PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani, M.Psi.) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konsep diri terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja di Jakarta. Istilah pacaran bukan lagi merupakan suatu hal yang tabu. Sebagian dari remaja pernah dan sedang berpacaran saat ini, mereka menghabiskan cukup banyak waktunya untuk berpacaran atau berpikir mengenai pacaran. Penelitian ini direncanakan menggunakan pendekatan kuantitatif dan dianalisa dengan metode regresi linier sederhana. Variabel dalam penelitian ini adalah Konsep Diri dan Kekerasan dalam Pacaran. Total jumlah sampel sebanyak 200 yang berdomisili di Jakarta dengan persyaratan usia antara 15-18 tahun. Hasil analisa menunjukkan nilai sig. sebesar 0.000 (p < 0.05) dengan angka R square sebesar 0,144. Kesimpulan dari hasil pembuktian ini memperlihatkan bahwa konsep diri berpengaruh terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja di Jakarta dengan sumbangan atau kontribusi sebesar 14,4%. Kata kunci: Konsep Diri, Kekerasan Dalam Pacaran, Remaja ABSTRACT This paper presents a finding that are based on a research on the effect of self concept towards the abusive relationship in a teen social life in Jakarta, which involved 200 participants whose ages are 15 to 18 years old. These participants are chosen through a simple random sampling method. Moreover, the data that was analyzed by an SPSS 21.0 program with a simple linear regression. In regards of the finding of the research, the results are that there are a significant effect on the relation of a self concept and the abusive relationship in a teen social life in Jakarta with a significance of 0,000 (p < 0,05) and R square of 0.144 (14,4%). Keywords: Self-Concept, Abusive Relationship, Teens PENDAHULUAN Salah satu tugas perkembangan seorang remaja adalah mencapai hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis (Havighurst dalam Hurlock, 2002). Papalia dan Olds (1998) mengemukakan bahwa proses tersebut dapat berlangsung melalui
apa yang biasa disebut sebagai hubungan pacaran. Pacaran menurut Ikhsan (2003), yaitu (1) pacaran adalah rasa cinta yang menggebu gebu pada seseorang, (2) pacaran identik dengan kegiatan seks, sehingga jika seseorang berpacaran lebih sering diakhiri dengan hubungan seks yang dilakukan atas dasar suka sama suka, tanpa adanya unsur pemaksaan, dan (3) pacaran adalah sebuah ikatan perjanjian untuk saling mencintai, percaya mempercayai, saling setia dan hormat menghormati sebagai jalan menuju mahligai pernikahan yang sah. Akan tetapi, Wijayanto (2003) menyatakan bahwa dalam berpacaran terkadang muncul unsur ancaman dan kekerasan dari pasangan. Perguruan wanita di Kanada mengatakan bahwa pada masa pacaran terdapat 27.8% pemaksaan seksual, 22.3% serangan fisik dan 79.1% kekerasan emosional (Riggs & O Leary, 1996, DeKeseredy & Kelly, 1993 dalam Anderson, et. al., 2010). Kasus kekerasan dalam pacaran tidak hanya banyak terjadi di luar negeri namun juga terjadi di dalam negeri. Lembar Fakta Catatan Tahunan (CATAHU) Komisi Nasional Perempuan (2012) mencatat sebanyak 13% atau 1.085 kasus kekerasan pada masa pacaran. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Jakarta, dari 337 responden diketahui 72,1% atau tepatnya 243 responden mengatakan telah mengalami kekerasan dalam pacaran (dalam Ariestina, 2008). Peningkatan kasus kekerasan pada masa pacaran yang dilakukan oleh remaja menuntun peneliti untuk melihat dan menguji pengaruh konsep diri terhadap perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja. METODE PENELITIAN Teknik sampling adalah metode pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2012). Jenis teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Nasution, 2003). Desain penelitian yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif karena dalam proses pengolahan data dan melakukan analisa menggunakan formula matematis (Sarwono, 2006). