SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN PAPARAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN SOSIALISASINYA

Solusi Masalah Kepesertaan & Pemutakhiran Data Penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS)

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 541/3150/SJ TENTANG

Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

Pedoman Pemantauan TKPK PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM)

Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

PANDUAN TKSK Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Tahun 2013

Pedoman Pemantauan TKPK 1

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial

WALIKOTA BANJARMASIN

Pengembangan, Pengelolaan, dan Pemanfaatan Basis Data Terpadu (BDT)

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

Basis Data Terpadu 2015 Untuk Memilah Penerima Manfaat Program Penanganan Fakir Miskin berdasarkan Kriteria Program

Potret Kemiskinan Kalimantan Tengah dan Kegiatan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015

PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA UNTUK MASYARAKAT 2012

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

PENYEMPURNAAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN MENGGUNAKAN KARTU

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS 2008

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Penerapan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Bagi Konsumen Rumah Tangga Daya 900 VA. Bandung, 12 Januari 2017

Upaya Peningkatan Efektifitas Penanggulangan Kemiskinan Melalui Peningkatan Ketepatan Sasaran dan Penajaman Alokasi Anggaran Program di Daerah

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan.

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi

SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS

Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

BASIS DATA TERPADU 1

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

BDT. Pendahuluan BASIS DATA TERPADU

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

PERATURAN ORGANISASI IKATAN MOTOR INDONESIA NOMOR : 008/IMI/PO/II/2016

Pengelolaan dan Mekanisme Pemutakhiran Program Penanganan Fakir Miskin untuk Mempertajam Program Pengentasan Kemiskinan

TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Disajikan Oleh: DENI SUARDINI DIREKTUR PLP BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT RAPAT KOORDINASI APIP BANDUNG, RABU, 2 OKTOBER 2013

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

Nomor : 7396/H/TU/ Juni 2014 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2013/2014

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN RUMAH TANGGA DAYA 900 VA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu?

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

Oleh Bambang Mulyadi Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat DITJEN PEMBERDAYAAN SOSIAL

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

Transkripsi:

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K (TNP2K) Juli 2013

KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL (KPS) TRACKING SYSTEM Setelah menerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS), kirim SMS ke 0857-7111-7000 Dengan pesan: NOMOR KPS#NAMA KEPALA RUMAH TANGGA Contoh: 888bdt#Sugiarto KPS merupakan penanda rumah tangga miskin dan rentan sebanyak 15,5 juta rumah tangga. 1

SUMBER DATA PENERIMA KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL (KPS) Basis Data Terpadu (BDT) yang dikelola oleh TNP2K adalah sumber data Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang digunakan untuk Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Pendataan RTS telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang terakhir adalah PPLS pada tahun 2011 dengan metodologi pendataan PPLS 2011 yang telah disempurnakan bersama BPS dan TNP2K untuk meningkatkan akurasi data Pendataan di lapangan untuk mencacah seluruh karakteristik Rumah Tangga sasaran dilakukan oleh BPS. Hasil pencacahan tersebut disampaikan kepada TNP2K untuk diolah sehingga menghasilkan 40% data Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Data tersebut kemudian dikelola sebagai Basis Data Terpadu (BDT). KPS diberikan kepada 25% Rumah Tangga dengan status sosial ekonomi terendah. Sementara jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada bulan September 2012 adalah 11,66%. 2

PERBAIKAN METODE PENGUMPULAN DATA PPLS 2011 Tujuan: menurunkan inclusion dan exclusion error Penyusunan Daftar Awal Rumah Tangga Pre-List Rumah Tangga (Berdasarkan peta kemiskinan yang berasal dari data Sensus Penduduk 2010) + + + Data individual dari program lain Konsultasi dengan Rumah Tangga Miskin Penyisiran Daftar awal Rumah Tangga Disurvei pada PPLS 2011 3

