I. PENDAHULUAN. pemasaran intinya menawarkan dan menciptakan produk dan jasa yang bernilai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

I. PENDAHULUAN. melakukan komunikasi pemasaran atau yang lebih dikenal dengan promosi.

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

LIKA WIDAYANTI B

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

`BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis dalam era globalisasi makin dinamis dan

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar dalam persaingan usaha. Setiap perusahaan akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. Air Minum Dalam Kemasan saat ini merupakan salah satu produk. instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat produk yang berkualitas sangat tinggi. Produk yang berkualitas saja

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

I PENDAHULUAN. Tuntutan akan produk yang beragam dan terus-menerus berkembang membuat pasar

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN FRUIT TEA DI SURABAYA S K R I P S I

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Merek merupakan intangible asset yang nilainya lebih mahal dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba sehingga dapat terus hidup dan berkembang adalah pemasaran. Aktivitas pemasaran intinya menawarkan dan menciptakan produk dan jasa yang bernilai dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Menurut Kotler ( 2004:9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan sandang (pakaian), kebutuhan papan (tempat tinggal), dan kebutuhan pangan (makan dan minum). Salah satu kebutuhan pangan dibutuhkan setiap oleh manusia adalah air minum. Manusia akan selalu memerlukan air minum di manapun dia berada dan dalam kegiatan apapun yang sedang dilakukan, karena air merupakan kebutuhan yang vital bagi kebutuhan setiap manusia. Teh merupakan salah satu minuman yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil teh di dunia

2 bersama dengan negara China, India, Srilanka, Kenya, Malawi, Tanzania, dan Zimbabwe. Indonesia bersama negara-negara tersebutlah yang menghasilkan lebih dari 85 % produksi dan ekspor teh di dunia. Selain itu, Indonesia juga termasuk sebagai negara yang sebagian penduduknya adalah peminum teh. PT. Sinar Sosro merupakan alah satu perusahaan yang memproduksi teh siap minum dalam kemasan yang telah memulai usahanya pada tahun 1940. Awalnya produk yang dijual adalah teh kering dengan merek teh cap botol. Namun pada tahun 1969 muncul gagasan untuk membuat produk teh siap minum dalam kemasan botol. Pada tahun 1974 didirikanlah PT. Sinar Sosro yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan pertama di Indonesia dan di dunia yang memproduksi teh botol sosro. Indonesia sebagai negara penghasil teh dan sebagian penduduknya adalah peminum teh merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi perusahaan minuman untuk dapat membuat produk minuman teh dalam kemasan. Berikut ini market share (pangsa pasar) beberapa produk teh siap minum dalam kemasan di Indonesia: Tabel 1. Market Share (Pangsa Pasar) Teh siap minum dalam kemasan di Indonesia tahun 2008 No. Produk Market Share (Pangsa Pasar) Owner Produk 1. Teh Botol Sosro 77,7 % PT. Sinar Sosro 2. Frestea 5,1 % Coca Cola Co. 3. Teh Kotak 4,1 % Ultra Jaya 4. Fruit Tea 2,5 % PT. Sinar Sosro 5. Tekita 1,7 % Pepsi Co. Sumber: majalah swasembada artikel Indonesian Best Food and Drink Award 2008. edisi agustus 2008.

3 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa teh botol sosro merupakan pemimpin pasar di segmen teh siap minum dalam kemasan, diikuti oleh frestea yang merupakan produk teh siap minum dalam kemasan produksi coca cola. Besarnya pangsa pasar dapat dijadikan indikator penguasaan produk tersebut dan sebagai ukuran keberhasilan dari aktivitas pemasaran perusahaan. Aktivitas pemasaran perusahaan dalam kegiatannya mencakup: 1. Menurut Kotler (2000:96), pemasaran bukanlah kegiatan periklanan dan wiraniaga semata, melainkan sebagai proses yang menyeluruh untuk mencocokkan perusahaan tersebut dengan kesempatan pasarnya yang paling baik. Pencapaian tujuan pemasaran tidak akan terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga perlu bagi setiap perusahaan untuk memperhatikannya agar kegiatannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 2. Menurut Stanton (1997:23) dalam Yusa (2008:11), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemikiran Kotler dan Stanton di atas menyimpulkan bahwa aktifitas penentuan produk, harga, promosi, dan saluran distribusi merupakan faktor penting yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik untuk menyukseskan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan di mana penekanannya pada pemberian kepuasan yang diinginkan oleh konsumen.