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada dua. Pertama adalah alat ukur konsep diri yang peneliti buat sendiri sesuai dengan teori dan dimensi konsep diri menurut Calhoun & Acocella (1990) dengan r 0.832. Kedua adalah alat ukur kekerasan dalam pacaran yang peneliti buat sendiri sesuai dengan bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran menurut Murray (2007) dengan r 0.912. Peneliti juga melakukan uji normalitas untuk melihat apakah data berdistribus normal atau tidak (Priyatno, 2011). Untuk melihat normalitas data peneliti menggunakan metode analisa kolmogorov Smirnof dengan ketentuan jika nilai sig < 0.05 maka data berdistribusi tidak normal, namun apabila nilai sig >0.05 maka data berdistribusi normal (Priyatno, 2011). Hasil uji normalitas menunjukan nilai sig 0.149, maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. HASIL DAN BAHASAN 1.1 Norma Kualitas Konsep Diri dan Kekerasan dalam Pacaran Tabel 1 Norma Kualitas Konsep Diri
Kategori Skor Tinggi 61-100 Rendah 25-60 Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa untuk kategori tinggi kualitas konsep diri berada pada rentang skor 61-100 dan untuk kategori rendah berada pada rentang 25-60. Artinya, apabila partisipan memperoleh rentang skor 25-60, maka dapat dikatakan kualitas konsep diri rendah dan apabila partisipan memperoleh rentang skor 61-100, maka kualitas konsep diri tinggi. Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat 122 partisipan yang memiliki konsep diri tinggi dan 88 partisipan yang memiliki kualitas konsep diri rendah. Tabel 2 Norma Kualitas Kekerasan dalam Pacaran Kategori Skor Tinggi 39-100 Rendah 25-38 Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa untuk kategori tinggi kualitas kekerasan dalam pacaran berada pada rentang skor 39-100 dan untuk kategori rendah berada pada rentang 25-38. Artinya, apabila partisipan memperoleh rentang skor 25-38, maka dapat dikatakan kualitas kekerasan dalam pacaran rendah dan apabila partisipan memperoleh rentang skor 39-100, maka kualitas kekerasan dalam pacaran tinggi. Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat 34 partisipan yang melakukan kekerasan dalam pacaran tinggi dan 166 partisipan yang melakukan kekerasan dalam pacaran rendah. Dalam penelitian ini, kualitas konsep diri remaja ditentukan berdasarkan hasil perolehan mean dari total skor. Hasil mean yang diperoleh sebesar 60.01, jadi apabila nilai yang diperoleh dari masing masing total skor di bawah 60 maka dapat dikatakan bahwa konsep diri rendah. Sebaliknya, apabila konsep diri berada di atas mean total skor 60 maka dapat dikatakan konsep diri tinggi. Adapun kekerasan dalam pacaran pada remaja juga ditentukan berdasarkan hasil perolehan mean dari total skor. Hasil mean yang diperoleh sebesar 37.86, artinya apabila nilai dari masing-masing total skor berada dibawah 38 maka dapat dikatakan bahwa kekerasan yang dilakukan dalam pacaran rendah. Sebaliknya, apabila nilai yang diperoleh dari masing-masing total skor berada di atas 38, dapat dikatakan bahwa kekerasan yang dilakukan dalam pacaran tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas partisipan memiliki konsep diri tinggi yaitu memiliki harapan di masa akan mendatang, merasa puas dengan keadaan dirinya dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya. Selanjutnya, hanya sedikit partisipan yang melakukan kekerasan dalam pacaran seperti membentak, memukul dan memkasa pacar untuk melakukan hubungan seksual. 1.2 Uji Hipotesis Tabel 3 Model Summary Mo R R Adjusted Std. Change Statistics