PROSES PENGEMBANGAN BASIS DATA TERPADU Pengumpulan Data (PPLS 2011) BPS Analisis Data & Pengembangan Model PMT TNP2K Basis Data Terpadu Perbaikan Metodologi: Rumah tangga yang disurvei lebih banyak (45% vs. 29% pada tahun 2008) Penggunaan Sensus Penduduk sebagai starting point Pelibatan Komunitas Miskin Variabel yang dikumpulkan lebih banyak Prediksi rumah tangga miskin lebih baik Perbaikan metode Proxy Mean Testing (PMT) 44

PENDATAAN RUMAH TANGGA SASARAN Melibatkan 120.000 pencacah Dengan memanfaatkan daftar awal, pencacah turun ke lapangan untuk melakukan pendataan. Pendataan dilakukan untuk setiap rumah tangga dengan status kesejahteraan terendah (door to door dan bukan sampel). Pendataan dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait variabel yang diduga berkaitan erat dengan status kesejahteraan, seperti: Karakteristik rumah tangga, kondisi sosial ekonomi, keadaan rumah tinggal, kepemilikan aset, dll. Hasil PPLS 2011, diserahkan kepada TNP2K untuk diolah menjadi basis data terpadu. Melakukan pemeringkatan dengan mempertimbangkan variabel penentu dan berdasarkan kondisi wilayah masing-masing. Atau dikenal dengan metode Proxy Means Testing (PMT) 5

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial Ditetapkan oleh K/L atau Pemerintah Daerah penyelenggara Program Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial Kriteria diterapkan kepada Basis Data Terpadu Jamkesmas Bantuan Siswa Miskin Program Keluarga Harapan Raskin Daftar nama dan alamat individu/ keluarga/ rumah tangga sasaran masing-masing program Program Perlindungan Sosial lainnya Dengan Sasaran Individu/Keluarga/Rumah Tangga 6

PERSENTASE PENDUDUK DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG HAMPIR SAMA 60 % Exclusion Error 40 % 25 % 11,66% Hampir Miskin / Rentan Miskin Mencakup 24,7 Juta Rumah Tangga, Sekitar 96,4 Juta Jiwa Mencakup 15,5 Juta Rumah Tangga atau 65,6 Juta Jiwa Inclusion Error Mencakup 5,7 Juta Rumah Tangga atau 28,6 Juta Jiwa 7

MEKANISME PENENTUAN CALON PENERIMA KPS Fakta Konsekuensi Perbedaan siapa yang berhak dan tidak dalam menerima KPS tidak bisa dilihat secara kasat mata, tanpa membedah kondisi variabel penentu lainnya. Metodologi pemeringkatan calon penerima KPS menggunakan kombinasi berbagai variabel penenentu dengan mempertimbangkan kondisi wilayah masing-masing, membuat penentuan calon penerima KPS tidak mudah dijelaskan. Ada dinamika sosial ekonomi yang terjadi dari tahun 2011 ke tahun 2013, yang memungkinkan terjadinya perubahan status sosial ekonomi masyarakat. Ada yang terlihat lebih miskin tidak menerima KPS dibandingkan dengan yang terlihat mampu. Tidak bisa membedakan hanya dengan melihat satu aspek, seperti kepemilikan aset. (Contoh: RTS yang tidak memiliki sepeda motor tidak berarti lebih berhak daripada yang punya sepeda motor). Ada masyarakat yang masih menerima KPS tapi kondisinya sudah tidak lagi miskin. 8

RUMAH TANGGA MANA YANG LEBIH BERHAK MENERIMA KPS? Secara kasat mata terlihat lebih berhak menerima KPS Lebih berhak menerima KPS karena kondisi anggota keluarga lain tidak bekerja, dan memiliki jumlah tanggungan lebih banyak, dan kondisi pasangan tidak bekerja. 9

