah satunya dengan melakukan promosi SFS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas promosi SFS yang dilakukan di media sosial Instagram dalam membangun minat beli konsumen. Teori yang digunakan adalah teori Hierarchy of Effectdengan memperhatikan tiga proses keefektivitasan iklan sebelum konsumen mengambil keputusan pembelian yaitu efek kognitif, afektif dan konatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur, observasi partisipatif pasif, dan dokumentasi terhadap tujuh informan. Pemilihaninforman dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan informan berdasarkan dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, promosi SFS yang ditampilkan di Instagram sudah berjalan efektif dalam membangun minat beli konsumen, akan tetapi beberapa informan masih merasa terganggu dengan banyaknya promosi yang dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya jeda. Dari tujuh informan tersebut, empat diantaranya tidak pernah melakukan pembelian melalui promosi SFS akan tetapi mereka hanya sampai pada tahap Corresponding Author : meldiana50@gmail.com 30 JIM Unsyiah: AGB, Vol. 2.. 2, Mei 2017: 30-46

Jurnal Unsyiah afektif saja, sedangkan tiga informan lainnya melakukan pembelian melalui promosi SFS ini. Kata Kunci: Promosi, SFS (shoutout for shoutout), Efektivitas, Instagram, Minat Beli ABSTRACT The title of this study is The Effectiveness of SFS (shoutout for shoutout) Promotion of Instagram in Building the Buying Interest of Syiah Kuala Society. The promotion aimed to communicate the superiority of product and to persuade the prospective customers to buy the product. This study aimed to find out how the effectiveness of SFS promotion which was done in social media Instagram in building the buying interest of customers. The theory which was used in this study is Hierarchy of effect theory, which observed three processes of Aduertisement Effectiveness before the customers take decision of buying i.e. the cognitive effect, affective effect, and conative effect. The method which was used in this study is qualitative method by using descriptive opproach. The technique of collecting data which was used in this study were unstructured interview, passive participative observation, and documentation toward eight informants. The informant was chosen by using purposive sampling technique, which determined the informants according to some criteria. According to the result of the study, SFS promotion which was shown in Instagram had work effectively in building the buying interest of the costumers, yet some informants still feel disturbed by a lot of promotion that were done constantly without any respite. From the seven informants, four of them never did a purchase through SFS promotion, but they only reached the affective effect. Meanwhile, the other three informants did a purchase through this SFS promotion. Key Words : Promotion, SFS, Effectiveness, Instagram, Buying Interest. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 31

Jurnal Unsyiah PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan sektor pemasaran internet di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat masyarakat lebih memilih berbelanja melalui internet yaitu disebabkan oleh semakin tingginya kesibukan yang dimiliki oleh seseorang sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja dengan mengunjungi toko atau pusat perbelanjaan, selain itu kemacetan di Ibukota juga turut menyebabkan banyaknya orang beralih pada aktivitas belanja online. Tidak hanya itu, faktor lainnya yang juga berpengaruh adalah meningkatnya penawaran smartphone dan layanan internet yang murah dan cepat, sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut, pada era modern sudah tidak mungkin lagi masyarakat secara individual menawarkan produknya secara door to door. Perkembangan bisnis online semakin maju, begitu pula dengan peralihan masyarakat dalam penggunaan jejaring sosial yang semakin berubah. Beberapa tahun lalu facebook menjadi jejaring sosial nomor satu, kini jejaring sosial Instagram lah yang banyak diminati oleh masyarakat sebagai lahan untuk berbisnis. Instagram saat ini menjadi sasaran utama bagi seseorang yang ingin mencoba berjualan didunia online. Kegiatan promosi yang biasa dilakukan oleh akun onlineshopdi Instagram, adalah menggunakan Shoutout For Shoutout. Pada kegiatan shoutout for shoutout ini para onlineshop bisa saling mengiklankan terdiri dari satu onlineshop bahkan hingga puluhan jumlah akun onlineshop. Dalam kegiatan Shoutout For Shoutout ini pula pemilik onlineshop dengan mudah mendapatkan followers yang sangat mudah dan efisien. Melalui kegiatan Shoutout For Shoutout ini pula pemilik onlineshop tidak perlu mengeluarkan biaya secara nyata untuk mengiklankan produknya, melainkan bayaran yang dikeluarkan untuk mengiklankan produknya melalui jasa yaitu dengan cara si pemilik onlineshop tersebut mengiklankan Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 32