del Squar e R Square Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1.379 a.144.140 7.419.144 33.274 1 198.000 Tabel 4 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 62.947 5.251 11.988.000 KDT -.502.087 -.379-5.768.000 Persamaan regresi linier sederhana adalah Y= a + bx, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 62.947, berarti jika konsep diri nilainya 0, maka kekerasan dalam pacaran nilainya negatif sebesar 62.947. b. Koefisien regresi untuk variabel Konsep Diri sebesar 0,502 (nilai negatif), berarti jika konsep diri mengalami kenaikan satu satuan, maka kekerasan dalam pacaran akan mengalami penurunan sebesar 0,502 satuan. Berdasarkan hasil uji terhadap hipotesis Null (H 0 ) yang menyatakan bahwa konsep diri tidak berpengaruh terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja di Jakarta ditolak pada sig=0.000 (p < 0.05). Persamaan regresi menghasilkan nilai R=0,379 dan angka R square sebesar 0,144 (14,4%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh variabel Konsep Diri terhadap Kekerasan dalam Pacaran adalah sebesar 14,4% dan variabel konsep diri memiliki koefisien regresi sebesar -0,502, yang berarti jika konsep diri mengalami kenaikan satu satuan, maka kekerasan dalam pacaran akan mengalami penurunan sebesar 0,502 satuan. Dengan demikian, konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja di Jakarta. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis didapat nilai signifikansi 0.000 (p <0.05). Maka hipotesis null (H o ) yang menyatakan bahwa konsep diri tidak berpengaruh terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja di Jakarta ditolak. Persamaan regresi menghasilkan nilai R=0,379 dan koefisien regresi sebesar -0,502, yang berarti jika konsep diri mengalami kenaikan satu satuan, maka kekerasan dalam pacaran akan
mengalami penurunan sebesar 0,502 satuan. Konsep diri remaja di Jakarta dari jumlah 200 orang adalah 122 remaja yang memiliki konsep diri tinggi dan 88 remaja yang memiliki kualitas konsep diri rendah. Kekerasan yang dilakukan oleh remaja di Jakarta dalam pacaran dari total 200 orang adalah 34 remaja yang melakukan kekerasan dalam pacaran tinggi dan 166 remaja yang melakukan kekerasan dalam pacaran rendah. Hasil dari persamaan regresi tersebut adalah konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja di Jakarta dengan angka R square sebesar 0,144 (14,4%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh variabel Konsep Diri terhadap Kekerasan dalam Pacaran adalah sebesar 14,4% dan sisanya sebesar 85.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, misalnya pola asuh orang tua, citra diri dan rasa percaya diri yang rendah dan gaya kelekatan romantis dalam berpacaran. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kekerasan dalam pacaran menurut O Keefe (2005), di antaranya faktor kepribadian dan interpersonal, pengaruh teman sebaya, penggunaan alkohol dan obat terlarang dan konflik keluarga (riwayat kekerasan keluarga). Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu peneliti akan memberikan saran bagi pihak-pihak yang berminat untuk melakukan penelitian dengan topik yang serupa. Peneliti selanjutnya diharapkan mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kekerasan dalam pacaran, seperti pola asuh orang tua dan gaya kelekatan romantis dalam berpacaran. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya ditambahkan jumlah partisipan yang lebih banyak agar semakin menunjukkan data yang representatif. REFERENSI Ariestina, D. (2008). Studi Kekerasan dalam Pacaran (KDP) pada Siswi SMAN 37 di Jakarta. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Nasution, R. (2003). Teknik Sampling. Retrieved November 15, 2013, from http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf Murray, J. (2007). But I Love Him, Protecting Your Teen Daughter from Controlling, Abusive Dating Violence. New York: HarperCollins Publishers Inc. Hurlock, E., B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (5 th ed.). Jakarta: Erlangga. Ikhsan, A. S. R. (2003). Agenda Cinta Remaja Islam. Yogyakarta: Diva Press. Papalia, D.E.,Olds, S.W., & Feldman, R.D. (1998). Human Development. New York: Mc-Graw Hill Priyatno, D. (2011). Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Santrock, J., W. (2012). Perkembangan Masa Hidup. (13 th ed.). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (1 st ed.). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. RIWAYAT PENULIS Fitria Fauziah lahir di Jakarta 29 Juli 1989. Peneliti menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang pada tahun 2014.