PERBANDINGAN KONDISI HIDUP TIAP 10 KEPALA RUMAH TANGGA Kelompok kriteria Detail kriteria Jakarta Utara Penerima KPS Rentan Non-KPS Muko Muko Penerima KPS Rentan Non-KPS Rata-rata Nasional Penerima KPS Rentan Non-KPS Karakteristik rumah tangga Kondisi sosial ekonomi Keadaan rumah tinggal Status Ka RT: Menikah 8 7 8 8 8 7 Status Ka RT: Tunggal perempuan 2 2 1 2 1 2 Tingkat pendidikan Ka RT: SD 4 3 4 3 4 4 Tingkat pendidikan Ka RT: SMA 2 3 0 1 1 1 Status kepemilikan rumah: Milik sendiri 4 5 8 9 8 8 Dinding terluas adalah tembok 6 8 1 2 4 6 Lantai terluas bukan tanah 8 8 7 8 6 8 Kepemilikan aset Telepon seluler 7 7 7 8 5 6 Kendaraan: sepeda motor 1 3 4 6 2 4 *) dibaca sebagai rata-rata, bukan kondisi tiap 10 kepala rumah tangga 10

JUMLAH SASARAN BLT 2008 & BLSM 2013 11

PENGALAMAN INTERNASIONAL TERKAIT DENGAN TINGKAT AKURASI PENTARGETAN RUMAH TANGGA Akurasi Pentargetan 40% penduduk dengan status sosial ekonomi terbawah di beberapa Negara 83% 80.9% 79.5% 62.4% SUF cash transfer (Chile) RPS conditional cash transfer (Nikaragua) PRAF cash transfer (Honduras) Progresa conditional cash transfer (Mexico) Sumber: Coady et al. 2004. 12

PENGELUARAN RATA-RATA PADA PERCENTILES 25 Propinsi Jumlah Rumah Tangga Rata-Rata Jumlah Anggota RT Pengeluaran Rata- Rata Rp/Perkapita/ Bulan Pengeluaran RT/bulan Aceh 356,720 4.9 407,654 2,007,231 Upah Minimum Tahun 2012 Sumatera Utara 746,220 5.1 327,238 1,658,148 1,200,000 Sumatera Barat 275,431 4.8 384,033 1,856,727 1,150,000 Riau 227,656 5.8 420,964 2,432,675 1,238,000 Jambi 162,779 4.7 369,108 1,732,017 1,142,500 Sumatera Selatan 419,579 4.3 306,891 1,327,721 1,195,220 Bengkulu 121,574 4.3 321,077 1,394,543 930,000 Lampung 573,954 4.1 323,567 1,340,797 Bangka Belitung 41,635 5.8 421,876 2,462,022 1,110,000 Kepulauan Riau 64,732 4.8 468,218 2,251,389 DKI Jakarta 226,462 3.4 502,335 1,721,472 1,529,150 13

PENGELUARAN RATA-RATA PADA PERCENTILES 25 Propinsi Jumlah Rumah Tangga Rata-Rata Jumlah Anggota RT Pengeluaran Rata- Rata Rp/Perkapita/ Bulan Pengeluaran RT/bulan Jawa Barat 2,615,790 3.9 290,242 1,118,233 Jawa Tengah 2,482,157 3.8 261,794 986,387 Upah Minimum Tahun 2012 Di Yogya 288,391 3.7 312,424 1,146,131 892,660 Jawa Timur 2,857,469 3.7 282,203 1,035,106 Banten 526,178 4.5 307,611 1,387,387 1,042,000 Bali 151,924 4.2 320,311 1,339,272 967,500 Nusa Tenggara Barat 471,566 3.8 273,496 1,031,135 1,000,000 Nusa Tenggara Timur 421,799 4.9 312,068 1,529,751 925,000 Kalimantan Barat 233,922 4.8 307,041 1,478,369 Kalimantan Tengah 83,711 4.2 369,512 1,557,907 1,327,459 Kalimantan Timur 161,592 4.7 351,274 1,652,730 1,177,000 14