Jurnal Unsyiah kembali onlineshop orang lain yang sudah terlebih dulu melakukan perjanjian satu sama lain (Rodiah & Listiani, 2016: 198). Strategi komunikasi pemasaran melalui sistem SFS kini mulai banyak digunakan oleh para online shop di Instagram karena dianggap memberikan kemudahan dalam menjangkau pelanggan maupun menambah jumlah pengikut (followers). Namun, beberapa followers akan merasa terganggu oleh banyaknya iklan yang dipromosikan secara terus menerus tanpa adanya jeda, dan akan berdampak pada kurangnya minat beli konsumen terhadap barang dagangan yang diiklankan sehingga kemungkinan untuk di block atau unfollow sangat besar. Dapat juga dipahami bahwa minat beli merupakan pertemuan antar stimulus (pemasaran) dan respon yang timbul dari konsumen. Ketika sebuah stimulus bisa memberikan daya tarik pada konsumen, maka akan tercipta sebuah respon yang positif, sebaliknya jika stimulus tidak bisa memberikan daya tarik kepada konsumennya, maka akan tercipta respon yang negatif. Dari latar belakang permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektivitas promosi SFS yang ditampilkan di media sosial Instagram dalam membangun minat beli konsumen. Kemudianhasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap kajian-kajian ilmu komunikasi, khususnya bidang komunikasi pemasaran, dan memperluas wawasan pengetahuanpembaca mengenai proses pengambilan keputusan pembelian serta cara konsumen menggunakan periklanan dalam proses pembelian. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori Hierarchy of Effect yang merupakan salah satu kajian awal dari efek media massa, adanya penentuan perencanaan komunikasi, dan efek informasi yang penting dengan memperhatikan tingkat perubahan sikap dan perilaku konsumen yang menimbulkan hubungannya antara tiga perubahan dalam waktu yang cukup panjang. Tujuan dari teori hierarchy of effect ini adalah untuk memahami bagaimana cara konsumen mengambil Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 33

Jurnal Unsyiah keputusan pembelian, serta bagaimana konsumen menggunakan periklanan dalam proses pembelian. Robert Lavidge dan Gary Steiner membagi proses pembelian pada setiap tahapan-tahapan komponennya menjadi tujuh tahapan: (1)belum/tidak menyadari, (2) menyadari, (3) mengetahui/mengenal, (4) menyukai, (5) preferensi, (6) merasa pasti, (7) melakukan pembelian (Macfoedz, 2010: 25). Dari ketujuh tahapan tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga proses efektivitas iklan yaitu menyadari atau mengetahui akan produk (efek kognitif), mengembangkan perasaan dan sikap terhadap produk (efek afektif), dan mengambil keputusan untuk membeli produk (efek konatif). Menurut Horton (1991: 56) model hierarchy of effect ini memperlihatkan enam tahapan mental konsumen dalam suatu proses komunikasi yang mengarah pada tujuan akhir yaitu pengkonsumsian suatu produk. Stages Hierarchies of Effects (tahap) Awareness (Menyadari) COGNITIF Knowledge (kognitif) (Memahami) Liking (Menyukai) Preference AFFECTIVE (Memilih) (afektif) Conviction (Meyakini) Purchase CONATION (Membeli) (konasi) Gambar 2.1 Hierarchy of Effects Model (Belch & Belch, 2001: 148) Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 34

Jurnal Unsyiah Keenam tahapan ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe dasar dari proses psikologi yaitu: kognitif, afektif, dan konasi (Hanna & Wozniak, 2001: 183). Tahap Kognitif, aspek kognitif merupakan proses komunikasi yang pertama kali dialami ketika menghadapi suatu objek sikap, yaitu ketika individu menerima informasi atau pengetahuan akan suatu merek atau produk. Aspek kognitif meliputi tahap awareness yaitu tahap sadar kenal akan suatu merek atau produk tertentu; tahap knowledge yaitu dimana konsumen menerima informasi mengenai suatu produk, sehingga ia memiliki pengetahuan terhadap produk atau merek. Pada tahap awareness, jika target audience tidak sadar (unaware) akan sebuah produk atau merek, maka tugas komunikasi adalah untuk membangun kesadaran (aware) terhadap produk, hal ini termasuk rekognisi dan pengulangan nama produk (Kotler, 2001: 555). Penerapannya pada penelitian ini adalah ketika promosi SFS ini dilakukan secara berulang-ulang dengan menawarkan produk di akun online shop yang sama, hal ini dilakukan untuk membangun awareness para pengguna Instagram yang melihatnya. Tahap Afektif, aspek afektif merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan perasaan manusia, yaitu reaksi atau perasaan positif atau negatif individu mengenai suatu objek sikap (feeling of like or dislike). Hal ini terjadi setelah individu mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap objek sikap berdasarkan tahap kognitif. Aspek ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: liking (menyukai), preference (memilih), dan conviction (meyakini). Tahap liking adalah perasaan suka atau tidak suka konsumen akan suatu merek. Tahap selanjutnya adalah preference, yaitu ketika konsumen lebih dari sekedar suka tetapi cenderung sudah memiliki ketertarikan yang lebih akan suatu merek dibandingkan merek lainnya. Brand preference, yaitu pilihan konsumen terhadap suatu produk dibandingkan dengan produk sejenis lainnya (kompetitor), biasanya dihasilkan dari pengalaman yang menyenangkan terhadap hal tersebut jika menghasilkan ketidaksukaan maka konsumen akan beralih ke produk lain (Rosenberg, 1995: Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 35