4 Produk Menurut Philip Kotler (2002 : 212), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam menjaga kualitas dari produknya, PT. Sinar Sosro terus melakukan penyempurnaan pada produknya. Sebagai bukti, Sosro selalu menjaga 3K dan RL (peduli terhadap kualitas, keamanan, kesehatan, serta ramah lingkungan), dan Sosro mendapatkan penghargaan sertifikat antara lain seperti yang terlihat dalam tabel berikut: Tabel 2. Daftar Sertifikasi Produk Yang Diperoleh PT. Sinar Sosro No. Jenis Sertifikasi Keterangan 1. Sertifikat ISO 9000 : 2000 Sertifikat sistem manajemen mutu untuk menjamin kualitas pengolahan dan hasil produk 2. Sertifikat ISO 14.000 Sertifikat sistem lingkungan untuk menjamin keamanan lingkungan 3. Sertifikat Halal Dikeluarkan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan & Kosmetika MUI) bekerjasama dengan Departemen Agama, BPPOM dan Balai POM Daerah untuk menjamin kehalalan bahan baku, proses dan produknya 4. Sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) Dikeluarkan oleh lembaga Sertifikasi Produk Departemen Perindustrian 5. Sertifikat HACCP Sertifikat sistem manajemen keamanan makanan untuk menjamin produk yang aman bagi konsumen 6. Sertifikat Higiene dan Sanitary Salah satu persyaratan untuk eksport yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat & Makanan Sumber : Website Resmi PT. Sinar Sosro. www.sosro.com. Tahun 2009 Dengan sertifikasi yang telah diperoleh tersebut, menjadikan PT. Sinar Sosro berhasil menempatkan produknya di level yang tertinggi di pasar. Hingga saat ini PT. Sinar Sosro telah memiliki beberapa jenis produk, antara lain:

5 1. Teh Botol Sosro, dengan variasi: a. Kemasan botol kaca (Returnable Glass Bottle) dengan volume 220ml b. Kemasan kotak (Tetra Pak) dengan volume 1liter, 250ml, 200ml c. Kemasan pouch dengan volume 230ml d. Teh botol sosro Less Sugar dalam kemasan PET volume 500ml dan kemasan kotak volume 250ml. 2. Fruit Tea, dengan variasi: a. Kemasan botol kaca (Returnable Glass Bottle) dengan ukuran 235ml b. Kemasan genggam (Tetra Pak) dengan volume 200ml c. Kemasan kaleng (Can) dengan volume 318ml d. Kemasan PET (Poly Ethylene) dengan volume 500ml e. Kemasan pouch dengan volume 230ml 3. Joy Tea Green Sosro, dengan variasi: a. Kemasan botol kaca (Returnable Glass Bottle) dengan ukuran 234ml b. Kemasan PET (Poly Ethylene) dengan volume 500ml 4. TEBS, dengan variasi: a. Kemasan botol kaca (Returnable Glass Bottle) dengan ukuran 230ml b. Kemasan kaleng (Can) dengan volume 318ml 5. Happy Jus, dengan variasi: a. Kemasan genggam (Tetra Pack) dengan volume 200ml b. Kemasan pouch dengan volume 188ml 6. Air Mineral Prim-A, dengan variasi: a. Kemasan cup dengan volume 240ml b. Kemasan botol plastik dengan volume 330ml, 600ml, dan 1,5lt