PENGELUARAN RATA-RATA PADA PERCENTILES 25 Propinsi Jumlah Rumah Tangga Rata-Rata Jumlah Anggota RT Pengeluaran Rata- Rata Rp/Perkapita/ Bulan Pengeluaran RT/bulan Upah Minimum Tahun 2012 Kalimantan Selatan 147,718 5.2 482,491 2,491,395 1,225,000 Sulawesi Utara 161,089 4.7 327,522 1,523,947 1,250,000 Sulawesi Tengah 201,239 4.7 326,300 1,542,091 885,000 Sulawesi Selatan 484,617 4.5 257,591 1,149,533 1,200,000 Sulawesi Tenggara 158,716 4.2 297,324 1,256,949 1,032,300 Gorontalo 89,918 4.6 301,266 1,376,153 837,500 Sulawesi Barat 75,453 5.1 240,211 1,220,668 Maluku 119,825 5.3 335,572 1,766,303 975,000 Maluku Utara 55,531 6.0 417,497 2,495,597 960,498 Papua Barat 90,547 5.4 541,815 2,899,545 1,450,000 Papua 435,003 4.3 473,571 2,049,672 INDONESIA 15,530,897 4.1 352,791 1,449,601 15

PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA MANFAAT Penambahan atau pengurangan daftar penerima idealnya dilakukan dengan melakukan pendataan ulang dan prosedur Proxy means testing untuk mengetahui urutannya. Dibutuhkan biaya yang besar Pengusulan Daftar rumah tangga baru dapat menjadi tidak terkendali karena karakteristik rumah tangga yang hampir sama Second best menggunakan komunitas tanpa perubahan kuota 16

MEKANISME PENGGANTIAN RUMAH TANGGA PENERIMA KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL MELALUI MUSYAWARAH DESA/KELURAHAN Musyawarah Desa/Kelurahan merupakan forum pertemuan musyawarah di desa/kelurahan yang melibatkan aparat desa/kelurahan, kelompok masyarakat desa/kelurahan dan perwakilan RTS-PM Raskin dari setiap Satuan Lingkungan Setempat (SLS) setingkat dusun/rw untuk memutakhirkan Daftar Penerima Manfaat (DPM) Musyawarah desa/kelurahan atau musyawarah kecamatan dapat dilakukan untuk menetapkan kebijakan lokal mengenai kepesertaan, yang bertujuan untuk mengganti rumah tangga. 17

RUMAH TANGGA SASARAN (RTS) PENGGANTI DAN YANG DIGANTI A. RUMAH TANGGA YANG DIGANTI. Adalah RT penerima KPS yang: 1. Tercatat lebih dari satu kali (retur) 2. Tidak bertempat tinggal di desa bersangkutan (retur) 3. Seluruh anggota rumah tangga meninggal dunia (retur) 4. RTS mengembalikan KPS secara sukarela karena merasa tidak layak 5. Teridentifikasi bukan rumah tangga miskin berdasarkan Musyawarah Desa/Kelurahan B. RUMAH TANGGA PENGGANTI. Adalah RT yang: 1. Rumah tangga miskin dan diprioritas bagi rumah tangga yang: a. Memiliki jumlah anggota rumah tangga lebih besar, b. Kepala rumah tangganya perempuan (Orang Tua Tunggal beranak), c. Kondisi fisik rumahnya kurang layak huni, dan/atau d. Berpenghasilan lebih rendah dan tidak tetap. 2. Bertempat tinggal di desa bersangkutan C. Jumlah RTS Pengganti dengan Jumlah RTS yang diganti HARUS SAMA SESUAI KUOTA AWAL. 18