Jurnal Unsyiah 172). Kemudian tahap selanjutnya adalah conviction, yaitu keadaan dimana konsumen yakin akan membeli sebuah produk. Keyakinan konsumen akan suatu merek tersebut dapat mengarahkan konsumen pada tahap purchase, yaitu tahap akhir dimana konsumen melakukan pembelian pada suatu merek produk. Opini seseorang yang dibuat berdasarkan suatu keyakinan akan sangat sulit untuk diubah, maka pengiklan yang dapat membangun keyakinan pada target audiencenya dapat mencapai keuntungan kompetitif yang kuat. Dalam tahap afeksi inilah dimana sikap pada promosi SFS yang ditampilkan di Instagram akan diteliti, sejauh mana hal tersebut dapat berdampak kepada keputusan pembelian. Tahap Konatif, tahap terakhir dari model ini meliputi tindakan dimana konsumen telah mengetahui kelebihan produk, khalayak merasa yakin bahwa produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat memberikan solusi bagi masalah yang dihadapinya. Kecenderungan untuk merespon dalam berbagai cara mengenai suatu objek sikap. Hal ini sebagai manifestasi dari perasaan yang terbentuk sebelumnya dari tahap afektif. Dari keyakinan akan pentingnya produk, khalayak akan melakukan tindakan pembelian (purchase). Yang dimaksud dengan purchase yaitu instruksi yang berasal dari diri konsumen untuk membeli produk atau untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan periklanan. Terkait dengan penelitian ini, teori Hierarchy of Effect sangatlah cocok dalam menarik minat beli yang dilakukan oleh konsumen. Teori ini lebih melihat apakah konsumen akan menyadari produk, mengetahui produk, menyukai produk, niat untuk membeli produk, yakin dengan produk, dan membeli produk yang ditampilkan melalui pesan promosi SFS di media social Instagram serta bagaimanacara konsumen dalam mengambil keputusan pembeliannya. Efek informasi atau pesan yang ditampilkan melalui promosi SFS ini pun akan berdampak ada perubahan perilaku konsumen berdasarkan dengan keefektivitasan iklanya itu kognitif, afektif, dan konatif. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa teori Hierarchy of Effecti ini sangat berpengaruh pada keputusan Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 36

Jurnal Unsyiah pembelian serta sejauhmana efektivitas promosi SFS yang ditampilkan di media social Instagram. Promosi SFS (Shoutout for Shoutout) Efektifitas iklan yang ditampilkan di Instagram Teori Hierarchy of Effect Minat Beli Masyarakat Sumber: peneliti Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Penentuan lokasi penelitian bertujuan untuk memperjelas masalah yang akan diteliti. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Pengambilan lokasi penelitian didasarkan oleh data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan tingkat usia produktif pengguna Instagram yaitu 18-34 tahun yang lebih banyak pada Kecamatan Syiah Kuala. Berdasarkan pendekatan yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Herdiansyah (2012: 9) penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 37