6 c. Kemasan galon Dari beberapa produk PT. Sinar Sosro yang beredar, teh botol sosro merupakan produk yang pertama kali dipasarkan dan sampai sekarang merupakan produk unggulan PT. Sinar Sosro karena produk tersebut laku dipasaran dibanding dengan produk PT. Sinar Sosro lainnya. Gambar 1. Jenis kemasan produk teh botol sosro Sumber : Website Resmi PT. Sinar Sosro. www.sosro.com. Tahun 2009 Harga Alex S. Nitisemito (2000:55) dalam Yusa (2008:12) mengatakan, harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Harga produk teh botol sosro diarahkan agar mampu dijangkau oleh para konsumennya. Harga yang ditawarkan berkisar mulai dari Rp 1.500,- sampai dengan Rp 7.000,- tergantung kemasan produk yang ditawarkan. Harga kisaran tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

7 Tabel 3. Harga Pada Konsumen Akhir Produk Teh Botol Sosro dalam Beberapa Kemasan Produk No Jenis Kemasan Produk Chandra Dept Store Hypermart 1. Kemasan botol kaca Rp 3.000,- Rp 3.000,- 2. Kemasan kotak 200ml Rp 1.450,- Rp 1.600,- 3. Kemasan kotak 250 ml Rp 1.650,- Rp 1.950,- 4. Kemasan kotak 1 lt Rp 5.800,- Rp 6.975,- 5. Kemasan Pouch 230ml Rp 1.400,- Rp 1.825,- 6. Kemasan kotak 250ml Less Sugar Rp 1.850,- Rp 1.850,- 7. Kemasan PET 500ml Rp 3.200 Rp 3.500,- Sumber: Chandra Departement Store dan Hypermart Bandar Lampung,tahun 2009 Promosi Menurut Basu Swastha D.H, dan T. Hani Handoko (2000:349) Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau lembaga kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi yang dijalankan oleh PT. Sinar Sosro khususnya Bandar Lampung mencakup periklanan dan promosi penjualan. Periklanan dilakukan dengan menggunakan media cetak maupun elektronik, sedangkan promosi penjualan dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga, kesenian, dan lain-lain. Saluran Distribusi Menurut Basu Swastha D.H, dan T. Hani Handoko (2000:212) Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi yang digunakan oleh PT. Sinar Sosro dalam memasarkan produknya bersifat langsung dan tidak langsung yang dapat dilihat pada gambar berikut:

8 Gambar 2. Bagan Saluran Distribusi Teh Botol Sosro PT. Sinar Sosro Bandar Lampung Konsumen Penyalur Berbagai aktivitas pemasaran tersebut mencerminkan bahwa aktivitas produk merupakan aktivitas utama yang harus dirancang dan dikelola dengan tepat sehingga memenuhi kebutuhan konsumen yang diharapkan konsumen akan puas dan loyal dengan produk. Salah satu bentuk merancang produk mencakup kegiatan merancang merek. Merancang merek berarti membangun kekuatan merek yang dimiliki produk tersebut. Dalam menghadapi persaingan, merek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi, terbukti tidak hanya mengalahkan hitung-hitungan rasional tetapi juga dapat mengolah sisi-sisi emosional konsumen yang dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Menurut Sofjan (2002:204) dalam Shintami (2008:23), merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk saingan. Produk hanya menjelaskan atribut fisik, sedangkan merek dapat menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik kepada pelanggannya. Suatu produk dengan merek yang kuat akan lebih mudah diterima oleh konsumennya. Dengan