MEKANISME DISTRIBUSI & PEMUTAKHIRAN PENERIMA KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL (KPS) 2 PT Pos Mencetak dan Mengirimkan KPS Daftar Awal Nama & Alamat 9 PT Pos Kartu yang terkirim, diterima Rumah Tangga Sasaran (RTS) Data Nama dan Alamat Pengganti Basis Data Terpadu Data dengan Nama dan Alamat Kemensos 3 10 PT Pos Mencetak 4 dan Mengirimkan KPS kepada RT Pengganti 5 Kartu yang tidak terkirim menjadi Kartu Retur. Jumlah kartu retur diberikan ke Desa/Kelurahan Rumah Tangga yang merasa tidak berhak, menyerahkan KPS ke Posko 1 6 Pengesahan RT Pengganti oleh Kemensos Rekap RT Pengganti Seluruh Indoneisa Musyawarah Desa/Kelurahan Kepala Desa/Lurah melaksanakan Musdes/Muskel menentukan Rumah Tangga yang Diganti dan Pengganti. RT Pengganti mengisi dan memegang formulir SKRTM. 8 7 Daftar (Rekap) Rumah Tangga Pengganti di-entry di Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) 19

PENGGUNAAN KPS DAN SKRTM UNTUK PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL KPS digunakan oleh Rumah Tangga Sasaran (RTS) untuk mendapatkan seluruh manfaat program Raskin, Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Program Jamkesmas dan PKH menggunakan kartu masing-masing. Rumah Tangga Pengganti hasil Musyawarah Desa/Kelurahan mendapatkan KPS melalui proses penggantian KPS oleh Kemensos dan PT Pos Indonesia. Sementara menunggu penyaluran KPS bagi RT Pengganti, RT Pengganti mengisi dan memegang Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin (SKRTM) SKRTM yang dipegang RT Pengganti hanya dapat digunakan untuk mendapatkan Program Raskin dan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Pembayaran BLSM bagi RT Pengganti harus tetap menggunakan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang akan didapatkan RT Pengganti melalui proses penggantian. A. HARAP DIISI DENGAN HURUF CETAK DAN MENGGUNAKAN TINTA HITAM B. PETUNJUK PENGISIAN SK-RTM LIHAT PADA BAGIAN BELAKANG BLANGKO INI C. BLANGKO INI WAJIB DITANDATANGANI DAN DISTEMPEL OLEH KEPALA DESA/LURAH KETERANGAN WILAYAH KELURAHAN/DESA : KECAMATAN : KABUPATEN/KOTA : PROVINSI : KETERANGAN RUMAH TANGGA PENGGANTI (Diisi oleh rumah tangga sasaran dengan didampingi oleh petugas atau aparat desa/kelurahan) 1 NOMOR KTP / NIK KEPALA RUMAH TANGGA : 2 NAMA KEPALA RUMAH TANGGA : NAMA PASANGAN KEPALA RUMAH TANGGA : NAMA ANGGOTA RUMAH TANGGA LAIN : 3 ALAMAT : 4 JUMLAH ANGGOTA RUMAH TANGGA ORANG RT: RW: KODE POS : 5 KEPEMILIKAN KARTU: A. JAMKESMAS 2013* B. PKH* Disahkan oleh: Kepala Desa/Lurah* ( ) * Bubuhkan Nama Lengkap dan Tandatangan SURAT KETERANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (SK-RTM) SYARAT DAN KETENTUAN : 1 SK-RTM ini dapat digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2 SK-RTM ini tidak dapat dipindahtangankan PERHATIAN *Isi dengan tanda silang (X) jika rumah tangga memiliki kartu 3 SK-RTM ini harus disimpan dengan baik, kehilangan atau kerusakan SK-RTM menjadi tanggung jawab pemegang SK-RTM Tanggal/Bulan/Tahun / / Hari(2) Bulan(2) Tahun (4) Nama dan Tanda Tangan Kepala Rumah Tangga* ( ) 20