Jurnal Unsyiah konteks sosial secara alamiah dan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini, keterlibatan teori pada penelitian kualitatif hanya sebatas permasalahan penelitian saja, tidak berfungsi sebagai identifikasi dari arah penelitian, tujuan penelitian, atau pun pertanyaan penelitian yang dikemukakan (Creswell dalam Herdiansyah, 2012: 89). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana dalam penelitian ini menggambarkan keefektivitasan promosi SFS yang ditampilkan di Instagram dalam membangun minat beli masyarakat. Jenis penelitian deskripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta-fakta dan sifat populasi atau objek tertentu secara sistematis, factual dan akurat (Kriyantono, 2006: 67). Subjek penelitian yang dimaksud penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Syiah Kuala usia antara 18-34 tahun, karena berdasarkan survey yang dilakukan oleh situs Social On The Rocks bahwa usiaantara 18-34 tahun merupakan usia produktif pengguna Instagram. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive,yaituteknik untuk memilih kelompok dan lokasi tertentu untuk diteliti, kemudian menggunakan kriteria untuk memilih siapa dan hal apa yang akan diteliti. Kriteria untuk penarikan sampel tersebut haruslah jelas dan sistematis, dan sering kali berdasar pada sudut pandang yang peneliti dapatkan dari interaksi sejumlah kelompok (Tohirin, 2013: 38). Adapun kriteria-kriteria informan dalam penelitian ini yaitu: 1. Informan merupakan masyarakat kecamatan Syiah Kuala usia antara 18-34 tahun. 2. Informan merupakan masyarakat yang menggunakaninstagram. 3. Informan merupakan masyarakat yang tahun mengenai promosi SFS (shoutout for shoutout). Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 38

Jurnal Unsyiah No. Nama Informan Usia Masyarakat/Gampong Keterangan 1. Raudhah 22 tahun Lamgugob InformanUtama 2. Dessy Hafidha 25 tahun Lamnyong InformanUtama 3. Karunia Hidayati 20 tahun Kopelma Darussalam InformanUtama 4. Chadifa Nazela 18 tahun Lingke InformanUtama 5. Muhammad Suhail 24 tahun GampongPineung InformanUtama 6. VaragitaRizvina 18 tahun GampongPeurada InformanUtama 7. Faradilla 21 tahun Rukoh InformanUtama 8. IinSuharun @inovashion 29 tahun - InformanPendukun g 9. ArdiyatmoBowolakson o @masatmo.art 32 tahun - InformanPendukun g Dalam penelitian ini, sumber data yaang digunakan ada 2, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari informan yang bersangkutan dengan melakukan wawancara. Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh langsung dari informan yaitu masyarakat yang tinggal di Kecamatan Syiah Kuala berkisar dari usia 18-34 tahun dengan melakukan wawancara dan observasi. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari kepustakaan, jurnal, dan sumber-sumber tertulis lainnya. Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini, diperlukan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yaitu: (1) Wawancara, dilakukan kepada masyarakat Kecamatan Syiah Kuala usi 18-34 tahun yang pernah melihat promosi SFS. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, (2) Observasi, inidilakukan untuk mengamati langsung bagaimana bentuk promosi SFS yang ditampilkan di Instagram. Observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif pasif,dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan seseorang yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2013: 64-66). Dengan menggunakan Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 39

Jurnal Unsyiah observasi partisipan ini, maka data yang akan diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap perilaku yang nampak, dan (3) Dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013:82). Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif untuk menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara serta observasi dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menganalisis data melalui jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan. Miles dan Huberman (1992: 16) mengajukan model analisis data yang disebut sebagai model interaktif. Model interaktif ini terdiri atas tiga hal utama yaitu, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. (1) Tahap Reduksi data, proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan, (2) Tahap Penyajian Data, sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, dan (3) Tahap Penarikan Kesimpulan, adalah penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Hasil penjabaran berbagai data yang diperoleh, peneliti membuat kesimpulan yang merupakan hasil dari suatu penelitian agar mendapatkan penggambaran yang jelas. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan untuk menjawab rumusan masalah dengan bukti-bukti data yang valid. Kesimpulan menjurus kepada jawaban dari pertanyaan yang diajukan dan mengungkap what dan how dari temuan penelitian tersebut (Herdiansyah, 2009:179). Proses verifikasi hasil temuan ini dapat berlangsung singkat dan dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu dilakukan secara selintas dengan mengingat hasil-hasil temuan terdahulu dan melakukan cek silang (cross check) dengan temuan yang lainnya (Idrus, 2009:152). Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 40