9 demikian, setiap perusahaan dituntut untuk selalu dapat membangun kekuatan merek dari produknya yang akan membuat konsumen membeli produk tersebut, dan juga agar konsumen semakin loyal pada produk tersebut. Merek yang prestisius dapat disebut memiliki brand equity (ekuitas merek) yang kuat. Brand equity terdiri dari brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty (Aaker, 1991 dalam Durianto, 2001:4). Brand Awareness (Kesadaran Merek) Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Aaker, 1991 dalam Durianto, 2001:4). Brand awareness untuk teh botol sosro mencakup kesadaran seorang konsumen untuk mengingat nama teh botol sosro untuk tiap jenis produk minuman teh dalam botol. Brand Association (Asosiasi Merek) Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Aaker, 1991 dalam Durianto, 2001:4). Brand association untuk teh botol sosro mencakup kesan berupa apresiasi yang tinggi dari konsumen terhadap merek teh botol sosro sehingga konsumen lebih banyak memilih dan menyebutkan merek teh botol sosro untuk produk minuman teh dalam kemasan daripada merek pesaing lainnya karena merek teh botol sosro telah masuk dalam ingatan dan secara tidak sadar telah menjadi kebiasaan atau merek favorit konsumen yang biasa dipilih oleh mereka.

10 Perceived Quality (Persepsi Kualitas) Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan (Aaker, 1991 dalam Durianto, 2001:4). Perceived quality untuk teh botol sosro mencakup tingkat kemampuan dari merek teh botol sosro sebagai produk minuman teh dalam kemasan yang lebih unggul dalam kualitas, baik rasa, kebersihan, maupun bentuk kemasan yang mampu bersaing dengan merek pesaing lainnya yang kemudian dengan sendirinya konsumen dapat dan ingin memilih produk teh botol sosro. Brand Loyalty (Loyalitas Merek) Brand loyalty adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek (Aaker, 1991 dalam Durianto, 2001:4). Brand loyalty untuk teh botol sosro mencakup ukuran yang memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya konsumen beralih ke merek produk minuman lainnya jika produk teh botol sosro tidak tersedia di tempat. Hal ini menjadi salah satu loyalitas dari merek teh botol sosro yang menjadikan konsumen selalu ingin membeli produk sosro dan mencari merek sosro yang menjadi pilihan pertama untuk produk minuman teh dalam kemasan. Pada akhirnya, loyalitas merek yang ada pada produk minuman teh botol sosro sanggup membuat konsumennya merekomendasikan produk yang mereka beli kapada lingkungan sekitar. Ke empat dimensi dalam brand equity di atas saling berkaitan satu sama lain. Suatu produk dengan brand equity yang kuat akan dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam

11 persaingan apapun dalam jangka waktu yang lama. Dengan semakin banyaknya jumlah pemain di dunia usaha, meningkat pula persaingan di antara merek-merek yang beroperasi di pasar dan hanya produk yang memiliki brand equity kuat yang akan mampu bersaing dan menguasai pasar. Penelitian tentang brand equity teh botol sosro sudah pernah dilakukan oleh Benny Frengki Manurung pada tahun 2007 di Medan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa brand equity berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dan brand loyalty merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis ingin mencoba melakukan replikasi penelitian yang serupa dengan ruang lingkup sampel, alat analisis dan variabel dependent yang berbeda. Sebagai salah satu produsen teh siap minum dalam kemasan terbesar di Indonesia, teh botol sosro tidak ingin konsumennya pindah ke merek lain. Semakin kuat brand equity dari suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya dimata konsumen untuk mengonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan peningkatan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk meraih keuntungan dari waktu ke waktu. Seiring perkembangan jaman, semakin banyak produk yang beredar yang ditawarkan di pasaran dengan konsep pemasaran yang berbeda. Begitu pula di segmen teh siap minum dalam kemasan seperti teh botol sosro yang memiliki pesaing yang terus berusaha mencuri pangsa pasar yang dimiliki teh botol sosro. Berbagai produk serupa banyak ditawarkan oleh produsen dengan keunggulan dari masing-masing produk. Akan tetapi ditengah gempuran para pesaingnya, teh