MASALAH KETEPATAN SASARAN & SOLUSINYA

MASALAH LAPANGAN KETEPATAN SASARAN & SOLUSINYA (1) MASALAH/SITUASI LAPANGAN WARGA MERASA TERMASUK MISKIN Sasaran ditetapkan untuk 25% RT dengan status sosial-ekonomi terendah Kondisi masyarakat di sekitar 25% sangat mirip karena itu memang sulit membedakan dengan mereka yang sedikit berada di atas garis 25% SOLUSI Musdes/Muskel diharapkan memberi persetujuan final nama/alamat RT yang berhak mendapatkan KPS dan BLSM WARGA TANPA STATUS DOMISILI TETAP MERASA TERMASUK MISKIN PPLS mendata penduduk tanpa status domisili (RT/RW 0) apabila memiliki tempat tinggal (rumah) dan berniat menetap dalam waktu lebih dari 6 bulan di daerah tersebut dan diarahkan oleh aparat setempat. Jika memang sangat dirasakan berhak oleh masyarakat setempat, maka dapat dimasukkan sebagai RT Pengganti berdasarkan keputusan Musdes/Muskel 22

MASALAH LAPANGAN KETEPATAN SASARAN & SOLUSINYA (2) MASALAH/SITUASI LAPANGAN WARGA MENDAPAT RASKIN TAPI TIDAK DAPAT KARTU Dapat terjadi karena pembagian Raskin sering tidak mengikuti aturan, dan sering terjadi bagi rata, sehingga mendapat Raskin namun sesungguhnya tidak masuk dalam sasaran BLSM. Bisa juga ada warga yang pernah mendapatkan Raskin di periode lalu, namun kemudian Desa/Kelurahan terkait telah melaksanakan Musdes/Muskel dan mengganti RT ybs. SOLUSI Musdes/Muskel diharapkan memberi persetujuan final nama/alamat RT yang berhak mendapatkan KPS dan BLSM 23

MASALAH LAPANGAN KETEPATAN SASARAN & SOLUSINYA (3) MASALAH/SITUASI LAPANGAN KETIDAKCOCOKAN NAMA/ALAMAT/NOMOR KK DAN INFORMASI LAIN DI KARTU Nama Kepala RT tidak sama Kepala RT sudah meninggal, pasangan/anggota RT lain masih ada RT SASARAN TELAH PINDAH RT Sasaran telah pindah, sehingga KPS tidak terkirimkan Klarifikasi dengan PT Pos terkait definisi pindah SOLUSI Surat Keterangan Aparat, Surat Keterangan Aparat / Surat Kematian, BLSM diambil oleh pasangan/anggota RT lainnya PT Pos tetap membayar sepanjang salah satu dari tiga nama di KPS datang dengan identitas yang sah Musdes/Muskel mengganti dengan RT lain di wilayahnya. RT Sasaran yang telah pindah, jika memang dipandang pantas oleh Desa/Kelurahan baru, maka diusulkan lewat Musdes/Muskel 24

PERAN PEMERINTAH DAERAH 25

PERAN PEMERINTAH DAERAH (1) 1. Menyosialisasikan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) kepada seluruh masyarakat 2. Memastikan Musdes/Muskel terlaksana di semua daerah dengan baik untuk memastikan ketepatan sasaran penerima KPS dan Program P4S hasil akhirnya adalah Daftar Rumah Tangga Pengganti yang rekapitulasinya akan di-entry oleh Petugas PT. Pos 3. Memantau pelaksanaan pembagian KPS dan penyaluran P4S di daerahnya masing-masing dengan memfungsikan TKPK, Camat, TKSK dan Kepala Desa / Lurah 4. Menyelesaikan penanganan pengaduan masyarakat dalam pelaksanaan P4S dan pembagian KPS secara berjenjang dari tingkat Desa/Kelurahan sampai Kabupaten/Kota. 26

PERAN PEMERINTAH DAERAH (2) 5. Meningkatkan koordinasi internal (Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan Timkor Raskin) dan koordinasi eksternal dengan PT. Pos, kelompok masyarakat dan kepolisian dalam pelaksanaan P4S dan pembagian KPS serta penanganan pengaduan masyarakat. 6. Mengoptimalkan inisiatif daerah dalam penyelesaian masalah terkait P4S dan KPS sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan daerah. 7. Bupati dan Walikota menerbitkan instruksi kepada Camat dan Kepala Desa/Lurah sebagai tindak lanjut dari Instruksi Mendagri. Telah dikeluarkan Surat Instruksi Menteri Dalam Negeri kepada seluruh Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan Kepala Desa/Lurah untuk kelancaran pembagian KPS dan penanganan pengaduan.