Jurnal Unsyiah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Promosi merupakan strategi komunikasi pemasaran dimana suatu kegiatan mengkomunikasikan keunggulan produk serta dapat membujuk calon pelanggan untuk membeli produk tersebut. Promosi itu sendiri memiliki kontribusi dalam membangun kesadaran terhadap konsumen atas keunggulan suatu produk. Dalam penelitian ini promosi SFS yang ditampilkan di Instagram bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan konsumen mengenai suatu produk yang ditawarkan, serta menarik konsumen baru untuk melakukan pembelian yang lebih besar dan cepat atas produk dan jasa tertentu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kotler dan Keller (2009: 219) bahwa penjual menggunakan promosi jenis insentif untuk menarik pencoba baru, menghargai pelanggan setia, dan meningkatkan tingkat pembelian kembali pengguna yang jarang membeli. Promosi SFS merupakan kegiatan promosi yang dilakukan oleh akun online shop di Instagram, yang mana para online shop tersebut saling mempromosikan dan mengiklankan akun online shop lainnya hingga puluhan akun online shop. Melalui promosi SFS ini pemilik online shop dengan mudah mendapatkan konsumen baru tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk mengiklankan produknya, karena promosi SFS ini menggunakan sistem barter dalam pelaksanaannya. Menurut Willis-Aldridge, barter yang dimaksudkan disini yaitu bentuk barter yang melibatkan tukar-menukar barang atau jasa dengan siaran iklan (Morissan, 2011: 431). Suatu promosi atau iklan yang ditampilkan baik itu melalui media cetak, elektronik, maupun media sosial, harus mampu menimbulkan efek bagi konsumennya. Dengan kata lain promosi SFS ini disebut efektif apabila tercapainya tujuan ataupun sasaran informasi yang telah disampaikan seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994: 16) yang menyatakan bahwa efektivitas yaitu suatu pengukuran dimana tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 41

Jurnal Unsyiah Robert Lavidge dan Gary Steiner membagi proses pembelian pada setiap tahapan-tahapan komponennya menjadi tujuh tahapan; (1) belum/tidak menyadari, (2) menyadari, (3) mengetahui/mengenal, (4) menyukai, (5) preferensi, (6) merasa pasti, (7) melakukan pembelian (Macfoedz, 2010: 25). Dari ketujuh tahapan tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga proses efektivitas iklan yaitu menyadari atau mengetahui akan produk (efek kognitif), dimana pemanfaatan media sosial Instagram sebagai media berbelanja online sangatlah berpengaruh kepada pengetahuan konsumen yang merupakan pengguna aktif Instagram. Media sosial Instagram memudahkan penggunanya untuk melihat suatu akun online shop dengan menampilkan berbagai promosi-promosi yang dilakukan salah satunya yaitu promosi SFS. Informasi yang disampaikan mengenai produk yang ditawarkan dalam promosi SFS sangatlah beragam, sehingga konsumen atau pengguna Instagram yang melihatnya menyadari akan adanya produk yang diiklankan dan akan mengubah konsumen yang awalnya tidak mengetahui tentang produk yang ditawarkan menjadi tahu tentang produk tersebut, serta memudahkan konsumen untuk mencari produk yang mereka inginkan sesuai dengan selera. Kedua, mengembang perasaan dan sikap terhadap produk (efek afektif), setelah adanya pengetahuan dan kesadaran konsumen mengenai suatu produk yang dipromosikan melalui promosi SFS, maka akan adanya rangsangan emosional yang muncul dari benak konsumen, dimana konsumen akan merasakan perasaan suka atau tidak suka tentang apa yang diinformasikan mengenai produk yang ditawarkan. Dengan adanya promosi SFS di Instagram yang menampilkan foto dengan caption atau keterangan foto yang dikemas semenarik mungkin sehingga konsumen merasa tertarik untuk melihat akun online shop yang dipromosikan. Tidak hanya itu, promosi SFS ini mempromosikan berbagai macam produk dari beberapa akun online shop yang berbeda-beda sehingga konsumen dengan mudah mendapatkan dan memilih produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 42

Jurnal Unsyiah Ketiga, mengambil keputusan untuk membeli produk (efek konatif). Informasi yang disampaikan melalui promosi SFS yang telah mengubah kesadaran konsumen dan rangsangan yang muncul dari benak konsumen baik itu perasaan suka maupun tidak suka akan menimbulkan tindakan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan melalui promosi SFS. Dari 7 informan yang peneliti wawancara 3 informan diantaranya membeli produk dari suatu akun online shop yang dipromosikan melalui promosi SFS. Informan tersebut melakukan pembelian yang didasarkan karena kebutuhan dan keinginan yang timbul dari diri mereka serta mereka merasa puas dengan produknya dan sesuai dengan apa yang diiklankan sehingga kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang semakin besar. Sedangkan 4 informan lainnya tidak pernah mencoba untuk membeli produk melalui promosi SFS, karena mereka menganggap bahwa akun online shop yang dipromosikan tersebut masih belum bisa dipercaya dan dianggap terlalu mengganggu karena banyaknya promosi yang dipromosikan dalam satu akun, sehingga konsumen belum tertarik untuk melakukan pembelian melalui promosi SFS. Dalam proses minat beli biasanya perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995: 10)minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan. Dalam penelitian ini proses membangun minat beli diawali dengan kesadaran dan pengetahuan yang telah konsumen miliki dengan adanya promosi SFS yang ditampilkan secara beragam dan bervariasi sehingga konsumen dengan mudah mengetahui produk apa saja yang ditawarkan melalui promosi SFS ini, kemudian muncul rangsangan emosional dari benak konsumen yaitu suka atau tidak suka, niat untuk membeli dan keyakinan terhadap produk yang dipromosikan dengan menyebarluaskan foto yang disertai dengan keterangan foto Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 43