12 botol sosro tetap saja menjadi pilihan konsumen yang dapat dilihat dari market share yang sangat besar. Teh botol sosro tentu telah memiliki brand equity yang dapat diterima oleh masyarakat sehingga masih banyak konsumen yang tetap mempertahankan pilihannya terhadap teh botol sosro dalam menentukan pilihan pembelian produk serupa. Di samping itu, banyak konsumen yang secara kesinambungan melakukan peningkatan pembelian terhadap produk yang diluncurkan teh botol sosro dalam berbagai varians atau jenis kemasan. Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi teh botol sosro sehingga menimbulkan pertanyaan sendiri bagi penulis apakah brand equity yang telah dibentuk oleh teh botol sosro dapat mengakibatkan banyak konsumen melakukan peningkatan pembelian terhadap berbagai jenis produk yang dikeluarkan oleh teh botol sosro yang pada akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan yang ada tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui brand equity yang dicari pada konsumen Teh Botol Sosro khususnya para Mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyaknya produk minuman yang beredar di lingkungan kampus mahasiswa. Permasalahan yang akan dihadapi oleh mahasiswa adalah bagaimana memilih produk yang sesuai dengan harapan mereka, mengingat mahasiswa termasuk sebagai konsumen yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu, mahasiswa termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan keputusan peningkatan pembelian. Obyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung karena merupakan salah

13 satu Fakultas dari Universitas Negeri di Kota Bandar Lampung yang memiliki jumlah mahasiswa jurusan sosial terbesar dengan komposisi mahasiswa yang lebih beragam khususnya pada (kelas sosial, pemikiran, dan kultur) yang dapat dilhat pada tabel berikut: Tabel 4. Jumlah Mahasiswa Terdaftar Aktif pada beberapa Fakultas di bidang Sosial Universitas Lampung tahun ajaran 2009/2010. No. Fakultas Jumlah Mahasiswa (orang) 1. Ekonomi 4952 2. Hukum 3324 3. Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan 3268 Sumber: data diolah dari http://siakad.unila.ac.id. Tahun 2009 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dalam penelitian ini akan membahas mengenai Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Peningkatan Pembelian Teh Botol Sosro (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung) 1.2 Permasalahan Persaingan yang ketat seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang memproduksi produk yang sama menyebabkan perusahaan dituntut untuk menciptakan produk yang berkualitas dan memiliki brand equity yang kuat agar mampu merebut pangsa pasar yang ada. Dengan memiliki brand equity yang kuat maka suatu produk akan mampu bersaing dan menguasai pasar. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti adalah apakah brand equity yang terdiri dari perceived quality, brand awareness, brand association, dan brand loyalty berpengaruh terhadap keputusan peningkatan pembelian teh botol sosro.

14 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui pengaruh brand equity yang terdiri dari brand loyalty, brand awareness, perceived quality, dan brand association terhadap keputusan peningkatan pembelian teh botol sosro. 2. Elemen-elemen brand equity mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan peningkatan pembelian teh botol sosro. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi atau bahan masukan yang berguna bagi perusahaan, yakni para pemasar dalam merumuskan strategi pemasaran yang tepat. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, khususnya jurusan Manajemen Pemasaran dalam kaitannya dengan studi kasus yang berkaitan dengan implementasi bauran pemasaran dalam kehidupan sehari-hari. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.4 Kerangka Pemikiran Pemasaran menurut Kotler (2004:9) yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan

15 menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan haruslah didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menentukan strategi pemasaran dan strategi pemasaran yang mengarah kepada sasaran pasar yang dituju. Produk menurut Assauri (2004:200) adalah segala sesuatu yang ditawarkan pada pasar untuk mendapatkan perhatian, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Tujuan utama perusahaan adalah memenuhi kebutuhan konsumen dan kepuasan pelanggan, dengan harapan perusahaan dapat memperoleh profit dari produk yang dihasilkan kalau produk tersebut dibeli oleh pelanggan. Berdasarkan profit tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya sehingga perusahaan tersebut dapat memenuhi keinginan pelanggan di masa yang akan datang. Rumusan penting menurut Kotler (2004:460), merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, bahkan kombinasi dari atribut-atribut tersebut, yang dimaksudkan untuk menyebutkan barang-barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual agar terbedakan dari para pesaingnya. Merek membedakan penjual, produsen atau produk dari penjual, produsen, atau produk yang lain. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli dengan tujuan