TINDAK LANJUT PEMBAGIAN KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL (KPS) Surat Instruksi Menteri Dalam Negeri: Menginstruksikan kepada Camat dan Kepala Desa/Lurah untuk Membentuk Posko Pengaduan KPS di kecamatan dan di Desa/Kelurahan. Menginstruksikan kepada Camat untuk berkoordinasi dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) menangani dan menyelesaikan pengaduan masyarakat. Menginstruksikan Kepala Desa/Lurah untuk melaksanakan Musyawarah Desa (Musdes)/Musyawarah Kelurahan (Muskel), menangani, dan menyelesaikan pengaduan masyarakat mengenai kepesertaan. Musdes/Muskel adalah forum untuk memutakhirkan dan menetapkan rumah tangga yang diganti dan pengganti. Menginstruksikan kepada Kepala Desa/Lurah untuk mensosialisasikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS). 28

TUGAS KEPALA DESA/LURAH 1. Mendampingi PT. Pos dalam mendistribusikan KPS. 2. Berkoordinasi dengan PT.Pos untuk memperoleh rekapitulasi (jumlah) kartu retur di desa/kelurahannya. 3. Menerima Kartu yang dikembalikan oleh masyarakat secara sukarela 4. Membentuk Posko Pengaduan KPS: a. Menyampaikan informasi tentang P4S. b. Menghimbau masyarakat untuk mengirimkan SMS konfirmasi penerimaan KPS. c. Menghimbau agar rumah tangga yang jelas-jelas kaya untuk mengembalikan KPS. d. Menangani pengaduan masyarakat: Menyelesaikan pengaduan di tingkat masyarakat. Meneruskan pengaduan melalui mekanisme LAPOR!UKP4. 5. Melakukan Musyawarah Desa/Kelurahan: a. Menetapkan nama rumah tangga yang akan diganti. b. Konsolidasi jumlah rumah tangga yang dapat diganti (sejumlah RT kartu retur + RT dari butir 3 + RT dari butir 5a). c. Menetapkan nama rumah tangga pengganti (tidak boleh melebihi kuota). 6. Berkoordinasi dengan TKSK di kecamatan mengenai: a. rekapitulasi (jumlah) rumah tangga yang diganti dan pengganti, serta KPS yang ditarik. b. Memperoleh blangko SKRTM dari TKSK sejumlah rekapitulasi (jumlah) rumah tangga pengganti. 7. Membantu RT Pengganti mengisi SKRTM dan mengesahkannya dengan tanda tangan Kepala Desa/Lurah 8. Menyampaikan SKRTM kepada rumah tangga pengganti. 29

TUGAS, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB TKSK: MENGAWAL PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA KPS 1. Koordinator dan Fasilitator: Menjembatani proses koordinasi dan fasilitasi antara rumah tangga, aparat desa/kelurahan dan kecamatan, maupun PT.Pos: Formulir Rekapitulasi Pengganti Rumah Tangga SKRTM Pengesahan penggantian 2. Administrator: Melakukan rekapitulasi hasil musdes/muskel, antara lain jumlah data penggantian/frp, jumlah SKRTM Melakukan penyuluhan/sosialisasi Melakukan pendampingan 30

INFORMASI LEBIH LANJUT: TNP2K http://tnp2k.go.id KPS http://kps.tnp2k.go.id BLSM www.kompensasi.info Basis Data Terpadu http://bdt.tnp2k.go.id TERIMA KASIH 31