PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

Dra. Nina Sardjunani, MA Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

LAMPUNG LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB IV P E N U T U P

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SERIAL PEDOMAN TEKNIS

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

DRAFT LAMPIRAN MATRIK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGS UNTUK RAPAT KERJA 2 TAMPAK SIRING, BALI

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

KATA PENGANTAR. Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Ringkasan ini.

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Lampiran 1 KUESIONER RISKESDAS

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Transkripsi:

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN 2010-2014 NINA SARDJUNANI Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Rakornas Sinergi Pusat dan Daerah untuk Mencapai Target MDGs 1,4,dan 5, Jakarta 30 Maret 2010

Millenium Development Goals (MDGs) Sebuah paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan target terukur untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan, pendidikan, diskriminasi perempuan, kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit, dan perbaikan kualitas lingkungan. Diformulasikan di UN Millenium Summit (New York, Sept, 2000) 8 Tujuan MDGs 2

8 GOALS MDGs GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN GOAL 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB) GOAL 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP GOAL 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN DI TINGKAT GLOBAL 3

STATUS PENCAPAIAN MDGs (1) 4

STATUS PENCAPAIAN MDGs (1) 5

STATUS PENCAPAIAN MDGs (2) 6

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 1a : Proporsi penduduk dengan pendapatan di bawah 1 dollar per hari Proporsi penduduk dengan pendapatan di bawah 1dollar per hari 10,3% 5,9% Tercapai (achieved) Target 1c: Mengurangi ½ dari proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 Prevalensi balita gizi buruk Prevalensi kekurangan gizi pada balita 3,6% 5,4% (Riskesdas, 2007) 18,5% 18,4% (Riskesdas, 2007) Memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui kerjasama lintas sektor dan peningkatan KIE Tercapai (achieved) Proporsi penduduk di bawah standar minimum dalam konsumsi energi 5,0% 3,9% (BPS, 2007) Akan tercapai 7 7

Trend Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita (1989-2007) Prevalensi balita kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) menurun dari 31,0 % pada tahun 1989 menjadi 21,6 % pada tahun 2000 dan meningkat menjadi 24,5 % pada tahun 2005, kemudian menurun secara dramatis menjadi 18,4% pada tahun 2007 Hal ini mengindikasikan bahwa target MDGs goal 1 terkait gizi telah tercapai (target : 18,5% pada tahun 2015) 8 8

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Per Provinsi (2007) Terjadinya disparitas prevalensi kekurangan gizi antarwilayah, antarkota-desa dan antartingkat sosial ekonomi. Provinsi dengan prevalensi kekurangan gizi terendah 10,9% (DI Yogyakarta) dan tertinggi 33,6 % (NTT) Provinsi dengan prevalensi kekurangan gizi > 25% : NTT (33,6%), Maluku (27,8%), Sulteng (27,6%), Kalsel (26,6%), Aceh (26,5%), 9

Prevalensi balita kekurangan gizi menurut kota-desa (2007) Kota-desa Gizi buruk Gizi kurang Kekurangan Kota 4,2 11,7 gizi 15,9 Desa 6,4 14,0 20,4 Indonesia 5,4 13,0 18,4 Disparitas antarkotadesa Prevalensi balita kekurangan gizi menurut tingkat sosial ekonomi (2007) Prevalensi Status Gizi (%) Indikator Disparitas Sosial Ekonomi Gizi Buruk Gizi Kurang Kekura ngan Gizi Gizi Lebih Disparitas antartingkat sosial ekonomi Gender Laki-laki Perempuan 5,8 5,0 13,3 12,7 19,1 17,7 4,6 4,0 Pendapatan perkapita Kuintil 1 Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5 6,7 5,7 5,2 4,7 4,1 15,4 13,8 12,9 11,8 9,6 22,1 19,5 18,1 16,5 13,7 3,9 3,6 4,2 4,6 5,9 10

Indikator Targe t Pencapaian Keterangan Target 2a: Menjamin pada 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar Angka Partisipasi di tingkat SD (APM) Angka Partisipasi di tingkat SMP (APM) Proporsi Murid yang bersekolah hingga kelas 5 Proporsi Murid yang tamat SD GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA. 100% 95,14 % (Kemendiknas, 2008) 100% 72,28 % (Kemendiknas, 2008) 100% 92,34 % (Kemendiknas, 2008) 100% 88,71% (Kemendiknas, 2008) Akan tercapai Akan tercapai Akan tercapai Akan tercapai Angka Melek Huruf Usia 15-24 100% 99,45% (Kemendiknas, 2008) Akan tercapai 11

GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 3a: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan tahun 2005, dan di semua jenjang sebelum 2015 Rasio siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada pendidikan dasar, menengah, dan tinggi Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian. Proporsi keterwakilan perempuan dalam parlemen. 100% SD : 99,8% SLTP : 101,9% SLTA : 98,9% PT : 107,4% (Susenas, 2008) meningkat 32,06% (Sakernas, 2009) 30% 18,0 % (KPU, 2009) Akan tercapai Akan tercapai Akan tercapai 12 12

GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 4a: Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 23 34 (SDKI, 2007) Akan tercapai Angka Kematian Balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup 32 44 (SKDI, 2007) Akan tercapai Angka kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup) Menurun 19 (SDKI, 2007) Akan tercapai Proporsi anak-anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Meningkat 67,0% (SDKI, 2007) Akan tercapai Proporsi anak usia 12-23 bulan yang telah diimunisasi campak Meningkat 76.4% (SDKI, 2007) Akan tercapai 13

Trend Angka Kematian neonatal, bayi dan balita Per 1.000 kelahiran hidup Target MDGs 2015 14

80 70 60 50 40 30 20 10 0 25 46 47 Angka Kematian Bayi dan Balita per Provinsi Tahun 2007 Angka Kematian Bayi (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Per Provinsi Tahun 2007 37 39 42 46 43 39 43 28 39 26 19 35 46 34 72 57 46 30 58 26 35 60 41 41 Angka Nasional 34 52 74 59 51 41 36 34 Nasional AKB : 34 AKBA : 44 AKB : Sumatera : 25-47 Jawa-Bali : 19-46 Nusa Tenggara: 57-72 Kalimantan : 26-58 Sulawesi : 35-74 Maluku : 51-59 Papua : 36-41 15 Per 1.000 Kelahiran Hidup NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat INDONESIA AKBA : Sumatera : 45-67 Jawa-Bali : 22-58 Nusa Tenggara: 80-92 Kalimantan : 34-75 Sulawesi : 43-96 Maluku : 74-93 Papua : 62-64

GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Indikator Target Pencapaia n Keterangan Target 5a : Mengurangi ¾ AKI dalam kurun waktu 1990 dan 2015 AKI per 100.000 kelahiran hidup 102 228 (SDKI, 2007) Tidak akan tercapai (off track) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (%) Meningkat 74,87 % (Susenas, 2008) Meningkat namun memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui penyediaan tenaga kesehatan strategis 16

Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 200 Per Provinsi Sumber : Susenas 2008 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bervariasi antar propinsi. Provinsi dengan cakupan pertolongan persalinan di bawah angka rata-rata nasional, meliputi : Lampung, Jambi, NTB, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Papua Barat, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, NTT, Maluku, Sulawesi Barat dan Maluku Utara. 17

STRATEGI KHUSUS PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU 1. Pemenuhan ketersediaan tenaga pelayanan kesehatan strategis (dokter, bidan, perawat) melalui penyediaan tunjangan khusus dan penyediaan beasiswa pendidikan spesialis 2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan terutama puskesmas yang mampu Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan RS yang mampu Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 3. Pemenuhan sumber pembiayaan bagi program dan kegiatan yang berkaitan dengan upaya pemenuhan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) : jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), biaya operasional kesehatan (BOK) dan dana alokasi khusus (DAK) 4. Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan advokasi dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) 5. Peningkatan kerjasama (networking) lintas sektor, pusat-daerah, swasta dan masyarakat 6. Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik (Governance) Penguatan peraturan perundangan (regulasi) 7. Penguatan data dan informasi 18

GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Indikator Target Pencapa ian Keterangan Target 5b: Meningkatkan akses terhadap kesehatan reproduksi Tingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR) cara modern Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun ) Meningkat 57,4% (2007) Menurun 35 (2007) Unmet need KB Menurun 9,1% (2007) Akan tercapai Akan tercapai Memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui peningkatan advokasi, KIE dan kualitas pelayanan KB serta perkuatan kelembagaan daerah 19 19

Pelayanan Kontrasepsi (2) Sekitar 40 % berasal dari ibu dengan tidak berpendidikan dan 77 persen berasal dari ibu dengan pendapatan yang rendah tidak mendapatkan postnatal care 20

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 6a: Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunkan kasus baru pada tahun 2015. Prevalensi HIV dan AIDS (per 100,000). Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi Persentase remaja usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV dan AIDS Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS 0,2% (2009) Meningkat P = 10,3% L = 18,4% Meningkat Perempuan (9,5%) Laki-laki (14,7%) (SDKI, 2007) Tidak akan tercapai (Off Track) Memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui peningkatan advokasi, KIE dan kualitas pelayanan kesehatan 21

Grafik Jumlah Kasus HIV per Provinsi Tahun 2008 (Sumber : Depkes 2008). Besarnya kasus berbeda antar provinsi. Dari jumlah kumulatif kasus HIV hingga akhir tahun 2008 sebesar 6.015 kasus, jumlah kasus HIV tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua Barat (26,14 kasus) dan Papua (18,41 kasus) 22

Grafik Jumlah Kasus AIDS per Provinsi Tahun 2008 (Sumber : Depkes 2008). Besarnya kasus berbeda antar provinsi. Jika dilihat dari data kasus AIDS hingga akhir tahun 2008 yakni sebesar 16.110 kasus, jumlah kasus AIDS tertinggi dilaporkan oleh Provinsi Jawa Barat (2.888 kasus), DKI Jakarta (2.781 kasus), Jawa Timur (2.591 kasus) dan Papua (2.382 kasus). 23