16 dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari pembeli terhadap produk yang ditawarkan. Strategi yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas produk salah satunya adalah analisis mengenai brand equity, yaitu suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan merek yang dimiliki oleh suatu produk. Menurut Aaker dalam Durianto (2001:4), brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada sebuah perusahaan atau pelanggan. Aset yang terdapat dalam merek tersebut secara garis besar meliputi: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty. 1. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Tingkatan kesadaran merek antara lain : a. Unware of brand ( tidak menyadari merek) Merupakan tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek b. Brand recognition (pengenalan merek) merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek c. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

17 Brand recall adalah pengenalan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuik menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk d. Top of mind (puncak pikiran) Merek tersebut merupakan merek utama dari berbgai merek yang ada di benak konsumen. Peranan brand awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung dari sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai dari suatu merek. 2. Asosiasi Merek (Brand Association) Adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek Pengukuran tentang asosiasi merek meliputi penilaian konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk yang menjadi dasar pembelian suatu produk. Atribut yang diukur antara lain : a. Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan b. Merek yang memiliki reputasi tinggi c. Berbeda dengan merek yang lain d. Merek yang paling dapat memenuhi kebutuhan e. Merupakan merek favorit 3. Kesan Kualitas (Perceived Quality) Kualitas menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan (Assauri, 2004 : 212) Kualitas produk bergantung pada komponen:

18 a. Penampilan fisik (Performance), yaitu kemampuan suatu produk yang mengacu pada level dimana karakteristik dasar produk itu beroperasi. Komponen yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain, bersih, menyehatkan, alami. b. Masa pakai (Durability), yaitu suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan pada kondisi nornal. Komponen yang dimaksud adalah masa pakai (ambang kadaluarsa). c. Keandalan (Reliability), yaitu suatu ukuran suatu produk tidak akan akan rusak atau gagal dalam periode tertentu. Komponen yang dimaksud adalah kualitas kemasan. d. Keistimewaan (Feature), yaitu tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi kesesuaian spesifikasi kondisi normal. Komponen yang dimaksud adalah rasa. Ketepatan (Consistency), yaitu suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal. Komponen yang dimaksud adalah kualitas tutup kemasan. e. Rancangan (Design), yaitu menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk tersebut bagi konsumen. Komponen yang dimaksud dalam hal ini adalah bentuk kemasan. 4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas merek memiliki beberapa tingkatan diantaranya :

19 a. Tingkat loyalitas paling dasar adalah pembeli tidak loyal sama sekali terhadap produk apapun yang ditawarkan b. Tingkat kedua adalah pembeli merasa puas dengan produk yang ia gunakan atau sering disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer) c. Tingkat ketiga berisi konsumen yang loyal terhadap suatu produk d. Tingkat keempat berisi konsumen yang benar-benar menyukai merek tersebut atau biasa disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek. e. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka menemui kebanggaan dalam menggunakan suatu merek. Menurut Mahrinasari (2009:37), ekuitas merek menempati posisi yang demikian penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Berarti bahwa nilai yang kuat diciptakan oleh ekuitas merek bagi pelanggan berpengaruh terhadap peningkatan nilai penjualan perusahaan. Memperhatikan uraian tersebut, maka dapat dibuat gambar kerangka pemikiran seperti berikut ini: Gambar 3. Kerangka Pemikiran Pengaruh Brand Equity terhadap Keputusan Penbelian Teh Botol Sosro. Brand Equity Brand Awareness Brand Association Perceived Quality Brand Loyalty Keputusan Peningkatan Pembelian

20 1.5 Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis bahwa brand equity yang terdiri dari elemen brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan peningkatan pembelian teh botol sosro.