Jurnal Unsyiah yang telah dikemas semenarik mungkin sehingga konsumen yang telah menyadari akan produk yang ditawarkan menjadi tertarik dan berminat untuk membuka akun online shop yang dipromosikan melalui promosi SFS ini. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dipaparkan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 7 informan yang peneliti wawancara, 4 diantaranya tidak pernah melakukan pembelian melalui promosi SFS akan tetapi mereka hanya sampai pada tahap afektif saja, sedangkan 3 informan lainnya melakukan pembelian melalui promosi SFS ini. Dapat disimpulkan juga bahwa efektivitas promosi SFS (Shoutout for Shoutout) dalam membangun minat beli masyarakat Syiah Kuala melewati tiga proses efektivitas iklan sebelum mengambil keputusan pembelian, yaitu; 1) efek kognitif, pada efek ini informasi produk yang disampaikan melalui promosi SFS akan mengubah kesadaran dan pengetahuan konsumen, dalam hal ini konsumen akan melihat dan mengikuti akun online shop yang dipromosikan melalui promosi SFS. 2) efek afektif, setelah konsumen sadar dan tahu akan produk yang ditawarkan melalui promosi SFS ini, kemudian timbul rangsangan emosional yang konsumen rasakan seperti perasaan suka, niat untuk membeli, dan keyakinan terhadap suatu produk dari akun online shop yang dipromosikan melalui promosi SFS. 3) efek konatif, pada efek ini merupakan keputusan pembelian apabila konsumen telah yakin dengan produk yang ditawarkan, dalam penelitian ini hanya tiga informan yang mengambil keputusan untuk membeli produk dari promosi SFS. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Disarankan untuk pemilik akun online shop di Instagram agar lebih terpercaya dalam menawarkan suatu produk. 2. Disarankan untuk pemilik akun online shop di Instagram khususnya yang melakukan promosi SFS agar menambahkan jeda disetiap promosinya atau Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 44

Jurnal Unsyiah pun mengurangi jumlah akun yang dipromosikan sehingga pengguna Instagram lebih focus kepada produk apa-apa saja yang dipromosikan dan tidak mengganggu followers lainnya. 3. Disarankan untuk pemilik akun online shop di Instagram untuk menggunakan media sosial lainnya selain Instagram atau membuat website resmi dalam menawarkan produknya agar pengguna media sosial lainnya dapat mengetahui dan menyadari tentang produk yang ditawarkan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Belch, George E., Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion: An. Integrated Marketing Communication Perspective. Fourth Edition. Boston: McGraw Hill. Hanna, N, & Wozniak, R. 2001. Consumer behavior: An applied approach ed. New Jersey: Addison Wesley Publishing Company. Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kinnear, Thomas C. And James R. Taylor. (1995). Marketing Research: An Applied Approach. McGraw Hill Text. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran: Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Penerbit Erlangga. Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu. Miles, M.B & Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 45

Jurnal Unsyiah Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan. 2010.Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group.. 2011. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rodiah, Dian & Listiani, Endri. 2016. Shoutout for Shoutout As Media Beriklan Onlineshop di Jejaring Sosial Instagram. Volume 2, No. 1. Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bandung. Ruslan, Rosady. 2003. MetodePenelitian: Public relations &komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada. Sugiyono. 2013. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta. Tohirin. 2013. MetodePenelitianKualitatifDalamPendidikandanBimbinganKonseling: PendekatanPraktisuntukPenelitiPemuladanDilengkapidenganContohTran skriphasilwawancara Serta Model Penyajian Data. Jakarta: Rajawali Pers. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol. 2.. 2. Mei 2017 30-46 46