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 6c: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan penyakit lainnya (TB) tahun 2015. Prevalensi Malaria (per 1.000 penduduk). Prevalensi malaria di Jawa dan Bali (per 1.000 penduduk). Prevalensi Malaria di luar Jawa-Bali (per 1.000 penduduk). Mengendalika n penyebaran malaria Mengendalika n penyebaran malaria Mengendalika n penyebaran malaria 2,83% (2008) 0,17 (2008) 18,6 (2008) Akan tercapai melalui upaya khusus pada penguatan surveilans, pengendalian faktor risiko, dan tatalaksana kasus 24

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 6c: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan penyakit lainnya (TB) tahun 2015. Prevalensi Tuberculosis (per 100.000 penduduk). Proporsi kasus TB yang ditemukan melalui DOTS. Proporsi kasus TB yang ditangani melalui DOTS. Mengendalika n penyebaran kasus TB 253 (2008) 70% 73% (2008) 85% 91% (2008) Akan tercapai Tercapai Tercapai 25

26 Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 7c: Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015. Proporsi penduduk dengan air bersih perpipaan Proporsi penduduk dengan akses sanitasi dasar Kota : 67,7 % Desa : 52,8% 30,8% 9,03 % Tidak akan tercapai (off track) dan memerlukan upaya khusus penyediaan sarana air bersih yang melibatkan kerjasama lintas sektor dan penguatan peran daerah 65,5% 69,3% Tercapai (achieved) 26

Disparitas akses penduduk terhadap air bersih per provinsi tahun 2007 Sumber: Susenas, 2007 Pada tahun 2007 sebanyak 22 provinsi memiliki angka persentase akses air bersih dibawah angka persentase nasional, yaitu Kalimantan Barat (18,12%), Bengkulu (29,82%), Papua (32,2%), Kalimantan Tengah (32,39%), Riau (35,06%), Aceh (36,8%), Maluku Utara (39,96%), Sulawesi Tengah (41,19%), Lampung (41,49%), Seulawesi Barat (41,7%), Jambi (43,04%), NTT (43,41%), Gorontalo (43,99%), Papua Barat (45,97%), Banten (46,15%), Jawa Barat (46,30%), Sumatera Selatan (46,93%), Bangka Belitung (49,06%), Sumatera Barat (49,44%), Sumatera Utara (50,9%), NTB (51,13%) dan Sulawesi Selatan (51,37%) (Susenas, 2007). 27

Disparitas akses penduduk terhadap sanitasi dasar yang layak per provinsi tahun 2007 Sumber: Susenas, 2007 Akses penduduk terhadap sanitasi dasar di DKI Jakarta mencapai 64,1 persen sedangkan di Papua Barat baru mencapai 17,9 persen. Pada tahun 2007 sebanyak 20 provinsi memiliki angka persentase akses sanitasi dasar yang layak dibawah angka persentase nasional (43%), yaitu NTT (19,98%), Kalimantan Tengah (23,75%), Kalimantan Selatan (32,26%), Papua (32,35%), Sulawesi Barat (32,26%), Bengkulu (34,34%), Kalimantan Barat (35,01%), Lampung (36,54%), Papua Barat (37,90%), Aceh (38,12%), Jambi (38,12%), Sumatera Barat (39,11%), Sulawesi Tengah (39,94%), NTB (41,52%), Gorontalo (41,62%), Sulawesi Tenggara (41,69%), Maluku (41,94%), Sumatera Selatan (43,15%), Jawa Timur (46,49%), dan Riau (47,23%) 28

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 8a: Secara komprehensif menangani masalah utang negara berkembang melalui langkah-langkah nasional dan internasional untuk membuat termin pembayaran utang lebih masuk akal Rasio Utang Luar Negeri terhadap GDP Menurunnya utang luar negeri terhadap GDP 13,8% Akan tercapai Rasio utang terhadap APBN Menurunnya rasio utang terhadap APBN 18% Akan tercapai 29

Arah Kebijakan dan Strategi Pencapaian Target MDGs dalam RPJMN 2010-2014 30

Arah Kebijakan Percepatan Pencapaian Target MDGs 1. Meningkatkan penanggulangan kemiskinan 2. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan 3. Meningkatkan kesetaraan gender 4. Meningkatkan akses dan kualitas kesehatan 5. Meningkatkan dukungan pendanaan 31

Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan dan dapat dinikmati sebanyak-banyaknya masyarakat terutama masyarakat miskin (pro-poor growth) 2. Meningkatkan kualitas kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan afirmatif/keberpihakan 3. Peningkatan efektivitas penurunan kemiskinan di daerah, terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar 32

Peningkatan Akses, Kualitas, dan Relevansi Pendidikan 1. Peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; 2. Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah; 3. Peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; 4. Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; 5. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan non-formal; 6. Peningkatan minat dan budaya gemar membaca masyarakat; 7. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini; 8. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; dan 9. Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional. 33

Peningkatan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan melalui penerapan strategi PUG; dan 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak 34

Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita; 2. Perbaikan status gizi masyarakat; 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan; 4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; 6. Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan; 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; dan 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier; 9. Revitalisasi program keluarga berencana. 35

TERIMA KASIH